Anda di halaman 1dari 104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN KONSENTRASI PEWARNA


MERAH DALAM SAMPEL MINUMAN MENGGUNAKAN DETEKTOR
EMISSION SPECTROMETER DAN COLORIMETER
SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :

Cosmas Jerry Anggoro

NIM: 121424016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PENGESAHAN

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERSEMBAHAN

Hasil karya dan perjuanganku, kupersembahkan untuk :

Bapak Ambrosius Sarjono

Ibu Lusia Luveniasmi

Kakaku Dimas Adi Setiawan (DIMAS REGAL)

Teman-teman pendidikan Fisika 2012

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH


UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata


Dharma:

Nama : Cosmas Jerry Anggoro

Nim : 121424016

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada


Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN KONSENTRASI PEWARNA


MERAH DALAM SAMPEL MINUMAN MENGGUNAKAN DETEKTOR
EMISSION SPECTROMETER DAN COLORIMETER”

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan hak untuk


menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas dan mempublikasikannya di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberikan royalti selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dilihat di Yogyakarta

Pada tanggal: 26 Agustus 2016

Yang menyatakan,

Cosmas Jerry Anggoro

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN KONSENTRASI PEWARNA
MERAH DALAM SAMPEL MINUMAN MENGGUNAKAN DETEKTOR
EMISSION SPECTROMETER DAN COLORIMETER

Telah dilakukan penelitian untuk identifikasi dan pengukuran konsentrasi


jenis pewarna merah dalam sampel minuman menggunakan Detektor Emission
Spectrometer dan Colorimeter buatan Vernier. Pewarna merah Eritrosine CI
16035, Eritrosine CI 16035-Carmoisine CI 14720, Carmoisine CI 14720, dan
Ponceau 4R CI 16255 digunakan sebagai acuan. Identifikasi dilakukan
berdasarkan pola serapan. Pola serapan sampel dibandingkan dengan pola serapan
larutan standar pewarna merah. Pola serapan diperoleh menggunakan Detektor
Emission Spectrometer. Detektor Emission Spectrometer merupakan detektor
yang dirancang untuk mengukur intensitas dari berbagai sumber cahaya. Detektor
bekerja pada panjang gelombang mulai dari 320 nm sampai dengan 900 nm
dengan interval 1 nm. Pengukuran absorbansi dilakukan menggunakan Detektor
Colorimeter. Detektor Colorimeter memiliki kemampuan untuk mengukur
absorbansi dengan range 0,05 sampai 1,0 dan transmittans sampel dengan range
10% sampai 90%. Detektor Colorimeter bekerja dengan panjang gelombang
cahaya 430 nm, 470 nm, 565 nm, dan 635 nm. Konsentrasi pewarna merah
sampel diperoleh dari hasil analisa absorbansi sampel menggunakan persamaan
grafik absorbansi pewarna merah standar terhadap kosentrasi pada panjang
gelombang selektif dan sensitifnya.

Kata kunci : Pola serapan, pewarna merah, detektor Emission Spectrometer,


detektor Colorimeter, software logger pro.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
THE IDENTIFICATION AND MEASUREMENT OF THE
CONCENTRATION RED DYE IN SAMPLE USING EMISSION
SPECTROMETER AND COLORIMETER DETECTOR

The identification and measurement of the concentration red dye in


sample using Emission Spectrometer and Colorimeter detector has been
invetigated. Eritrosine CI 16035, Eritrosine CI 16035-Carmoisine CI 14720,
Carmoisine CI 14720, dan Ponceau 4R CI 16255 red dye is used a reference. The
identification is based on spectrum of absorbance. The absorbance spectrum is
compared with the red dye standart absorbance spectrum. The absorbance
spectrum is analyzed using spectrometer detector. The Emission Spectrometer is a
portable spectrometer designed to measure the intensity of variety light sources.
The Emission Spectrometer can work on 320–900 nm wavelength range with
interval 1 nm. The absorbance is measured using Colorimeter detector. The
Colorimeter has the ability to measure absorbance with 0,05-1,0 range
absorbance and 10% - 90% range transmittance. The Colorimeter measures the
amount of light transmitted through a sample at a user-selectable wavelength;
430 nm, 470 nm, 565 nm, 635 nm. The concentration of red dye samples is
obtained from the analysis of the sample absorbance using graphing equations
absorbance to concentration of standard red dye at the wavelength selective and
sensitive.

Key words: Absorbance spectrum, red dye, Emission Spectrometer detector,


Colorimter detector, logger pro software.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas rahmat dan berkatNya yang
begitu melimpah dan cinta yang begitu luar biasa. Berkat kasihNya yang luar
biasa melimpah, penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Karena
cintanya pula skripsi yang berjudul “IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN
KONSENTRASI PEWARNA MERAH DALAM SAMPEL MINUMAN
MENGGUNAKAN DETEKTOR EMISSION SPECTROMETER DAN
COLORIMETER” dapat berjalan dengan baik dan terselesaikan dengan baik.
Penelitian skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana
pendidikan untuk Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu
pendidikan.

Penulisan dan penelitian ini bisa terselesaikan dengan baik bukan hanya
karena penulis saja, melainkan banyak pihak yang senantiasa membantu serta
memberi dukungan kepada penulis. Ucapan terimakasih yang begitu dalam
diucapkan kepada :

1. Dr. Ign. Edi Santosa, M.S, selaku dosen pembimbing yang senantiasa
dengan tulus hati membimbing, meluangkan waktu, memotivasi,
mengarahkan, mendengarkan kesulitan yang dialami tentang penelitian ini
serta memberikan solusi terbaiknya.
2. Petrus Ngadiono selaku laboran yang selalu membantu dalam pengadaan
alat, memberi saran terhadap kesulitan dalam pemilihan alat.
3. Ibu Sri Agustini dan bapak Severinus Domi selaku DPA yang selalu
membimbing dan memantau perkembangan skripsi mahasiswanya serta
ucapan terimakasih untuk dosen-dosen Pendidikan Fisika atas segala
bimbingannya dalam membantu kelancaran penelitian.
4. Dosen-dosen Pendidikan Fisika yang telah membantu saya dalam
perkuliahan selama 4 tahun ini.
5. Bapak dan Ibu tercinta dirumah, Ambrosius Sarjono dan Lusia Luveniasmi
yang selalu mendoakan serta memberikan kasih sayangnya dalam
memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.
6. Kakaku tercinta Dimas Adi Setiawan yang selalu mengingatkanku untuk
pantang menyerah, memberikan pengalaman, dan memberikan dukungan
serta motivasi.
7. Veronika Adventa Dewi yang telah memberi semangat untuk berjuang
menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Sahabatku Gregorius Agung Rendra Prasastyo yang membantu memberi
komentar setiap kalimat dalam tulisan ini sehingga menjadi lebih baik.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9. Ignatius Mayo Aquino Pang dan Edward Arung, orang yang telah
menyediakan waktu untuk berdiskusi tentang penelitian.
10. Anastasia Susi Murwaningsih dan Timotius Vivid Nugroho sahabat
terbaik selama kuliah, memberi saran satu sama lain untuk memperbaiki
penelitian ini maupun penelitian yang mereka kerjakan.
11. Blasius Trisna Hermawan, Bartolomius Delfian Wicaksono, Paskalis
seggrafiare, Fransiskus lima yang selalu menyemangati saya dan menjadi
teman sekaligus sahabat terbaik saya.
12.
13. Teman Seperjuanganku yang selalu membantuku saat bimbingan yaitu
Natalia Peni Suharyanti dan Lusia Sandra Oey.
14. Teman-teman Pendidikan Fisika 2012 yang selalu saling mendukung,
mengingatkan serta memberikan semangat.
15. Angeline yang telah membantu dalam penyusunan abstrak dalam bahasa
Inggris.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai


tahap yang sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun akan
diterima dengan senang hati penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca.

Yogyakarta, 26 Agustus 2016


Penulis

Cosmas Jerry Anggoro

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN KONSENTRASI PEWARNA MERAH DALAM SAMPEL


MINUMAN MENGGUNAKAN DETEKTOR EMISSION SPECTROMETER DAN COLORIMETER . i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................... iii
LEMBAR PERSEMBAHAN.....................................................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................................................... v
............................................................................................................................................ v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS ...........................................................................................................................vi
ABSTRAK.............................................................................................................................vii
ABSTRACT.......................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ix
DAFTAR ISI...........................................................................................................................xi
HALAMAN DAFTAR TABEL................................................................................................. xiii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xviii
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 6
C. Batasan Masalah ..................................................................................................... 7
D. Tujuan penelitian .................................................................................................... 7
E. Manfaat penelitian.................................................................................................. 8
F. Sistematika penulisan ............................................................................................. 9
BAB II ................................................................................................................................. 10
DASAR TEORI ..................................................................................................................... 10
A. Teori Atom ............................................................................................................ 10
B. Teori Molekul ........................................................................................................ 17
C. Hukum Beer-Lambert............................................................................................ 18
D. Emission Spectrometer ......................................................................................... 20

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Colorimeter ........................................................................................................... 22
F. Pewarna Merah..................................................................................................... 23
G. Teknik Pengenceran .............................................................................................. 25
BAB III ................................................................................................................................ 26
EKSPERIMEN ..................................................................................................................... 26
A. Persiapan Alat ....................................................................................................... 26
B. Persiapan Bahan ................................................................................................... 31
C. Prosedur percobaan.............................................................................................. 34
D. Analisa Data .......................................................................................................... 35
BAB IV................................................................................................................................ 37
HASIL EKSPERIMEN DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 37
A. Hasil Eksperimen ................................................................................................... 37
1. Penentuan Pola Serapan Standar Pewarna Merah Eritrosine, Eritrosine-
Carmoisine, Carmoisine, dan Ponceau 4R. ............................................................... 37
2. Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Perwana Merah Eritrosine, Eritrosine-
Carmoisine, Carmoisine, dan Ponceau 4R dengan Variasi Konsentrasi. ................... 43
3. Hasil pengukuran sampel. ................................................................................. 50
B. Pembahasan .......................................................................................................... 58
BAB V................................................................................................................................. 63
PENUTUP ........................................................................................................................... 63
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 63
B. Saran ..................................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 65
LAMPIRAN ......................................................................................................................... 68

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN DAFTAR TABEL

Tabel 4.1: Hubungan Absorbansi A terhadap konsentrasi C ( ml/L ) larutan


standar Carmoisine CI 14720 pada panjang gelombang 470 nm ........44
Tabel 4.2 : Persamaan garis pada panjang gelombang 430 nm, 470 nm,
565 nm, dan 635 nm untuk pewarna merah Carmoisine CI 14720 ......45
Tabel 4.3 : Persamaan garis pada panjang gelombang 430 nm, 470 nm,
565 nm, dan 635 nm untuk pewarna merah Eritrosine CI 16035 ........48
Tabel 4.4 : Persamaan garis pada panjang gelombang 430 nm, 470 nm,
565 nm, dan 635 nm untuk pewarna merah Eritrosine CI 16035-
Carmoisine CI 14720 ............................................................................49
Tabel 4.5 : Persamaan garis pada panjang gelombang 430 nm, 470 nm,
565 nm, dan 635 nm untuk pewarna merah Ponceau 4R CI 16255......49
Tabel 4.6 : Besar konsentrasi pewarna merah dalam sampel yang mengandung
Carmosine CI 14720. ............................................................................58
Tabel 4.7 : Besar kosentrasi pewarna merah dalam sampel yang mengandung
Eritrosin CI 16036-Carmosine CI 14720. .............................................58

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN DAFTAR GAMBAR


Gambar 2.1 : Interaksi inti dengan elektron ...............................................................11

Gambar 2.2 : Peristiwa Deeksitasi .............................................................................15

Gambar 2.3 : Peristiwa Eksitasi .................................................................................16

Gambar 2.4 : Sketsa tingkat tenaga molekul : tingkat tenaga elektronik, tingkat

tenaga vibrasi, dan tingkat tenaga rotasi ...............................................17

Gambar 2.5 : Proses serapan yang terjadi ketika cahaya datang menuju suatu

sampel ...................................................................................................19

Gambar 2.6 : Bagan analisa kualitatif menggunakan detektor Emission Spectrometer ..21

Gambar 2.7 : Struktur kimia pewarna Eritrosine CI 16035 .......................................24

Gambar 2.8 : Struktur kimia pewarna Carmoisine CL 14720 ...................................24

Gambar 2.9 : Struktur kimia pewarna Ponceau 4R CI 16255 ....................................24

Gambar 3.1 : Susunan alat eksperimen untuk mengidentifikasi pewarna merah

dalam sampel .......................................................................................27

Gambar 3.2 : Susunan alat eksperimen untuk menentukan konsentrasi pewarna

merah minuman dalam sampel .............................................................30

Gambar 4.1 : Grafik hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)

larutan standar Eritrosine CI 16035 pada konsentrasi 10 ml/l,

8 ml/l, 6 ml/l, 4 ml/l, dan 2 ml/l ............................................................38

Gambar 4.2 : Grafik hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)

larutan standar Eritrosine CI 16035-Carmoisine CI 14720 pada


konsentrasi 10 ml/l, 8 ml/l, 6 ml/l, 4 ml/l, dan 2 ml/l ...........................39

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 4.3: Grafik hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)

larutan standar Carmoisine CI 14720 pada konsentrasi 10 ml/l,

8 ml/l, 6 ml/l, 4 ml/l, dan 2 ml/l ............................................................39

Gambar 4.4 : Grafik hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)

larutan standar Ponceau 4R CI 16255 pada konsentrasi 10 ml/l,

8 ml/l, 6 ml/l, 4 ml/l, dan 2 ml/l ............................................................40

Gambar 4.5 : Grafik hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)

larutan standar Eritrosine CI 16035, Eritrosine CI 16035-Carmoisine

CI 14720, Carmoisine CI 14720, dan Ponceau 4R CI 16255 pada


konsentrasi 8ml/l. ..................................................................................41

Gambar 4.6 : Grafik hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)

larutan standar Tartrasine CI 19410 pada konsentrasi 8 ml/l. .............42

Gambar 4.7 : Grafik hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)

larutan standar Eritrosine CI 16035, Eritrosine CI 16035-Carmoisine

CI 14720, Carmoisine CI 14720, dan Ponceau 4R CI 16255 pada


konsentrasi 8 ml/l dan larutan standar Tartrasine CI 19410 pada
konsentrasi 8 ml/l ..................................................................................42

Gambar 4.8 : Grafik Hubungan Absorbansi terhadap konsentrasi (ml/l) pada

panjang gelombang 470 nm untuk larutan standar Carmoisine

CI 14720 ...............................................................................................44

Gambar 4.9 : Grafik Hubungan Absorbansi terhadap konsentrasi (ml/l) pada

panjang gelombang 430 nm, 470 nm, 565 nm, dan 635 nm untuk

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

larutan standar Carmoisine CI 14720 ...................................................45

Gambar 4.10 : Grafik Hubungan Absorbansi terhadap konsentrasi (ml/l) pada

panjang gelombang 430 nm, 470 nm, 565 nm, dan 635 nm untuk

larutan standar Eritrosine CI 16035 ......................................................47

Gambar 4.11 : Grafik Hubungan Absorbansi terhadap konsentrasi (ml/l) pada

panjang gelombang 430 nm, 470 nm, 565 nm, dan 635 nm untuk
larutan standar Eritrosine CI 16035-Carmoisine CI ...........................47

Gambar 4.12 : Grafik Hubungan Absorbansi terhadap konsentrasi (ml/l) pada

panjang gelombang 430 nm, 470 nm, 565 nm, dan 635 nm untuk
larutan standar Ponceau 4R CI ...........................................................48

Gambar 4.13 : Grafik Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)

sampel minuman Panter pada konsentrasi x ml/l ...............................50

Gambar 4.14 : Grafik Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)

sampel minuman Panter pada konsentrasi x ml/l, 8/10x ml/l .............51

Gambar 4.15 : Grafik Perbandingan Hubungan Intensitas terhadap panjang


gelombang (nm) larutan standar Carmoisine CI 14720dengan
konsentrasi 10 ml/L, 8 ml/L, 6 ml/L, 4 ml/L, dan 2 ml/L dengan
sampel minuman panter pada konsentrasi x ml/l, 8/10x ml/ l ............52

Gambar 4.16 : Grafik Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)

sampel minuman Fanta pada konsentrasi x ml/l, 8/10x ml/l ..............54

Gambar 4.17 : Grafik Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)

sampel minuman Sirup Freiss pada konsentrasi x ml/l, 8/10x ml/l ....54

Gambar 4.18 : Grafik Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sampel minuman sirup Nikisari pada konsentrasi x ml/l, 8/10x ml/l .55

Gambar 4.19 : Grafik Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)

sampel Pamela 1 pada konsentrasi x ml/l, 8/10x ml/l ........................55

Gambar 4.20 : Grafik Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)

sampel Pamela 2 pada konsentrasi x ml/l, 8/10x ml/l ........................56

Gambar 4.21 : Grafik Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)

sampel USD 1 pada konsentrasi x ml/l, 8/10x ml/l ............................56

Gambar 4.22 : Grafik Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)

sampel USD 2 pada konsentrasi x ml/l, 8/10x ml/l ............................57

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN


Lampiran 1 : Tabel hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) untuk
larutan standar pewarna merah Carmoisine CI 14720 pada
konsentrasi 10 ml/L, 8 ml/L, 6ml/L, 4 ml/L, dan 2 ml/L.

Lampiran 2 : Tabel hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) larutan


standar Eritrosine CI 16035, Eritrosine CI 16035-Carmoisine CI
14720, Carmoisine CI 14720, dan Ponceau 4R CI 16255 pada
konsentrasi 8 ml/l dan larutan standar Tartrasine CI 19410pada
konsentrasi 8 ml/l.

Lampiran 3 : Tabel Perbandingan Hubungan Intensitas terhadap panjang


gelombang (nm) larutan standar Carmoisine CI 14720 dengan
konsentrasi 10 ml/L, 8 ml/L dengan sampel minuman panter pada
konsentrasi x ml/l, 8/10x ml/l.

