Anda di halaman 1dari 70

Sharing Knowledge About RFnD

(BIGTV)

Created by RFnD Team :


• Pardomuan Sinaga
• Arief Darmanwan
• Siti Mutmainah
• Fahmi
Satellite Communication

Space Sation

G/T EIRP

EIRP G/T

SB-TX SB-RX

Master Station
BIGTV RF Configuration

Lippostar 1
Satellite A

1 7

C-Band Ku-Band

2 Ku-Band
8
6
TVRO ODU
4.5m 0.75m

3
IRD TV
9 STB Monitor
5
4

Modulator HPA
Uplink Antenna 7.3m
 Downlink-Contribution / Source 1 2 3

 Uplink 4 5 6 7

 Downlink-Distribution / Delivery 8 9
Downlink –Contribution / Source
RFnD
• Source - TVRO

 TVRO (Television Receive Only) : antena parabolik berfungsi memfokuskan


signal yang diterima dari satelit ke LNB dan juga sebagai penguat pasif.
 Tipe antena TVRO yang digunakan IMTV adalah “Prime Focus”.
• Source – TVRO - Type
RFnD

Prime Focus : posisi feed antena berada


di depan reflektor di titik pusat axialnya.

Offset : posisi feed antena berada di


depan di posisi offset.

Cassegrain : posisi feed antena berada di


hub dan secondary reflector berbentuk
cembung menghadap feed antena.

Gregorian : posisi feed antena berada di


hub dan secondary reflector berbentuk
cekung menghadap feed antena.
• Source – TVRO - Type
RFnD

 Jumlah fixed TVRO yang dimiliki oleh BIGTV adalah 15 unit.


 14 unit berada di rooftop sesuai layout di bawah ini. TVRO tersebut merupakan
buatan China, merk Eight Limited dan type GSR450.
 1 unit berada di site uplink dimana TVRO ini buatan lokal.
RFnD • Source - LNB
 LNB (Low Noise Block) yang digunakan oleh IMTV untuk TVRO adalah PLL
LNB C-Band.
 Berfungsi mengubah frekuensi C-band menjadi L-band serta
menguatkannya.
 Merupakan perangkat aktif yang butuh catu daya 13 – 18 Volt DC.
 Tipe : Extended  Tipe konektor : F-type
C-band PLL 75Ohm
 Merk : CalAmp
dan Norsat
 LO : 5150 MHz
 Input freq : 3.4
– 4.2 GHz
 Tipe polarisasi :
linier (vertikal atau
horizontal)
RFnD
• Source - Arrester

 Berfungsi sebagai pengalih


arus/tegangan luar yang berasal dari
petir dan lainnya.
 Arus/tegangan luar tersebut akan
dialihkan ke grounding.
 Perangkat setelah arrester seperti L-
band splitter dan IRD, tidak terkena
dampak dari arus/tegangan luar
tersebut.
• Source - LBand Splitter
RFnD

 Tipe yang digunakan IMTV : active L-band splitter.


 Berfungsi membagi/memecah inputan dari LNB ke beberapa output (ke
IRD).
 Memberi catu daya DC ke LNB sebesar 18 VDC jika LNB power pada splitter
di-set “ON”.
Indikator LNB
Power
Saklar LNB Power Indikator Power Supply

L-Band Out Power Supply in

L-Band In
Uplink System
• UpLink - Transport
RFnD Stream

to Modulator

Keluaran Mux sudah berupa IP diteruskan ke Modulator via


Fiber Optic.
Kenapa Fiber Optic?aman, penurunan kualitas sinyal < kecil
Sistem komunikasi optik, SFPheadendFOSFPuplink
Connector LC-SC, untuk kabel single mode dan bisa dicopot
pasang. Konektor ini tidak terlalu mahal, simpel, dan dapat
diatur secara manual akurasinya dengan perangkat.
• UpLink – Transport
RFnD Stream - Connection
• UpLink – Modulator
RFnD M6100

 Modulator
 Memodulasi/menumpangkan informasi ke dalam signal pembawa.
Modulator yang digunakan oleh BIGTV adalah Newtec M6100.

