Anda di halaman 1dari 6

1. Adaptive Delta Modulation (ADM) Adaptive delta modulation (ADM) merupakan modifikasi dari DM (Delta Modulation).

ADM digunakan untuk mengatasi bising kelebihan beban yang terjadi pada modulator data linear. ADM menggunakan kuantisasi tidak seragam, sehingga sistem akan menyesuaikan besarnya step size menjadi sebanding dengan besarnya sinyal informasi

Prinsip yang mendasari semua algoritma ADM adalah sebagai berikut: Tergantung pada output satu bit quantizer: Jika satu output bit quantizer tinggi (yaitu 1) ukuran langkah dapat ditingkatkan untuk sampel berikutnya. Jika satu output bit quantizer rendah (yaitu 0) ukuran langkah dapat dikurangi untuk sampel berikutnya.

Sifat sifat Adaptive Delta Modulation m(t) yang lebih cepat sehingga bising slope overload bisa diperkecil. Bising kuantisasi lebih besar karena frekuensi m(t) hanya setengah frekuensi clock.

Keuntungan SNRQ meningkatkan dibandingkan dengan Delta Modulation. ADM memiliki variabel ukuran langkah rentang dinamis yang lebih lebar dari DM. Bit Rate Pada ADM Dalam penerapannya modulasi delta adaptif beropasi pada 32 kbps dengan kinerja yang sebanding dengan modulator yang memakai 64 kbps. Modulasi delta adaptif juga dapat bekerja pada 16 kbps dengan sedikit pengurangan dalam kinerjanya. 2. Differential Pulse Code Modulation (DPCM) Differential Pulse Code Modulation adalah peningkatan kualitas pencuplikan dari PCM. DPCM menggunakan sistem

umpan balik yang dapat meningkatkan ketelitian regenerasi sinyal di demultiplexer. DPCM dirancang untuk dapat memanfaatkan keuntungan dari redundancy antar sample dalam gelombang suara. Pada DPCM, sandi-sandi yang dikirimkan (ditransmisikan) adalah nilai selisih (beda) hasil pencuplikan sekarang dengan hasil pencuplikan sebelumnya Bite Rate Pada DPCM Kecepatan yang dihasilkan sama dengan kecepatan PCM, yaitu 64 Kbps. Keuntungan DPCM jumlah bit yang diperlukan untuk proses penyandian menjadi lebih sedikit.

Implementasi DPCM Integrasi analog Integrasi digital Diffential digital

3. Adaptive Pulse Code Modulation ADPCM atau Adaptive Differential PCM pengembangan DPCM dengan

mengkonversi 2 bit DPCM menjadi 1 bit ADPCM. Algoritma ADPCM dirancang untuk membedakan sinyal suara dan sinyal data dan dapat menggunakan kuantisasi adaptif baik cepat maupun lambat. kecepatan ADPCM adalah 32 Kbps. Contoh aplikasinya pada sistem WLL DRA 1900 buatan Ericson. Keuntungan DPCM adalah bisa melakukan penghematan 1 sampai 2 bit daripada PCM standar.

4. Transmisi Baseband Pengertian Transmisi Baseband Transmisi baseband (baseband transmission) adalah jenis transmisi data digital yang setiap media (kawat) hanya membawa satu sinyal, atau kanal, pada satu waktu. Sebagian besar komunikasi yang melibatkan komputer menggunakan transmisi baseband. Termasuk di dalamnya, komunikasi dari komputer ke piranti (printer, monitor, dan sebagainya). Sebuah sinyal baseband ("digital-over-digital" transmisi): Sebuah urutan pulsa listrik atau pulsa cahaya yang dihasilkan dengan cara baris coding skema seperti Manchester coding . Hal ini biasanya digunakan dalam kabel serial , kabel jaringan area lokal , seperti Ethernet , dan dalam komunikasi serat optik. Ini hasil dalam amplitudo pulsa termodulasi sinyal, juga dikenal sebagai kereta pulsa . Keuntungan dari sistem ini adalah: - Biayanya murah, karena dalam sistem ini tidak diperlukan modem. - Bentuk topologinya sederhana. - Mudah dalam instalasi dan maintenance. Kekurangan dari sistem ini adalah: - Kapasitas pengiriman data sangat terbatas karena hanya terdapat satu lintasan data, - Jarak pengiriman sinyal listriknya terbatas. - Untuk area yang luas diperlukan biaya instalasi yang banyak.

Pengamatan pola mata sinyal baseband Eye Pattern Spesifikasi sinyal digital dapat dilihat oleh layar oscilloscope, yang memiliki pola menyerupai pola mata (eye pattern) manusia. Pola ini terbentuk akibat terjadi ulasan berkali-kali terhadap data digital, dengan laju bit yang tinggi. Dengan eye pattern, tampilan bit per bit tidak dapat terlihat, namun spesifikasi atau parameter suatu sinyal digital dapat diketahui. Pola mata sinyal baseband digunakan untuk menilai kualitas sinyal digital biner yang akan ditransmisikan yaitu dengan mengetahui seberapa besar pengaruh derau, Inter Symbol Interference (ISI) dan Jitter (distorsi fasa) yang menyebabkan sinyal menjadi cacat. Karena adanya cacat akan menyebabkan lebar bukaan mata menjadi sempit. Dan semakin sempit lebar bukaan mata maka semakin besar cacat sinyal tersebut. Gambar 11 memperlihatkan salah satu contoh pola mata sinyal baseband 2 level yang terpengaruh oleh ISI dan Jitter. Adapun perhitungan ISI dan Jitter ditunjukkan oleh persamaan berikut:

Gambar Pola Mata

Range jarak amplitude yang disimbolkan oleh D A merupakan ukuran besarnya distorsi yang disebabkan oleh ISI, perbedaan waktu yang memotong sumbu nol yang disimbolkan JT merupakan ukuran besarnya Jitter. Ukuran besarnya noise margin disimbolkan oleh MN dan sensitivitas waktu error disimbolkan oleh ST. Pengujian Sistem seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 2 Sehingga jika mata tertutup, maka ISI meningkat dan jika mata terbuka, maka ISI menurun. ISI (Inter Symbol Interference) Bandwidth pulsa flat tap akan mendekati tak hingga sehingga perlu dibatasi oleh filter. Filter pembatas tersebut mengakibatkan pelebaran pulsa, sehingga

memungkinkan terjadinya interferensi antar simbol yang berdekatan (ISI). ISI selain ditimbulkan oleh efek pemfilteran pada pengirim juga ditimbulkan akibat karakteristik-karakteristik element-element transmisi.

5. Transmisi Passband Sebuah sinyal passband ("digital-analog-over" transmisi): Sebuah dimodulasi gelombang sinyal sinus yang mewakili aliran bit digital. Catatan bahwa ini adalah dalam beberapa buku teks dianggap sebagai transmisi analog , tetapi dalam kebanyakan buku sebagai transmisi digital . Sinyal dihasilkan dengan menggunakan metode modulasi digital seperti PSK , QAM atau FSK . Modulasi dan demodulasi dilakukan oleh modem peralatan. Ini digunakan dalam komunikasi nirkabel, dan melalui jaringan telepon lokal-loop dan kabel-TV jaringan.

Anda mungkin juga menyukai