Lampiran 4 : Cara menentukan nilai konsentrasi pewarna merah dalam sampel


berdasarkan nilai absorbansi dari hasil pengukuran menggunakan
detektor Colorimeter dan cara menentukan ralat.

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala alam. Fisika

berhubungan dengan pengamatan, pemahaman, dan dugaan fenomena

alam termasuk sifat-sifat sistem buatan manusia [Gadgrave, 2009]. Fisika

mempelajari perilaku dan sifat materi atau benda dalam bidang yang

sangat beragam, mulai dari partikel submikroskopis hingga perilaku materi

alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos. Fisika merupakan ilmu dasar

atau fundamental karena hukum fisika diterapkan di cabang ilmu lain

seperti kimia yang mempelajari jenis materi tertentu. Suatu zat kimia yang

ditentukan oleh sifat molekul penyusunnya dapat dijelaskan dengan ilmu

fisika. Salah satu contohnya adalah keberadaan molekul dalam pewarna

makanan dan minuman.

Warna minuman tergantung molekul-molekul penyusun dari pewarna

yang digunakan. Minuman berwarna hijau dapat dihasilkan dengan

menggunakan pewarna Tartrazine CI 19140, kuning menggunakan Kuning

kuinolin CI 47005, biru menggunakan Biru berlian FCF CI 42090,

sedangkan untuk warna merah dapat menggunakan Citrus Red CI 12156,

Rhodamine B 45170, Eritrosine CI 16035, Eritrosine CI 16035-

Carmoisine CI 14720, Carmoisine CI 14720, Ponceau 3R 16155, Ponceau

SX 14700, dan Ponceau 4R CI 16255 [Menkes RI, 1998]. Pewarna

minuman beredar luas di pasar, namun masyarakat tidak bisa mengetahui

molekul apa saja yang terkandung dalam perwarna tersebut. Beberapa

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pewarna tersebut bisa saja membahayakan kesehatan, misalnya alergi,

asma, kerusakan sistem urin, bahkan memicu kanker. Pemerintah telah

menetapkan pewarna minuman merah yang diperbolehkan terbuat dari

Eritrosine CI 16035, Eritrosine CI 16035-Carmoisine CI 14720,

Carmoisine CI 14720, dan Ponceau 4R CI 16255 [Wenninger et all, 2000;

Menkes RI, 1998].

Pewarna merah dalam minuman dapat diketahui jenis dan

konsentrasinya dengan melakukan penelitian. Penelitian dikatakan ideal

bila alat yang digunakan mampu membedakan molekul pewarna merah

satu dengan lainnya. Alat dapat memastikan bahwa molekul yang diteliti

merupakan pewarna merah jenis tertentu, bukan molekul lain. Selain itu,

alat memiliki kepekaan dan tidak mengubah kondisi sampel yang diukur.

Hal ini mempengaruhi ketepatan hasil pengukuran pewarna merah yang

diperoleh. Oleh karena itu, dibutuhkan instrumen yang selektif dan sensitif

agar mengurangi gangguan saat pengukuran [Doebelin, 1992].

Penelitian untuk mengetahui jenis larutan dalam suatu sampel telah

dilakukan sebelumnya, yaitu pengukuran rotasi optik spesifikasi larutan

glukosa, fruktosa, dan laktosa dengan menggunakan polarimeter.

Polarimeter merupakan alat yang bekerja berdasarkan prinsip polarisasi

cahaya. Laser HeNe digunakan sebagai sumber cahaya. Beam Spliter

merupakan pemecah berkas untuk menghasilkan dua berkas cahaya dari

satu sumber cahaya. Penelitian ini menunjukkan bahwa besarnya

perputaran bidang getar cahaya terpolarisasi tergantung jenis larutan

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

[Atmajati, 2014]. Pengukuran acuan dan sampel dilakukan secara

bersamaan. Penelitian ini terbatas pada larutan yang berifat optis aktif.

Pengukuran sudut rotasi optik sangat tergantung pada keadaan lingkungan

seperti suhu dan cahaya yang digunakan. Selain itu, pengaruh panjang

gelombang cahaya terhadap sudut rotasi optik belum dilakukan penelitian

lebih lanjut.

Penelitian untuk pengukuran konsentrasi Carmosine CI 14720 dalam

minuman menggunakan UV-Vis Spektrofotometer SP8-400 telah

dilakukan. Panjang gelombang selektif optimal yang digunakan untuk

mengukur nilai konsentrasi carmoisine dalam sampel adalah 515 nm.

Analisa kualitatif penelitian ini membandingkan grafik absorbansi sampel

terhadap panjang gelombang dengan grafik absorbansi carmoisine

terhadap panjang gelombang. Analisa kuantitatif berdasarkan persamaan

grafik absorbansi terhadap kosentrasi carmoisine untuk menentukan nilai

konsentrasi sampel. Penelitian ini menggunakan detektor PMT (Photo

Multiplyer Tube). Detektor PMT merupakan tabung pengganda

fotoelektron yang terlepas dari katoda hasil penembakan dengan cahaya

monokromatis. Amplifier memperkuat dan mengubah elektron yang

sampai ke anoda menjadi arus listrik [Sasmoko, 2001]. Penelitian ini

terbatas pada pewarna merah carmoisine. Analisa kualitatif pada penelitian

ini berdasarkan grafik hubungan absorbansi terhadap konsentrasi

carmoisine. Susunan alat yang digunakan pada penelitian ini cukup rumit.

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penelitian berbasis komputer telah banyak dilakukan, antara lain

pengukuran konstanta dielektrikum kertas menggunakan bantuan Software

LogerPro [Murwaningsih dan Santosa, 2015], pengukuran gaya interaksi

antar dipol magnet dengan Software LogerPro [Arung dan Santosa, 2015],

dan pengukuran medan magnet di sekitar kumparan berarus listrik

menggunakan Software LogerPro [Anggoro dan Santosa, 2015]. Software

Loger Pro dilengkapi dengan berbagai program terkait dengan hukum-

hukum fisika bahkan pada bidang ilmu yang lain seperti kimia dan biologi.

Software LogerPro juga dilengkapi dengan fasilitas fitting data yang

mempermudah peneliti dalam pengambilan dan analisa data.

Detektor Vernier Colorimeter adalah detektor yang digunakan untuk

menentukan konsentrasi dengan analisis intensitas cahaya buatan vernier.

Detektor Colorimeter dilengkapi sumber cahaya dengan empat panjang

gelombang. Panjang gelombang cahaya yang digunakan adalah 430 nm,

470 nm, 565 nm, dan 635 nm. Colorimeter memiliki kemampuan untuk

mengukur absorbansi sampel dengan range 0,05 sampai 1,0 dan

transmittans sampel dengan range 10% sampai 90%. Fitur seperti

identifikasi sensor otomatis dan kalibrasi hanya dengan satu langkah

menjadikan sensor mudah untuk digunakan. Detektor terhubung dengan

komputer menggunakan interface LabPro. Pengambilan dan perekaman

data menggunakan Software LogerPro [www.vernier.com]. Detektor

Colorimeter dapat digunakan untuk analisa kuantitatif, namun tidak untuk

analisa kualitatif. Detektor Colorimeter tidak dapat digunakan untuk

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mengetahui senyawa dalam sampel yang akan diukur. Detektor

Colorimeter dapat digunakan jika senyawa dalam sampel yang akan

diukur telah diketahui.

Detektor Emission Spectrometer adalah detektor yang dirancang untuk

mengukur intensitas dari berbagai sumber cahaya. Intensitas yang terukur

ditampilkan mulai dari 0 sampai dengan 1. Detektor bekerja pada panjang

gelombang mulai dari 320 nm sampai dengan 900 nm dengan interval 1

nm [www.vernier.com]. Detektor Emission Spectrometer dapat digunakan

untuk analisa kualitatif. Analisa kualitatif yaitu mengidentifikasi senyawa

yang terkandung dalam sampel.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian yang akan dilakukan adalah

mengidentifikasi jenis pewarna merah dan mengetahui berapa konsentrasi

pewarna merah dalam sampel minuman. Penelitian secara garis besar

dilakukan menjadi dua tahap. Tahap pertama mengidentifikasi keberadaan

pewarna merah jenis tertentu dengan menggunakan detektor Emission

Spectrometer. Tahap kedua yaitu menentukan besar konsentrasi pewarna

merah menggunakan Colorimeter. Detektor ini dapat mengukur absorbansi

dan transmittans yang dihasilkan oleh suatu larutan secara bersamaan.

Software Logger Pro digunakan untuk membantu dan mempermudah

menganalisa data.

Penelitian ini menunjukkan adanya peristiwa serapan tenaga pada

panjang gelombang tertentu oleh molekul-molekul penyusun suatu

senyawa. Eksperimen ini dapat meningkatkan pembelajaran di SMA pada

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

materi fisika atom dan molekul. Hal ini dikarenakan penjelasan materi

fisika atom kurang mendalam dan jarang dilakukan praktikum pada

pembelajaran di SMA.

Penelitian ini juga memberikan informasi kepada masyarakat terkait

pewarna yang diperbolehkan untuk digunakan pada minuman dan

makanan. Eksperimen menunjukkan jenis pewarna merah yang digunakan

dan besar konsentrasi pewarna merah dalam sampel minuman yang

diambil dari beberapa jenis minuman di beberapa tempat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang maka dapat

dirumuskan menjadi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana cara mengidentifikasi keberadaan pewarna merah jenis

tertentu dalam sampel minuman menggunakan Detektor Emission

Spectrometer?

2. Bagaimana cara mengukur konsentrasi pewarna merah dalam sampel

minuman menggunakan Detektor Colorimeter?

3. Berapa konsentrasi pewarna merah minuman dalam sampel diukur

menggunakan Detektor Colorimeter?

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Batasan Masalah
Penelitian ini terbatas pada mengidentifikasi keberadaan jenis

pewarna merah dan pengukuran konsentrasi pewarna merah yang

terkandung dari suatu sampel minuman berwarna merah mencolok.

Standar yang digunakan merupakan pewarna merah Eritrosine CI 16035,

Eritrosine CI 16035-Carmoisine CI 14720, Carmoisine CI 14720, dan

Ponceau 4R CI 16255. Sampel merupakan minuman berwarna merah

mencolok yang dijual dipasaran dalam bentuk cairan. Pewarna makanan

berwana hijau Tartazine CI 19140 digunakan sebagai pembanding untuk

menunjukkan pola serapan pewarna merah dengan pewarna selain merah.

D. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui cara mengidentifikasi keberadaan pewarna merah jenis

tertentu dalam sampel minuman menggunakan Detektor Emission

Spectrometer.

2. Mengetahui cara mengukur konsentrasi pewarna merah dalam sampel

minuman menggunakan Detektor Colorimeter.

3. Dapat menentukan konsentrasi pewarna merah dalam sampel minuman

menggunakan Detektor Colorimeter.

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagi peneliti:

1. Mengetahui cara mengidentifikasi keberadaan jenis pewarna merah

dalam sampel minuman menggunakan Detektor Emission

Spectrometer.

2. Mengetahui cara mengukur konsetrasi pewarna merah menggunakan

Detektor Colorimeter.

3. Menunjukkan bahwa spektrum tenaga yang dihasilkan oleh setiap

senyawa berbeda tergantung dari molekul penyusunnya.

4. Mengembangkan kemampuan dalam menggunakan software

LoggerPro untuk menganalisa data sehingga mendapatkan hasil yang

maksimal.

5. Meningkatkan pengetahuan tentang metode untuk mengidentifikasi

keberadaan jenis pewarna merah dalam sampel.

Bagi pembaca:

1. Memberikan informasi penerapan konsep exitasi dan deexitasi

(serapan) molekul mengikuti peristiwa yang dialami oleh elektron

dalam suatu atom tertentu.

2. Memberi informasi penggunaan Detektor Emission Spectrometer dan

Colorimeter dapat digunakan untuk menjelaskan dan memperdalam

pembelajaran di SMA tentang materi fisika atom dan molekul.

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Mengembangkan metode eksperimen dalam pembelajaran tentang

materi fisika atom dan molekul di SMA.

4. Meningkatkan pengetahuan terkait jenis pewarna merah yang

digunakan pada sirup, minuman dalam kemasan, dan minuman yang

dijual pedagang kaki lima.

5. Mengetahui konsentrasi pewarna merah yang digunakan dalam

beberapa sampel yang diperoleh dari beberapa sampel minuman dan

beberapa daerah di sekitar kampus Universitas Sanata Dharma.

F. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan hasil penelitian ditulis sebagai berikut:

1. BAB I Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan.

2. BAB II Dasar Teori

Bab ini menguraikan dasar teori seperti teori atom, teori molekul,

hukum lambert Berr, Emission Spectrometer, Colorimeter, pewarna

merah, dan teknik pengenceran.

3. BAB III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan alat dan bahan yang digunakan selama penelitian,

prosedur penelitian, dan analisa data.

4. BAB IV Hasil dan Pembahasan

Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan.

5. BAB V Kesimpulan dan Saran

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
DASAR TEORI

A. Teori Atom
Nama atom berasal dari bahasa Yunani Atomos yang artinya tidak dapat

dipotong atau dibagi lagi. Atom merupakan bagian terkecil dari suatu materi

yang tidak dapat dibagi lagi. Teori tentang atom mulai berkembang pesat

sejak abad ke-19. Model struktur atom pertama dikemukaan oleh J.J

Thomson pada tahun 1897 dengan keberhasilannya mencirikan elektron dan

mengukur nisbah muatan terhadap massa (e/m) elektron. Menurut J.J

Thomson elektron bermuatan negatif dan berada dalam atom, namun secara

keseluruhan atom bermuatan netral. J.J Thomson mengusulkan bahwa atom

merupakan bola pejal yang terdiri dari elektron dan materi bermuatan positif

tersebar secara merata. Model ini disebut model atom plum pudding [Krane,

1992].

Pada tahun 1911, Rutherford bersama kedua muridnya Hans Geiger dan

Ernest Marsden melakukan eksperimen tentang “Hamburan Sinar Alfa”.

Percobaan hamburan tersebut dilakukan dengan menembakan seberkas

pertikel 𝛼 menuju selembar emas tipis. Hasil eksperimen menunjukkan

adanya ketidaksesuaian dengan model atom J.J Thomson. Partikel 𝛼 (42𝐻𝑒

bermuatan positif) tidak bergerak lurus menembus lempeng emas, namun

terhambur dengan berbagai sudut. Rutherford mengoreksi model Thomson

dengan mengungkapkan bahwa atom terdiri dari partikel bermuatan positif

yang terkonsentrasi pada suatu daerah kecil yang disebut inti dan dikelilingi

oleh elektron. Interaksi antara inti dengan elektron dikenal sebagai gaya

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

coulomb. Interaksi antara inti dan tiap elektron ditunjukan pada gambar 2.1

berikut [Krane, 1992].

+𝒆
−𝒆
𝒓 𝑭 𝒎𝒆

Gambar 2.1 Interaksi inti dengan elektron .

Besarnya gaya coulomb antara partikel bermuatan positif dengan

partikel bermuatan negatif mengikuti persamaan 2.1 berikut:

1 𝑒2 (2.1)
𝐹𝑐 = 4𝜋𝜀
0 𝑟2

dengan, 𝐹𝑐 : Gaya Coulomb

𝑒 : muatan listrik

𝑟: jarak antara dua muatan yang saling berinteraksi

𝜀0 : permitivitas ruang hampa

𝜋: konstanta phi

Elektron dapat bergerak mengelilingi inti karena mengalami gaya

sentripetal. Besar gaya sentripetal mengikuti persamaan 2.2 berikut:

𝑣2 (2.2)
𝐹𝑠 = 𝑚 𝑟

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan, 𝐹𝑠 : Gaya sentripetal.

𝑚 : massa elektron.

𝑣 : kecepatan elektron.

𝑟: jarak antara elektron terhadap inti.

Berdasarkan persamaan 2.1 dan persamaan 2.2 diperoleh persamaan 2.3

sebagai berikut:

1 𝑒2 (2.3)
𝑚𝑣 2 = 4𝜋𝜀
0 𝑟

Model atom Rutherford masih mempunyai kelemahan seperti:

1. Muatan yang dipercepat akan memancarkan radiasi elektromagnetik.

Pada gerak melingkar kecepatannya tidak tetap sehingga elektron akan

mengalami percepatan. Elektron akan memancarkan tenaga dalam bentuk

gelombang eletromagnetik. Elektron kehilangan tenaga dan jari-jari orbit

akan mengecil hingga akhirnya akan bersatu kembali dengan inti. Pada

kenyataannya atom tetap utuh, elektron dan inti terpisah.

2. Frekuensi radiasi sama dengan frekuensi orbitnya. Jika jari-jari orbit

mengecil secara kontinyu maka frekuensi radiasi juga berubah secara

kontinyu. Pada kenyataannya frekuensi radiasi atom diskrit tidak

kontinyu.

Pada tahun 1913, Niels Bohr mengemukakan bahwa atom mirip sistem

planet mini, dengan elektron-elektron beredar mengelilingi inti atom seperti

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

halnya planet-planet beredar mengelilingi matahari. Bohr memecahkan

persoalan sebelumnya dengan mempostulatkan bahwa elektron hanya dapat

bergerak dalam orbit yang diperkenankan. Orbit stabil ini disebut sebagai

keadaan stasioner. Elektron bergerak pada orbit yang diperkenankan tanpa

memancarkan radiasi elektromagnetik. Atom dapat meradiasi tenaga dalam

bentuk gelombang elektromagnetik jika elektron berpindah dari keadaan

stasioner ke keadaan stasioner lain yang lebih rendah.

