Anda di halaman 1dari 9

Pentingnya berbahasa baik,

Sopan dan santun


Bahasa merupakan hal yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan manusia.
Penyampaian pesan,perasaan,ataupun ide harus menggunakan bahasa.Bahasa itu
merupakan alat atau syarat berhubungan antara manusia satu dengan manusia lain
atau bahasa merupakan ciptaan manusia sebagai alat komunikasi antar
manusia,baik lahir maupun batin dalam pergaulan setiap hari. Fungsi bahasa bagi
kita adalah sebagai alat komunikasi,sebagai alat pemersatu suatu bangsa,sebagsi
identitas suatu suku atau bangsa.
Menurut Syamsuddin(1986),memberi dua pengertian bahasa yaitu :
Yang Pertama,bahasa adalah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan
perasaan,keinginan dan perbuatan-perbuatan,alat yang dipakai untuk mempengaruhi
dan dipengaruhi.
Yang Kedua,bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang baik maupun
yang buruk,tanda yang jelas dari keluarga dan bangsa,tanda yang jelas dari budi
kemanusiaan.
Bahasa dapat mencerminkan pribadi seseorang,karakter dapat dibaca bagaimana
seseorang itu bertutur .Jika kita selalu menggunakan bahasa yang baik dan penuh
kesantunan orang akan mencitrakan kita sebagai pribadi yang baik dan
berbudi.Karena melalui tutur kata seseorang mampu menilai pribadi dari orang
tersebut.Tapi sebaliknya jika dalam kesehariannya kita tidak berbahasa dengan baik
dan santun maka orang lain akan mencitrakan kita sebagai pribadi yang tidak
baik.Demikian pula dengan pentingnya bahasa bagi suatu bangsa .
Melalui bahasa suatu bangsa akan dikenal oleh masyarakat dunia.Apakah bangsa
tersebut termasuk bangsa yang ramah, sopan ,dan santun .atau bangsa yang cinta
akan kebencian,permusuhan, dan perseteruan. Karena kebahasaan menunjukan
identitas masyarakat.Namun masyarakat kita kini tak lagi memperdulikan dalam
berbahasa seperti kita lihat bahasa indonesia kini hilang dalam pemaknaan bahasa
yang seharusnya mencerminkan nilai kesantunan dalam kehidupan sehari-hari
,banyak orang yang memakai bahasa asing yang cenderung tidak santun ,malahan
akan merusak keasrian bahasa.Sudah kebiasaan masyarakat kita dan kurangnya
kesadaran masyarakat dalam berbahasa, ini akan berdampak buruk terhadap
bahasa Indonesia .Penggunaan bahasa asing jauh lebih besar dari pada bahasa
Indonesia sendiri.Padahal bahasa Indonesia dapat menyatukan berbagai ragam
suku yang ada di Indonesia,bayangkan saja jika tidak ada bahasa
Indonesia,mungkin kita tidak akan memahami perkataan yang disampaikan dari suku
yang berbeda,misalnya jawa dan sunda ,jadi bahasa indonesia adalah bahasa yang
sangat penting bagi kita namun dengan tidak meninggalkan bahasa daerah masing-
masing,sebagai ciri khas suatu daerah.
Bahasa merupakan ekspresi dari tingkat kesopanan dalam setiap orang.Jika kita
tidak tahu cara membedakan berbahasa dengan orang yang lebih tua,teman,guru
dan sebagainya .Maka bisa dinilai kita tidak bisa menghormati orang tersebut dan
akan tidak di hargai orang lain.Bahkan jika bahasa Indonesia musnah maka jati
negara ini ternodai hanya karena tidak bisa menghargai bahasa sendiri,sebab
bahasa memiliki peran penting dalam memajukan bangsa dan juga bahasa memiliki
peranan sentral dalam perkembangan intelektual sosial dan emosional seseorang.
Bahasa juga bisa menjadi alat kekerasan verbal dalam bentuk bertutur seperti
memaki.Hal ini tidak bisa dianggap sepele karena dalam berbahasa yang
mengakibatkan munculnya pertikaian atau perang saudara di negara ini,hingga
jatuhnya korban.Namun itu bisa dihindari jika kita menggunakan bahasa sesuai
fungsinya yaitu untuk alat komunikasi antara seseorang satu dengan orang lain.Di
Indonesia sudah sering terjadi penyalah gunakan bahasa terutama di kalangan
pelajar yang saat ini menggunakan bahasa untuk memfitnah, menghasut,menghina
dan sebagainya.Hal ini patut kita benahi karena seorang pelajar yang telah di ajarkan
dalam pendidikan karakter tidak bisa mempraktekan dalam kehidupan sehari-sehari
maka kurang nya mengajarkan pendidikan karakter di lingkungan sekolah maupun di
rumah.
Bukan hanya bahasa menjadi alat kekerasan yang sering terjadi penyalah gunakan
kini Bahasa gaul sekarang menjadi trend di kalangan remaja. Perlu kita ketahui
bahasa gaul cenderung tidak mencerminkan dalam kesopanan bertutur.Kebiasaan
remaja kita saat ini cenderung kasar dalam berbahasa .Bahasa Indonesia yang
menjadi bahasa kesatuan bangsa Indonesia ketika para pahlawan susah payah
menyatukan visinya dalam sumpah pemuda setelah beradab-abad bangsa ini di
jajah ,kini seolah luntur oleh waktu.Muncul nya Bahasa gaul menyebabkan bahasa
yang diungkapkan dalam bentuk tulisan menjadi tidak efektif yang penyebabnya
antara lain kesalahan dalam ejaan ataupun tanda baca karena penggunaan yang
tidak sesuai akan mengubah makna bahasa yang akan diungkapkan .Jadi kita harus
sadar bertapa pentingnya mempelajari bahasa yang baik maka kita akan menuliskan
