Kimia Analisa - Spektroskopi
Kimia Analisa - Spektroskopi
PENDAHULUAN
A. Judul Percobaan
Spektroskopi
B. Tujuan Praktikum
1. Menentukan panjang gelombang optimum suatu zat
2. Membuat kurva standar hubungan kadar dan absorbansi
II. TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 3. Monokromator
3. Kuvet
Kuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan sebagai tempat
contoh atau cuplikan yang akan dianalisis. Kuvet harus memenuhi syarat– syarat
sebagai berikut:
1) Tidak berwarna sehingga dapat mentransmisikan semua cahaya
2) Permukaannya secara optis harus benar– benar sejajar
3) Harus tahan (tidak bereaksi) terhadap bahan– bahan kimia
4) Tidak boleh rapuh
5) Mempunyai bentuk (design) yang sederhana
Kuvet biasanya terbuat dari kwars, plexigalass, kaca, plastik dengan bentuk tabung
empat persegi panjang 1 x 1 cm dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran di daerah UV
dipakai kuvet kwarsa atau plexiglass sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat dipakai
karena kaca mengabsorbsi sinar UV. Semua macam kuvet dapat dipakai untuk
pengukuran di daerah sinar tampak (visible).
Gambar 4. Kuvet
4. Detektor
Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada
berbagai panjang gelombang. Detektor akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik
yang selanjutnya akan ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk jarum penunjuk
atau angka digital.
Syarat– syarat ideal sebuah detector yaitu :
1) Kepekaan yang tinggi
2) Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi
3) Respon konstan pada berbagai panjang gelombang
4) Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi
5) Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi
Gambar 5. detector
Pada metode deret standar, tabung-tabung seragam yang tidak berwarna
dengan dasar datar (disebut tabung Nessler) digunakan untuk menampung larutan
berwarna dengan jumlah volume tertentu. Warna ini kemudian dibandingkan dengan
larutan standar yang dibuat dari komponen yang sama dengan yang dianalisis tetapi
konsentrasinya telah diketahui. Pada dasarnya pengukur Nessler bekerja berdasarkan
prinsip perbandingan warna (Khopkar, 1990).
Menurut Chang (2005), larutan standard adalah larutan yang sudah diketahui
konsentrasinya secara pasti dan suatu larutan yang mengandung suatu gram zat
dengan berat ekuivalen tertentu dalam volume tertentu. Larutan standar biasanya
dinyatakan dalam besaran normal (N).
Menurut Chang (2005), larutan standard dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
A. Larutan standar primer
Larutan standard primer yaitu larutan yang larutan yang dibuat dari zat baku
primer dengan cara penimbangan dan pelarutan teliti sehingga konsentrasinya dapat
diketahui dengan perhitungan. Contoh larutan standard primer adalah Na2S2O3.
Io = Ia + It +Ir
Untuk antar muka udara-kaca sebagai akibat penggunaan sel kaca, dapatlah
dinyatakan bahwa sekitar 4% cahaya masuk dipantulkan. Ir biasanya terhapus dengan
penggunaan suatu kontrol, seperti misalnya sel pembanding, sehingga persamaannya
menjadi:
Io = Ia + It
Hukum Beer. Beer mengkaji efek konsentrasi penyusun yang berwarna dalam
larutan, terhadap transmisi maupun absorbsi cahaya. Beer menemukan hubungan
yang sama antara transmisi dan konsentrasi seperti yang dikemukakan oleh Lambert
antara transmisi dan ketebalan lapisan, yakni intensitas berkas cahaya monokromatik
berkurang secara eksponensial dengan bertambahnya konsentrasi zat penyerap secara
linier (Fessenden dan Fessenden, 1985).