Untuk atom Hidrogen dengan jari-jari orbit r dan massa elektron m,

tenaga total sistem merupakan tenaga kinetik elektron 𝐸𝑘 ditambah tenaga

potensial Coloumb 𝐸𝑝 [Halliday,1978]. Tenaga total sistem sebesar:

𝐸 = 𝐸𝑘 + 𝐸𝑝 (2.4)

Dengan tenaga kinetik elektron mengikuti persamaan 2.5 berikut:

𝑒2 (2.5)
𝐸𝑘 = 8𝜋𝜀
0𝑟

Tenaga potensial sistem proton-elektron sebesar,

𝑒2 (2.6)
𝐸𝑝 = − 4𝜋𝜀
0𝑟

Sehingga tenaga total elektron menjadi:

𝑒2 (2.7)
𝐸 = − 8𝜋𝜀
0𝑟

Bohr menyatakan bahwa momentum sudut orbital elektron bernilai

kelipatan bulat dari ħ. Momentum sudut elektron yang beredar mengelilingi

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

inti atom bernilai bilangan bulat dikalikan konstanta Planck dibagi dengan 2𝜋

yang ditunjukkan dengan persamaan 2.8.

𝑛ℎ (2.8)
𝑚𝑣𝑟 = 2𝜋 = 𝑛ħ

Berdasarkan persamaan 2.8 dan persamaan 2.5 diperoleh persamaan

2.9. Elektron hanya berada pada orbit yang diperkenankan, dimana jari-jari

orbit menurut Bohr [Krane,1992]:

4𝜋𝜀0 ħ2 (2.9)
𝑟𝑛 = 𝑛 2 = 𝑎0 𝑛 2
𝑚𝑒 2

dengan, 𝑟𝑛 : jari-jari orbit elektron


ħ : tetapan Planck tereduksi = 2𝜋

𝑛 : merupakan bilangan bulat 1,2,3, ...

𝑎0 ∶ 0,0529 𝑛𝑚

Berdasarkan persamaan 2.9 dan persamaan 2.7 diperoleh

𝑚𝑒 4 1 (2.10)
𝐸 = − 32𝜋2 𝜀 2 ħ2
(𝑛 2 )
0

Bilangan bulat n merupakan bilangan kuantum utama. Persamaan 2.10

dapat disederhanakan mengikuti persamaan 2.11 berikut.

13,6 (2.11)
𝐸=− eV
𝑛2

Elektron dapat berpindah dari suatu orbit ke orbit yang lain. Bila

elektron berpindah dari orbit awal ( tingkat tenaga 𝐸𝑖 ) ke orbit akhir (tingkat

tenaga 𝐸𝑓 ) dengan 𝐸𝑖 > 𝐸𝑓 seperti ditunjukan pada gambar 2.2.

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tenaga

n=2
n=1
Inti

Gambar 2.2 peristiwa deeksitasi.

Perpindahan disebut proses deexitasi dengan memancarkan tenaga

mengikuti persamaan 2.12 berikut:

∆𝐸 = 𝐸𝑓 − 𝐸𝑖 (2.12)

dengan, ∆𝐸: selisih tenaga ( eV )

𝐸𝑖 : tingkat tenaga awal ( eV )

𝐸𝑓 : tingkat tenaga akhir ( eV )

Tenaga dipancarkan dalam bentuk gelombang elektromagnetik

mengikuti persamaan 2.13 :

ℎ𝑣 = 𝐸𝑓 − 𝐸𝑖 (2.13)

dengan, h : tetapan Planck sebesar 6,63 x 10-34 J.s

v : frekuensi gelombang elektromagnetik s-1 ( Hz )

15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sebaliknya, elektron berpindah dari orbit awal ( tingkat tenaga 𝐸𝑖 ) ke

orbit akhir (tingkat tenaga 𝐸𝑓 ) dengan 𝐸𝑖 < 𝐸𝑓 seperti ditunjukkan pada

gambar 2.3.

Tenaga

n=2
n=1

Inti

Gambar 2.3 peristiwa eksitasi.

Perpindahan disebut exitasi dengan menyerap tenaga mengikuti

persamaan 2.14 berikut :

∆𝐸 = 𝐸𝑓 − 𝐸𝑖 (2.14)

16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Teori Molekul
Molekul dapat menyerap dan memancarkan tenaga seperti pada atom.

Molekul memiliki tiga tingkat tenaga yaitu tenaga elektronik, tenaga rotasi,

dan tenaga vibrasi mengikuti persamaan 2.15 berikut ini [Beiser,1982]:

𝐸𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐸𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛𝑖𝑘 + 𝐸𝑣𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖 + 𝐸𝑟𝑜𝑡𝑎𝑠𝑖 (2.15)

Tingkat tenaga rotasi


Tingkat tenaga vibrasi

Tingkat tenaga elektronik keadaan eksitasi


Tingkat tenaga rotasi
Tingkat tenaga vibrasi

Tingkat tenaga elektronik keadaan dasar

Gambar 2.4 Sketsa tingkat tenaga molekul : tingkat tenaga elektronik, tingkat tenaga
vibrasi, dan tingkat tenaga rotasi

Molekul selalu berusaha mencapai keadaan ke tingkat tenaga yang

stabil dengan menyerap dan melepaskan tenaga sebesar [Krane,1992]:

ℎ𝑐 (2.16)
∆𝐸 = ℎ𝑣 =
𝜆

Dengan, ∆𝐸 : tenaga yang diserap ( eV )

c : kelajuan cahaya sebesar 3 x 108 m.s-1

𝜆 : panjang gelombang ( m )

Karena setiap molekul memiliki tingkat tenaga molekuler yang berbeda,

maka spektrum yang dihasilkan berbeda dari masing-masing molekul. Hal ini

dapat dimanfaatkan dalam menentukan molekul yang terkandung dalam suatu

sampel.

17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Hukum Beer-Lambert
Seberkas cahaya dengan Intensitas awal (𝐼0 ) memiliki panjang

gelombang 𝜆. Berkas cahaya ditembakkan menuju sampel. Sebagian cahaya

akan diteruskan atau ditransmisikan (𝐼), sebagian dipantulkan (𝐼r ), dan

sebagian lagi diserap (𝐼𝛼 ). [Skoog et al,1965].

Transmitans (𝑇) didefinisikan sebagai perbandingan antara intensitas

cahaya yang keluar dari larutan dengan intensitas cahaya datang. Besarnya

transmitans adalah [Skoog et al,1965] :


𝐼 (2.17)
𝑇=𝐼
0

Berdasarkan nilai 𝑇 dapat diperoleh besaran baru yang disebut

absorbansi 𝐴, sebesar [Skoog et al,1965]:

𝐼 (2.18)
𝐴 = 𝑙𝑜𝑔10 ( 𝐼0 ) = − log 𝑇

Hukum Beer dan Lambert menyatakan bahwa absorbansi dari sebuah

sampel berbanding lurus dengan konsentrasi senyawa yang menyerap.

Hubungan antara sebagian cahaya yang melewati sampel (Transmitans)

dengan konsentrasi sampel ternyata tidak linear. Proses berkurangnya

intensitas cahaya ketika melewati sampel ditunjukkan oleh gambar 2.5

[Skoog et al,1965].

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Cahaya Cahaya
I I - dI penyerap
masuk keluar

x=0 x=b
dx
Gambar 2.5 Proses serapan yang terjadi ketika cahaya datang menuju suatu
sampel.

Cahaya dengan intensitas 𝐼 melewati sebuah lapisan tipis sampel dengan

ketebalan 𝑑x. Pengurangan intensitas (𝑑I) sebanding dengan intensitas awal (𝐼0 ),

konsentrasi senyawa penyerap 𝑐, dan ketebalan (𝑑x).

𝑑𝐼 = −𝛽. 𝐼0 . 𝑐. 𝑑x (2.19)

dengan, 𝑑𝐼 : perubahan intensitas cahaya akibat serapan sampel setebal 𝑑x

𝛽 : konstanta pembanding, tanda minus ( – ) menunjukkan pengurangan

intensitas 𝐼 seiring bertambahnya ketebalan 𝑑x.

𝐼0 : Intensitas cahaya yang masuk

𝑐 : konsentrasi larutan

𝑑x : elemen panjang sampel yang dilalui cahaya.

Berdasarkan gambar 2.5 di atas terlihat bahwa berkurangnya intensitas cahaya

akibat proses serapan setiap lapisan tipis sampel sepanjang 𝑑x mulai dari x = 0

sampai x = b. Sehingga total serapan cahaya (pengurangan intensitas cahaya)

merupakan jumlah dari serapan masing-masing lapisan tipis sampel. Intensitas

cahaya 𝐼0 pada saat x = 0 dan intensitas cahaya 𝐼 pada saat x = b. Sehingga

persamaan 2.19 dapat diintegrasikan menjadi [Skoog et al,1965]:

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

𝑑𝐼
− = 𝛽. 𝑐. 𝑑x
𝐼

𝐼 𝑑𝐼 𝑏
− ∫𝐼 = 𝛽𝑐 ∫0 𝑑x
0 𝐼

𝐼
− ln 𝐼 = 𝛽𝑐𝑏
0

𝐼0
ln = 𝛽𝑐𝑏
𝐼

Berdasarkan hubungan ln 𝑧 = (ln 10)(log 𝑧) maka persamaan tersebut menjadi:

𝐼0
ln 10 log 𝐼
= 𝛽𝑐𝑏

𝐼0 𝛽
log 𝐼
= (⏟ln 10) 𝑐𝑏
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 = 𝜀

−log10 𝑇 = 𝜀𝑐𝑏 (2.20)

Dari persamaan 2.18 dan persamaan 2.20 diperoleh hubungan sebagai berikut

[Skoog et al,1965]:

𝐴 = 𝜀𝑐𝑏 (2.21)

Dengan, 𝐴 : Absorbansi larutan

𝑐 : kosentrasi larutan

𝑏 : tebal larutan

𝜀 : merupakan absortivitas molar.

D. Emission Spectrometer
Detektor Emission Spectrometer adalah detektor yang dirancang untuk

mengukur intensitas dari berabagai sumber cahaya. Detektor bekerja pada

panjang gelombang mulai dari 320 nm sampai dengan 900 nm dengan

interval 1 nm [www.vernier.com]. Detektor Emission Spectrometer

digunakan untuk analisa kualitatif. Analisa kualitatif dilakukan untuk

20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mengetahui senyawa yang terkandung dalam sampel yang akan diteliti.

Analisa kualitatif dilakukan berdasarkan pola serapan sampel. Analisa

kualitatif dilakukan dengan menyusun detektor Emission Spectrometer

mengikuti gambar 2.6 berikut:

Sumber Kuvet Dektektor Perekam dan


Radiasi penampil data

Gambar 2.6. Bagan analisa kualitatif menggunakan detektor Emission


Spectrometer.

Analisa kualitatif menggunakan Detektor Emission Spectrometer

Setiap molekul memerlukan tenaga untuk melakukan transisi dari

tingkat awal (𝐸𝑖 ) ke tingkat tenaga akhir (𝐸𝑓 ) yang lebih tinggi. Tenaga ini

disebut tenaga exitasi. Tenaga exitasi sama dengan tenaga untuk melakukan

deexitasi. Tenaga deexitasi merupakan tenaga untuk melakukan transisi dari

tingkat awal (𝐸𝑖 ) ke tingkat tenaga akhir (𝐸𝑓 ) yang lebih rendah.

Sinar datang dari sumber radiasi memiliki berbagai panjang

gelombang. Hal ini menunjukkan tenaga yang dibawa oleh sinar datang juga

bervariasi. Jika tenaga yang dibawa oleh sinar datang sama dengan tenaga

yang diperlukan oleh molekul untuk melakukan exitasi maka akan terjadi

proses serah terima tenaga. Tenaga yang dibawa oleh sinar datang akan

diserahkan kepada molekul untuk melakukan exitasi. Misalnya untuk

transisi, molekul memerlukan cahaya dengan panjang gelombang 𝜆, maka

cahaya dari sumber dengan panjang gelombang 𝜆 inilah yang akan diserap

21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

oleh molekul. Hal ini merupakan peristiwa serapan tenaga. Karena dalam

larutan terdapat banyak molekul dengan jenis yang sama, maka serapan

ditunjukkan dengan berkurangnya intensitas pada panjang gelombang

tertentu. Berkurangnya intensitas pada panjang gelombang cahaya akan

menghasilkan pola tertentu. Pola inilah yang disebut sebagai pola serapan.

Pola serapan tergantung molekul penyerapnya. Pola serapan menjadi dasar

untuk mengidentifikasi molekul yang terkandung dalam sampel. Setelah

sampel dipastikan mengandung molekul yang diinginkan, proses analisa

dilanjutkan dengan analisa kuantitatif yaitu menentukan konsentrasi

molekul yang terkandung dalam sampel.

E. Colorimeter
Detektor Colorimeter adalah detektor yang digunakan untuk

menentukan konsentrasi dengan analisis intensitas cahaya yang diteruskan

oleh larutan. Detektor memiliki kemampuan untuk mengukur absorbansi

sampel dengan range 0,05 sampai 1,0. Detektor dilengkapi sumber cahaya

dengan empat panjang gelombang. Panjang gelombang cahaya yang

digunakan adalah 430 nm, 470 nm, 565 nm, dan 635 nm. Detektor dilengkapi

dengan fitur seperti identifikasi sensor otomatis dan kalibrasi hanya dengan

satu langkah menjadikan sensor dapat secara langsung digunakan

[www.vernier.com]. Sampel yang sudah diidentifikasi dan diyakini

mengandung senyawa yang diinginkan maka analisa dilakukan secara

kuantitatif. Analisa kuantitatif dilakukan menggunakan detektor Colorimeter.

Analisa kuantitatif menggunakan Detektor Colorimeter.

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Detektor Colorimeter bekerja berdasarkan Hukum Beer-Lambert yang

dijelaskan pada dasar teori. Sinar datang dengan panjang gelombang 𝜆

memiliki intensitas 𝐼0 , setelah melewati molekul penyerap maka intensitasnya

menjadi 𝐼. Intensitas cahaya berkurang menunjukkan adanya cahaya yang

diserap oleh molekul penyerap. Serapan dapat ditunjukkan dengan absorbansi

yang dihasilkan oleh sampel mengikuti persamaan 2.21. Dengan mengetahui

absorbansi akibat proses serapan oleh molekul penyerap, maka konsentrasi

molekul penyerap dapat diketahui.

F. Pewarna Merah
Eritrosine CI 16035, Eritrosine CI 16035-Carmoisine CI 14720,

Carmoisine CI 14720, dan Ponceau 4R CI 16255 merupakan pewarna sintetis

yang memberikan warna merah muda hingga marun. CI merupakan indeks

warna yang tertera pada kemasan. Rumus empiris Eritrosin adalah

C20H6I4Na2O5. Struktur kimia Eritrosine ditunjukkan oleh gambar 2.7

[www.scribd.com]. Carmoisine mempunyai rumus empiris kimia

C20H12N2Na2O7S2. Struktur kimia Carmoisine ditunjukan seperti pada gambar

2.8. Ponceau 4R mempunyai rumus empiris kimia C20H11N2Na3O10S3.

Struktur kimia Ponceau 4R ditunjukkan seperti pada gambar 2.9 [Turak et all,

2014].

Gambar 2.7. Struktur kimia pewarna Eritrosine CI 16035 [www.scribd.com].

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 2.8. Struktur kimia pewarna Carmoisine CL 14720 [Turak et all, 2004].

Gambar 2.9. Struktur kimia pewarna Ponceau 4R CI 16255 [Turak et all, 2004].

Penggunaan pewarna merah pada makanan dan minuman diatur dalam

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia

(BPOMRI) no 37 Tahun 2013 tentang batas maksimum penggunaan bahan

tambahan pangan pewarna. Menurut BPOMRI batas penggunaan carmoisine

pada beberapa minuman seperti sirup, minuman beralkohol, dan larutan gula

memiliki batas maksimum 70 mg/kg yang setara dengan 70 ml/L.

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

G. Teknik Pengenceran
Pengenceran dilakukan untuk mendapatkan variasi konsentrasi dari

suatu pewarna minuman. Larutan diencerkan dengan menggunakan

persamaan 2.22 berikut [Brady, 1994]:

𝑐1 . 𝑉1 = 𝑐2 . 𝑉2 (2.22)

dengan, 𝑐1 = konsentrasi larutan induk ( ml / L )

𝑉1 = volume larutan induk yang diambil ( ml )

𝑐2 = konsentrasi larutan yang diinginkan ( ml/L )

𝑉2 = volume larutan yang dicari ( ml )

25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III
EKSPERIMEN
Penelitian ini bertujuan untuk identifikasi keberadaan jenis pewarna merah

dan menentukan konsentrasi pewarna merah dari sampel minuman. Penelitian ini

dilakukan berdasarkan beberapa tahapan. Tahap pertama adalah persiapan alat dan

bahan. Tahap kedua adalah pengambilan data.

A. Persiapan Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini secara garis besar dibagi

menjadi dua bagian.

1. Alat untuk mengidentifikasi jenis pewarna merah dalam suatu

sampel

Alat yang digunakan untuk mengindentifikasi keberadaan

pewarna minuman terdiri dari beberapa komponen. Alat yang digunakan

antara lain:

a. Sumber cahaya.

Sumber cahaya yang digunakan merupakan lampu pijar dengan

daya sebesar 40 watt.

b. Kuvet

Kuvet digunakan untuk meletakan sampel. Kuvet bersifat

transparan dan dapat tembus sinar. Bahan pembuat kuvet tidak

berinteraksi dengan larutan. Kuvet yang digunakan dapat

menampung sampel dengan ketebalan 10 mm. Kuvet berisi larutan

standar sebagai acuan dan larutan sampel.

c. Detektor

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Detektor yang digunakan adalah Emissions Spectrometer buatan

Vernier. Detektor Emissions Spectrometer bekerja pada panjang

gelombang 320 nm sampai 900 nm dengan interval 1 nm. Detektor

menggunakan kabel penghubung USB menuju komputer.

d. Komputer

Komputer digunakan untuk merekam, menampilkan, dan

menganalisa data. Komputer dilengkapi dengan Software Logger Pro

version 3.8.6.2.

Alat kemudian dirangkai seperti gambar 3.1 berikut.

E
PC

Gambar 3.1 Susunan alat eksperimen untuk mengidentifikasi pewarna merah dalam
sampel.