 Newtec M6100
 Input informasi yang digunakan adalah IP Transport Stream dengan
2 port input (Data 1 dan Data 2).
 Output berupa signal analog dalam range frekuensi Lband, dengan
range power dari -30dBm sampai 10dBm.
 BIGTV menggunakan 2 unit M6100 untuk setiap 1 transport stream
yang berjalan secara redundant.
 IP management M6100-main : 192.168.150.2 – 192.168.150.8
 IP management M6100-backup : 192.168.151.2 – 192.168.151.8
 Output M6100-main terkoneksi dengan port A di AZ212.
 Output M6100-backup terkoneksi dengan port B di AZ212.
• UpLink – M6100 -
RFnD Monitoring Indicators
• UpLink – M6100 - GUI
RFnD

Modulator main - active

Modulator backup -
standby
• Uplink – M6100 -
RFnD Modulation Code

 DVB-S2, 8PSK with CCM


 FEC : 3/5
 Syombol rate : 30 MSps
 Roll of factor : 20%
 Pilot : ON
 Frame length : Normal
 Bandwidth : 36 MHz
• Uplink – M6100 -
RFnD Modulation Code

Berikut adalah list frekuensi Tx yang digunakan oleh BIGTV :

L.O. Up converter Lband Tx


TS Transponder Tx Freq [MHz]
[MHz] [MHz]

1 K52 14239 12800 1439

2 K54 14279 12800 1479

3 K56 14319 12800 1519

4 K58 14359 12800 1559

5 K60 14399 12800 1599

6 K62 14439 12800 1639

7 K64 14479 12800 1679


• UpLink – M6100 -
RFnD Alarms
• UpLink – M6100 -
RFnD Alarms
• UpLink – M6100 -
RFnD Alarms
• UpLink – AZ212 –
RFnD Redundant Switch
• UpLink – AZ212 - GUI
RFnD
• UpLink – AZ212 –
RFnD Monitoring Indicators
• UpLink – AZ212 -
RFnD Alarms
• UpLink – AZ212 -
RFnD Alarms
• UpLink – Etl L-Band
RFnD Combiner 16:1

• Input : 12 L-Band dari Switch


• Proses : Menggabungkan 12 input menjadi 1 output
• Cable : RG 400 (50 Ohm)
• Conector : N connector
• Output : L-Band
Port Cariier BIG TV Port VSAT, SNG, DLL Diterminasi
RFnD
• UpLink – AUPC

 AUPC akan merespon setiap detik perubahan level beacon yang diterima
dengan akurasi perubahan 0,1dB/sec. Artinya, jika level beacon berubah 0,1
dB dalam 1 detik maka nilai attenuasi akan berubah 0,1dB pada detik itu
juga.
 Beacon adalah signal identitas yang dimiliki oleh setiap satelit pada
frekuensi dan polarisasi tertentu. Umumnya setiap satelit memiliki beacon
yang berbeda – beda.
• UpLink – Peak
RFnD Communcationa AUPC 7001
 Input : Signal L-Band dari L-Band Combiner
dan Beacon signal dari LNB.

 Proses : Mengontrol besar power


yang diteruskan. Jika terdeteksi level beacon
turun dari level clear sky, maka AUPC akan
mengurangi nilai attenuasi sehingga power
yang diteruskan semakin besar.

 Nilai attenuasi pada kondisi clear sky adalah


8dB.

 Output : Signal Analog L-Band (950 –


2150 MHz) Menuju BUC Controller.
• UpLink – Peak
RFnD Communcationa AUPC 7001

Input (from L-band


Combiner)

Bypass connection

Output (to BUC)


Input breacon (from
antenna 7.3m)
• UpLink – AUPC –
RFnD Monitoring Display

 Automatic Mode : mode dimana AUPC akan secara otomatis menyesuaikan


power yang diteruskan berdasarkan perubahan level beacon yang diterima.
 Corected CSL (Clear Sky Level) : merupakan nilai yang dapat dan ditentukan
pada saat melakukan konfigurasi awal ataupun kalibrasi. Pada saat penetapan
level CSL, pastikan pointing antena sudah benar, tidak ada obstacale dan
kondisi cuaca benar-benar cerah.
 Beacon Level : level beacon yang terdeteksi pada saat itu (real time).
 Attenuation : nilai attenuasi pada kondisi beacon level tersebut di atas.
• UpLink – Peak Communications
RFnD BUC Controller

 Input : Signal L-Band Dari


AUPC.