Menurut Mulja dan Suharman (1995), dari kedua hukum tersebut dapat
diperoleh suatu persamaan matematik yang menggambarkan hubungan antara
transmitan atau absorban terhadap konsentrasi zat yang dianalisis dan tebal larutan
yang mengabsorbsi sebagai:
It
T = =10−a . b. c
Io
1
A=log =a .b . c
T
T = persen transmitan
Io = intensitas radiasi yang datang
It = intensitas radiasi yang diteruskan
a = absorptivitas
b = tebal kuvet
c = konsentrasi (gram/liter)
Serapan jenis didefinisikan sebagai serapan dari larutan 1% zat terlarut dalam
sel dengan ketebalan 1 cm dan diberi lambang A (1 cm,1%). (Menurut Rohman
BM
1% e=E11 %cm x
(2007), hubungan antara dengan E1 cm yaitu: 10 .
III. METODE
B. Cara Kerja
1. Pembuatan Larutan Standar
Sebanyak 1 ml, 3 ml, 5 ml, 7 ml, 9 ml larutan standar diambil dan masing–
masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Masing– masing tabung reaksi ditambahkan larutan KCNS 10% sebanyak 5ml
Masing– masing tabung reaksi ditambahkan aquades hingga volume menjadi 20
ml dan di vortex
A. Hasil
B. Pembahasan
Spektrofotometri merupakan pengukuran jauhnya penyerapan energi
cahaya oleh suatu sistem kimia itu sebagai fungsi dari panjang gelombang dan
radiasi demikian pula pengukuran penyerapan yang menyendiri pada suatu
panjang gelombang tertentu. Benda bercahaya seperti matahari atau suatu
bohlam lisitrik memancarkan spektrum yang lebar dan terdiri dari panjang
gelombang. Panjang gelombang yang dikaitkan dengan cahaya tampak
mampu mempengaruhi selaput pelangi mata manusia dan karenanya
menimbulkan kesan subjektif dan kenampakan (Day dan Underwood, 1996).
Prinsip dasar spektrofotometer adalah suatu sinar melalui larutan
senyawa tertentu maka senyawa tersebut akan menyerap sinar dengan panjang
gelombang tertentu. Warna senyawa atau larutan tergantung pada jenis sinar
yang dipancarkan dan yang tertangkap oleh mata manusia (sehingga senyawa
kimia ada yang berwarna ataupun tidak berwarna). Hubungan antara
konsentrasi dan absorbansi larutan adalah semakin tinggi konsentrasi maka
semakin tinggi pula absorbansi. Dengan kata lain, bertambahnya konsentrasi
berbanding lurus dengan bertambahnya absorbansi larutan sehingga warnanya
akan bertambah pekat.
Cara kerja atau prinsip dasar spektrofotometer adalah suatu cahaya
monokromatik dari sumber sinar akan menuju ke kuvet (tempat sampel/ sel).
Banyaknya cahaya yang diteruskan maupun yang diserap oleh larutan akan
dibaca oleh detector yang kemudian menyampaikan ke layar pembaca. Dapat
dijelaskan dengan gambar sebagai berikut :
Sumber Prisma Sampel Photodetektor Layar
cahaya (monokromator) pembaca
Penutup
Layar display
Tombol setting
Measure blank
Angka 1-5
Kuvet
Fotocell
Kelebihan
Kekurangan
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia, Jakarta.
Triyati, E. 1985. Spektrofotometer ultra – violet dan sinar tampak serta aplikasinya
dalam oseanologi. 10 (1) : 39 – 47.
LAMPIRAN
A. Tabel
B. Perhitungan
Keterangan :
V1 = Volume NH4Fe(SO4)2 + HCl setelah diencerkan
V2 = Volume NH4Fe(SO4)2 + HCl + aquades
C1 = Konsentrasi NH4Fe(SO4)2 + HCl setelah diencerkan
C2 = Konsentrasi larutan campuran NH4Fe(SO4)2 + HCl + aquades
C2 = 0,005 N V 1 xC 1=V 2 xC 2
2. Larutan standar 3 ml 7 x 0,1 = 20 x C2
V 1 xC 1=V 2 xC 2 C2 = 0,0035 N
3 x 0,1 = 20 x C2
C2 = 0,0015 N 5. Larutan standar 9 ml
V 1 xC 1=V 2 xC 2
3. Larutan standar 5ml 9 x 0,1 = 20 x C2
V 1 xC 1=V 2 xC 2 C2 = 0,0045 N
C. Gambar