Keterangan gambar

A : sumber cahaya lampu pijar D : Komputer

B : kuvet E : Ruang gelap

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C : detekor Emission Spectrometer

Sebuah lampu pijar A dengan daya 40 watt, kuvet B, dan detektor

Emission Spectrometer D disusun seperti pada gambar 3.1. Ruang gelap

E digunakan untuk mengatasi gangguan cahaya luar. Sehingga berkas

cahaya yang sampai ke detektor merupakan berkas cahaya dari sumber

cahaya. Cahaya dengan panjang gelombang 𝜆 memiliki intensitas awal

𝐼0 . Berkas cahaya ditembakkan menuju kuvet yang berisi larutan standar

dan sampel. Jika tenaga yang dibawa oleh cahaya sama dengan tenaga

molekul untuk melakukan transisi, maka akan terjadi serah terima tenaga.

Tenaga yang dibawa oleh cahaya digunakan molekul untuk melakukan

transisi mengikuti persamaan 2.16. Serah terima tenaga ini merupakan

peristiwa serapan. Setelah melewati larutan, berkas cahaya ini langsung

menuju detektor. Detektor mengukur intensitas cahaya setelah melewati

larutan. Serapan ditunjukkan dengan berkurangnya intensitas cahaya

setelah melewati larutan pada panjang gelombang 𝜆. Berkurangnya

intensitas cahaya pada panjang gelombang 𝜆 akan menghasilkan pola

serapan. Pola serapan digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan jenis

pewarna merah dalam sampel. Detektor dihubungkan ke komputer PC

dengan menggunakan kabel penghubung USB. Untuk pengambilan dan

perekaman data digunakan Software LogerPro.

2. Alat untuk menentukan konsentrasi pewarna merah minuman

dalam sampel

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Alat yang digunakan untuk menentukan konsentrasi pewarna

minuman suatu sampel terdiri dari beberapa komponen, yaitu:

a. Kuvet

Kuvet digunakan untuk meletakan sampel.

b. Detektor

Detektor yang digunakan adalah Colorimeter buatan Vernier.

Colorimeter bekerja berdasarkan prinsip hukum Beer Lambert. Pada

Colorimeter terdapat sumber cahaya dengan empat panjang

gelombang, yaitu 430 nm, 470 nm, 565 nm, dan 635 nm.

Colorimeter menggunakan interface LabPro untuk menghubungkan

ke komputer.

c. Interface

Interface merupakan alat yang digunakan untuk menghubungkan

detektor Colorimeter menuju komputer. Interface yang digunakan

dalam penelitian ini adalah LabPro.

d. Komputer

Komputer digunakan untuk merekam, menampilkan, dan

menganalisa data.

Alat kemudian dirangkai seperti gambar 3.2 berikut.

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PC
A

C
Gambar 3.2 Susunan alat eksperimen untuk menentukan konsentrasi pewarna merah
minuman dalam sampel.

Kuvet A diletakkan ke dalam Detektor Colorimeter B. Detektor

bekerja berdasarkan Hukum Beer-Lambert yang dijelaskan pada dasar

teori. Detektor dihubungkan ke komputer PC menggunakan interface

LabPro C. Sinar datang dengan panjang gelombang 𝜆 memiliki intensitas

𝐼0 , setelah melewati molekul penyerap maka intensitanya menjadi 𝐼. Hal

ini menunjukkan bahwa serapan akan sebanding dengan jumlah molekul

yang menyerap. Serapan dapat ditunjukkan dengan absorbansi yang

dihasilkan oleh sampel mengikuti persamaan 2.21. Untuk pengambilan

dan perakaman data digunakan Software LogerPro. Dengan mengetahui

serapan molekul cahaya yang melewati molekul, maka konsentrasi

molekul penyerap dapat diketahui.

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Persiapan Bahan
Persiapan bahan dilakukan dengan dua tahap yaitu pengenceran larutan

standar dan pembuatan standar kalibrasi.

1. Pengenceran

Larutan standar yang digunakan dihasilkan dari beberapa pewarna

merah. Pewarna merah Carmoisine CL 14720, Carmoisin 14720 –

Eritrosine CL 16035, Eritrosine CL 16035, dan Ponceau 4R CL 16255

diencerkan menggunakan aquades. Pola serapan pewarna merah standar

merupakan dasar untuk mengidentifikasi keberadaan pewarna merah

dalam sampel. Pewarna hijau Tartrasine CL 19140 diencerkan dengan

aquades digunakan sebagai pembanding. Sampel yang dipilih adalah

minuman cair, dalam kemasan, dan berwarna merah mencolok.

Alat yang digunakan dalam pengenceran adalah pipet, gelas ukur,

dan labu ukur. Pengenceran dilakukan berdasarkan persamaan 2.22.

Pengenceran dilakukan berdasarkan dua tahap, yaitu:

a. Larutan Induk

Larutan induk Carmoisine dengan konsentrasi 10 ml/L didapatkan

dengan cara mengambil standar Carmoisine 100% sebanyak 1 ml

ditambah aquadest sebagai pelarut sampai larutan menjadi 100 ml.

Larutan induk standar untuk pewarna merah lain Carmoisin 14720 –

Eritrosine CL 16035, Eritrosine CL 16035, serta Ponceau 4R CL

16255 dibuat dengan cara yang sama.

b. Larutan Standar dengan Variasi Konsentrasi

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Larutan standar dibuat dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 10

ml/L, 8 ml/L, 6 ml/L, 4 ml/L, dan 2 ml/L. Larutan standar carmoisine

dengan konsentrasi 8 ml/L sebanyak 10 ml diperoleh dengan cara

mengambil larutan induk carmoisine dengan konsentrasi 10 ml/L

sebanyak 8 ml kemudian ditambah aquadest hingga volume menjadi

10 ml. Larutan standar carmoisine dengan konsentrasi 6 ml/L

seebanyak 10 ml diperoleh dengan cara mengambil larutan induk

carmoisine dengan konsentrasi 10 ml/L sebanyak 6 ml kemudian

ditambah aquadest hingga volume menjadi 10 ml dan seterusnya.

Larutan standar dengan konsentrasi berbeda untuk pewarna merah lain

dapat diperoleh dengan cara yang sama.

2. Kalibrasi Larutan Standar

a. Pola Serapan Laturan Standar yang Diperoleh Menggunakan

Detektor Emission Spectrometer

Pola serapan digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan jenis

pewarna merah tertentu dalam sampel minuman. Pola serapan

diperoleh dengan menggunakan Detektor Emission Spectrometer.

Minuman berwarna merah dapat dihasilkan dari pewarna minuman

yang mengandung Carmoisin 14720, Carmoisin 14720 – Eritrosine

CL 16035, Eritrosine CL 16035, dan Ponceau 4R CL 16255. Pola

serapan ditunjukkan dengan grafik hubungan antara intensitas

terhadap panjang gelombang. Konsistensi pola serapan masing-

masing pewarna merah ditunjukkan dengan grafik intensitas cahaya

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

terhadap panjang gelombang pada berberapa konsentrasi pewarna

merah standar. Hal ini digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan

jenis pewarna merah tertentu dalam sampel minuman.

b. Pengukuran Absorbansi Larutan Standar menggunakan Detektor

Colorimeter pada berbagai konsentrasi

Nilai absorbansi larutan standar pewarna merah Carmoisine CL

14720, Carmoisin 14720 – Eritrosine CL 16035, Eritrosine CL 16035,

dan Ponceau 4R CL 16255 diukur dengan menggunakan detektor

Colorimeter. Nilai absorbansi yang diperoleh dari larutan standar

digunakan sebagai acuan. Nilai absorbansi yang diperoleh tergantung

dengan konsentrasi larutan standar. Hubungan antara nilai absorbansi

terhadap konsentrasi menghasilkan persamaan grafik linear mengikuti

persamaan 2.21. Pengukuran dilakukan dengan menyinari larutan

standar dengan menggunakan cahaya pada panjang gelombang 430

nm, 470 nm, 565 nm, dan 635 nm. Berdasarkan pengukuran nilai

absorbansi menggunakan detektor Colorimeter diperoleh empat grafik

hubungan antara absorbansi terhadap konsentrasi untuk masing –

masing pewarna merah standar. Hal inilah yang digunakan sebagai

dasar pengukuran konsentrasi pewarna merah dalam sampel. Nilai

absorbansi sampel dimasukkan ke dalam persamaan grafik hubungan

antara absorbansi terhadap konsentrasi larutan pewarna merah standar

untuk memperoleh konsentrasi pewarna merah dalam sampel.

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Prosedur percobaan
Eksperimen dilakukan secara garis besar menjadi dua tahap berikut:

a. Penentuan pola serapan Sampel menggunakan detektor Emission

Spectrometer.

1) Menuangkan sampel ke dalam kuvet

2) Meletakkan kuvet yang berisi sampel di antara sumber cahaya dan

detektor Emission Spetrometer.

3) Mengatur posisi lampu pijar, kuvet, dan detektor menjadi satu garis

lurus.

4) Menekan tombol collect untuk memulai pengukuran.

5) Membandingkan pola serapan sampel dengan pola serapan larutan

standar pewarna merah. Pola serapan ditunjukkan dengan nilai

intensitas yang melewati larutan sampel pada panjang gelombang

320 nm sampai 900 nm dengan interval panjang gelombang 1 nm.

b. Pengukuran absorbansi Sampel menggunakan detektor

Colorimeter.

1) Memilih sumber cahaya dengan panjang gelombang yang

diinginkan.

2) Menekan tombol kalibrasi pada detektor Colorimeter.

3) Setelah proses kalibrasi selesai, meletakkan kuvet berisi larutan

sampel yang telah diukur menggunakan detektor Emssion

Spectrometer ke dalam detektor Colorimeter.

4) Mengukur absorbansi sampel dengan panjang gelombang 430 nm,

470 nm, 565 nm, dan 635 nm menggunakan detektor Colorimeter.

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5) Menganalisis hasil eksperimen.

D. Analisa Data
Analisa data secara garis besar dilakukan melalui dua tahap. Tahap

pertama yaitu analisa kualitatif. Analisa kualitatif dilakukan dengan

mengidentifikasi senyawa yang terkandung dalam sampel pewarna merah jenis

tertentu. Tahap ini dilakukan dengan cara membandingkan pola serapan yang

dihasilkan oleh sampel terhadap pola serapan larutan standar pewarna merah.

Sampel dikatakan mengandung pewarna merah jenis tertentu jika pola

serapannya sama dan mengikuti pola serapan yang dihasilkan oleh salah satu

pewarna merah standar. Intensitas cahaya setelah melewati larutan akan

berkurang dibandingkan dengan intensitas cahaya awal. Pengurangan intensitas

pada grafik hubungan intensitas terhadap panjang gelombang menunjukkan

absorbansi larutan.

Tahap kedua yaitu analisa kuantitatif. Analisa kuantitatif dilakukan dengan

membandingkan absorbansi larutan standar dengan absorbansi larutan sampel

menggunakan persamaan 2.21. Persamaan tersebut merupakan dasar

perhitungan untuk mendapatkan grafik hubungan antara absorbansi terhadap

konsentrasi larutan standar pewarna merah. Grafik hubungan antara absorbansi

terhadap konsentrasi tersebut akan menghasilkan persamaan grafik linear.

Persamaan grafik yang diperoleh adalah

𝐴 = 𝑚𝑐+𝑏 (3.1)

Dengan, 𝐴 : absorbansi larutan

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

m : merupakan gradien(sensitifitas alat)

c : konsentrasi larutan

b : konstanta

Konsentrasi sampel dapat dihitung dengan memasukan nilai-nilai

absorbansi sampel yang diukur menggunakan panjang gelombang yang telah

ditentukan sebelumnya ke dalam persamaan tersebut.

36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV
HASIL EKSPERIMEN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Eksperimen
Standar pewarna merah yang digunakan dalam penelitian ini adalah

eritrosin, eritrosin-carmoisine, carmoisine, dan ponceau 4R. Penelitian ini

dilakukan dengan menentukan pola serapan standar pewarna merah dan

sampel. Kedua mengukur nilai absorbansi larutan standar dan sampel. Setelah

diperoleh data kemudian dilakukan analisa.

1. Penentuan Pola Serapan Standar Pewarna Merah Eritrosine,


Eritrosine-Carmoisine, Carmoisine, dan Ponceau 4R.
Jenis pewarna merah tergantung dari molekul penyusunnya. Setiap

molekul memiliki tingkat tenaga molekuler yang berbeda. Tenaga

molekul dapat diamati berdasarkan spektrum yang dihasilkan. Spektrum

tenaga menunjukkan pola serapan tertentu.

Penelitian ini dilakukan berdasarkan pola serapan pewarna merah.

Serapan yang dihasilkan oleh masing-masing pewarna merah memiliki

pola berbeda. Pola serapan ditunjukkan dengan grafik hubungan antara

intensitas cahaya setelah melewati larutan terhadap panjang gelombang.

Pengukuran intensitas cahaya setelah melewati larutan dilakukan pada

panjang gelombang 320 nm sampai dengan 900 nm. Hasil pengukuran

intensitas larutan standar pewarna merah eritrosin, eritrosin-carmoisine,

carmoisine, dan ponceau 4R dengan konsentrasi 10 ml/L, 8 ml/L, 6 ml/L,

4 ml/L, dan 2 ml/L terdapat pada tabel lampiran 1. Nilai intensitas cahaya

pada panjang gelombang 320 nm sampai 900 nm untuk pewarna

37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

eritrosine ditunjukkan oleh grafik 4.1, nilai intensitas cahaya pada panjang

gelombang 320 nm sampai 900 nm untuk pewarna eritrosine-carmoisine

ditunjukkan oleh grafik 4.2, nilai intensitas cahaya pada panjang

gelombang 320 nm sampai 900 nm untuk pewarna carmoisine

ditunjukkan oleh grafik 4.3, dan nilai intensitas cahaya pada panjang

gelombang 320 nm sampai 900 nm untuk pewarna ponceau 4R

ditunjukkan oleh grafik 4.4.

Grafik 4.1. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) larutan standar
Eritrosine CI 16035 pada konsentrasi 10 ml/l ( ), 8 ml/l ( ), 6 ml/l
( ), 4 ml/l ( ), dan 2 ml/l ( ).

38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Grafik 4.2. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) larutan standar
Eritrosine CI 16035-Carmoisine CI 14720 pada konsentrasi 10 ml/l ( ), 8
ml/l ( ), 6 ml/l ( ), 4 ml/l ( ), dan 2 ml/l ( ).

Grafik 4.3. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) larutan standar
Carmoisine CI 14720 pada konsentrasi 10 ml/l ( ), 8 ml/l ( ), 6 ml/l
( ), 4 ml/l ( ), dan 2 ml/l ( ).

39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Grafik 4.4. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) larutan standar
Ponceau 4R CI 16255 pada konsentrasi 10 ml/l ( ), 8 ml/l ( ), 6 ml/l
( ), 4 ml/l ( ), dan 2 ml/l ( ).

Grafik intensitas terhadap panjang gelombang pewarna eritrosine,

eritrosine-carmoisine, carmoisine, dan ponceau 4R menunjukkan pola

serapan yang berbeda. Grafik intensitas terhadap panjang gelombang

pewarna eritrosine, eritrosine-carmoisine, carmoisine, dan ponceau 4R

merupakan dasar untuk melakukan identifikasi sampel. Sampel dikatakan

mengandung salah satu jenis pewarna merah standar jika pola serapan

yang dihasilkan oleh sampel sama dan mengikuti salah satu pola dari

pewana standar eritrosine, eritrosine-carmoisine, carmoisine, dan

ponceau 4R.

Sampel merupakan senyawa yang terdiri dari berbagai molekul

penyusunnya. Molekul penyusun pewarna merah inilah yang diharapkan

memberi sumbangan serapan, bukan molekul pewarna lain. Dasar

40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

penelitian yang digunakan adalah konsep selektifitas. Panjang gelombang

terjadi serapan maksimum untuk molekul-molekul penyusun pewarna

merah dapat ditunjukkan dengan membandingkan pola serapan pewarna

merah standar dengan pewarna lain. Pewarna hijau Tartrasine CI 19410

digunakan sebagai pembanding.

Hasil pengukuran nilai intensitas larutan standar pewarna merah

Eritrosine CI 16035, Eritrosine CI 16035-Carmoisine CI 14720,

Carmoisine CI 14720, dan Ponceau 4R CI 16255 dengan konsentrasi 8

ml/l ditunjukkan dengan grafik 4.5 berikut.

Grafik 4.5. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) larutan


standar Eritrosine CI 16035 ( ), Eritrosine CI 16035-
Carmoisine CI 14720 ( ), Carmoisine CI 14720 ( ), dan
Ponceau 4R CI 16255 ( ) pada konsentrasi 8 ml/l.

Hasil pengukuran nilai intensitas untuk larutan standar Tartrasine

CI 19410 dengan konsentrasi 8 ml/l ditunjukkan oleh grafik 4.6 berikut.

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Grafik 4.6. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) larutan


standar Tartrasine CI 19410 pada konsentrasi 8 ml/l.

Berdasarkan grafik 4.5 dan 4.6 diperoleh grafik 4.7 berikut ini.

Grafik 4.7. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) larutan


standar Eritrosine CI 16035 ( ), Eritrosine CI 16035-Carmoisine
CI 14720 ( ), Carmoisine CI 14720 ( ), dan Ponceau 4R CI
16255 ( ) pada konsentrasi 8 ml/l dan larutan standar Tartrasine CI
19410 ( ) pada konsentrasi 8 ml/l.

42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan grafik 4.7 dapat ditentukan panjang gelombang paling

selektif untuk larutan standar pewarna merah. Panjang gelombang

selektif optimal ditentukan dengan cara memilih panjang gelombang

yang mempunyai serapan paling maksimal untuk pewarna merah dan

paling minimal untuk Tartrasine CI 19410. Serapan maksimal

ditunjukkan dengan intensitas yang rendah, sedangkan serapan minimal

ditunjukkan dengan intensitas tinggi. Panjang gelombang selektif untuk

larutan standar pewarna merah berkisar 430 nm sampai 500 nm. Karena

panjang gelombang ini membawa tenaga yang sama dengan tenaga

molekul pewarna merah untuk melakukan transisi, maka pada panjang

gelombang ini yang mempengaruhi serapan hanya pewarna merah

standar.

2. Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Perwana Merah Eritrosine,


Eritrosine-Carmoisine, Carmoisine, dan Ponceau 4R dengan Variasi
Konsentrasi.
Analisa secara kuantitatif dilakukan jika telah dilakukan analisa

secara kualitatif. Detektor Colorimeter dapat mengukur absorbansi dan

transmittans secara bersamaan. Detektor Colorimeter dilengkapi sumber

cahaya dengan empat panjang gelombang. Hal ini dilakukan dengan

melihat pengaruh konsetrasi pewarna merah standar terhadap absorbansi

pada panjang gelombang tertentu. Berdasarkan pengaruh konsentrasi

larutan standar Carmoisine CI 14720 terhadap absorbansi dapat diperoleh

persamaan grafik hubungan Absorbansi terhadap konsentrasi. Hasilnya

dapat dilihat pada tabel 4.1.

43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.1. Hubungan Absorbansi A terhadap konsentrasi C ( ml/L ) larutan


standar Carmoisine CI 14720 pada panjang gelombang 470 nm

No Konsentrasi C ( ml/L ) Absorbansi


1 2 0,1345
2 4 0,3488
3 6 0,4578
4 8 0,6255
5 10 0,7703
Dari tabel 4.1 diperoleh grafik hubungan absorbansi terhadap

konsentrasi yang ditunjukkan grafik 4.8 berikut ini.

𝑨 = (7,8 ± 0,4) × 10−2 𝑪 + (0,2 ± 0,1) × 10−2

Grafik 4.8. Hubungan Absorbansi terhadap konsentrasi (ml/l) pada panjang


gelombang 470 nm untuk larutan standar Carmoisine CI 14720

Hubungan absorbansi terhadap kosentrasi larutan Carmoisine CI

14720 pada panjang gelombang 430 nm, 470 nm, 565 nm, dan 635 nm

ditunjukkan grafik 4.9.

44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Grafik 4.9. Hubungan Absorbansi terhadap konsentrasi (ml/l) pada panjang gelombang
430 nm ( ), 470 nm ( ), 565 nm ( ), dan 635 nm ( ) untuk larutan
standar Carmoisine CI 14720

Persamaan grafik yang diperoleh dari grafik 4.9 ditunjukkan pada

tabel 4.2.

Tabel 4.2. Persamaan garis pada panjang gelombang 430 nm, 470 nm, 565
nm, dan 635 nm untuk pewarna merah Carmoisine CI 14720

Panjang
No Persamaan garis
gelombang (nm)

1 430 𝑨 = (5,6 ± 0,4) × 10−2 𝑪 + (3,2 ± 0,1) × 10−2

2 470 𝑨 = (7,8 ± 0,4) × 10−2 𝑪 + (0,2 ± 0,1) × 10−2

3 565 𝑨 = (4,1 ± 0,4) × 10−2 𝑪 + (0,7 ± 0,1) × 10−2

4 635 𝑨 = (0,1 ± 0,1) × 10−2 𝑪 + (4,9 ± 0,3) × 10−2

dengan, 𝑨 : besar absorbansi

𝑪 : besar konsentrasi dalam ml/l.

45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Persamaan grafik hubungan absorbansi terhadap konsentrasi

tersebut mengikuti persamaan 3.1. Gradien dari masing-masing

persamaan menunjukkan sensitifitas alat. Sensitifitas merupakan besar

kecilnya kepekaan alat terhadap absorbansi molekul carmoisine. Semakin

besar nilai gradien maka semakin sensitif alat. Dari empat persamaan di

atas, persamaan grafik pada panjang gelombang 470 nm memiliki nilai

gradien paling besar. Persamaan garis dengan sensitifitas optimal inilah

yang digunakan untuk mengukur konsentrasi sampel. Syaratnya, sampel

telah dipastikan mengandung Carmoisine CI 14720 ditunjukkan dengan

pola serapan yang sama dengan pola serapan larutan standar.

Penelitian dilanjutkan dengan pengukuran nilai absorbansi untuk

larutan standar pewarna merah lain yaitu Eritrosine CI 16035, Eritrosine

CI 16035-Carmoisine CI 14720, dan Ponceau 4R CI 16255. Hubungan

antara nilai absorbansi terhadap konsentrasi larutan Eritrosine CI 16035

dengan variasi empat panjang gelombang ditunjukkan grafik 4.10,

hubungan antara nilai absorbansi terhadap konsentrasi larutan Eritrosine

CI 16035-Carmoisine CI 14720 dengan variasi empat panjang

gelombang ditunjukkan grafik 4.11, dan hubungan antara nilai absorbansi

terhadap konsentrasi larutan Ponceau 4R CI 16255 dengan variasi empat

panjang gelombang ditunjukkan grafik 4.12.

46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Grafik 4.10. Hubungan Absorbansi terhadap konsentrasi (ml/l) pada panjang gelombang
430 nm ( ), 470 nm ( ), 565 nm ( ), dan 635 nm ( ) untuk larutan
standar Eritrosine CI 16035.

Grafik 4.11. Hubungan Absorbansi terhadap konsentrasi (ml/l) pada panjang gelombang
430 nm ( ), 470 nm ( ), 565 nm ( ), dan 635 nm ( ) untuk larutan
standar Eritrosine CI 16035-Carmoisine CI 14720.

47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Grafik 4.12. Hubungan Absorbansi terhadap konsentrasi (ml/l) pada panjang gelombang
430 nm ( ), 470 nm ( ), 565 nm ( ), dan 635 nm ( ) untuk larutan
standar Ponceau 4R CI 16255

Persamaan grafik yang diperoleh dari grafik 4.10 ditunjukkan pada

tabel 4.3.

Tabel 4.3. Persamaan garis pada panjang gelombang 430 nm, 470 nm, 565
nm, dan 635 nm untuk pewarna merah Eritrosine CI 16035

Panjang
No Persamaan garis
Pgelombang (nm)

1 430 𝑨 = (4,3 ± 0,1) × 10−2 𝑪 + (3,8 ± 0,8) × 10−2

2 470 𝑨 = (4,5 ± 0,2) × 10−2 𝑪 + (4,7 ± 1,5) × 10−2

3 565 𝑨 = (2,5 ± 0,1) × 10−2 𝑪 + (5,7 ± 0,8) × 10−2

4 635 𝑨 = (0,02 ± 0,1) × 10−2 𝑪 + (0,1 ± 0,1) × 10−2

Persamaan grafik yang diperoleh dari grafik 4.11 ditunjukkan pada

tabel 4.4.

48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.4. Persamaan garis pada panjang gelombang 430 nm, 470 nm, 565
nm, dan 635 nm untuk pewarna merah Eritrosine CI 16035-
Carmoisine CI 14720

Panjang
No Persamaan garis
gelombang (nm)

1 430 𝑨 = (7,6 ± 0,5) × 10−2 𝑪 + (27,7 ± 3,4) × 10−2

2 470 𝑨 = (8,3 ± 0,7) × 10−2 𝑪 + (37,2 ± 4,5) × 10−2

3 565 𝑨 = (3,3 ± 0,2) × 10−2 𝑪 + (11,9 ± 1,4) × 10−2

4 635 𝑨 = (0,1 ± 0,1) × 10−2 𝑪 + (4,9 ± 0,3) × 10−2

Persamaan grafik yang diperoleh dari grafik 4.12 ditunjukkan pada

tabel 4.5.

Tabel 4.5. Persamaan garis pada panjang gelombang 430 nm, 470 nm, 565
nm, dan 635 nm untuk pewarna merah Ponceau 4R CI 16255

Panjang
No Persamaan garis
gelombang (nm)

1 430 𝑨 = (5,7 ± 0,6) × 10−2 𝑪 + (58,5 ± 4,5) × 10−2

2 470 𝑨 = (6,2 ± 1,1) × 10−2 𝑪 + (11,6 ± 7,8) × 10−2

3 565 𝑨 = (3,7 ± 0,6) × 10−2 𝑪 + (3,2 ± 4,3) × 10−2

4 635 𝑨 = (0,1 ± 0,1) × 10−2 𝑪 + (0,02 ± 0,2) × 10−2

Berdasarkan persamaan yang diperoleh dari grafik hubungan antara

absorbansi terhadap konsentrasi pada variasi empat panjang gelombang

untuk larutan standar Eritrosine CI 16035, Eritrosine CI 16035-

Carmoisine CI 14720, dan Ponceau 4R CI 16255 panjang gelombang

sensitif untuk pengukuran konsentrasi pewarna merah adalah 470 nm.

49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Hasil pengukuran sampel.


Setelah dilakukan kalibrasi kemudian dilakukan penelitian sampel.

Penelitian sampel dilakukan dengan dua tahap. Pertama, menentukan

pola serapan yang dihasilkan oleh sampel. Sampel dikatakan

mengandung salah satu pewarna merah standar jika pola serapan sampel

sama dengan pola serapan pewarna merah standar. Kedua, menentukan

konsentrasi pewarna merah yang terkandung dalam sampel dengan

mengukur nilai absorbansi. Sampel minuman dikelompokkan menjadi

tiga, yaitu minuman kemasan, sirup, dan pewarna dalam minuman yang

dijual oleh pedagang kaki lima.

Grafik 4.13. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) sampel minuman
Panter pada konsentrasi x ml/l

Pola serapan yang dihasilkan oleh sampel minuman Panter akan

semakin jelas dengan memperlihatkan konsistensi pola. Konsistensi pola

ditunjukkan dengan melihat pola yang dihasilkan ketika sampel

50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

diencerkan. Hasil pengukuran intensitas cahaya terhadap panjang

gelombang untuk sampel dengan pengenceran ditunjukkan oleh grafik

4.14 berikut.

Grafik 4.14. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) sampel minuman
Panter pada konsentrasi x ml/l ( ), 8/10x ml/l ( ).

Pola serapan sampel minuman Panter menunjukkan adanya

indikasi mengandung pewarna Carmoisine CI 14720. Untuk dapat

mengetahui apakah yang digunakan untuk mewarnai sampel adalah

Carmoisine CI 14720 atau bukan, maka grafik 4.14 untuk pengukuran

nilai intensitas terhadap panjang gelombang sampel dibandingkan dengan

grafik 4.3 untuk pengukuran nilai intensitas terhadap panjang gelombang

larutan standar Carmoisine CI 14720. Hasil pengukuran ditunjukkan pada

grafik 4.15 berikut.

51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Grafik 4.15. Perbandingan Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)


larutan standar Carmoisine CI 14720 ( ) dengan konsentrasi 10 ml/L, 8
ml/L, 6 ml/L, 4 ml/L, dan 2 ml/L dengan sampel minuman panter ( )
pada konsentrasi x ml/l, 8/10x ml/l.

Berdasarkan grafik 4.15 dapat dilihat bahwa pola serapan yang

dihasilkan oleh sampel sama dan mengikuti pola serapan larutan standar

Carmoisine CI 14720. Dengan demikian dapat dikatakan sampel

mengandung Carmoisine CI 14720. Apabila sampel telah dipastikan

mengandung jenis pewarna merah standar, kemudian analisa dilanjutkan

secara kuantitatif. Analisa kuantitatif dilakukan dengan mengukur nilai

absorbansi sampel. Persamaan garis dengan panjang gelombang selektif

dan sensitifitas optimal untuk pengukuran Carmoisine CI 14720 dalam

sampel yaitu 470 nm adalah

𝑨 = (7,8 ± 0,4) × 10−2 𝑪 + (0,2 ± 0,1) × 10−2

52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hasil pengukuran nilai absorbansi sampel untuk sampel minuman

dengan merk Panter adalah 0,9059. Berdasarkan hasil perhitungan

menggunakan persamaan absorbansi diperoleh nilai konsentrasi

Carmoisine CI 14270 yang terkandung dalam minuman Panter adalah

(11,9 ± 3,0) 𝑚𝑙/𝐿

Sampel yang diambil berdasarkan tiga pengelompokan. Pertama,

sampel diambil dari minuman berkemasan dengan merk Panter dan

Fanta. Pola serapan yang dihasilkan oleh minuman Panter ditunjukkan

oleh grafik 4.14 dan Fanta ditunjukkan oleh grafik 4.16. Sampel kedua

adalah sirup seperti Freis dan Nikisari. Pola serapan yang dihasilkan oleh

sirup dengan merk Freis ditunjukkan oleh grafik 4.17 dan sirup dengan

merk Nikisari ditunjukkan oleh grafik 4.18. Sampel ketiga diambil dari

minuman es yang dijual oleh pedagang kaki lima dari beberapa daerah.

Pola serapan yang dihasilkan oleh sampel yang diambil dari daerah

Pamela ditunjukkan oleh grafik 4.19, grafik 4.20, sedangkan dari daerah

di sekitar kampus Sanata Dharma ditunjukkan oleh grafik 4.21 dan grafik

4.22.

Grafik hubungan antara intensitas terhadap panjang gelombang

yang diperoleh dari sampel minuman berkemasan yang ke dua

ditunjukkan oleh grafik 4.16 berikut.

53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Grafik 4.16. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) sampel


minuman Fanta pada konsentrasi x ml/l ( ), 8/10x ml/l ( ).

Grafik hubungan antara intensitas terhadap panjang gelombang

yang diperoleh dari sampel sirup ditunjukkan oleh dua grafik berikut.

Grafik 4.17. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) sampel sirup
Freiss pada konsentrasi x ml/l ( ), 8/10x ml/l ( ).

54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Grafik 4.18. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) sampel sirup
Nikisari pada konsentrasi x ml/l ( ), 8/10x ml/l ( ).

Grafik hubungan antara intensitas terhadap panjang gelombang

yang diperoleh dari sampel yang dijual pedagang kaki lima di daerah

pamela ditunjukkan oleh dua grafik berikut.

Grafik 4.19. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) sampel Pamela 1
pada konsentrasi x ml/l ( ), 8/10x ml/l ( ).

55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Grafik 4.20. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) sampel


Pamela 2 pada konsentrasi x ml/l ( ), 8/10x ml/l ( ).

Grafik hubungan antara intensitas terhadap panjang gelombang

yang diperoleh dari sampel yang dijual pedagang kaki lima di daerah

sekitar Universitas Sanata Dharma ditunjukkan oleh dua grafik berikut.

Grafik 4.21. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) sampel USD
1 pada konsentrasi x ml/l ( ), 8/10x ml/l ( ).

56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Grafik 4.22. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) sampel USD 2
pada konsentrasi x ml/l ( ), 8/10x ml/l ( ).

Untuk memastikan bahwa sampel mengandung pewarna standar

dapat diperoleh dengan cara yang sama yaitu dengan membandingkan

pola serapan standar dan pola serapan sampel. Sehingga semua sampel

perlu diidentifikasi dengan cara yang sama seperti sampel minuman

dengan merk panter di atas. Apabila sampel telah dipastikan mengandung

jenis pewarna merah standar, kemudian analisa dilanjutkan secara

kuantitatif.

Hasil identifikasi dari beberapa sampel tersebut menunjukkan

bahwa beberapa sampel mengandung Carmoisine CI 14720 dan sampel

lain mengandung Eritrosin CI 16035 – Carmoisine CI 14720. Hasil

identifikasi dan pengukuran konsentrasi pewarna merah yang diperoleh

dari sampel yang mengandung Eritrosin CI 16035 – Carmoisine CI

14720 ditunjukkan pada tabel 4.6 dan sampel yang mengandung

Carmoisine CI 14720 ditunjukkan pada tabel 4.7 berikut ini.

57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.6. Besar kosentrasi pewarna merah dalam sampel yang mengandung Eritrosin CI
16036-Carmosine CI 14720.

Grafik Nama sampel Absorbansi sampel Konsentrasi (ml/L)

4.19 Pamela 1 1,19 (9,9 ± 1,5)


4.20 Pamela 2 1,41 (12,4 ± 1,8)
4.22 USD 2 1,69 (15,9 ± 2,3)
Tabel 4.7. Besar konsentrasi pewarna merah dalam sampel yang mengandung Carmosine
CI 14720.

Grafik Nama sampel Absorbansi sampel Konsentrasi (ml/L)

4.14 Panter 0,91 (11,9 ± 3,0)


4.16 Fanta 0,82 (10,6 ± 2,7)
4.17 Freiss 1,12 (14,4 ± 3,7)
4.18 Nikisari 1,19 (15,3 ± 3,9)
4.21 USD 1 0,98 (12,7 ± 3,2)

B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis pewarna merah dan

menentukan konsentrasi pewarna merah dalam suatu sampel. Prinsip dasar

yang digunakan adalah analisa secara kualitatif dan kuantitatif. Analisa

kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis pewarna merah yang terkandung

dalam sampel. Sampel merupakan minuman yang berbentuk cair dan

berwarna merah mencolok. Hal ini mengindikasi bahwa terdapat pewarna

merah yang digunakan dalam sampel. Namun, jenis pewarna merah apa yang

digunakan tidak diketahui. Oleh karena itu, perlu melakukan analisa kualitatif

terlebih dahulu.

Analisa kualitatif dilakukan dengan menggunakan Detektor Emission

Spectrometer. Detektor ini dapat mengukur nilai intensitas setelah melewati

suatu larutan pada panjang gelombang cahaya tertentu. Detektor bekerja

58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berdasarkan serapan tenaga yang mengikuti persamaan 2.16. Detekor akan

menerima cahaya setelah melewati sampel. Hasilnya merupakan grafik

hubungan antara intensitas cahaya terhadap panjang gelombang. Intensitas

cahaya setelah melewati larutan akan berkurang pada panjang gelombang 𝜆.

Berkurangnya intensitas cahaya setelah melewati larutan ini disebabkan

adanya proses serapan tenaga. Proses serapan tenaga dilakukan oleh molekul-

molekul penyusun warna merah pada sampel untuk melakukan transsisi

mengikuti persamaan 2.16. Hasil pengukuran intensitas cahaya terhadap

panjang gelombang akan membentuk pola tertentu. Pola ini dinamakan

sebagai pola serapan.