sebuah pesan atau komunikasi terhadap orang agar mudah untuk
dipahami,sehingga pesan yang diungkapkan dapat dipahami oleh pembaca.
Bahkan sekarang sudah di pastikan setiap penjualan buku bahasa Indonesia yang
baik dengan buku bahasa gaul cenderung masyarakat kita mengincar buku bahasa
gaul.Begitu banyak orang yang tak mau ketinggalan zaman dan cenderung
mengikuti trend kesetiap harinya seperti berkembangnya bahasa gaul yang di
ciptakan tiap tahunnya meningkat. Bahasa gaul sendiri adalah bahasa baku yang di
plesetkan,sehingga terkadang orang dewasa tidak mengerti dan memahami bahasa
yang di katakan oleh para remaja tersebut.Bahkan anak kecil juga lebih menguasai
bahasa gaul ini memukinkan bahasa Indonesia tergeser dalam bahasa bangsa dan
tergantinya bahasa gaul yang digunakan dalam komunikasi tiap harinya.
Apa yang diwariskan kepada generasi muda seharusnya bahasa Indonesia yang
baik namun kini terganti oleh bahasa asing dan bahasa gaul.Penyebab penggunaan
bahasa gaul dan istilah asing di kalangan remaja ini karena kurang nya kencintaan
budaya berbahasa Indonesia baku.Seharusnya kita sebagai bangsa Indonesia
menjujung tinggi bahasa kita dan melestarikan bahasa kita sebagai penerus bangsa,
kita harus mampu mempelajari bahasa Indonesia yang menjadi warisan kita dalam
berbahasa .Meskipun kita belum dapat berbahasa baik,sopan dan santun setidaknya
kita menghindari kekerasan berbahasa yang merugikan kita sendiri dan orang lain
.Karena tingkah laku kita di nilai dari tuturan kita,kita harus berhati-hati dalam
mengucapkan sesuatu hal .Nabi SAW berpesan,”Orang yang beriman kepada Allah
dan hari akhir hendaklah berkata baik-baik,jika tidak bisa,lebih baik diam. Dalam
ketidak santunan bertutur akan membuat orang tertekan dan merasa dirinya di
hina.Maka dari itu mari kita pergunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Berbahasa Indonesia yang tidak baik juga menimbulkan kita tidak di hargai oleh
setiap orang. Hal tersebut harus di hindari, kita dapat mempelajari bahasa dari
keteladanan, siapapun yang hidup dari lingkungan yang tidak dapat memberikan
teladan dalam bertutur kata akan dengan mudah mengucapkan kata apapun.Guru di
sekolah,orangtua di rumah ,teman sepergaulan atasan terhadap bahwahan
lainya.Lingkungan memiliki peran yang sangat besar terhadap kebiasaan dalam
berbahasa.Bahkan tayangan Televisi juga menjadi pengaruh besar terhadap bahasa
kita. Acara Televisi yang kini ada di Indonesia sering menampilkan seseorang dalam
berbahasa yang tidak baik seperti menggunakan bahasa gaul atau asing maka dari
itu kita perlu lebih selektif memilih tayangan yang cocok untuk usia anak agar anak
tidak mudah mengadopsi kata-kata yang kasar dari tayangan Televisi,demikian lirik
lagu, buku,media cetak dan media sosial.
Kita sebagai generasi penerus harus mempelajari berbahasa yang baik dan
sopan.Tujuan kita mempelajari bahasa adalah untuk mengetahui lebih dalam tentang
bahasa persatuan kita dan manfaatnya untuk bisa terampil dan teliti dalam
menggunakan bahasa ,terlebih pada tempat dan kondisi tertentu maka dari itu kita
harus menguasai bahasa kita dengan baik. Menguasai bahasa dengan membaca
buku, yang di maksud disini buku yang menampilkan bahasa Indonesia yang
baku.Bukan hanya bisa menguasai kita bisa dapat ilmu yang bermanfaat ketika
membaca,kita dapat berkomunikasi secara resmi di depan umum dan bisa berbicara
di depan orang yang di hormati serta kita dapat meningkatkan rasa nasional
terhadap bangsa kita.Bukan hanya bahasa secara ujaran yang kita pelajari
berbahasa baik dalam bentuk tulisan juga kita harus sesuai dengan EYD (Ejaan
Bahasa Indonesia yang disempurnakan).Seperti yang kita tahu bahasa gaul
membuat penulisan kata-kata yang tidak sesuai bahasa ejaan maka masyarakat
yang terbiasa menggunakan bahasa gaul akan terbiasa mengucapkan dan
menuliskan kata-kata yang salah,maka selanjutnya akan selalu salah.Hal ini juga
akan membuat penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar ,tidak akan di
pakai lagi .Tidak sedikit orang asli Indonesia sendiri yang masih sangat kurang
mengerti dalam penggunaan EYD,mereka lebih senang menggunakan bahasa
sehari-hari (bahasa gaul).
Kita harus menjujung tinggi dan menyelestarikan untuk menggelorakan kembali
semangat sumpah pemuda dengan menjadikan bahasa Indonesia sebagai
pemersatu bangsa Jadi mari kita biasakan menggunakan bahasa yang baik dan
sopan santun. jangan menggunakan bahasa sebagai bahan untuk mencaci orang
lain karena itu adalah hal yang tidak ada utungnya bagi kita.Bukankan lebih baik kita
mengambil manfaat yang baik dan mengutungkan bagi kita semua daripada mencari
musuh yang disebabkan tidakan melukai melalui bahasa yang tidak sopan .Marilah
kita sebagai generasi penerus bangsa lebih seleksi dalam perkembangan zaman
jangan mudah mengikuti tren yang selalu berganti karena tidak semua hal yang baru
adalah suatu hal yang baik untuk kita terapkan dalam hidup sehari-hari.

