Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN BULANAN TENAGA PENDAMPING

JARINGAN KERJASAMA ANTAR USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI


PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2017

A. PENDAHULUAN
Pada periode ketiga pendampingan, secara umum kegiatan yang telah dilaksanakan
adalah (1) penyiapan organisasi-manajemen dan usaha dalam kerjasama; (2)
pembekalan pola jaringan kepada pengurus jaringan kerjasama antar ksp/usp koperasi;
dan (3) mendorong operasionalisasi jaringan kerjasama antar KSP/USP Koperasi di
tingkat Kabupaten Lamongan. Selanjutnya berikut ini adalah paparan dari masing-
masing kegiatan tersebut.

B. KEGIATAN PENDAMPINGAN YANG TELAH DILAKSANAKAN


1. Penyiapan Mengenai Organisasi-Manajemen dan Usaha dalam Jaringan
Kerjasama

Dalam konteks kerjasama NON-APEX kerjasama diwujudkan dalam rangka untuk


peningkatan kapasitas dan kualitas kelembagaan koperasi dan UKM, peningkatan
kapasitas dan kualitas usaha koperasi dan UKM, peningkatan daya saing koperasi
dan UKM, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Secara konkrit dalam
prakteknya wujud kerjasama tersebut adalah kegiatan pelatihan; pemanfaatan
bersama dan pengembangan informasi teknologi; dan tukar menukar data dan
informasi.

Sejak awal diskusi dan pembahasan antara KPN Maju Mantup dan Koperasi Wanita
yang terlibat, baik dalam pertemuan formal terdahulu maupun pertemuan informal,
rumusan organisasi-manajemen yang sesuai dengan kegiatan kerjasama di atas
disepakati menggunakan prinsip-prinsip pengorganisasi yang bersifat:

 struktur organisasi sederhana,


 setara,
 efektif dan efisiensi,
 prioritas dan
 tidak membentuk badan hukum baru.

Unsur struktur organisasi kerjasama yang dibentuk berupa:

 Koordinator Kerjasama
 Anggota Kerjasama

Antara Koordinator dan Anggota memiliki kesetaraan dalam hak dan kewajiban dan
diharapkan memperoleh manfaat bersama. Kegiatan yang menjadi prioritas adalah
peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam bentuk pelatihan. Diharapkan

1
melalui pengorganisasian awal ini akan berkembang ke arah kerjasama yang lebih
luas dan lebih kompleks tentunya.

2. Pembekalan Pola Jaringan Kepada Pengurus Jaringan Kerjasama Antar


KSP/USP Koperasi

Pola jaringan yang akan dikembangkan dalam kerangka pengorganisasian


kerjasama yang telah disepakati dibahas dalam pertemuan yang dilaksanakan pada
tanggal 12 Agustus 2017 di Pendopo Kecamatan Mantup kabupaten Lamongan.

Sebagai pembekalan disampaikan dalam pertemuan tersebut adalah strategi


menyusun kerangka kerja pengurus kerjasama melalui tahapan:

 assasment kebutuhan peningkatan kapasitas anggota kerjasama;


 upaya/langkah-langkah yang dilaksanakan dalam memenuhi kebutuhan; dan
 penyusunan kerangka kerja dalam bentuk jadwal kegiatan.

Dengan tiga langkah strategi di atas pengurus kerjasama melakukan kegiatan


kerjasama secara nyata sesuai kebutuhan anggota kerjasama.

3. Operasionalisasi Jaringan Kerjasama antar KSP/USP Koperasi di Tingkat


Kabupaten Lamongan

Operasionalisasi jaringan pada tahap ini dilaksanakan dengan menyusun jadwal


kegiatan pelatihan peningkatan kapasitas dengan tema-tema yang menjadi
kebutuhan pengurus. Narasumber akan diupayakan dari KPN Maju Mantup. Tema
kegiatan pelatihan yang akan dilaksanakan antar lain:

 Peningkatan pemahaman akuntansi dasar

Sebagian besar Pengurus Koperasi Wanita yang menjadi anggota kerjasama


berlatar belakang profesi non-keuangan. Penyusunan laporan keuangan
koperasi sebatas pada pengisian data pada aplikasi komputer berbasis Microsoft
Excel yang telah disediakan. Pengertian teknis akuntansi sesungguhnya, antara
lain inventaris, laporan operasional, penyusutan, cadangan resiko, neraca,
laporan laba-rugi belum benar-benar dipahami.

 Penyusunan rencana usaha dan opersional keuangan

Rencana operasional keuangan seringkali mengacu kepada contoh yang


diberikan oleh instansi, namun belum berbasis pada kebutuhan operasional
aktual suatu usaha. Rencana operasional keuangan berkaitan erat dengan
proyeksi penyerapan pinjaman, suku bunga (jasa) yang diberlakukan dan sisa
hasil usaha yang akan menjadi target perolehan usaha.

2
Perlunya peningkatan pemahaman tentang perbedaan rencana usaha dan
rencana operasional untuk memberikan bekal bagi pengurus jika koperasi
hendak mengembangkan usaha simpan-pinjam agar lebih kompetitif.

 Regulasi kegiatan simpan pinjam

Pemahaman tentang regulasi simpan-pinjam (dana bergulir) akan membangun


kepercayaan diri bagi USP dan KSP dalam melakukan pengembangan usaha
simpan pinjam.

 Penanganan Masalah Tunggakan

Penanganan tunggakan menjadi persoalan tersendiri bagi usaha simpan pinjam.


Untuk itu penguatan penanganan masalah baik secara non-litigasi maupun
secara litigasi akan memampukan KSP/USP dalam mengurangi potensi
tunggakan sejak dini.

Penyusunan rencana kegiatan ini diharapkan bermanfaat bagi kerjasama yang telah
dibangun.

C. SIMPULAN

Setelah melaksanakan kegiatan-kegiatan di sebagaimana uraian di atas maka


dapatlah disimpulkan sebagai berikut:
a. Organisasi-manajemen yang disepakati memiliki sifat struktur organisasi sederhana,
setara, efektif dan efisiensi, prioritas dan tidak membentuk badan hukum baru.
b. Unsur struktur organisasi kerjasama yang dibentuk berupa Koordinator Kerjasama
dan Anggota Kerjasama.
c. Penyusunan rencana kegiatan melalui strategi assesment kebutuhan anggota
jaringan, upaya/kegiatan untuk memenuhi kebutuhan dan penyusunan kerangka
kerja pengurus kerjasama.
d. Operasionalisasi kerjasama NON-APEX melalui kerangka kerja yang jelas dan
kongkrit.

3
D. PENUTUP

Demikian laporan ini disusun dan disampikan dan akan ditindak lanjuti dengan
tahapan pada bulan ke-3. Disampikan terima kasih keapada semua pihak yang telah
mendukung kegiatan pendampingan kerjasama koperasi.

Lamongan, 1 September 2017


Pendamping

SUTRISNO, S.Pd

Koordinator Pendamping

IMAM SURURIL ASY’ARI, S.H


NIP 19771202 201001 1 001

Anda mungkin juga menyukai