Pola serapan digunakan untuk melakukan identifikasi jenis pewarna merah

tertentu dalam sampel. Pola serapan larutan standar pewarna merah eritrosin,

eritrosin-carmoisine, carmoisine, dan ponceau 4R digunakan sebagai acuan

untuk melakukan analisa kualitatif. Pola serapan pewarna merah standar

eritrosin, eritrosin-carmoisine, carmoisine, dan ponceau 4R ditunjukkan pada

grafik 4.1, 4.2, 4.3, dan 4.4. Grafik hubungan antara intensitas cahaya

terhadap panjang gelombang untuk empat jenis pewarna merah standar

memiliki pola yang berbeda. Hal ini tergantung dari molekul penyusun setiap

jenis pewarna merah.

Identifikasi sampel dilakukan dengan membandingkan pola serapan

sampel dengan pola serapan pewarna merah standar. Pola sampel yang

diperoleh ditunjukkan oleh grafik hasil pengukuran intensitas sampel pada

berbagai panjang gelombang. Kemudian grafik hasil pengukuran intensitas

59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sampel dibandingkan dengan grafik hasil pengukuran intensitas larutan

standar pewarna merah. Jika pola serapan yang dihasilkan sampel sama atau

mengikuti salah satu diantara pola serapan larutan standar pewarna merah

eritrosin, eritrosin-carmoisine, carmoisine, atau ponceau 4R maka dapat

dikatakan sampel mengandung jenis pewarna merah standar.

Setelah dipastikan sampel mengandung jenis pewarna merah terntentu,

penelitian dapat dilanjutkan dengan analisa kuantitatif. Analisa kuantitatif

dilakukan menggunakan Detektor Colorimeter. Prinsip kerja Detektor

Colorimeter berdasarkan hukum Beer-Lambert yang mengikuti persamaan

2.20 dan 2.21. Detektor Colorimeter dapat mengukur absorbansi dan

transmittans secara bersamaan. Berdasarkan hubungan antara absorbansi

terhadap konsentrasi dapat diperoleh persamaan grafik. Persamaan grafik

menunjukkan panjang gelombang sensitif yang peka terhadap perubahan

konsentrasi pewarna yang diukur.

Jika pola serapan mendekati atau sama dengan pola serapan larutan

standar pewarna merah, maka Detektor Colorimeter dapat digunakan untuk

mengukur absorbansi pewarna merah dalam sampel. Persamaan garis yang

diperoleh pada panjang gelombang selektif dan panjang gelombang sensitif

optimal dapat digunakan sebagai dasar perhitungan. Hal ini dilakukan dengan

memasukkan nilai absorbansi sampel ke dalam persamaan tersebut. Detektor

Colorimeter tidak dapat digunakan untuk mengetahui senyawa dalam sampel.

Oleh karena itu, untuk melakukan pengukuran menggunakan Detektor

60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Colorimeter harus dipastikan terlebih dahulu jenis pewarna merah dalam

sampel.

Berdasarkan grafik 4.15, pola serapan yang dihasilkan oleh sampel

minuman dengan merk Panter dapat dikatakan mendekati dan mengikuti pola

serapan pewarna merah standar Carmoisine CI 14720. Hal ini ditunjukkan

nilai intensitas yang terukur pada panjang gelombang 410 nm sampai 510 nm,

sehingga dapat diyakini sampel mengandung Carmoisine CI 14720. Karena

terdapat senyawa Carmoisine CI 14720 maka persamaan garis dengan

selektifitas dan sensitifitas tertinggi dapat digunakan untuk menghitung

kosentrasi pewarna merah dalam sampel.

Pengenceran sampel dilakukan apabila nilai absorbansi yang diperoleh

dari hasil pengukuran berada di luar batas nilai absorbansi pewarna merah

standar. Kepekatan sampel perlu diperhatikan pada saat pengukuran. Sampel

yang terlalu pekat akan menghalangi sinar yang ditembakan menuju larutan,

sedangkan terlalu encer justru sinar akan diteruskan semua tanpa ada serapan.

Sampel terdiri dari minuman berkemasan, sirup, dan pewarna dalam

pemanis yang dijual dipasar. Hasil dari identifikasi jenis pewarna merah dan

pengukuran konsentrasi dari beberapa sampel yang diteliti ditunjukkan pada

tabel 4.6 dan 4.7. Berdasarkan hasil identifikasi, sampel yang ditunjukkan

oleh grafik 4.14, 4.16, 4.17, 4.18, dan 4.21 mengandung pewarna merah

Carmoisine CI 14720, sedangkan sampel yang ditunjukkan oleh grafik 4.19,

4.20, dan 4.22 mengandung pewarna merah Eritrosine CI 16035-Carmoisine

CI 14720. Berdasarkan data pada tabel 4.6 dan 4.7 dapat dilihat bahwa

61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

hubungan antara absorbansi terhadap konsentrasi sampel mengikuti hubungan

linear. Semakin besar absorbansi sampel maka konsentrasi sampel juga

semakin besar. Selain itu, data pada tabel 4.6 dan 4.7 menunjukkan bahwa

minuman yang dijual di daerah Universitas Sanata Dharma dan Pamela

tergolong aman karena pewarna merah yang digunakan telah diijinkan oleh

pemerintah RI. Kandungan pewarna merah dalam sampel tergolong masih

dalam batas wajar.

Penelitian ini juga memberikan sumbangan pada dunia pendidikan.

Penelitian ini dapat menunjukkan peristiwa serapan tenaga (exitasi deexitasi)

pada materi fisika atom dan molekul. Berdasarkan penelitian ini, siswa diajak

untuk berpikir konstruktif terhadap fenomena yang mengikuti keteraturan

suatu molekul tertentu. Selain itu, pembelajaran dapat dilakukan secara

inkuiri yang memberi kesempatan siswa untuk melakukan dan menemukan

pemahaman sendiri.

Pengamatan intensitas cahaya berbantuan komputer ini relatif lebih mudah

digunakan. Software Loger Pro membantu dan memepermudah dalam proses

pengambilan data. Komputer merupakan media yang sudah tidak asing lagi

bagi siswa. Metode eksperimen ini dapat juga digunakan dalam pembelajaran

sebagai praktikum di SMA. Sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik.

62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan menentukan

konsentrasi pewarna merah dalam sampel minuman. Penelitian dilakukan dengan

menggunakan Detektor Emission Spectrometer dan Colorimeter yang terhubung

dengan Software Loger Pro. Berdasarkan eksperimen dan hasil yang diperoleh

diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Identifikasi jenis pewarna merah dilakukan dengan cara membandingkan

pola serapan yang dihasilkan sampel dengan pola serapan yang dihasilkan

oleh larutan pewarna merah standar Eritrosine CI 16035, Eritrosine CI

16035-Carmoisine CI 14720, Carmoisine CI 14720, dan Ponceau 4R CI

16255. Pola serapan dihasilkan oleh detektor Emission Spectrometer.

2. Pewarna merah yang ditemukan dalam beberapa sampel pada penelitian

ini adalah Eritrosine CI 16035-Carmoisine CI 14720 dan Carmoisine CI

14720.

3. Kosentrasi pewarna merah yang digunakan untuk mewarnai sampel dapat

ditentukan menggunakan perhitungan berdasarkan persamaan grafik yang

diperoleh dengan menggunakan Detektor Colorimeter. Detektor

Colorimeter digunakan untuk mengukur absorbansi sampel pada berbagai

konsentrasi. Syarat penggunaan detektor Colorimeter yaitu sampel telah

dipastikan mengandung senyawa yang ingin diteliti.

4. Hasil pengukuran kosentrasi pewarna merah sampel sebagai berikut:

63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 5.1. Besar kosentrasi pewarna merah dalam sampel yang mengandung Eritrosin CI
16036-Carmosine CI 14720

Grafik Nama sampel Absorbansi sampel Konsentrasi (ml/L)

4.19 Pamela 1 1,19 (9,9 ± 1,5)


4.20 Pamela 2 1,41 (12,4 ± 1,8)
4.22 USD 2 1,69 (15,9 ± 2,3)
Tabel 5.2. Besar konsentrasi pewarna merah dalam sampel yang mengandung Carmosine
CI 14720.

Grafik Nama sampel Absorbansi sampel Konsentrasi (ml/L)

4.14 Panter 0,91 (11,9 ± 3,0)


4.16 Fanta 0,82 (10,6 ± 2,7)
4.17 Freiss 1,12 (14,4 ± 3,7)
4.18 Nikisari 1,19 (15,3 ± 3,9)
4.21 USD 1 0,98 (12,7 ± 3,2)

B. Saran
Beberapa hal dalam penelitian ini yang perlu diperbaiki untuk

kepentingan penelitian selanjutnya sehingga dapat semakin meningkatkan

kualitas penelitian ini. Penulis menyarankan kepada pembaca yang ingin

melanjutkan penelitian selanjutnya untuk :

1. Memperluas daerah untuk memperoleh sampel.

2. Melakukan konfirmasi dengan melakukan penelitian menggunakan

metode yang berbeda.

3. Melakukan konfirmasi berdasarkan cara analisa yang berbeda, misalnya

indeks bias terhadap konsentrasi.

64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA
Gadgrave, I. 2009. Modern Teaching of Physics. United Kingdom: Global Media.

Departemen Kesehatan RI. 1998. Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988

tentang bahan tambahan makanan (BTM).

Wenninger, John A. Canterbery, Renar C. Ewen, Mc. G. N. Jr. 2000.

International Cosmetic Ingredient Dictionary and Handbook ( ed.8).

Washington DC.

Doebelin, Ernest.O.1992. Sistem Pengukuran Aplikasi dan Pereancangan.Jakarta:

Erlangga.

Atmajati, Dian E. 2014. Pengukuran Rotasi Optik Spesifik Larutan Galaktosa,

Fruktosa, dan Laktosa. Skripsi FMIPA Universitas Sanata Dharma.

Sasmoko, Y. Hari. 2008. Pengukuran Konsentrasi Carmoizine dalam Sampel

Minuman menggunakan UV-Vis Spektrofotometer SP8-400. Skripsi FST

Universitas Sanata Dharma.

Murwaningsinh, A.S dan Santosa, I.E. Pengukuran Konstanta Dielektrik Kertas.

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng-DIY. Yogyakarta: USD.

Arung, E dan Santosa, I.E. Pengukuran Gaya Interaksi Antar Dipol Magnet.

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng-DIY. Yogyakarta: USD.

Anggoro, C.J dan Santosa, I.E. Distribusi Medan Magnet Di Sekitar Kumparan

Berarus Listrik. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng-DIY.

Yogyakarta: USD.

65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

www.vernier.com. Diunduh pada tanggal 19 Juli 2016 pukul 00.01 WIB

Krane, K.S, 1992. Fisika Modern diterjemahkan oleh Hans J. Wospakrik. Jakarta :

Penerbit Universitas Indonesia.

Halliday dan Resnick. 1978. Fisika jilid 2 diterjemahkan oleh Pantur Silaban dan

Erwin Sucipto. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Beiser, Arthur. 1982. Konsep Fisika Modern diterjemahkan oleh The Houw

Liong. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Skoog, D.A. West, M. Donald Holler, F. James. 1965. Analithycal Chemistri an

introduction. US Amerika.

Turak. F, Dinç.M, Dülger. Ö, and Ustun Özgür. M . 2014. Four Derivative

Spectrophotometric Methods for the Simultaneous Determination of

Carmoisine and Ponceau 4R in Drinks and Comparison with High

Performance Liquid Chromatography. International Journal of Analytical

Chemistry. Vol 14. Pp 11. www.hindawi.com/journals/ijac/2014/650465/.

diunduh pada 17 Juni 2016. Pukul 01.56 WIB.

www.scribd.com. Diunduh pada tanggal 2 Juli 2016 pukul 05.32 WIB.

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Makanan Republik Indonesia Nomor 37

Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan

Pangan Pewarna..

66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Brady, J . E. 1994. General Chemistry Principles and Structur, 5 th ed. New

York: St. John’s University.

67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN
Lampiran 1

Tabel hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) untuk larutan


standar pewarna merah Carmoisine CI 14720 pada konsentrasi 10 ml/L, 8 ml/L,
6ml/L, 4 ml/L, dan 2 ml/L.

Panjang gelombang(nm) 𝑰𝟏𝟎 𝒎𝒍/𝑳 𝑰𝟖 𝒎𝒍/𝑳 𝑰𝟔 𝒎𝒍/𝑳 𝑰𝟒 𝒎𝒍/𝑳 𝑰𝟐 𝒎𝒍/𝑳


350,4 0,224 0,370 0,396 0,517 0,629
351,1 0,234 0,376 0,405 0,528 0,642
351,7 0,239 0,387 0,418 0,540 0,649
352,4 0,246 0,396 0,424 0,547 0,678
353,0 0,246 0,404 0,439 0,564 0,690
353,7 0,255 0,405 0,448 0,573 0,700
354,3 0,256 0,420 0,455 0,597 0,728
355,0 0,265 0,428 0,466 0,602 0,740
355,6 0,272 0,441 0,470 0,611 0,756
356,3 0,272 0,449 0,482 0,627 0,778
356,9 0,279 0,458 0,493 0,650 0,789
357,5 0,281 0,469 0,502 0,667 0,814
358,2 0,291 0,470 0,515 0,673 0,830
358,8 0,286 0,479 0,526 0,685 0,845
359,5 0,302 0,488 0,530 0,702 0,854
360,1 0,298 0,495 0,535 0,717 0,878
360,8 0,302 0,497 0,550 0,717 0,887
361,4 0,306 0,504 0,551 0,718 0,903
362,1 0,299 0,505 0,560 0,737 0,917
362,7 0,314 0,523 0,566 0,751 0,928
363,4 0,313 0,527 0,573 0,765 0,946
364,0 0,313 0,525 0,583 0,764 0,958
364,7 0,318 0,531 0,594 0,784 0,982
365,3 0,316 0,537 0,593 0,790 0,997
366,0 0,322 0,543 0,608 0,813 1,013
366,6 0,332 0,550 0,613 0,816 1,016
367,2 0,331 0,554 0,620 0,822 1,016
367,9 0,333 0,566 0,631 0,842 1,016
368,5 0,331 0,574 0,638 0,858 1,016
369,2 0,335 0,576 0,646 0,868 1,016
369,8 0,341 0,587 0,650 0,880 1,016
370,5 0,342 0,598 0,662 0,896 1,016
371,1 0,345 0,593 0,670 0,896 1,016

68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

371,8 0,348 0,605 0,677 0,912 1,016


372,4 0,356 0,613 0,691 0,935 1,016
373,1 0,352 0,612 0,702 0,935 1,016
373,7 0,359 0,617 0,708 0,956 1,016
374,4 0,368 0,629 0,715 0,956 1,016
375,0 0,370 0,633 0,710 0,979 1,016
375,7 0,370 0,648 0,717 0,995 1,016
376,3 0,375 0,649 0,734 1,001 1,016
376,9 0,378 0,666 0,749 1,010 1,016
377,6 0,375 0,668 0,760 1,016 1,016
378,2 0,387 0,666 0,763 1,016 1,016
378,9 0,387 0,683 0,774 1,016 1,016
379,5 0,386 0,694 0,781 1,016 1,016
380,2 0,395 0,697 0,787 1,016 1,016
380,8 0,398 0,699 0,798 1,016 1,016
381,5 0,394 0,702 0,801 1,016 1,016
382,1 0,396 0,715 0,821 1,016 1,016
382,8 0,399 0,718 0,822 1,016 1,016
383,4 0,412 0,728 0,833 1,016 1,016
384,1 0,413 0,729 0,833 1,016 1,016
384,7 0,412 0,737 0,848 1,016 1,016
385,4 0,417 0,754 0,864 1,016 1,016
386,0 0,424 0,748 0,871 1,016 1,016
386,6 0,422 0,770 0,885 1,016 1,016
387,3 0,438 0,779 0,885 1,016 1,016
387,9 0,435 0,784 0,910 1,016 1,016
388,6 0,438 0,795 0,913 1,016 1,016
389,2 0,443 0,807 0,933 1,016 1,016
389,9 0,449 0,817 0,944 1,016 1,016
390,5 0,452 0,823 0,952 1,016 1,016
391,2 0,455 0,832 0,971 1,016 1,016
391,8 0,456 0,825 0,966 1,016 1,016
392,5 0,462 0,843 0,987 1,016 1,016
393,1 0,466 0,846 1,001 1,016 1,016
393,8 0,464 0,855 0,998 1,016 1,016
394,4 0,462 0,854 0,999 1,016 1,016
395,0 0,477 0,861 1,011 1,016 1,016
395,7 0,473 0,865 1,015 1,016 1,016
396,3 0,470 0,864 1,014 1,016 1,016
397,0 0,477 0,870 1,016 1,016 1,016
397,6 0,479 0,873 1,016 1,016 1,016