masyarakat akhir-akhir ini semakin menurun. Kita seringkali mendengar lontaran


kata yang kasar dan menyinggung perasaan orang yang keluar dari mulut orang
sekitar kita khusus nya remaja. Permasalahan pada masa kini ialah para orangtua
yang bingung untuk mengatasi anak nya yang seringkali berkata kasar. Bahkan
remaja masa kini atau anak-anak sering sekali mengeluarkan kata kasar hewan
ketika memanggil teman mereka, ketika mereka terkejut, atau ketika mereka kesal.

Ketidaksantunan berbahasa berkaitan dengan rendahnya penghayatan


seseorang terhadap bahasa. Ketidaksantunan juga bukan hanya berkaitan dengan
pemilihan kata-kata, tapi berkaitan juga dengan adat pergaulan. Apabila kita bergaul
di lingkungan yang sering mengeluarkan kata kasar dan tidak sopan, maka secara
otomatis/tidak disadari kita akan mengikuti. Faktor waktu pun juga menyebabkan
perubahan nilai-nilai kesantunan, contoh nya adalah orang zaman dahulu jauh lebih
menjaga kesantunan berbahasa ketika mereka berinteraksi dibanding dengan orang
zaman sekarang. Kesantunan juga berkaitan dengan tempat, misalnya kesantunan
di kantor pasti berbeda dengan kesantunan kita dirumah dan terminal.

