Oleh:
ALQI MUHAMAD MAKRUF
16.114054.1197
Oleh:
ALQI MUHAMAD MAKRUF
16.114054.1197
i
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang
yang berbuat kerusakan”
PERSEMBAHAN
iii
PERNYATAAN KEASLIAN KTI
NIM : 16.114054.1197
Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah dengan judul “PROFIL
saya dan seluruh ide, pendapat, atau materi dan sumber lain telah dikutip dengan
dan paksaan dari pihak manapun seerta bersedia mendapat sanksi akademik jika
iv
KATA PENGANTAR
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini juga tidak lepas dari bimbingan
dan arahan dari berbgai pihak terkait. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada
kesempatan ini tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Allah Azza Wa Jalla karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah tepat pada waktunya.
2. Bapak Supomo, M.Si., Apt selaku Direktur Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Samarinda.
3. Ibu Husnul Warnida, M.Si., Apt selaku dosen pembimbing 1 yang telah
banyak mengarahkan, membimbing penulis dalam penelitian dan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah, serta untuk semua saran dan motivasi.
4. Bapak Eka Siswanto Syamsul, M.Sc., Apt selaku dosen pembimbing 2 yang
telah mengarahkan, membimbing, menghibur, memberi semangat dan
motivasi untuk penulis dalam penelitian dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini.
5. Bapak Achmad Kadri Ansyori, M.Sc., Apt selaku dosen penguji yang
memberikan petunjuk dan pengarahan untuk memperbaiki Karya Tulis
Ilmiah ini.
6. Ibu Yulia Sukawaty, M.Sc., Apt selaku dosen penguji yang memberikan
petunjuk dan pengarahan untuk memperbaiki Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Bapak Mokhamad Haryadi Saputro., S.Farm., Apt selaku pembimbing di
RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan yang telah mengarahkan,
membantu perizinan penelitan di rumah sakit tersebut, dan membimbing
penulis dalam penelitian.
v
8. Ayah, Ibu dan keluarga besar saya yang telah mendukung, memberikan
do’a, dan kasih sayang kepada saya.
9. Rekan-rekan seperjuangan angkatan 2016 dalam tugas akhir ini yang telah
kompak dan saling memberi semangat dalam pengerjaan Karya Tulis Ilmiah
ini.
10. Bapak dan Ibu dosen serta staf tata usaha kampus Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKES) Samarinda.
Terima kasih atas bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada
penulis. Semoga diberi limpahan rahmat dan karunia yang diberikan oleh Allah
Azza Wa Jalla “aamiin”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu dalam kesempatan ini pula penulis mengharap
kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga Karya Tulis Ilmiah yang akan
datang bisa lebih baik. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi penulis
dan pembaca pada umumnya.
Penulis
vi
ABSTRAK
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah unit di rumah sakit yang
merupakan tempat atau fasilitas yang bertanggung jawab seluruh perkerjaan serta
pelayanan kefarmasian yang ditunjukkan untuk keperluan rumah sakit itu sendiri.
Salah satu kegiatan pada instalasi farmasi rumah sakit adalah penyimpanan
perbekalan farmasi. Tujuan penelitian adalah mengetahui profil penyimpanan obat
di gudang instalasi farmasi RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan.
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian non eksperimental. Metode
penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriftif dengan tujuan utama untuk
membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif. Penelitian dilakukan di
gudang instalasi farmasi RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan pada
bulan Maret 2019. Data dikumpulkan dengan mengisi tabel check list berdasarkan
pengamatan terhadap fasilitas untuk penyimpanan obat, kondisi ruangan gudang
penyimpanan obat, dan cara penyimpanan obat. Hasil pengamatan disajikan dalam
bentuk tabel berupa hasil check list.
Berdasarkan hasil penelitian Gudang Instalasi Farmasi RSUD Dr. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan telah memenuhi persyaratan penyimpanan obat sesuai
ketentuan Ditjen Binfar dan Alkes Tahun 2010 dan Permenkes RI No. 72 Tahun
2016.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMA JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KTI................................................................ iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitan ....................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 3
viii
H. RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan ........................................ 27
1. Sejarah Singkat ..................................................................................... 27
2. Instalasi Farmasi Rumah Sakit ............................................................. 28
3. Gudang Instalasi Farmasi ..................................................................... 29
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................................... 46
B. Saran ......................................................................................................... 46
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
medis habis pakai, maupun alat kesehatan di rumah sakit (Permenkes, 2016).
Sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal tersebut diperjelas
Hal ini didukung oleh Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, dimana
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) merupakan salah satu jenis pelayanan yang
menempatkan obat dan perbekalan kesehatan yang di terima pada tempat yang
1
2
dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat
alfabetis dalam penataanya, tidak menggunakan sistem FIFO atau FEFO dan
obat tidak berdasarkan kelas terapi/khasiat obat, serta kondisi dan fasilitas gudang
Yogyakarta Unit 1 tidak sesuai dengan standar, yaitu penggolongan obat tidak
Djatiwibowo Balikpapan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitan
D. Manfaat Penelitian
Djatiwibowo Balikpapan.
2. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebuah referensi bagi para peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumah Sakit
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Permenkes RI, 2016).
rumah sakit dapat dibentuk satelit/depo farmasi sesuai dengan kebutuhan yang
4
5
kefarmasian.
bahan medis habis pakai yang efektif, aman, bermutu dan efisien
risiko
pelayanan kefarmasian
pakai
berlaku
kefarmasian
memungkinkan)
8
kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang sudah tidak dapat
digunakan
obat
keluarga pasien
kesehatan lain
9
C. Gudang Farmasi
logistik dan peralatan penanggulangan bencana agar kualitas dan jaminan tetap
(BNPB, 2009).
fungsi:
pendistribusian obat,
penggunaan
baik
1. Definisi Penyimpanan
cara menempatkan obat dan perbekalan kesehatan yang diterima pada tempat
yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu
farmasi, Alat kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan persyaratan
penggolongan jenis Sedian Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
diberi label yang secara jelas terbaca memuat nama, tanggal pertama
d. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang
diidentifikasi.
3. Instalasi Farmasi harus bisa memastikan bahwa obat disimpan secara benar.
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang harus
a. Bahan yang mudah terbakar, disimpan dalam ruang tahan api dan diberi
Penyimpanan tabung gas medis kosong terpisah dari tabung gas medis
sediaan, dan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
12
First Expired First Out (FEFO) dan First In First Out (FIFO) disertai
a. Jumlah dan jenis Obat sesuai dengan daftar Obat emergensi yang telah
ditetapkan;
6. Kegiatan Penyimpanan
5) Sarana penyimpanan:
a) Rak : 10 - 15 unit,
b) Pallet : 40 - 60 unit,
c) Lemari : 5 - 7 unit,
f) Cold Box,
g) Cold Pack,
h) Generator,
a) Brankas : 1 unit,
a) Kartu stok,
1) Kemudahan bergerak
gerakan.
(2). Arus U
(3). Arus L
pencatatan suhu.
serangan,
berlaku.
Psikotropika”.
c) Temperatur
80C
17
150C
4) Pencegahan kebakaran
c. Penggolongan Obat
1) Obat Bebas adalah obat yang dibeli tanpa resep dokter. Label obat
ditelan.
badan.
dan rasional.
1993).
tentang narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
beikut:
1) Gunakan prinsip First Expired date First Out (FEFO) dan First In
2) Susun obat dalam kemasan besar di atas pallet secara rapi dan
dalam rak dan pisahkan antara obat dalam dan obat untuk
batch,
psikotropika,
khusus,
perubahan baik karena faktor fisik maupun kimiawi yang dapat diamati
secara visual. Jika dari pengamatan visual diduga ada kerusakan yang tidak
pengujian laboratorium.
1) Tablet
2) Kapsul
3) Tablet salut
4) Cairan
b) Kosnsisten berubah
22
5) Salep
a) Warna berubah
c) Bau berubah
6) Injeksi
Obat High Alert Medication adalah obat yang harus diwaspadai karena
sering menyebabkan terjadi kesalahan serius (sentinel event) dan obat yang
beresiko tinggi menyebabkan reaksi obat yang tidak diinginkan. Kelompok Obat
Hal- hal yang perlu diperhatikan dari obat-obat high alert ini antara lain:
1. Perlunya penandaan obat high alert berupa stiker “High Alert double
check” untuk elektrolit konsentrasi tinggi, jenis injeksi atau infus
3. Pentingnya memiliki daftar obat high alert pada setiap depo farmasi,
ruang rawat, dan poliklinik.