69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

398,3 0,473 0,890 1,016 1,016 1,016


398,9 0,472 0,869 1,016 1,016 1,016
399,6 0,462 0,871 1,016 1,016 1,016
400,2 0,472 0,874 1,016 1,016 1,016
400,9 0,464 0,875 1,016 1,016 1,016
401,5 0,462 0,865 1,016 1,016 1,016
402,2 0,461 0,860 1,016 1,016 1,016
402,8 0,461 0,853 1,016 1,016 1,016
403,5 0,452 0,856 1,016 1,016 1,016
404,1 0,450 0,846 1,016 1,016 1,016
404,7 0,439 0,843 1,016 1,016 1,016
405,4 0,434 0,833 1,016 1,016 1,016
406,0 0,437 0,830 1,016 1,016 1,016
406,7 0,420 0,822 1,016 1,016 1,016
407,3 0,415 0,809 1,016 1,016 1,016
408,0 0,403 0,806 1,016 1,016 1,016
408,6 0,393 0,789 1,016 1,016 1,016
409,3 0,387 0,772 1,016 1,016 1,016
409,9 0,379 0,766 1,016 1,016 1,016
410,6 0,368 0,750 1,016 1,016 1,016
411,2 0,357 0,739 1,013 1,016 1,016
411,9 0,346 0,715 1,003 1,016 1,016
412,5 0,335 0,690 0,993 1,016 1,016
413,2 0,327 0,685 0,987 1,016 1,016
413,8 0,315 0,665 0,976 1,016 1,016
414,4 0,310 0,651 0,963 1,016 1,016
415,1 0,300 0,637 0,942 1,016 1,016
415,8 0,280 0,619 0,920 1,016 1,016
416,4 0,271 0,601 0,924 1,016 1,016
417,1 0,255 0,584 0,896 1,016 1,016
417,7 0,245 0,566 0,878 1,016 1,016
418,4 0,230 0,549 0,874 1,016 1,016
419,1 0,223 0,526 0,865 1,016 1,016
419,7 0,219 0,506 0,836 1,016 1,016
420,4 0,199 0,496 0,822 1,016 1,016
421,1 0,192 0,479 0,811 1,016 1,016
421,7 0,186 0,459 0,791 1,016 1,016
422,4 0,171 0,441 0,779 1,016 1,016
423,1 0,163 0,426 0,760 1,016 1,016
423,7 0,150 0,406 0,747 1,016 1,016
424,4 0,142 0,388 0,730 1,016 1,016

70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

425,1 0,133 0,375 0,701 1,016 1,016


425,7 0,132 0,360 0,683 1,016 1,016
426,4 0,124 0,336 0,666 1,016 1,016
427,1 0,113 0,325 0,651 1,016 1,016
427,7 0,098 0,305 0,625 1,016 1,016
428,4 0,092 0,293 0,606 1,016 1,016
429,1 0,088 0,276 0,589 1,016 1,016
429,7 0,081 0,258 0,561 1,016 1,016
430,4 0,075 0,242 0,545 1,009 1,016
431,1 0,071 0,221 0,524 0,970 1,016
431,7 0,065 0,211 0,495 0,927 1,016
432,4 0,060 0,194 0,471 0,899 1,016
433,1 0,053 0,171 0,438 0,859 1,016
433,7 0,049 0,161 0,421 0,831 1,016
434,4 0,049 0,149 0,390 0,792 1,016
435,1 0,044 0,132 0,369 0,752 1,016
435,7 0,041 0,118 0,340 0,715 1,016
436,4 0,039 0,106 0,318 0,682 1,016
437,1 0,038 0,092 0,304 0,649 1,016
437,7 0,036 0,081 0,280 0,611 1,016
438,4 0,031 0,075 0,256 0,584 1,016
439,1 0,031 0,068 0,231 0,549 1,016
439,7 0,030 0,063 0,212 0,502 1,016
440,4 0,031 0,057 0,195 0,477 1,016
441,1 0,028 0,045 0,174 0,448 1,016
441,7 0,030 0,046 0,164 0,415 1,016
442,4 0,027 0,045 0,145 0,378 1,016
443,1 0,027 0,038 0,130 0,363 1,016
443,7 0,029 0,039 0,119 0,334 1,016
444,4 0,028 0,036 0,107 0,300 1,016
445,1 0,028 0,037 0,092 0,292 1,016
445,7 0,025 0,033 0,084 0,263 1,016
446,4 0,026 0,032 0,076 0,246 1,016
447,1 0,028 0,030 0,075 0,226 1,016
447,7 0,024 0,033 0,066 0,214 1,016
448,4 0,026 0,030 0,064 0,196 1,016
449,1 0,024 0,032 0,057 0,181 1,016
449,7 0,025 0,031 0,052 0,175 1,016
450,4 0,030 0,032 0,052 0,157 1,016
451,1 0,025 0,027 0,049 0,147 1,016
451,7 0,026 0,029 0,048 0,139 1,016

71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

452,4 0,026 0,027 0,049 0,131 1,016


453,1 0,027 0,030 0,043 0,122 1,016
453,7 0,026 0,028 0,041 0,117 1,016
454,4 0,029 0,028 0,040 0,115 1,016
455,1 0,023 0,029 0,038 0,106 1,016
455,7 0,025 0,029 0,041 0,104 1,016
456,4 0,026 0,027 0,036 0,099 1,016
457,1 0,024 0,029 0,035 0,096 1,016
457,7 0,026 0,030 0,038 0,092 1,016
458,4 0,023 0,030 0,038 0,087 1,016
459,1 0,022 0,030 0,039 0,085 1,016
459,7 0,024 0,030 0,036 0,084 1,016
460,4 0,027 0,029 0,034 0,080 1,016
461,1 0,025 0,029 0,034 0,078 1,016
461,7 0,028 0,026 0,035 0,075 1,016
462,4 0,023 0,030 0,034 0,069 1,016
463,1 0,027 0,033 0,033 0,068 1,016
463,7 0,028 0,028 0,030 0,065 1,016
464,4 0,023 0,027 0,031 0,058 1,016
465,1 0,030 0,031 0,032 0,057 1,016
465,7 0,027 0,028 0,032 0,056 1,014
466,4 0,025 0,026 0,030 0,052 1,002
467,1 0,024 0,027 0,032 0,050 0,972
467,7 0,025 0,027 0,033 0,049 0,942
468,4 0,025 0,027 0,030 0,043 0,895
469,1 0,026 0,025 0,028 0,037 0,866
469,7 0,025 0,026 0,031 0,039 0,827
470,4 0,024 0,031 0,028 0,039 0,786
471,1 0,026 0,027 0,030 0,034 0,747
471,7 0,026 0,030 0,029 0,036 0,700
472,4 0,024 0,030 0,032 0,037 0,663
473,1 0,028 0,027 0,027 0,035 0,630
473,7 0,025 0,029 0,030 0,033 0,583
474,4 0,028 0,031 0,028 0,034 0,538
475,1 0,033 0,025 0,028 0,035 0,510
475,7 0,027 0,028 0,029 0,033 0,465
476,4 0,025 0,030 0,028 0,032 0,440
477,1 0,028 0,027 0,028 0,031 0,402
477,7 0,029 0,026 0,029 0,031 0,373
478,4 0,027 0,027 0,033 0,031 0,347
479,1 0,025 0,028 0,027 0,031 0,323

72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

479,7 0,025 0,028 0,029 0,030 0,295


480,4 0,026 0,026 0,028 0,031 0,264
481,1 0,029 0,030 0,028 0,030 0,247
481,7 0,025 0,029 0,027 0,029 0,228
482,4 0,029 0,026 0,029 0,031 0,222
483,1 0,029 0,029 0,028 0,031 0,209
483,7 0,027 0,027 0,028 0,031 0,197
484,4 0,025 0,028 0,030 0,034 0,184
485,1 0,028 0,025 0,026 0,032 0,178
485,7 0,027 0,026 0,027 0,030 0,168
486,4 0,029 0,028 0,026 0,032 0,164
487,1 0,026 0,028 0,030 0,031 0,166
487,7 0,027 0,029 0,029 0,030 0,163
488,4 0,029 0,030 0,028 0,030 0,165
489,0 0,028 0,032 0,027 0,029 0,166
489,7 0,028 0,029 0,029 0,030 0,171
490,3 0,028 0,031 0,030 0,033 0,176
491,0 0,027 0,028 0,029 0,031 0,184
491,7 0,031 0,032 0,030 0,034 0,193
492,3 0,028 0,027 0,030 0,036 0,201
493,0 0,028 0,030 0,032 0,031 0,221
493,6 0,029 0,028 0,033 0,034 0,241
494,3 0,028 0,030 0,031 0,033 0,255
494,9 0,029 0,030 0,032 0,034 0,287
495,6 0,028 0,034 0,034 0,038 0,322
496,3 0,029 0,032 0,035 0,038 0,358
496,9 0,030 0,029 0,033 0,038 0,415
497,6 0,031 0,032 0,031 0,038 0,462
498,2 0,032 0,033 0,036 0,039 0,522
498,9 0,031 0,032 0,037 0,042 0,600
499,6 0,029 0,034 0,035 0,042 0,678
500,2 0,031 0,034 0,036 0,050 0,779
500,9 0,032 0,038 0,037 0,049 0,891
501,5 0,033 0,036 0,040 0,055 1,001
502,2 0,030 0,036 0,041 0,065 1,016
502,8 0,031 0,034 0,044 0,078 1,016
503,5 0,033 0,034 0,048 0,092 1,016
504,2 0,034 0,035 0,049 0,121 1,016
504,8 0,036 0,039 0,062 0,149 1,016
505,5 0,035 0,039 0,071 0,197 1,016
506,1 0,037 0,043 0,088 0,248 1,016

73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

506,8 0,035 0,048 0,103 0,306 1,016


507,5 0,033 0,051 0,135 0,387 1,016
508,1 0,039 0,059 0,178 0,483 1,016
508,8 0,043 0,065 0,228 0,601 1,016
509,4 0,047 0,083 0,281 0,723 1,016
510,1 0,046 0,105 0,368 0,866 1,016
510,7 0,058 0,138 0,450 1,000 1,016
511,4 0,063 0,181 0,554 1,016 1,016
512,1 0,083 0,236 0,672 1,016 1,016
512,7 0,099 0,296 0,812 1,016 1,016
513,4 0,133 0,365 0,964 1,016 1,016
514,0 0,173 0,453 1,016 1,016 1,016
514,7 0,214 0,554 1,016 1,016 1,016
515,3 0,271 0,668 1,016 1,016 1,016
516,0 0,345 0,792 1,016 1,016 1,016
516,7 0,415 0,917 1,016 1,016 1,016
517,3 0,508 1,015 1,016 1,016 1,016
518,0 0,598 1,015 1,016 1,016 1,016
518,6 0,701 1,015 1,016 1,016 1,016

Lampiran 2

Tabel hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) larutan standar Eritrosine
CI 16035, Eritrosine CI 16035-Carmoisine CI 14720, Carmoisine CI 14720, dan
Ponceau 4R CI 16255 pada konsentrasi 8 ml/l dan larutan standar Tartrasine CI
19410pada konsentrasi 8 ml/l

Eritrosine-
Panjang gelombang(nm) Eritosin Carmoisine Ponceau 4R Tartrasine
Carmoisine
370,5 1,001 0,771 0,598 0,021 0,019
371,1 1,015 0,780 0,593 0,023 0,021
371,8 1,016 0,788 0,605 0,021 0,023
372,4 1,016 0,812 0,613 0,022 0,017
373,1 1,016 0,822 0,612 0,022 0,019
373,7 1,016 0,826 0,617 0,024 0,018
374,4 1,016 0,843 0,629 0,022 0,016
375 1,016 0,847 0,633 0,023 0,022
375,7 1,016 0,868 0,648 0,024 0,020
376,3 1,016 0,877 0,649 0,021 0,018
376,9 1,016 0,889 0,666 0,024 0,021
377,6 1,016 0,903 0,668 0,021 0,022

74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

378,2 1,016 0,912 0,666 0,020 0,018


378,9 1,016 0,927 0,683 0,024 0,023
379,5 1,016 0,929 0,694 0,022 0,019
380,2 1,016 0,940 0,697 0,024 0,019
380,8 1,016 0,951 0,699 0,023 0,019
381,5 1,016 0,962 0,702 0,021 0,020
382,1 1,016 0,986 0,715 0,022 0,017
382,8 1,016 0,994 0,718 0,022 0,020
383,4 1,016 0,994 0,728 0,022 0,020
384,1 1,016 1,002 0,729 0,024 0,018
384,7 1,016 1,015 0,737 0,022 0,023
385,4 1,016 1,015 0,754 0,024 0,019
386 1,016 1,015 0,748 0,025 0,019
386,6 1,016 1,015 0,770 0,024 0,019
387,3 1,016 1,015 0,779 0,015 0,020
387,9 1,016 1,015 0,784 0,027 0,018
388,6 1,016 1,015 0,795 0,025 0,021
389,2 1,016 1,015 0,807 0,024 0,022
389,9 1,016 1,015 0,817 0,024 0,020
390,5 1,016 1,015 0,823 0,021 0,021
391,2 1,016 1,015 0,832 0,023 0,024
391,8 1,016 1,015 0,825 0,024 0,021
392,5 1,016 1,015 0,843 0,023 0,021
393,1 1,016 1,015 0,846 0,019 0,023
393,8 1,016 1,015 0,855 0,019 0,023
394,4 1,016 1,015 0,854 0,024 0,024
395 1,016 1,015 0,861 0,023 0,023
395,7 1,016 1,015 0,865 0,025 0,023
396,3 1,016 1,015 0,864 0,024 0,023
397 1,016 1,015 0,870 0,024 0,022
397,6 1,016 1,015 0,873 0,023 0,023
398,3 1,016 1,015 0,890 0,025 0,023
398,9 1,016 1,015 0,869 0,020 0,026
399,6 1,016 1,015 0,871 0,021 0,024
400,2 1,016 1,015 0,874 0,025 0,025
400,9 1,016 1,015 0,875 0,021 0,026
401,5 1,016 1,015 0,865 0,020 0,027
402,2 1,016 1,015 0,860 0,022 0,027
402,8 1,016 1,015 0,853 0,022 0,030
403,5 1,016 1,015 0,856 0,023 0,029
404,1 1,016 1,015 0,846 0,025 0,029

75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

404,7 1,016 1,015 0,843 0,020 0,034


405,4 1,016 1,015 0,833 0,022 0,035
406 1,016 1,015 0,830 0,021 0,035
406,7 1,016 1,015 0,822 0,023 0,037
407,3 1,016 1,015 0,809 0,023 0,040
408 1,016 1,015 0,806 0,023 0,046
408,6 1,016 1,015 0,789 0,025 0,048
409,3 1,016 1,015 0,772 0,025 0,051
409,9 1,016 1,015 0,766 0,023 0,054
410,6 1,016 1,015 0,750 0,023 0,063
411,2 1,016 1,015 0,739 0,022 0,070
411,9 1,016 1,015 0,715 0,024 0,074
412,5 1,016 1,015 0,690 0,023 0,085
413,2 1,016 1,015 0,685 0,026 0,088
413,8 1,016 1,015 0,665 0,023 0,101
414,4 1,016 1,015 0,651 0,027 0,114
415,1 1,016 1,015 0,637 0,023 0,122
415,8 1,016 1,015 0,619 0,022 0,136
416,4 1,016 1,015 0,601 0,024 0,150
417,1 1,016 1,015 0,584 0,027 0,163
417,7 1,016 1,015 0,566 0,023 0,181
418,4 1,016 1,015 0,549 0,024 0,200
419,1 1,016 1,015 0,526 0,022 0,212
419,7 1,016 1,015 0,506 0,024 0,237
420,4 1,016 1,015 0,496 0,024 0,251
421,1 1,016 1,015 0,479 0,019 0,271
421,7 1,016 1,015 0,459 0,025 0,289
422,4 1,016 1,015 0,441 0,021 0,314
423,1 1,016 1,015 0,426 0,024 0,333
423,7 1,016 1,015 0,406 0,026 0,365
424,4 1,016 1,015 0,388 0,024 0,385
425,1 1,016 1,015 0,375 0,026 0,405
425,7 1,016 1,015 0,360 0,024 0,418
426,4 1,016 1,015 0,336 0,028 0,452
427,1 1,016 1,015 0,325 0,024 0,469
427,7 1,016 1,015 0,305 0,020 0,490
428,4 1,016 1,015 0,293 0,020 0,514
429,1 1,016 1,015 0,276 0,026 0,529
429,7 1,016 1,015 0,258 0,023 0,555
430,4 1,016 1,015 0,242 0,025 0,577
431,1 0,989 1,015 0,221 0,025 0,593

76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

431,7 0,952 1,015 0,211 0,024 0,602


432,4 0,906 1,015 0,194 0,022 0,618
433,1 0,858 1,014 0,171 0,026 0,645
433,7 0,818 0,991 0,161 0,024 0,653
434,4 0,765 0,979 0,149 0,027 0,673
435,1 0,726 0,965 0,132 0,024 0,679
435,7 0,681 0,949 0,118 0,025 0,699
436,4 0,640 0,934 0,106 0,023 0,699
437,1 0,600 0,922 0,092 0,024 0,719
437,7 0,558 0,897 0,081 0,026 0,733
438,4 0,521 0,880 0,075 0,022 0,745
439,1 0,483 0,872 0,068 0,025 0,767
439,7 0,447 0,853 0,063 0,022 0,774
440,4 0,408 0,851 0,057 0,024 0,777
441,1 0,377 0,839 0,045 0,024 0,791
441,7 0,342 0,836 0,046 0,026 0,806
442,4 0,318 0,821 0,045 0,026 0,821
443,1 0,285 0,807 0,038 0,024 0,827
443,7 0,264 0,798 0,039 0,028 0,836
444,4 0,241 0,797 0,036 0,026 0,841
445,1 0,219 0,791 0,037 0,023 0,854
445,7 0,195 0,779 0,033 0,028 0,880
446,4 0,177 0,773 0,032 0,024 0,878
447,1 0,159 0,769 0,030 0,025 0,882
447,7 0,150 0,762 0,033 0,025 0,897
448,4 0,133 0,747 0,030 0,027 0,896
449,1 0,117 0,739 0,032 0,026 0,905
449,7 0,116 0,730 0,031 0,028 0,915
450,4 0,105 0,721 0,032 0,024 0,926
451,1 0,098 0,722 0,027 0,029 0,937
451,7 0,089 0,707 0,029 0,024 0,938
452,4 0,084 0,699 0,027 0,026 0,940
453,1 0,083 0,696 0,030 0,025 0,951
453,7 0,077 0,697 0,028 0,027 0,958
454,4 0,072 0,685 0,028 0,026 0,958
455,1 0,064 0,672 0,029 0,027 0,963
455,7 0,067 0,669 0,029 0,023 0,980
456,4 0,061 0,654 0,027 0,025 0,990
457,1 0,064 0,657 0,029 0,024 0,988
457,7 0,062 0,652 0,030 0,026 0,985
458,4 0,060 0,636 0,030 0,028 0,999