Belajar bahasa seharusnya dilaksanakan setiap hari, agar anak-anak mengerti akan
bahasa yang ia gunakan. Apabila sudah mengerti, maka dengan sendiri nya anak-
anak dapat menggunakan bahasa nya dengan baik. Dengan kesantunan berbahasa,
penggunanya dapat menciptakan harmonisasi di lingkungan sekitarnya dan dapat
menciptakan keakraban yang baik antar warga. Penanaman kesantunan berbahasa
sangat berpengaruh terhadap kematangan emosi seseorang. Berbahasa santun
seharusnya sudah menjadi tradisi yang dimiliki oleh setiap orang sejak kecil. Cara
menanam nya kepada anak sebaiknya bertolak dari prinsip mengerti, merasakan,
dan melaksanakan

Kesantunan berbahasa itu sangat penting. Kesantunan berbahasa merupakan suatu


moral dan suatu dasar atas perilaku seseorang. Dalam kesantunan berbahasa kita
dapat menilai suatu sifat dalam diri seseorang itu atau kita pun dapat melihat
karakteristik dari diri seseorang itu. Dari tata cara bahasanya ataupun dari tutur
bahasanya kita akan mampu menilai apakah orang ini memiliki kesantunan dan
norma adat atau tidak.

Kesantunan bahasa tidak hanya kita lihat dari tutur bicara seseorang tapi dapat juga
kita lihat dari perilaku seseorang dengan tindakan seseorang itu. Jika dengan gerak
tubuh , kita dapat melihat dari cara dia berdiri, cara dia berbicara sambil berdiri
apakah kakinya pecicilan , itu dapat mecerminkan suatu karakteristik dari diri
seseorang itu yang tidak sabaran. Oleh karena itu , kesantunan dapat dinilai tidaklah
hanya dari tata bahasa nya akan tetapi juga dapat kita lihat dari gerak tubuh
seseorang itu.

Dalam berbahasa banyak yang mesti kita ingat seperti contohnya konotasi
maupun pemilihan kata yang tepat. Kita juga mesti memperhatikan struktur kalimat
kita. Kita harus ingat kepada siapa kita berbicara, sehingga kata-kata kita dapat kita
jaga dan kita dapat memilih struktur kalimat dengan konteks yang tepat dan sopan.

Lalu yang dapat kita lihat selain tentang bahasa adalah gerak tubuh atau
sikap seseorang yang dapat mempengaruhi kesantunan kita. Emosi, ekspresi
ataupun gerak tubuh lainnya akan dinilai orang lain saat melihat kita. Misalnya
contoh saja seperti , pada saat ada orang yang lebih tua saling berbicara jika kita
ingin lewat, sebaiknya kita membungkuk sambil melalui dengan mengatakan maaf.
Sehingga kita di lihat sebagai orang yang sopan dan tau adat bagi mereka. Atau di
lain kata, kita memiliki norma kesantuan yang ada melekat di dalam diri kita ,
sehingga kita selalu menghargai orang yang lebih tua dan tau akan adat santun .

Kesantunan merupakan suatu norma yang kerap melekat dalam


masyarakat. Kesantunan itu sangat penting di dalam masyarakat. Terlebih lagi pada
jaman sekarang, kesantunan pada anak muda sudah jarang dapat ditemukan. Oleh
karena itu, jika kita menemukan kesantunan pada anak muda , sangat patut kita
acungi jempol. Karena sudah sangat jarang kita temui / kita lihat suatu kesantunan
yang dimiliki pada anak muda saat ini. Karena sekarang sudah tidaklah lagi seperti
jaman dulu. Oleh karena itu , kesantunan selalu dijunjung tinggi di dalam
masyarakat.

Kebanyakan yang terjadi di masyarakat adalah ketika mereka ingin


menolak sesuatu atau tidak ingin menerima penawaran tersebut, seringkali mereka
menyinggung perasaan seseorang atau tidak menggunakan kesantunan. Oleh
karena itu, jika ingin menolak lebih baik kita pertimbangkan terlebih dahulu gerak-
gerik yang akan kita lakukan . Jika ingin menolak , seperti menggelengkan kepala
secara ragu-ragu atau mengatakan “Tidak, terimakasih. Lain kali ya, bu / pak.”
Sambil tersenyum.

