0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
31 tayangan2 halaman
Dokumen ini memberikan informasi tentang berbagai golongan obat untuk mengobati hipertensi. Terdapat 5 golongan utama yaitu: 1) diuretik, 2) penghambat adrenergik, 3) vasodilator, 4) calcium channel blocker, dan 5) inhibitor sistem renin angiotensin. Setiap golongan memiliki mekanisme kerja yang berbeda dalam menurunkan tekanan darah seperti meningkatkan ekskresi cairan dan elektrolit, menghambat resept
Dokumen ini memberikan informasi tentang berbagai golongan obat untuk mengobati hipertensi. Terdapat 5 golongan utama yaitu: 1) diuretik, 2) penghambat adrenergik, 3) vasodilator, 4) calcium channel blocker, dan 5) inhibitor sistem renin angiotensin. Setiap golongan memiliki mekanisme kerja yang berbeda dalam menurunkan tekanan darah seperti meningkatkan ekskresi cairan dan elektrolit, menghambat resept
Dokumen ini memberikan informasi tentang berbagai golongan obat untuk mengobati hipertensi. Terdapat 5 golongan utama yaitu: 1) diuretik, 2) penghambat adrenergik, 3) vasodilator, 4) calcium channel blocker, dan 5) inhibitor sistem renin angiotensin. Setiap golongan memiliki mekanisme kerja yang berbeda dalam menurunkan tekanan darah seperti meningkatkan ekskresi cairan dan elektrolit, menghambat resept
NIM : 1510015034 Tanggal : 4 September 2020 OBAT HIPERTENSI No Golongan Mekanisme kerja Generic dan dosis Dewasa Ibu hamil Tiazid : Hidroklorotiazid B Meningkatkan eksresi Na+, H2O, Cl- sehingga Tablet 12,5 mg dan 25mg terjadi penurunan volume darah dan CES, 12,5 – 25mg / hari (1x) penurunan CO lalu tekanan darah turun. Diuretic juga menurunkan resistensi perifer (penurunan Na+ di INtersisial sehingga menghambat influx Ca2+).
Loop Diuretik : Furosemide C
Bekerja di Ansa Henle Ascenden bagian epitel Tablet / kaplet 40mg ; inj ampul 10 tebal dengan menghambat Na+, K+, Cl-, dan mg/ mL 1 Diuretik hambat reabsorbsi air dan elektrolit, bermilai kerja 20-80 mg (2-3x perhari) lebih cepat dan lebih kuat dari golongan tiazid dan biasa digunakan pada pasien gagal jantung dan gangguan fungsi ginjal.
Diuretic Hemat Kalium : Spironolakton C
Diuretic lemah penggunaan Bersama diuretic lain Tablet 25mg dan 100mg ; 25 – untuk cegah terjadinya hipokalemia, dapat 100 mg 1x perhari menyebabkan hiperkalemia bila digunakan Bersama ACE-I, beta bloker, NSAID, suplemen Kalium, ARB. Digunakan pada pasien hiperusemia, hipokalemi dan intolerensi glukosa. Inhibitor Adrenergik : Atenolol (A1) D Bekerja dengan hambatan reseptor B1 yang Tablet 50 dan 100mg menurunkan denyut jantung dan kontraktilitas 50 – 100 mg atau 25 – 100 mg ; miokard (penurunan curah jantung), menghambat 1x perhari sekresi renin di jukstaglomerular ginjal sehingga terjadi penurunan angiotensin 2 dan efek sentral Propanolol (B1) C,D yang mempengaruhi saraf simpatis sensitivitas Tablet 10mg dan 40 mg ; 10mg 2- baroreseptor, perubahan sensitivitas 3x perhari atau 20mg 2-3x perhari baroreseptor, perubahan aktivitas neuron adrenergic perifer dan meningkatkan biosin tesis Carvedilol (C1) C,D protasiklin. Tablet 6,25 dan 25 mg ; 12,5 – Terbagi menjadi : 25mg 1x perhari A – B1 selektif (kardioselektif afinitas B1> B2) 2 Penghambat Adrenergik B – B Bloker non selektif (afinitas B1 = B2) C – B bloker dengan aktifitas Abloker Alfa Bloker : Prasozin C Bekerja dengan menghambat adenoreseptor alfa1 Tablet 1 mg dan 2 mg ; 0,5 mg – 4 terjadi vasodilatasi arteriol, dan terjadi penurunan mg / 1-2x perhari resistensi perifer dan penurunan aliran balik vena dan penurunan curah jantung Adrenolitik Sentral : Metildopa B Bekerja secara sentral (mencegah pelepasan Tablet 1mg dan 2 mg ; 0,5 – 4 noradrenalin dari saraf adrenergic paska ganglion) mg / 1-2x perhari menurunkan aktivitas saraf simpatis, obat golongan ini merupakan pilihan utama bagi pasien hipertensi yang memiliki aktivitas saraf simpatis yang tinggi seperti takikardi atau gelisah. 3 Vasodilator Melemaskan otot polos arteriol dan vena lalu Hidralazin C menurunkan resistensi vascular sistemik, pada 25 – 100 mg ; 2x perhari hidralazin bekerja langsung merelaksasikan otot Inj im/iv 20-40 mg polos arteriol, karena selektif pada arteriol (tidak Maks 200 mg / hari pada venula) maka jarang sebabkan hipotensi ortostatik. Cara kerja Minoksidil adalah membuka kanal K+ sensitive ATP efluks K+ dan hiperporisasi membrane diikuti relaksasi otot polos pembuluh darah dan vasodilatasi. Penurunan tekanan darah sistol dan diastole Dihidropirirdin: Nifedipine C Memiliki afinitas yang besar pada kanal kalsium di Tablet 5mg tablet 10mg ; Pembuluh darah sehingga memiliki efek 3x5mg/3x10mg/hr vasodilatasi yang kuat. Golongan ini sangat bermanfaat untuk hipertensi usia lanjut./ Fenilalkilamin : Verapamil C Berikatan dengan reseptor angiotensin II pada Tablet 80mg otot polos pembuluh darah, kelenjar adrenal dan Kaplet SR 240mg jaringan lain sehingga efek angiotensin II Inj 2,5mg / mL 4 Calcium Channel Blocker (vasokonstriksi dan produksi aldosteron yang tidak terjadi akan mengakibatkan terjadi penurunan tekanan darah) Bensotiazepin Diltiazem C Injeksi 50mg/vial Kapsul 100mg; kapsul 200mg Tablet 30mg kapletSR 180mg Kapsul SR 90mg; 180mg ACE inhibitor : Captopril C,D Menghambat Angiotensin 1 menjadi Angiotensin 2 Tablet 12,5 mg; tablet 25mg sehingga terjadi vasodilatasi dan menurunkan Tablet 50mg sekresi aldosterone dan meningkatkan ekskresi 12,5-50mg / hari maks 2x air dan natrium dan retensi kalium Angiotensin Reseptor Bloker : Losartan C,D Memblokade reseptor AT1 yang berperan dalam Tablet 50mg dan 100mg ; 25- homeostasis kardiovaskular menjadikan 100mg / hari (1x) vasodilatasi dan peningkatan eksresi Na dan 5 Inhibitor Sistem Renin Angiotensin cairan lalu penurunan hipertrofi vascular, ARB memiliki efek mirip dengan ACE- inhibitor perebedaannya adalahARB tidak mempengaruhi metabolism bradykinin sehingga tidak memiliki efeksamping batuk kering dan angioedema Inhibitor Renin : Aliskrein C Menghambat aktivitas enzimatik renin plasma 150/300mg perhari basal sehingga menghambat rantai >18tahun 150mg 1x/hari max angiotensinogen menjadi Angiotensin 1 300mg/ hari