77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

459,1 0,057 0,629 0,030 0,026 0,999


459,7 0,052 0,626 0,030 0,025 1,003
460,4 0,053 0,615 0,029 0,028 0,997
461,1 0,048 0,611 0,029 0,028 1,005
461,7 0,044 0,612 0,026 0,028 1,007
462,4 0,049 0,601 0,030 0,027 1,008
463,1 0,046 0,596 0,033 0,026 0,995
463,7 0,046 0,594 0,028 0,027 1,012
464,4 0,041 0,581 0,027 0,025 1,005
465,1 0,044 0,572 0,031 0,024 1,010
465,7 0,038 0,572 0,028 0,022 1,012
466,4 0,042 0,565 0,026 0,027 1,012
467,1 0,041 0,560 0,027 0,024 1,007
467,7 0,039 0,558 0,027 0,028 1,011
468,4 0,034 0,551 0,027 0,027 1,007
469,1 0,033 0,544 0,025 0,026 1,007
469,7 0,035 0,543 0,026 0,026 1,013
470,4 0,033 0,535 0,031 0,027 1,015
471,1 0,032 0,532 0,027 0,026 1,016
471,7 0,033 0,528 0,030 0,024 1,016
472,4 0,031 0,530 0,030 0,026 1,016
473,1 0,030 0,526 0,027 0,023 1,016
473,7 0,034 0,527 0,029 0,022 1,016
474,4 0,031 0,530 0,031 0,027 1,016
475,1 0,031 0,534 0,025 0,024 1,016
475,7 0,031 0,541 0,028 0,027 1,016
476,4 0,031 0,526 0,030 0,029 1,016
477,1 0,032 0,529 0,027 0,026 1,016
477,7 0,035 0,537 0,026 0,025 1,016
478,4 0,034 0,533 0,027 0,029 1,016
479,1 0,034 0,536 0,028 0,026 1,016
479,7 0,031 0,549 0,028 0,026 1,016
480,4 0,031 0,545 0,026 0,026 1,016
481,1 0,033 0,550 0,030 0,027 1,014
481,7 0,032 0,544 0,029 0,026 1,012
482,4 0,033 0,560 0,026 0,027 1,010
483,1 0,030 0,563 0,029 0,026 1,009
483,7 0,032 0,570 0,027 0,027 1,001
484,4 0,032 0,567 0,028 0,026 1,003
485,1 0,033 0,575 0,025 0,031 1,001
485,7 0,031 0,583 0,026 0,027 0,989

78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

486,4 0,031 0,593 0,028 0,026 0,974


487,1 0,032 0,606 0,028 0,027 0,978
487,7 0,035 0,605 0,029 0,029 0,970
488,4 0,031 0,620 0,030 0,026 0,974
489 0,034 0,627 0,032 0,025 0,979
489,7 0,032 0,639 0,029 0,027 0,981
490,3 0,033 0,651 0,031 0,027 0,981
491 0,033 0,660 0,028 0,028 0,983
491,7 0,034 0,672 0,032 0,029 0,984
492,3 0,037 0,685 0,027 0,028 0,985
493 0,038 0,701 0,030 0,030 0,979
493,6 0,034 0,707 0,028 0,026 0,983
494,3 0,036 0,727 0,030 0,029 0,980
494,9 0,040 0,739 0,030 0,026 0,969
495,6 0,039 0,746 0,034 0,028 0,955
496,3 0,042 0,764 0,032 0,031 0,960
496,9 0,043 0,776 0,029 0,029 0,940
497,6 0,041 0,799 0,032 0,025 0,932
498,2 0,041 0,812 0,033 0,031 0,924
498,9 0,044 0,833 0,032 0,026 0,914
499,6 0,044 0,854 0,034 0,025 0,900
500,2 0,047 0,870 0,034 0,029 0,907
500,9 0,047 0,891 0,038 0,028 0,882
501,5 0,049 0,909 0,036 0,028 0,878
502,2 0,054 0,920 0,036 0,027 0,863
502,8 0,063 0,952 0,034 0,027 0,863
503,5 0,069 0,971 0,034 0,027 0,852
504,2 0,086 0,989 0,035 0,026 0,845
504,8 0,111 1,009 0,039 0,031 0,837
505,5 0,142 1,015 0,039 0,030 0,819
506,1 0,193 1,015 0,043 0,030 0,819
506,8 0,249 1,015 0,048 0,032 0,807
507,5 0,321 1,015 0,051 0,030 0,803
508,1 0,408 1,015 0,059 0,029 0,803
508,8 0,524 1,015 0,065 0,032 0,796
509,4 0,671 1,015 0,083 0,031 0,782
510,1 0,830 1,015 0,105 0,031 0,775
510,7 1,002 1,015 0,138 0,028 0,778
511,4 1,016 1,015 0,181 0,028 0,772
512,1 1,016 1,015 0,236 0,029 0,767
512,7 1,016 1,015 0,296 0,035 0,762

79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

513,4 1,016 1,015 0,365 0,031 0,767


514 1,016 1,015 0,453 0,034 0,754
514,7 1,016 1,015 0,554 0,030 0,748
515,3 1,016 1,015 0,668 0,033 0,741
516 1,016 1,015 0,792 0,033 0,735

Lampiran 3

Tabel Perbandingan Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) larutan


standar Carmoisine CI 14720 dengan konsentrasi 10 ml/L, 8 ml/L dengan sampel
minuman panter pada konsentrasi x ml/l, 8/10x ml/l.

Carmoisine Sampel Panter


Panjang gelombang(nm) 𝑰𝟖
𝑰𝟏𝟎 𝒎𝒍/𝑳 𝑰𝟖 𝒎𝒍/𝑳 𝑰𝒙 𝒙 𝒎𝒍/𝑳
𝟏𝟎
370,5 0,656 0,771 0,707 0,709
371,1 0,674 0,780 0,710 0,717
371,8 0,679 0,788 0,727 0,732
372,4 0,691 0,812 0,738 0,742
373,1 0,703 0,822 0,746 0,745
373,7 0,713 0,826 0,754 0,755
374,4 0,723 0,843 0,773 0,770
375 0,738 0,847 0,777 0,787
375,7 0,745 0,868 0,791 0,787
376,3 0,748 0,877 0,803 0,811
376,9 0,760 0,889 0,810 0,817
377,6 0,764 0,903 0,821 0,824
378,2 0,781 0,912 0,842 0,848
378,9 0,787 0,927 0,840 0,845
379,5 0,802 0,929 0,857 0,857
380,2 0,806 0,940 0,866 0,879
380,8 0,817 0,951 0,882 0,874
381,5 0,828 0,962 0,891 0,893
382,1 0,838 0,986 0,899 0,899
382,8 0,848 0,994 0,906 0,912
383,4 0,860 0,994 0,925 0,916
384,1 0,872 1,002 0,929 0,936
384,7 0,869 1,015 0,941 0,944
385,4 0,885 1,015 0,951 0,955
386 0,892 1,015 0,973 0,956
386,6 0,898 1,015 0,967 0,978
387,3 0,914 1,015 0,994 0,995

80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

387,9 0,912 1,015 1,004 0,997


388,6 0,930 1,015 1,011 1,016
389,2 0,935 1,015 1,016 1,016
389,9 0,949 1,015 1,016 1,016
390,5 0,953 1,015 1,016 1,016
391,2 0,977 1,015 1,016 1,016
391,8 0,983 1,015 1,016 1,016
392,5 0,986 1,015 1,016 1,016
393,1 1,010 1,015 1,016 1,016
393,8 1,015 1,015 1,016 1,016
394,4 1,015 1,015 1,016 1,016
395 1,015 1,015 1,016 1,016
395,7 1,015 1,015 1,016 1,016
396,3 1,015 1,015 1,016 1,016
397 1,015 1,015 1,016 1,016
397,6 1,015 1,015 1,016 1,016
398,3 1,015 1,015 1,016 1,016
398,9 1,015 1,015 1,016 1,016
399,6 1,015 1,015 1,016 1,016
400,2 1,015 1,015 1,016 1,016
400,9 1,015 1,015 1,016 1,016
401,5 1,015 1,015 1,016 1,016
402,2 1,015 1,015 1,016 1,016
402,8 1,015 1,015 1,016 1,016
403,5 1,015 1,015 1,016 1,016
404,1 1,015 1,015 1,016 1,016
404,7 1,015 1,015 1,016 1,016
405,4 1,015 1,015 1,016 1,016
406 1,015 1,015 1,016 1,016
406,7 1,015 1,015 1,016 1,016
407,3 1,015 1,015 1,016 1,016
408 1,015 1,015 1,016 1,016
408,6 1,015 1,015 1,016 1,016
409,3 1,015 1,015 1,016 1,016
409,9 1,015 1,015 1,016 1,016
410,6 1,015 1,015 1,016 1,016
411,2 1,015 1,015 1,016 1,016
411,9 1,015 1,015 1,016 1,016
412,5 1,015 1,015 1,016 1,016
413,2 1,015 1,015 1,016 1,016
413,8 1,015 1,015 1,016 1,016

81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

414,4 1,015 1,015 1,016 1,016


415,1 1,011 1,015 1,016 1,016
415,8 0,997 1,015 1,016 1,016
416,4 1,001 1,015 1,016 1,016
417,1 0,991 1,015 1,016 1,016
417,7 0,983 1,015 1,016 1,016
418,4 0,970 1,015 1,016 1,016
419,1 0,958 1,015 1,016 1,016
419,7 0,937 1,015 1,016 1,016
420,4 0,946 1,015 1,016 1,016
421,1 0,933 1,015 1,016 1,016
421,7 0,910 1,015 1,016 1,016
422,4 0,897 1,015 1,016 1,016
423,1 0,880 1,015 1,016 1,016
423,7 0,868 1,015 1,016 1,016
424,4 0,853 1,015 1,016 1,016
425,1 0,839 1,015 1,016 1,016
425,7 0,827 1,015 1,016 1,016
426,4 0,810 1,015 1,016 1,016
427,1 0,806 1,015 1,016 1,016
427,7 0,781 1,015 1,016 1,016
428,4 0,779 1,015 1,016 1,016
429,1 0,761 1,015 1,016 1,016
429,7 0,743 1,015 1,016 1,016
430,4 0,740 1,015 1,016 1,016
431,1 0,726 1,015 1,016 1,016
431,7 0,710 1,015 1,016 1,016
432,4 0,691 1,015 1,016 1,016
433,1 0,690 1,014 1,016 1,016
433,7 0,673 0,991 1,016 1,009
434,4 0,652 0,979 1,016 0,999
435,1 0,640 0,965 1,016 0,973
435,7 0,620 0,949 1,016 0,959
436,4 0,609 0,934 1,016 0,942
437,1 0,599 0,922 1,016 0,928
437,7 0,581 0,897 1,016 0,920
438,4 0,567 0,880 1,016 0,917
439,1 0,562 0,872 1,016 0,903
439,7 0,551 0,853 1,016 0,894
440,4 0,543 0,851 1,016 0,880
441,1 0,530 0,839 1,016 0,874

82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

441,7 0,516 0,836 1,016 0,861


442,4 0,511 0,821 1,016 0,865
443,1 0,503 0,807 1,014 0,852
443,7 0,494 0,798 1,007 0,855
444,4 0,479 0,797 1,008 0,832
445,1 0,475 0,791 1,009 0,830
445,7 0,467 0,779 0,990 0,826
446,4 0,463 0,773 0,988 0,824
447,1 0,448 0,769 0,985 0,813
447,7 0,446 0,762 0,986 0,796
448,4 0,443 0,747 0,973 0,797
449,1 0,425 0,739 0,976 0,788
449,7 0,419 0,730 0,957 0,784
450,4 0,427 0,721 0,963 0,768
451,1 0,407 0,722 0,947 0,756
451,7 0,409 0,707 0,944 0,756
452,4 0,404 0,699 0,946 0,757
453,1 0,391 0,696 0,935 0,753
453,7 0,391 0,697 0,928 0,734
454,4 0,384 0,685 0,925 0,730
455,1 0,373 0,672 0,922 0,719
455,7 0,367 0,669 0,904 0,722
456,4 0,361 0,654 0,906 0,708
457,1 0,363 0,657 0,898 0,704
457,7 0,354 0,652 0,891 0,688
458,4 0,348 0,636 0,880 0,691
459,1 0,340 0,629 0,871 0,676
459,7 0,332 0,626 0,863 0,672
460,4 0,326 0,615 0,866 0,664
461,1 0,329 0,611 0,852 0,664
461,7 0,321 0,612 0,846 0,651
462,4 0,317 0,601 0,852 0,638
463,1 0,309 0,596 0,840 0,637
463,7 0,304 0,594 0,833 0,625
464,4 0,299 0,581 0,831 0,630
465,1 0,298 0,572 0,818 0,615
465,7 0,288 0,572 0,818 0,614
466,4 0,287 0,565 0,826 0,614
467,1 0,284 0,560 0,802 0,604
467,7 0,281 0,558 0,808 0,598
468,4 0,278 0,551 0,798 0,596

83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

469,1 0,275 0,544 0,789 0,592


469,7 0,269 0,543 0,798 0,594
470,4 0,275 0,535 0,797 0,589
471,1 0,268 0,532 0,806 0,579
471,7 0,263 0,528 0,800 0,594
472,4 0,265 0,530 0,804 0,590
473,1 0,260 0,526 0,787 0,584
473,7 0,258 0,527 0,801 0,588
474,4 0,262 0,530 0,804 0,576
475,1 0,263 0,534 0,794 0,587
475,7 0,258 0,541 0,812 0,586
476,4 0,259 0,526 0,816 0,594
477,1 0,259 0,529 0,813 0,586
477,7 0,260 0,537 0,809 0,588
478,4 0,261 0,533 0,811 0,596
479,1 0,261 0,536 0,814 0,598
479,7 0,262 0,549 0,819 0,598
480,4 0,262 0,545 0,827 0,594
481,1 0,268 0,550 0,829 0,603
481,7 0,270 0,544 0,839 0,610
482,4 0,262 0,560 0,853 0,608
483,1 0,267 0,563 0,862 0,613
483,7 0,272 0,570 0,877 0,628
484,4 0,277 0,567 0,864 0,637
485,1 0,278 0,575 0,878 0,636
485,7 0,284 0,583 0,884 0,643
486,4 0,285 0,593 0,897 0,645
487,1 0,289 0,606 0,911 0,652
487,7 0,295 0,605 0,916 0,662
488,4 0,300 0,620 0,920 0,671
489 0,304 0,627 0,939 0,684
489,7 0,311 0,639 0,943 0,700
490,3 0,313 0,651 0,964 0,703
491 0,324 0,660 0,968 0,709
491,7 0,332 0,672 0,989 0,730
492,3 0,336 0,685 0,995 0,732
493 0,345 0,701 1,014 0,739
493,6 0,357 0,707 1,016 0,749
494,3 0,366 0,727 1,016 0,754
494,9 0,371 0,739 1,016 0,771
495,6 0,381 0,746 1,016 0,786

84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

496,3 0,386 0,764 1,016 0,802


496,9 0,399 0,776 1,016 0,815
497,6 0,410 0,799 1,016 0,834
498,2 0,422 0,812 1,016 0,847
498,9 0,434 0,833 1,016 0,870
499,6 0,443 0,854 1,016 0,886
500,2 0,459 0,870 1,016 0,901
500,9 0,462 0,891 1,016 0,913
501,5 0,478 0,909 1,016 0,932
502,2 0,489 0,920 1,016 0,961
502,8 0,506 0,952 1,016 0,970
503,5 0,525 0,971 1,016 0,982
504,2 0,532 0,989 1,016 1,002
504,8 0,543 1,009 1,016 1,016
505,5 0,564 1,015 1,016 1,016
506,1 0,582 1,015 1,016 1,016
506,8 0,594 1,015 1,016 1,016
507,5 0,614 1,015 1,016 1,016
508,1 0,628 1,015 1,016 1,016
508,8 0,639 1,015 1,016 1,016
509,4 0,670 1,015 1,016 1,016
510,1 0,679 1,015 1,016 1,016
510,7 0,700 1,015 1,016 1,016
511,4 0,722 1,015 1,016 1,016
512,1 0,752 1,015 1,016 1,016
512,7 0,769 1,015 1,016 1,016
513,4 0,786 1,015 1,016 1,016
514 0,824 1,015 1,016 1,016

Lampiran 4

Perhitungan untuk menentukan konsentrasi pewarna merah dalam sampel


berdasarkan data absorbansi sampel dari hasil pengukuran menggunakan
nilai absorbansi menggunakan detektor Colorimeter.

a. Untuk data no 1 pada tabel 4.6 Besar konsentrasi pewarna merah dalam
sampel yang mengandung Eritrosine CI 16035-Carmoisine CI 14720.
1. Jenis pewarna merah : Eritrosine CI 16035-Carmoisine CI 14720.
2. Nilai absorbansi(A) : 1,19
3. Persamaan garis dengan selektifitas dan sensitifitas optimal
𝑨 = (8,3 ± 0,7) × 10−2 𝑪 + (37,2 ± 4,5) × 10−2

85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Konsentrasi
𝑨−𝟎,𝟑𝟕𝟐
𝒄= 𝟎,𝟎𝟖𝟑
𝟏,𝟏𝟗−𝟎,𝟑𝟕𝟐
𝒄= = 𝟗, 𝟗𝟒
𝟎,𝟎𝟖𝟑
5. Perhitungan ralat
𝟏,𝟏𝟗−𝟎,𝟑𝟕𝟐 𝟎,𝟎𝟎𝟕 𝟐 𝟎,𝟎𝟒𝟓 𝟐
∆𝒄 = (√(𝟎,𝟎𝟖𝟑) + (𝟎,𝟑𝟕𝟐) )
𝟎,𝟎𝟖𝟑

∆𝒄 = 𝟏, 𝟒𝟓

6. Konsentrasi pewarna merah dalam sampel


𝑐 = (9,94 ± 1,45) 𝑚𝑙⁄𝑙

86

Anda mungkin juga menyukai