Pemakaian bahasa Indonesia semakin hari semakin kacau. Dalam berbahasa


Indonesia, masyarakat cenderung mencampur adukkan bahasa Indonesia dengan
bahasa daerah atau bahasa asing. Padahal dalam berbahasa Indonesia yang baik
dan benar, dalam situasi formal maupun non formal, harus sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia yang berlaku dan norma kemasyarakatan yang berlaku.
Selain itu, dewasa ini banyak media cetak atau elektronik yang menggunakan
bahasa remajaatau dikenal dengan bahasa gaul, sehingga status bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasionalsemakin terlupakan oleh masyarakat.
Penyebab orang sudah jarang menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
adalah :
1. Terjadinya dwi bahasa
2. Terjadinya globalisasi
3. Munculnya bahasa gaul
4. Tidak memasyarakatnya bahasa Indonesia di kalangan remaja
5. Struktur bahasa Indonesia yang kurang dipahami
6. Kurangnya pengaplikasian bahasa Indonesia yang baik dan benar di lingkungan
formal seperti sekolah
7. Banyak orang yang menganggap bahasa Indonesia itu tidak modern
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan agar bahasa Indonesia yang baik dan
benar dapat digunakan dalam berkomunikasi di lingkungan masyarakat, antara lain :
1. Menjadikan lembaga pendidikan sebagai basis pembinaan bahasa
2. Perlunya pemahaman terhadap bahasa Indonesia yang baik dan benar
3. Menjunjung tinggi bahasa Indonesia

Berbahasa Indonesia yang Baik dan Benar


Sebagai rakyat Indonesia sudah seharusnya kita menjunjung tinggi bahasa
Indonesia dalam kehidupan sehari- hari. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang
sangat penting di Negara Indonesia. Dengan menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar, berarti telah menjunjung tinggi bahasa persatuan seperti
yang diikrarkan dalam sumapah pemuda.
Pemakaian bahasa Indonesia semakin hari semakin kacau. Tetapi tidak nlembaga
pemerintah atau masyarakat yang memberikan perhatian terhadap kekacauan ini.
Sebagai contoh, seorang pengarang buku Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia,
Abdul Chaer. Beliau dengan jelas menguraikan cara penggunaan kaidah- kaidah
umum bahasa Indonesia, agar pembaca memperoleh kemampuan berbahasa
Indonesia baik secara tertulis maupun lisan. Tetapi pada kenyataannya, media
elektronik dan media cetak cenderung memakai bahasa Indonesia tanpa
memperhatikan kaidah – kaidah tersebut.[1]
Sebagian besar masyarakat masih menggabungkan penggunaan bahasa daerah
dengan bahasa Indonesia, terutama bahasa daerah dari tempatnya berasal.
Kemunculan bahasa seorang anak berkaitan dengan bahasa pertama yang
diperoleh dari orang terdekatnya atau dapat dikatakan orang tua yang mendasari
latar belakang budaya anak tersebut. Selain itu, lingkungan tempat anak
berkembang juga sangat mempengaruhi bahasa seorang anak

Pengaruh teknologi, Peranan Orangtua, dan pergaulan.


1. Pengaruh Teknologi
Teknologi yang berkembang dengan cepat, membuat manusia tidak bisa menyeleksi
dan menempatkan bahasa yang digunakan dalam kehidupannya sehari-hari.
2. Peranan orangtua
Orangtua punya peranan penting dalam mengajarkan anaknya dalam berbahasa,
bahasa yang pantas diucapkan dengan yang tidak pantas diucapkan.
3. Pergaulan
Pergaulan yang tidak sehat, menyebabkan tidak sehat pula bahasa yang digunakan.
Seperti pergaulan di tempat maksiat, membuat bahasa orang menjadi tidak santun
cenderung menjadi cakap "kotor".

Pada dasarnya, kesantunan dalam berbahasa merupakan suatu kebiasaan, bukan


sesuatu yang seharusnya dipelajari untuk dikuasai. Namun, pada kenyataannya ada
pembelajaran mengenai kesantunan berbahasa. Dan tentu tidak salah jika kita mau
mempelajarinya.