Tabel 1. Daftar Obat High Alert Medication (Rumah Sakit Islam Siti Rahmah, 2013)
Golongan Nama Obat
Beloxa
Avastin
Sitostatika/kemoterapi
Rexta
Leucovurin
Levemir
Insulin Novomix
Novorapid
Kalium fosfat
Elektrolit pekat Natrium klorida 3%,
KCL 4,76%
24
Kelompok obat High Alert diantaranya adalah obat yang terlihat mirip dan
bentuk fisik atau kemasan dan nama obat dengan kesamaan ejaan serta cara
Nama Obat Rupa Ucapan Mirip (NORUM) atau Looks Alike Sounds Alike
ditempatkan dua obat yang bukan LASA ditengah, ini dimaksudkan untuk
menghindari human error pada saat pengambilan obat. (Permenkes RI, 2016).
Berikut merupakan contoh daftar obat LASA yang terdapat di bagian Gudang
Farmasi:
bersama untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan yang dibuat
26
1. Mencatat jumlah, nomor batch dan tanggal kedaluwarsa sediaan farmasi dan
2. Menyimpan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diterima pada rak yang
harus dicatat di dalam kartu persediaan sediaan farmasi dan alat kesehatan.
4. Memasukkan bahan baku obat ke dalam wadah yang sesuai, memberi etiket
5. Menyimpan bahan obat pada kondisi yang sesuai, layak dan mampu
kesehatan pada kartu stok dan memberi garis dengan warna merah di bawah
akhir bulan.
27
Sakit, pada saat tentara Jepang masuk ke Balikpapan, Dr. kanujoso Djatiwibowo
Sari Ulu, tepatnya di Jl. Jend. A. Yani dan menjadi Rumah Sakit Umum
1994, di Jl. Letjend. M.T. Haryono Ring Road Balikapan Utara. Pembangunan
Rumah Sakit tersebut dipersiapkan menjadi Rumah Sakit Kelas B. Tahun 1997
tepatnya pada tanggal 21 April, gedung baru Rumah Sakit Umum Balikpapan
oleh Presiden RI Soeharto, pada tanggal 19 Agustus 1997 dan diberi nama RSU
Kesehatan RI dengan kapasitas 300 tempat tidur. Pada tahun 1998 RSU Dr.
dengan Heliped dan diresmikan oleh Ibu Menteri Kesehatan Dr. Andi Nafsiah
Timur yang telah terakreditasi dan terstandarisasi ISO. Pada tahun 1999 lulus
lulus sertifikasi ISO:2008, dan pada 28 Mei 2016 RSUD Dr. Kanujoso
Rumah Sakit (KARS) oleh Dr. Wasista Budiwaluyo, MHA kepada Gubernur
Kalimantan Timur, Dr. H. Awang Faroek Ishak yang kemudian diserahkan kepada
Direktur RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan, Dr. Edy Iskandar, SpPD,
FINASIM, MARS.
Balikpapan
Instalasi Farmasi Rumah Sakit untuk menyediakan yang optimal bagi semua
pasien dan menjamin pelayanan yang tinggi dengan biaya minimal. Jadi Instalasi
Farmasi Rumah Sakit adalah satu-satunya unit di rumah sakit yang bertanggung
jawab atas semua aspek yang berhubungan dengan obat-obatan kesehatan yang
pelayanan farmasi yang luas dan terkoordinasi dengan baik dan tepat untuk
memenuhi kebutuhan berbagai bagian atau unit diagnosis dan terapi, unit
Balikpapan, meliputi:
depo yaitu depo 1 (rawat jalan), depo 2 (rawat inap) depo 3 (IRD dan Instalasi
Rawat Intensif seperti ICCU, ICU, NICU) dan depo anggrek hitam (rawat inap
Kanujoso Balikpapan yang telah disepakati oleh Komite Farmasi dan Terapi
(KFT).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan tujuan utama untuk
B. Objek Penelitian
Sampel pada penelitian ini yaitu gudang obat instalasi farmasi RSUD Dr.
sampling, teknik total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah
D. Variabel Penelitian
31
32
E. Definisi Operasional
baik.
a. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar check list,
farmasi tersebut.
2. Prosedur Penelitian
Penelitian.
3. Pengumpulan Data
Data yang diperoleh adalah hasil dari data check list di gudang instalasi
G. Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis deskriptif.
RI No. 72 Tahun 2016 dan Ditjen Binfar dan Alkes Tahun 2010.