 Proses : Mengontrol
redudansi dari PBU-A dan PBU-B.

 Output : Signal L-Band


menuju PBU (Power Block Up-
converter).

Input (from AUPC) Output (to PBU-A)

Output (to PBU-A)


• UpLink – PBU (Power
RFnD Block Up-converter)

 Input : Signal L-Band dari BUC


Controller
 Proses : merubah signal dalam
range frekuenasi L-band menjadi range
frekuensi Ku-band. Dengan L.O freq 12.8
GHz
 Output : KU-Band menuju splitter
yang didistribusikan ke tiga unit TWTA.
• UpLink – TWTA – CPI TL12UO
RFnD 1.25kW Superlinier

 TWTA (Travelling Wave Tube Amplifier) : merupakan penguat signal RF ke


dalam range signal microwave dengan menggunakan “vacuum tube” sebagai inti
penguatannya.

 Input: Signal dalam range


Ku-band dari Phase Splitter
 Proses: penguatan signal RF
 Power Peak : 1,25 kW (60,97
dBm)
 Batas alarm Power: 540 W
(57,32 dBm)
 Batas Maksimal Switch Off:
600 W (57,80 dBm)
 Output: signal dalam range
Ku-band with High Power
menuju Phase Combinner
dan Dummy Load
• UpLink – TWTA
RFnD Monitoring System

 Z1, Z2, Z3 : Phase Converter

 SW1, SW2, SW3 : Switcher

 PA1, PA2, PA3 : HPA/TWTA

 HY1, HY2 : Magic T


• UpLink – TWTA
RFnD Monitoring System

TWTA 1 TWTA 2 TWTA 3


• UpLink – TWTA
RFnD Monitoring System

 RF Out : Besar Daya Yang dipancarkan Oleh


HPA (Watt)
 Attenuation : Besar Redaman daya pada saat
tidak ada Hambatan Signal.
 Heater I : Nilai besaran arus pemanas TWTA
 Helix I :
 Blower Speed : Kecepatan Pendingin TWTA
 Cabinet Temp : suhu casing
 Refl RF : daya yang dipantulkan kembali.
 Tube Temperature : suhu tube atau tabung
penguat
 Heater V : Nilai Besaran Voltasi Pemanas
TWTA
 Blower V : Nilai Besaran Voltase Blower
TWTA
 RF Drive:
• UpLink – Dummy Load
RFnD

 Dummy Load adalah beban semu atau


beban tiruan sebagai pengganti antena,
dengan nilai impedansi tertentu, bisa
50 ohm, 75 ohm, atau 300 ohm.
 Kapasitas power yang bisa diredam
2KW.
• UpLink – Phase
RFnD Combiner

 Input: KU band High Power dari 2 TWTA Main


 Proses: Penggabungan Phase dari 2 phase menjadi 1 phase penjumlahan
sehingga powernya merupakan penjumlahan dari 2 unit TWTA.
 Output: KU band High Power menuju Antenna melalui Wave Guide
Rectangular.
• UpLink – Antenna
RFnD Vertex 7.3m

 Antena ini berfungsi mengarahkan


(transmit) carrier BIGTV ke satelit Lippostar
1 (JCSAT 4B) dan sebagai penguat pasif.

 Juga sebagai antena penerima untuk signal


beacon JCSAT 4B (ke AUPC) dan carrier
BIGTV (Off air monitoring).

 Type antena adalah Cassegrain.

 Memiliki 2 port Tx dan 2 port Rx, namun


hanya 1 port Tx yang digunakan (port
Vertikal) dan 1 port Rx (port Horizontal).

