Anda di halaman 1dari 3

NAMA : RISNAWATI

STAMBUK : P21119031

KELAS : GIZI A

BAHAN PENYEGAR
Teh
Teh adalah bahan minuman penyegar yang sudah lama dikenal dan sudah membudaya dalam
kehidupan masyarakat Indonesia. Beberapa kandungan senyawa kimia dalam teh dapat memberi
kesan warna, rasa dan aroma yang memuaskan peminumnya. Sehingga sampai saat ini, teh
adalah salah satu minuman penyegar yang banyak diminati. Selain sebagai bahan minuman, teh
juga banyak dimanfaatkan untuk obat-obatan dan kosmetika (Diah Indarti, 2015).

Katekin merupakan salah satu senyawa utama dari substansi teh hijau dan paling berpengaruh
terhadap mutu daun teh. Dalam pengolahannya, senyawa tidak berwarna ini, baik langsung
maupun tidak langsung selalu dihubungkan dengan semua sifat produk teh. yaitu rasa, warna dan
aroma (Bambang et al. , 1995).

Faktor yang mempengaruhi kadar katekin adalah varietas dan klon teh, ketinggian tempat, waktu
panen teh. Pucuk pertama daun teh, kandungan katekinnya lebih tinggi dibanding daun teh yang
lainnya. Begitu juga waktu panen ( Karori et al., 2007).

Dalam pembuatan teh hitam daun harus dipecah menjadi bagian-bagian kecil. Hal ini
memungkinkan sito-plasmik polifenol oksidase untuk mengoksidasi flavan-3-ols di vakuola.
Akibat utama dari proses enzim oksidasi ini, secara resmi dikenal sebagai proses fermentasi,
adalah polimerisasi dari mono-mer flavan-3-ol untuk bentuk thearubigins (TRs) dan theaflavins
(TFs). Zat kimia yang terkandung dalam TRs belum diketahui dan sulit untuk dianalisis
(Whitehead and Temple, 1992).

Coklat
Coklat dapat dibuat berbagai macam produk makanan atau minuman, antara lain coklat batang,
coklat oles, coklat topping, coklat blok, coklat bubuk, dan tak kalah populernya yaitu minuman
coklat. Minuman coklat biasanya dibuat dari coklat bubuk diminum dengan mencampurnya
dengan susu atau kopi dan diminum dengan air panas menjadi minuman penyegar (Supriyanto et
al., 2013).

Cokelat bubuk yang biasa dibuat minuman cokelat atau campuran bagi makanan dan minuman
diketahui memiliki kadar polifenol yang tinggi terutama dari golongan flavanol. Flavanol dikenal
sebagai senyawa antioksidan alami dapat berperan sebagai penangkal radikal bebas. Bahkan
dalam beberapa hasil penelitian cokelat bubuk mempunyai kapasitas antioksidan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan teh hijau, anggur dan buah-buahan lain yang telah dikenal
sebelumnya (Supriyanto et al., 2013).

Kopi
Tanaman kopi (Coffea sp.) termasuk familia Rubiaceae terdiri dari beberapa jenis, namun untuk
keperluan penanaman komersial hanya dikenal tiga jenis kopi yaitu C. Arabica, C. Canephora
(Robusta) dan C. Liberika. Kopi jenis robusta, dapat tumbuh di ketinggian yang lebih rendah
dibandingkan dengan lokasi perkebunan kopi jenis arabika. Kopi jenis robusta banyak ditemui di
Pulau Jawa khususnya Jawa Tengah dan kopi robusta ini memiliki rasa yang lebih seperti cokelat
dan bau yang dihasilkan khas dan manis (Pangabean, 2012).

Daun kopi dapat digunakan untuk minuman.Salah satu tempat yang terkenal dengan minuman
kopi daun adalah masyarakat di Batusangkar, Sumatera Barat.Bagi masyarakat di Batusangkar,
minuman daun kopi bukanlah minuman yang aneh.Orang Batusangkar dan Minang menyebut
minuman daun kopi dengan sebutan kawa.Daun kopi atau kawa daunlazim dimanfaatkan sebagai
minuman yang berkhasiat bagi kesehatan.Kawa daun dapat menghangatkan tubuh, menurunkan
tekanan darah tinggi dan menambah vitalitas dan stamina (Putra, 2009).

Lazimnya, pada proses pembuatan kopi berasal dari biji, dilakukan proses penyangraian untuk
membentukflavorkhas kopi. Proses penyangraian merupakan tahapan pembentukan aroma dan
citarasa khas kopi dari dalam biji kopi dengan perlakuan panas. Biji kopi secara alami
mengandung cukup banyak senyawa organik calon pembentuk citarasa dan aroma khas
kopi.Waktu sangrai ditentukan atas dasar warna biji kopi sangrai atau derajat sangrai.Semakin
lama waktu penyangrain, warna biji kopi sangrai mendekati cokelat tua kehitaman. Proses
penyangraianpada pengolahan daun kopi diduga belum pernah dilakukan. Diduga proses
penyangraian dapat membentuk rasa dan aroma pada seduhan daun kopi (Mulato, 2002).

Referensi:
Bambang K., dan T. Suhartika .1995. Potensi teh Indonesia ditinjau dari aspek kesehatan.
Laporan Hasil Litbang Teknik Produksi dan Pasca Panen Teh dan Kina, 1994/1995.
Indarti, D. 2015. Outlook Teh. Sekretariat Jenderal Kementeriaan Pertanian Pusat Data dan
Sistem Informasi Pertanian. Dari http://epublikasi.setjen.pertanian.go.id/. Diakses 1
September 2016
Karori, S. M., Wachira, F. N., Wanyoko, J. K.and Ngure, R. M.2007. Antioxidant capacity of
different types of tea products. African Journal of Biotechnology, Vol.6, p.2287-96,. Dari
http://www.academicjournals.org/ journal/AJB/article-full-text pdf. Diakses 8 Agustus
2016
Mulato, Sri. 2002. Simposium Kopi 2002 dengan tema Mewujudkan perkopian Nasional Yang
Tangguh melalui Diversifikasi Usaha Berwawasan Lingkungan dalam Pengembangan
Industri Kopi Bubuk Skala Kecil Untuk Meningkatkan Nilai Tambah Usaha Tani Kopi
Rakyat. Denpasar : 16 – 17 Oktober 2002. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.

Pangabean, Edy. 2012. The Secret Of Barista. PT. Wahyumedia. Jakarta.


Putra, Novizal. 2009. Dengan Kawa Daun Payokumbuah. Situs ternyata-air-kawabermanfaat-
bagi-.html.diakses pada Desember 2013.
Supriyanto, Murdiati, A., Apprila, F. 2013. Kajian pembuatan effervescent cokelat pada berbagai
variasi jumlah asam dan basa yang digunakan terhadap sifat fisik, kimia dan sensorisnya.
Prosiding Seminar Nasional Patpi. ISBN 978-602-9030-49-5. Jember.

Whitehead, D. L., & Temple, C. M. (1992). Rapid method for measuring thearubigins and
theaflavins in black tea using C18 absorbent cartridges. Journal of the Science and Food
Agriculture, 58:149–152.

Anda mungkin juga menyukai