Sebenarnya, apa itu kesantunan bahasa? Inti dari kesantunan berbahasa adalah
cara berbahasa dan berperilaku. Kedua hal tersebut menunjukkan tingkat
kesantunan berbahasa kita. Kesantunan berbahasa juga dipengaruhi oleh etika,
norma, dan budaya di masyarakat. Seperti orang Jepang yang cenderung
mengucapkan kata ‘maaf’ agar sopan ketika berbicara dan orang amerika yang
memanggil orang yang lebih tua dengan nama. Tentunya berbeda dengan di
Indonesia, di mana sebutan / nama panggilan seseorang, terutama yang lebih tua,
sangat diperhatikan.

Ada empat maksim atau prinsip dalam kesantunan berbahasa, yaitu kualitas,
kuantitas, relevansi, dan cara. Empat maksim ini menentukan tingkat kesantunan kita
dalam berbahasa. ‘Kualitas’ menentukan tingkat kesantunan berdasarkan kejujuran
perkataan kita. ‘Kuantitas’, dari banyaknya kata dalam kalimat ucapan kita.
‘Relevansi’, dari apakah ucapan kita ada hubungannya / nyambung dengan topik
yang sedang dibicarakan. Dan yang terakhir, ‘cara’, menentukan tingkat kesantunan
berdasarkan kelugasan / kejelasan kalimat yang kita ucapkan.

Terdapat tiga unsur kesantunan dalam berkomunikasi yang merupakan indikator


kesantunan berbahasa. Yaitu lokusi (ujaran), ilokusi (maksud), dan perlokusi (efek).
Lokusi mencakup kesan yang diterima dari perkataan kita seperti, “Pergilah sana!”
memberi kesan bahwa orang tersebut kasar, dan memiliki ilokusi untuk mengusir
orang lain, serta perlokusinya yaitu orang yang diusir kemungkinan besar akan
marah, tetapi kemudian pergi sesuai yang diinginkan, yang mana akan membuat
orang yang mengusir menjadi tidak santun.

Kesantunan berbahasa juga dipengaruhi oleh mitra tutur kita, tempat kita berbicara,
waktu, juga topik pembicaraan. Empat hal tersebut akan mempengaruhi tingkat
kesantunan kita ketika berbicara. Contohnya, ketika sedang berbicara di kantor.
Ditambah lawan bicara kita adalah atasan kita, maka tentu tutur kata kita akan lebih
santun dibanding biasanya. Contoh lain adalah, ketika kita sedang makan, maka kita
akan menghindari berbicara tentang hal-hal yang jorok. Atau ketika sedang berbicara
tentang hal yang menyedihkan, tentu kita tidak akan tertawa agar tidak dianggap
tidak sopan.

Untuk berbahasa yang santun, kita dapat menggunakan strategi-strategi tertentu.


Diantaranya alah skala untung rugi, skala pilihan, skala tidak langusng, dan skala
keakraban. Mendengar namanya tentu kita bisa menebak seperti apa strategi-
strategi tersebut.

Skala untung rugi menuntut kita untuk merendah diri, agar lawan bicara kita merasa
lebih ditinggikan atau lebih superior dibanding kita. Digunakan dengan meninggikan
lawan seperti dengan memanggil ‘bos’ agar pihak lawan menjadi lebih mudah untuk
dipersuasi dalam menyepakati sesuatu atau diminta tolong.

Skala pilihan biasa digunakan ketika kita ingin menanyakan sesuatu tetapi dengan
memberikan beberapa pilihan jawaban kepada lawan bicara. Seperti “Anda mau baju
yang yang seperti apa? Panjang atau pendek? Cerah atau gelap? Boyish atau girly?”
akan lebih menyenangkan lawan bicara dibanding dengan hanya bertanya, “Anda
mau baju yang seperti apa?” tanpa memberikan pilihan apapun.

Skala berikutnya yaitu skala tidak langsung memiliki arti persis seperti namanya,
yaitu dengan berbicara tidak langsung atau biasanya disebut menyindir secara halus.
Contoh, jika kita merasa tidak nyaman karena kepanasan, maka agar tidak terkesan
tidak sopan kita bisa mengungkapkannya secara tidak langsung, dengan berkata,
“Disini tidak ada kipas angin, ya?”