 Maksimum kapasitas power port Tx adalah


2kW.
• UpLink – Cassegrain
RFnD Antenna

 Pada antena cassegrain memiliki dua


reflektor yang berbentuk paraboloid
dan sebuah sub reflektor yang
berbentuk hiperboloid. Sinyal yang
diterima dari satelit dipancarkan oleh
reflektor utama (main reflektor )
menuju feed
• UpLink – Antenna -
RFnD Transmit

 Koordinat lokasi antena : 6°13’09” Lintang


Selatan dan 106°37’23” Bujur Timur.
 Ketinggian lokasi dari permukaan laut : 18 m
 Tinggi antena dari permukaan tanah : 5 m
 Sudut Elevasi antena : 68.4°
 Sudut Azimuth antena : 71°
 Sudut Skewing LNB : 70.1°
 Estimasi EIRP @clear sky untuk 7 carrier
BIGTV : 78.45 dBW (ketentuan dari Jsat)
 Estimasi EIRP @maximum AUPC untuk 7
carrier : 86.45 dBW
 Feeder loss : 1.5 dB
 Antenna gain : 58.1 dBi
 Phase combiner losses : 0.5 dB
• UpLink – Antenna -
RFnD Transmit

 EIRP (Effective Isotropic Radiated Power) : energi efektif yang didapat pada
main lobe antena pemancar dari hasil perbandingan terhadap antena isotropic.

EIRP = Pout + Gt – Feeder loss

Pout [dBW] : output power HPA, untuk topik ini


diambil dari output phase combiner.

Gt [dBi] : besar penguatan antena pemancar


terhadap antena isotropic.

Feeder loss [dB] : dalam topik adalah redaman


waveguide + redaman phase combiner.

 G/T (Antenna gain to Noise temperature) : merupakan karakteristik


performansi dari antena.
G/T [dB] = Antenna Gain – 10log Tsystem

Tsystem [°K] = antenna noise temperature +


receiver noise temperature (LNA).
Downlink-Distribution / Delivery
Comercial Name : Lippostar 1
• Downlink - Satellite
ITU Name : JCSAT-FO-124E RFnD
Orbital Position : 124°E
Launch Date (Japan Time) : May 16, 2012
Launch Vehicle : Ariane-5ECA
Satellite Bus : Lockeed A2100AX
Frequency Band : Ku-Band
Uplink 13.75 – 14.50 GHz
Downlink 11.45 – 11.70 GHz
12.25 – 12.75 GHz
HPA : 150 W x 44
Transponder Bandwidth : 27 MHz, 36 MHz
Frequency Translation : 1748 MHz, 2290 MHz, 2541 MHz
Polarization : Linear (Horizontal and Vertical)
Beacon Frequency : 11452 MHz Horizontal and Vertical
12247 MHz Horizontal
ITU Service Code : FSS (Fixed Satellite Service)
Nature of Service : CP (station open to public correspondence)
Nature Satellite Operator : SKY Perfect JSAT (Japan)
Operator on Indonesia : Tecnoves International
• Downlink – ODU
RFnD (Outdoor Unit)

1. Reflector

2. LNB Holder

3. LNB support arm

4. Bracket

5. Adjuster

6. Pole

7. Mount foot

8. Bolt
• Downlink – LNBF (Low
RFnD Noise Block-Feedhorn)

 Input frequency : 10.7 – 12.75 GHz

 Output frequency : 950 – 2150 MHz

 L.O : 9.75/10.6 GHz

 BIGTV menggunakan High L.O yaitu 10.6 GHz,


diakifkan dengan 18 VDC dengan tone 22Khz
yang dihasilkan oleh receiver/STB.
• Downlink – Pointing
RFnD ODU – Skewing LNBF

 Skewing LNBF berpengaruh


pada ketepatan dari polarisasi
signal/carrier yang diterima.

 Secara praktikal, untuk


mengatur skewing LNBF BIGTV,
atur posisi konektor sejajar arah
jarum jam 9 atau 3.

 Jika signal/carrier sudah


didapatkan, adjust kembali
skewing LNBF sampai didapat
level signal yang paling tinggi.

Skewing LNBF [70.1°]


• Downlink – Pointing
RFnD ODU – Azimuth

 Azimuth merupakan sumbu horizontal dengan


besaran sudut terhadapat garis arah “Utara”.
Arah Utara sebagai titik nol derajat.

 Secara praktikal, azimuth ODU BIGTV


menghadap Timur. Sedangkan secara
perhitungan sudut azimuth ODU BIGTV adalah
71°.

 Jika signal/carrier sudah didapatkan, adjust


kembali sudut azimuth-nya sampai didapat level
signal yang paling tinggi.

Azimuth [71°]
• Downlink – Pointing
RFnD ODU – Elevation

 Elevasi merupakan sumbu


vertikal dengan besaran
sudut terhadap sumbu
horizontal. Sumbu horizontal
sebagai titik nol derajat.

 Secara perhitungan sudut


elevasi ODU BIGTV adalah
68.4°.

 Jika signal/carrier sudah


didapatkan, adjust kembali
sudut elevasi-nya sampai
Elevasi [68.4°] didapat level signal yang
paling tinggi.
• Downlink – STB (Set
RFnD Top Box)

 Merupakan receiver di sisi end user (BIGTV).


 Input, signal/carrier dalam range frekuensi L-Band.
 Berfungsi menerjemahkan informasi berupa video, audio dan “data” yang
terdapat pada signal/carrier yang diterima.
 Output berupa video, audio dan “data” dalam format SD (port RCA) ataupun
fromat HD (port HDMI).
• Downlink – SC (Smart
RFnD Card)

 Smart Card adalah kartu yang berisi


informasi EMM.
 Berfungsi membuka enkripsi dari informasi
yang terenkripsi tersebut sehingga dapat
ditampilkan.

 8 digit pertama yang


dipakai pada saat
pengecekan di Nagra.

 Posisi pemasangan Smart


Card (SC) pada STB.
• Downlink – RC (Remote
RFnD Control)

Tombol shortcut untuk aplikasi bola (untuk saat ini sudah


tidak digunakan lagi).

Tombol shortcut untuk pilihan resolusi video.

Tombol shorcut untuk “Program option”.

Tombol shorcut untuk EPG dan synopsis.


• Downlink – Frequency
RFnD

No Transponder Transport Frequency Frequency


Stream Ku-band L-band
[MHz] [MHz]
1 Transponder K52 TS-1 12491 1891
2 Transponder K54 TS-2 12531 1931
3 Transponder K56 TS-3 12571 1971
4 Transponder K58 TS-4 12611 2011
5 Transponder K60 TS-5 12651 2051
6 Transponder K62 TS-6 12691 2091
7 Transponder K64 TS-7 12731 2131

Catatan : L.O freq. 10600 MHz


• Downlink – BIGTV
RFnD Carriers

K 52 K 56 K 60 K 64
K 54 K 58 K 62
• Downlink – Signal Level
RFnD

Signal Level on STB Signal Level on Spectrum Analyzer

 Power : daya/level carrier yang diterima atau terukur.


• Downlink – Signal Level
RFnD

 C/N (carrier to noise) : secara umum artinya perbandingan antara level carrier
dengan level noise pada suatu bandwidth.
• Downlink – Signal Level
RFnD

 C/No (carrier to noise density) : secara umum artinya rasio perbandingan


antara power carrier dengan noise power spectral density (normalisasi noise level
relatif pada 1Hz) pada suatu sistem. C/No = Es/No
• Downlink – Signal Level
RFnD

 LKM (Link Margin) : margin dari hasil pengurangan nilai C/No yang didapat
dengan C/No threshold. Semakin besar nilai C/No, semakin besar margin yang
didapat untuk mengantisipasi redaman.

