porselen, kemudian diarangkan diatas nyala pembakar, lalu dimasukkan kedalam tanur pada
suhu maksimum 550ºC selama 5 jam sampai diperoleh abu berwarna keputihputihan,
kemudian listrik pada tanur dimatikan, porselen dimasukkan kedalam eksikator untuk
didinginkan, lalu timbang (Yenrina, 2015).
Pengabuan basah memberikan beberapa keuntungan. Suhu yang digunakan tidak dapat
melebihi titik didih larutan dan pada umumnya karbon lebih cepat hancur daripada
menggunakan cara pengabuan kering. Cara pengabuan basah pada prinsipnya adalah
menggunakan asam nitrat untuk mendestruksi zat organik pada suhu rendah dengan maksud
menghindari kehilangan mineral akibat penguapan. Tahap selanjutnya, proses seringkali
berlangsung sangat cepat pengaruh asam perklorat atau hydrogen peroksida. Pengabuan
basah pada umumnya digunakan untuk menganalisa arsen, tembaga,timahh itam,timah
putih, dan seng (Yenrina, 2015).
Yenrina, Rina. 2015. “Metode analisis bahan pangan dan komponen bioaktif”. Padang : Andalas
University Press.
BAB III
METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada pukul 10.00 WITA sampai selesai. Pada hari Kamis, 28
Januari 2021, praktikum ini dilaksanakan secara online (daring) melalui room aplikasi Zoom
Meeting.