BAB IV
penyimpanan obat dan Ditjen Binfar dan Alkes Tahun 2010. Dengan indikator
34
35
berada Instalasi Farmasi Rumah Sakit, dikelola dengan tata ruang yang baik
dengan adanya ruangan khusus untuk gudang penyimpanan obat. Gudang Instalasi
penanganan obat sitotoksik yang berada di lantai dua (Permenkes RI, 2016).
yaitu depo 1 (rawat jalan), depo 2 (rawat inap) depo 3 (IRD dan Instalasi Rawat
Intensif seperti ICCU, ICU, NICU) dan depo anggrek hitam (rawat inap khusus
disediakan tong sampah yang terbagi menjadi tiga yaitu: sampah infeksius,
kayu yang di bagi kanan dan kiri, untuk memisahkan gas medis kosong diposisi
kanan dan diposisi kiri untuk gas medis terisi dengan posisi berdiri. Persyaratan
penyimpanan gas medis adalah gas medis disimpan dengan posisi berdiri dan gas
medis kosong terpisah dari tabung gas medis yang ada isinya (Permenkes RI,
2016).
menggunakan termometer dan dicatat di form ukur penentuan suhu. Setiap jam
kerja yaitu pagi dan sore selalu dikontrol dan dicatat di form ukur penentuan suhu
kegiatan penyimpanan obat dan pendistribusian obat, bahan medis habis pakai,
dan alat kesehatan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.
479 m2 (Depkes, 2010) yang menyebutkan bahwa luas gudang farmasi minimal
300-600 m2, gudang farmasi yang luas dapat memudahkan dalam bergerak.
dibuat dari tegel/semen, dinding gudang dibuat licin untuk terhindar dari debu dan
diberi warna cerah yaitu hijau, gudang memiliki lampu bohlam untuk penerangan.
obat dalam keadaan baik dan tidak ada yang bocor dan gudang memiliki jendela
memiliki lima jendela yang bertralis tetapi di ruangan penyimpanan alat kesehatan
dan bahan medis habis pakai memiliki dua jendela yang tidak bertralis yang
dan sudah diberi penandaan yang jelas untuk peringtan petugas gudang agar selalu
dll. Bahan kimia yang berbahaya disimpan dalam ruangan khusus (Harjanto, dkk
2011).
38
Djatiwibowo Balikpapan, menerapkan prinsip sistem First Expired date First Out
(FEFO) dan First In First Out (FIFO) yaitu obat pertama datang pertama kali
dikeluarkan lebih dahulu dan obat tersebut disusun dibagian depan. Hal ini sangat
penting karena obat yang sudah lama biasanya kekuatanya berkurang (Magindra
dkk, 2011). Penyimpanan obat LASA (Look Alike Sound Alike) diberi lebel/stiker
agar dapat membedakan dengan obat yang lainnya seperti glimepirid 1 mg, 2 mg,
3 mg, dan 4 mg, amlodipin 5 mg dan 10 mg. Contoh obat Look Alike yang ada di
8 mg dan candesartan 16 mg, contoh obat Sound Alike adalah asam mefenamat
dan asam traneksamat. Obat LASA (Look Alike Sound Alike) tidak ditempatkan
sediaan namun belum disimpan berdasarkan kelas terapi atau khasiat, tujuannya
berdasarkan abjad dan jenis obat berdasarkan bentuk sediaan yaitu; obat oral
40
(tablet, sirup, dan kapsul), obat injeksi (ampul, vial, insulin, cairan infus), obat
luar (salep, gel, tetes, dan kumur), dan obat hirup (inhaler) agar mudah untuk
mencari obat (Murini, 2013). Obat yang rusak dan kadaluarsa diletakkan terpisah
dengan obat yang masih baik dan memiliki lemari khusus, untuk mencegah
Bahan Medis Habis Pakai, terpisah dari penyimpanan obat (Permenkes RI, 2016).
tumpukam maksimal 8 susun, dus obat jangan ditumpuk teralu tinggi karena obat
yang ada di dalam dus bagian tengah ke bawah dapat pecah, dan rusak, selain itu
akan menyulitkan pengambilan obat di dalam dus yang teratas (Depkes RI, 2010).
pintu ganda khusus untuk penyimpanan obat narkotika dan psikotropika terbuat
dari bahan yang kuat, tidak mudah dipindahkan dan mempunyai dua buah kunci
yang berbeda dan harus diletakkan dalam ruangan khusus, diletakkan tempat yang
aman dan tidak terlihat oleh umum. Kunci disimpan oleh petugas gudang atau
Apoteker yang diberi kepercayaan oleh kepala gudang, tujuan agar menjamin obat
keadaan aman dari faktor kehilangan atau pencurian (Permenkes RI, 2015).
41
JUMLAH 18 0
Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan memiliki suhu ruang 230C yang diukur
dengan termometer digital. Hasil tersebut menunjukkan suhu ruangan yang ideal
karena suhu ruangan sangat berpengaruh pada efektivitas kegiatan atau bahkan
dalam pekerjaan . persyarataan suhu dalam ruang yaitu antara 150C-300C (Roy et
al, 2015).
obat instalasi farmasi rumah sakit tersebut adalah 47% yang diukur menggunakan
alat hygrometer digital. Dari hasil yang didapat sudah sesuai dengan persyaratan
mencegah tumbuhnya jamur yang dapat merusa mutu obat, dapat membuat
43
dinding ruangan mudah mengelupas dan kotor, perabot kayu dan peralatan
dengan kunci ganda menggunakan sistem penguncian dengan finger print dan
kunci biasa. Karena barang di dalam gudang penyimpanan perlu dijaga, untuk itu
pintu gudang hanya dapat dibuka oleh petugas gudang (Prabowo, 2018). Terdapat
lemari penyimpan obat, di gudang penyimpanan obat instalasi farmasi RSUD Dr.
Kanujoso yang dikhususkan untuk obat sitostatika disimpan di lemari terpisah dan
diberi stiker ungu obat kemoterapi pada setiap satuan terkecil obat.
ditimbulkan akibat paparan obat ini sangat besar. Lemari obat sitostatika ditandai
garis merah menggunakan lakban yang memenuhi semua bagian tepi/sisi dari
Obat yang rusak dan kadaluarsa dipisah dari obat yang masih baik, di
gudang penyimpanan obat instalasi farmasi RSUD Dr. Kanujoso memiliki dua
unit lemari khusus untuk menampung sementara obat yang rusak dan kadaluarsa
sebelum dimusnahkan. Hal ini juga dapat mengurangi resiko penyalahgunaan obat
farmasi RSUD Dr. Kanujoso memiliki komputer tiga unit dan printer tiga unit.
tugas atapun pekerjaan tanpa harus waktu yang lama, biaya serta tenaga yang
troli empat unit untuk angkut barang yang dibagi di setiap Depo Farmasi. Alat
angkut adalah suatu alat yang digunakan untuk mengangkut sebuah barang
dengan jarak, besar dan berat tertentu yang sulit dilakukan dengan tenaga manusia
(Saleh, 2016).
RSUD Dr. Kanujoso yang berguna untuk menempatkan barang. Barang dapat
disusun dan ditata dengan praktis dan efesien, sehingga dapat dilihat dari berbagai
arah (Astuti P dan Kusno, 2012). Memiliki kartu stock untuk mengetahui data
jumlah obat yang diinput ke dalam komputer dengan jumlah fisik obat di gudang,
kartu stock obat sangat bermanfaat untuk mengetahui jumlah persediaan obat,
rencana pengadaan dan sebagai alat control intalasi farmasi (Febriawati, 2013).
pallet 50 unit, tumpukkan dus diletakkan diatas pallet. Keuntungan pallet salah
mudah rusak sehingga harus disimpan pada suhu 20C-80C (Permenkes, 2016).
45
dingin dan sejuk ke setiap Depo Farmasi agar obat dalam kondisi suhu terjaga,
refrigerator (cold chain) yang setiap Depo Farmasi memiliki alat tersebut.
Gudang memiliki lemari arsip satu unit yang berguna untuk menyimpan
arsip atau dokumen instalasi farmasi. Fungsi lemari arsip ini sangat penting. Arsip
mempunyai fungsi dan peran yang sangat penting untuk mendukng manajemen
PENUTUP
A. Simpulan
ketentuan Ditjen Binfar dan Alkes Tahun 2010 dan Permenkes RI No. 72 Tahun
2016.
B. Saran
Djatiwibowo Balikpapan.
kerusakan.
46
47
DAFTAR PUSTAKA
Balikpapan.
Djatiwibowo Balikpapan.
Analisis data
50
JUMLAH 18 0
56
Lampiran 5. Gambar:
RIWAYAT HIDUP
Sekolah Dasar di SDN 007 Samarinda Seberang dan lulus pada tahun 2010.
Samarinda dan berhasil lulus pada tahun 2016. Kemudian melanjutkan jenjang
Prodi Diploma tiga (D-III), pada tahun 2016 sampai dengan 2019.
Penulis pernah melakukan PKL di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.