 BER (Bit error rate) : jumlah bit-bit yang error. Semakin tinggi nilai BER maka
kualitas signal/carrier tersebut semakin buruk. Dan sebaliknya, semakin nilai
BER maka kualitas signal/carrier tersebut semakin baik.
• Downlink – Signal Level
RFnD

 BCHB (Bandwidth Channel Bit error rate) : jumlah bit-bit yang error yang
disebabkan oleh kestabilan bandwidth. Semakin kecil nilainya menandakan
bahwa bandwidth-nya stabil sehingga kualitas signal/carrier semakin baik.

 MER (Modulation error rate) : ukuran yang digunakan untuk mengukur


kinerja radio digital (atau TV digital) pemancar atau penerima dalam sistem
komunikasi yang menggunakan modulasi digital.

𝑃𝑠𝑖𝑔𝑛𝑎𝑙
𝑀𝐸𝑅 𝑑𝐵 = 10 log( 𝑃𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 )
• Downlink – Modulation
RFnD Code

 LKM (Link Margin) yang terukur di


(C/No)
spectrum analyzer didapat dengan
menghitung Nilai C/No kemudian
dikurangi dengan Es/No threshold
yang didapat dari hasil perhitungan
terhadap modulasi yang digunakan.
Rain Fade
 Rain fade adalah redaman pada atmosfir sebagai media perambatan
carrier/signal dari stasiun bumi ke satelit atau sebaliknya, yang disebabkan
oleh hujan.

 Dampak dari rain fade :


1. Meredam signal/carrier, disebabkan oleh pembiasan dan penyerapan
gelombang elektromagnetik oleh bulir-bulir air.
2. Sistem noise temperature meningkat, disebabkan oleh bulir air dengan
temperature 300K yang meningkatkan suhu jalur propagasinya
sehingga sistem noise temperature di stasiun bumi meningkat.
3. Degradasi polarisasi, bulir air menyebabakan pembiasan polarisasi dan
akan menambah noise dari polarisasi sebaliknya.

 Rain fade akan lebih berdampak pada carrier dengan range frekuensi tinggi
seperti Ku-band. Karena semakin tinggi frekuensi maka panjang gelombang
semakin pendek. Semakin pendek panjang gelombang maka semakin besar
redaman terhadap hujan. Dimana panjang gelombang hujan adalah sekitar
1.5mm. Misalkan frekuensi Ku-band 12GHz, panjang gelombang adalah
25mm sedangkan pada frekuensi C-band 4 GHz, panjang gelombang 75mm.
Dari keduannya, jika dibandingkan dengan panjang gelombang hujan, maka
frekuensi C-band jauh lebih besar sehingga signal dapat merambat dengan
redaman yang kecil.
RFnD
• Rain Fade - Uplink

 Kondisi hujan terjadi di jalur


atmosfir antara antena pemancar
stasiun bumi dengan satelit.

 Redaman hujan yang dapat


ditanggulangi oleh antena pemancar
BIGTV adalah ≤ 8 dB.

 Jika redaman hujan > 8 dB, maka


akan terjadi outage. Carrier dari
antena pemancar stasiun bumi tidak
sampai ke satelit.

Note : Jika terjadi outage di sisi pemancar stasiun bumi (uplink BIGTV), dampaknya
di pelanggan akan mengalami outage juga (no signal).
• Rain Fade - Downlink
RFnD

 Kondisi hujan terjadi di jalur


atmosfir antara satelit dengan
antena penerima stasiun bumi.

 Rata-rata C/N yang didapat oleh


pelanggan BIGTV dengan
menggunakan ODU 0.75m adalah
15dB. Dimana C/N threshold untuk
signal BIGTV adalah 5.5dB, maka di
sisi pelanggan secara teori hanya
bisa mengatasi redaman hujan
sebesar ≤ 9.5dB. Jika lebih, maka
akan terjadi outage (no signal).

Note : Dampak outage (no signal) yang disebabkan oleh hujan pada kondisi ini
hanya akan dialami oleh pelanggan BIGTV yang terkena hujan.
Sun Outage
 Gerhana satelit yaitu kondisi dimana matahari – satelit – antena penerima
berada dalam satu garis lurus. Mengakibatkan meningkatnya noise pada
signal yang dapat menyebabkan loss signal atau poor signal.

Anda mungkin juga menyukai