Skala terakhir, yaitu skala keakraban, digunakan dengan cara membuat lawan bicara
merasa lebih akrab dengan kita. Biasanya dengan cara menggunakan panggilan-
panggilan tertentu, seperti, “Boy!” atau dengan memanggil nama, seperti, “Apa
kabar, Pak Anton?” yang akan lebih terkesan akrab dibanding, “Apa kabar, Pak?”

Selain cara-cara diatas, ada cara lain yang dapat meningkatkan kesantunan kita
dalam berbicara , yaitu bentuk perilaku atau bahasa tubuh kita. Dengan kita
berbicara sambil tersenyum atau menggenggam tangan didepan badan kita, maka
kita akan terlihat lebih santun jika dibandingkan memasukkan tangan ke dalam
kantong celana atau baju kita, atau bahkan dengan mengerutkan alis dan bertolak
pinggang.

Tentunya kita sebenarnya sudah mengetahui hal-hal yang disebutkan diatas. Selama
ini kita sudah menerapkan kesantunan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari.
Hanya saja semakin lama kesantunan berbahasa sudah mulai dianggap spele
karena kita sudah mulai terbiasa dengan kata-kata kasar yang ada di sekitar kita.
Oleh karena itu, sudah saatnya kita mulai membiasakan diri lagi untuk menerapkan
kesantunan berbahasa dalam keseharian kita dan saling mengingatkan diri sendiri,
juga orang lain.

Kita dapat menyimpulkan bahwa memiliki kesantunan dalam berbahasa itu sangat
dibutuhkan, karena salah satunya penyebab kekerasan ataupun pertengkaran
dimulai dari ketidaksantunan bahasa yang digunakan oleh seseorang. Sering kali
orang merasa tersinggung karena bahasa yang digunakan oleh seseorang atau
orang lain, dan dapat menimbulkan pertengkaran.

Kesantunan dalam berbahasa di pemuda-pemudi saat ini pun sudah sangat rendah,
karena generasi sekarang cenderung menggunakan bahasa-bahasa yang disingkat
dan cenderung tidak baku sama sekali. Mengemukakan pendapat pun menjadi tidak
baik dan malah menggunakan bahasa yang tidak benar. Didikan orang tua yang
tidak tegas akan anak yang menggunakan bahasa tidak benar dalam kehidupan
sehari-hari.

Penyebab dari menurunnya kesantunan dalam berbahasa itu disebabkan oleh


rendahnya penghayatan masyarakat terhadap budaya, dan juga faktor-faktor
sebagai berikut. Faktor waktu adanya perbedaan saat waktu masih dalam kerjaan
dengan sekarang, dahulu berbicara sangat santun dan sopan kepada sesame
karena memiliki tata karma yang tinggi. Faktor yang berikutnya adalah faktor tempat,
perbedaan tempat pun mempengaruhi perbedaan cara kita berbicara, jika di kantor
berbeda dengan orang yang berbicara di lingkungan pasar. Pergaulan global dan
pertukaran informasi pun dapat mempengaruhi kesantunan berbahasa.

Dari semua kepentingan memiliki kesantunan dalam berbahasa ada beberapa


banyak hambatan dalam upaya pembelajaran tata krama berbahasa. Contohnya,
tayangan televisi yang sangat bertolak belakang dengan prinsip tata kehidupan dan
tata krama orang timur. Lalu sekolah juga dinilai kurang memperhatikan kesantunan
berbahasa dan lebih mengutamakan keenceran otak siswa dalam penguasaan iptek.
Selain dalam lingkungan sekolah pun dalam lingkungan keluarga belajar bahasa pun
kadang diabaikaan, padahal belajar bahasa seharusnya dilaksanakan setiap hari
agar anak dapat menggunakan bahasa yang benar.

Dengan kesantunan yang benar dan penggunaan bahasa yang benar, dapat timbullah
keharmonisan dalam pergaulan dengan lingkungan sekitar. Penanaman kesantunan
berbahasa juga sangat berpengaruh positif terhadap kematangan emosi seseorang.
Berbahasa yang santun seharusnya sudah menjadi suatu tradisi yang dimiliki oleh setiap
orang sejak kecil, anak perlu dibina dan dididik berbahasa yang santun, karena jika
dibiarkan anak bisa menjadi orang yang kasar, arogan, dan tidak punya nilai etika serta
agama. Agar anak pun mengerti dan bisa menanamkan kesantunan berbahasa kepada
anak sebaiknya memberikan prinsip mengerti, merasakan, dan melaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai