Anda di halaman 1dari 107

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stasiun televisi di Indonesia pertama kali didirikan pada tanggal 24


Agustus 1962. Tujuan pemerintah mendirikan stasiun televisi waktu itu
adalah ingin mengenalkan Indonesia ke dunia internasional bersamaan
dengan penyelenggaraan pesta olah raga Asian Games ke-4 di Jakarta. Pada
saat itu televisi yang menayangkan siaran langsung dari halaman Istana
Merdeka Jakarta dengan pemancar cadangan berkekuatan 100 watt. Setelah
stasiun televisi di Indonesia berdiri dan berhasil menayangkan pesta olah
raga Asian Games, maka pada tanggal 20 Oktober 1963 dibentuklah
Yayasan Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang di ketuai langsung oleh
Presiden Republik Indonesia.
Sejak pemerintah Indonesia membuka TVRI dan merupakan satu-
satunya Lembaga Penyiaran Publik, maka selama 27 tahun penonton televisi
di Indonesia hanya dapat menonton satu saluran televisi. Barulah pada tahun
1989 pemerintah memberikan izin operasi kepada kelompok usaha
Bimantara untuk membuka stasiun televisi RCTI yang merupakan televisi
swasta pertama di Indonesia, kemudian disusul dengan SCTV, Indosiar,
ANTV dan TPI. Menjelang tahun 2000 muncul hampir secara serentak lima
televisi swasta baru, yaitu Metro, Trans, TV7, Lativi dan Global serta
beberapa televisi daerah. Diperkirakan jumlah stasiun televisi baru di
Indonesia akan terus bertambah (bermunculan). Apalagi saat ini di daerah
pun sudah ada stasiun televisi, baik dari stasiun televisi daerah itu sendiri
(stasiun lokal) maupun biro cabang dari stasiun nasional (Nasional stasiun
itu sendiri).1

1
Morrisan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group, 2013, hlm 10.

1
2

Tabel 1. Berdirinya Stasiun Televisi di Indonesia


No Nama Logo Pertama Kali Tahun Berdiri Pemilik
1. TVRI
1962 Pemerintah Indonesia

2. RCTI Sebelumnya dimilik oleh


Bimantara Citra dan
Rajawali Wirabhakti
1989
Utama, sekarang dimiliki
oleh Media Nusantara
Citra
3. SCTV
Sebelumnya dimiliki oleh
Bimantara Citra,
1990
sekarang dimiliki oleh
Surya Citra Media
4. TPI  1991-1998 dimiliki
oleh Siti Hardijanti
Rukmana
 1999-2003 dimiliki
1991 oleh Cipta Lamtoro
Gung Persada
 2003-sekarang
dimiliki oleh Media
Nusantara Citra
5. Indosiar  2004 dimiliki oleh
PT. Indosiar Karya
1992 Media Tbk
 2011 dimilik oleh
Surya Citra Media
6. ANTV  1993-2006 dimiliki
oleh Bakrie Group
 2006-2009 dimilik
oleh Star TV
 2006-sekarang
1993
dimiliki oleh Visi
Media Asia
 2009-sekarang
dimiliki oleh
Intermedia Capital
7. Metro TV
Dimiliki oleh Media
2000
Group
3

8. TV 7  2001-2006 dimiliki
oleh Kompas
Gramedia
2001
 2006-sekarang
dimiliki oleh Trans
Media
9. Trans TV
Dimiliki oleh Trans
2001
Media

10. Lativi  2002-2006 dimiliki


oleh ALatief
Corporation
2002
 2006-sekarang
dimiliki oleh Visi
Media Asia
11 Global TV  1999-2001 dimiliki
oleh IIFTIHAR
 2001-2003 dimiliki
2002 oleh Bimantara Citra
 2003-sekarang
dimiliki oleh Media
Nusatara Citra

Sumber: wikipedia 2018

Era reformasi sebagai pertanda berakhirnya era orde baru, menjadi


awal dimulainya juga era baru pada industri penyiaran di Indonesia. Sebagai
dampak perkembangan teknologi yang menjadi acuan utama, maka tidak
dapat dipungkiri bahwa khalayak di seluruh Indonesia menginginkan
adanya perubahan dan perbaikan kearah yang lebih baik pada wajah industri
penyiaran di Indonesia.
Masa era reformasi tahun 1998 digulirkan di Indonesia, pers nasional
bangkit dari keterpurukannya dan kran kebebasan pers dibuka lagi yang
ditandai dengan berlakunya UU No.40 Tahun 1999. Pada tahun 1999
pemerintah juga memberi kemudahan untuk memperoleh SIUPP yaitu Surat
Izin Usaha Penerbitan Pers. Akibat kemudahan memperoleh SIUPP
tersebut, jumlah pemohon SIUPP membengkak lebih dari sepuluh kali lipat
4

dibandingkan dengan masa Orde Baru. Setelah Undang-Undang Penyiaran


disahkan pada tahun 2002, jumlah televisi baru di Indonesia terus
bermunculan, khususnya di daerah. Stasiun televisi menurut Undang-
Undang No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran di bagi menjadi empat
kategori yaitu: stasiun televisi publik, swasta, berlangganan dan komunitas.
Stasiun televisi swasta secara serentak bermunculan pada tahun 2003,
hal ini tentu membutuhkan program yang semakin banyak pula untuk
menarik penonton. Pola inilah yang membentuk dituntutnya tenaga-tenaga
ahli (tim kreatif) yang mampu membuat program televisi menarik penonton
agar lebih memilih menonton program pada stasiun tersebut dibandingkan
dengan program di stasiun saingan.
Pengelola stasiun penyiaran baik Lembaga Penyiaran Publik maupun
Lembaga Penyiaran Swasta dituntut untuk memiliki kreativitas seluas
mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik. Apalagi saat
ini stasiun televisi di Indonesia sudah semakin banyak, dan mereka
berlomba-lomba untuk menarik penonton sehingga peringkat program
(rating) dari sebuah stasiun televisi menjadi tinggi.
Rating merupakan sesuatu yang penting untuk sebuah stasiun televisi,
baik stasiun publik maupun stasiun komersil. Stasiun publik harus mampu
bersaing dengan stasiun lain dengan program-program yang sudah dibuat
untuk bisa menyaingi program-program dari stasiun televisi komersil.
Berikut ini adalah rating dari stasiun televisi publik TVRI dibandingkan
dengan stasiun televisi komersil lainnya:

Gambar 1. Rating Stasiun Televisi


Sumber: Arsip TVRI Sumatera Selatan (2018)
5

Dilihat perbandingan pada diagram tersebut, rating stasiun televisi


TVRI sangat rendah, hanya 1,0% dibandingkan dengan stasiun televisi
RCTI sebesar 9,0%, SCTV 8,0%, ANTV 39,0% dan MNCTV 6,9%.
Meskipun rating yang diperoleh TVRI rendah namun TVRI tetap
melakukan siaran. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 13
Tahun 2005 yang menetapkan bahwa tugas TVRI baik TVRI Nasional
maupun TVRI daerah adalah memberikan pelayanan informasi, pendidikan
dan hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan
budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui
penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu TVRI tetap melaksanakan
tugasnya meskipun rating yang diperoleh lebih rendah dari stasiun televisi
lain.
Stasiun televisi TVRI sudah memiliki beberapa stasiun daerah, salah
satunya stasiun daerah TVRI Sumatera Selatan. Saat ini TVRI Sumatera
Selatan tidak memiliki persentase rating dari program-program yang
ditayangkan. Hanya rating secara global yang ada di TVRI yaitu rating
dimana TVRI Sumatera Selatan masuk kedalam 10 besar TVRI stasiun
daerah yang diminati oleh penonton. Persentase rating TVRI Sumatera
Selatan masih dibawah rata-rata bahkan termasuk dalam kategori kecil.
Berikut diagram perbandingan rating yang masuk dalam 10 besar:

Gambar 2. Rating Stasiun Televisi TVRI Daerah Pekan ke-9


Sumber: Arsip TVRI Sumatera Selatan (2018)
6

Pada diagram di atas menunjukkan rating yang diperoleh TVRI


Sumatera Selatan cukup rendah dibandingkan dengan rating TVRI
Yogyakarta. Dilihat dari perolehan persentase rating, stasiun TVRI daerah
Yogyakarta dengan 4,8% menjadi stasiun daerah favorit diantara stasiun
daerah yang lain. Meskipun rating yang diperoleh TVRI Sumatera Selatan
hanya 1,0% lebih rendah di bandingkan dengan stasiun TVRI Yogyakarta
dan daerah lainnya, namun stasiun TVRI Sumatera Selatan tetap melakukan
program siaran sebagaimana mestinya.
Program-program yang tayang di TVRI Sumatera Selatan tidak
memiliki rating, karena TVRI Sumatera Selatan memutuskan hubungan
dengan riset pemasaran A.C. Nielsen. A.C. Nielsen merupakan suatu
perusahaan yang berfokus sebagai metode dan produk riset untuk
perhitungan terhadap jumlah penonton televisi.2 Walaupun program-
program yang ada di TVRI Sumatera Selatan tidak memiliki rating, namun
TVRI Sumatera Selatan tetap menayangkan program siaran sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan. Seperti program “Pesona Indonesia” yang
tayang di TVRI Nasional dan juga di TVRI Sumatera Selatan. Tanpa
diketahui persentase rating dari program “Pesona Indonesia”, program ini
tetap tayang mengedukasi penonton.
Program “Pesona Indonesia” merupakan sebuah program yang
mengulik dari sisi seni, budaya, tradisi dan keindahan alam suatu daerah di
Indonesia. Program ini memfokuskan pada wisata yang ada di Indonesia dan
memperkenalkan kepada penonton akan kekayaan dan keindahan alam di
Indonesia. Indonesia merupakan negara kepulauan, beradam budaya dan
tempat wisata setiap daerah di Indonesia menjadi daya tarik sendiri. Sektor
pariwisata diprediksi akan menjadi penyumbang devisa terbesar bagi
Indonesia. Saat ini penyumbang devisa terbesar di Indonesia adalah minyak
kelapa sawit, pariwisata, migas, dan batu bara. Dengan pertumbuhan yang
paling tinggi, sektor pariwisata bisa menjadi penghasil devisa nomor satu di

2
Erica L. Panjaitan dan TM. Dhani Iqbal, Matinya Rating Televisi (Ilmu Sebuah Netralitas),
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006, hlm 12.
7

Indonesia. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM),


kontribusi sektor pariwisata bagi Indonesia pada tahun 2013 tercatat
mencapai 602 juta dollar AS atau sebesar 1,45 persen dari total investasi
nasional. Kemudian pada semester I 2017 mencapai 929 juta dollar AS, atau
3,67 persen dari total investasi nasional. Dari sektor pariwisata tersebut
pemerintah menargetkan jumlah devisa yang dihasilkan mencapai Rp 260
triliun.3

Gambar 3. Perkembangan Wisatawan Nasional di Indonesia


Sumber: Arsip Kementerian Pariwisata Republik Indonesia

Dari data yang dimiliki oleh Kementerian Pariwisata Republik


Indonesia (Kemenpar) di atas, bahwa pertumbuhan kunjungan wisatawan
nasional mengalami penurunan, namun data diatas adalah perkembangan
wisatawan nasional dari tahun 2011 sampai 2016 saja. Dengan data yang
ditampilkan kurang lengkap maka perkembangan wisatawan nasional belum
bisa dikatakan tidak berkembang. Data dari BKPM yang menyatakan bahwa
perkembangan sektor pariwisata di Indonesia meningkat dan bisa menjadi
penghasil devisa nomor satu di Indonesia. Untuk lebih meningkatkan sektor
pariwisata di Indonesia cara yang dilakukan untuk meningkatkan jumlah
wisatawan yakni melakukan promosi go digital. Program “Pesona
3
www.bkpm.go.id
8

Indonesia” yang dimiliki oleh TVRI ini bisa menjadi salah satu media untuk
meningkatkan sektor pariwisata di Indonesia, dengan program yang setiap
episode menghadirkan satu tempat wisata yang ada di daerah di Indonesia
maka penonton program ini akan melihat dan mengetahui sisi seni, budaya,
dan keindahan alam di daerah tersebut.
Program “Pesona Indonesia” tayang di TVRI Sumatera Selatan setiap
hari Senin pukul 18.00 WIB dengan durasi tayang 30 menit. Program
“Pesona Indonesia” di TVRI Sumatera Selatan ini berisikan keindahan
alam, budaya, tradisi dan seni di daerah Sumatera Selatan. Program ini
ditujukan untuk semua penonton dari anak-anak, dewasa, orangtua dan
keluarga. Dari program ini penonton dapat mengetahui seni, budaya, tradisi
dan keindahan alam di daerah Sumatera Selatan.
“Pesona Indonesia” merupakan satu-satunya program jalan-jalan yang
dimiliki oleh Lembaga Penyiaran Publik milik Pemerintah, yaitu TVRI,
yang mana dana produksinya baik program “Pesona Indonesia” maupun
program lainnya yang ada di TVRI Nasional maupun daerah, seluruh dana
produksi berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sesuai dengan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang
Penyiaran, pasal 15 ayat (1) bagian (b) yang isinya “Sumber pembiayaan
Lembaga Penyiaran Publik berasal dari: Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Lembaga penyiaran di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran, pasal 36
yang isinya sebagai berikut “Isi siaran harus sesuai dengan asas, tujuan,
fungsi, dan arah siaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, pasal 3,
pasal 4, dan pasal 5”.4

Program televisi di Indonesia yang ditayangkan di stasiun televisi


nasional maupun daerah acap kali tidak memikirkan hal-hal terkait dalam

4
Lihat pada daftar lampiran untuk mengetahui isi pasal 2, pasal 3, pasal 4, dan pasal 5
9

standar penyiaran. Akibatnya konten dari program-program di stasiun


televisi tersebut cenderung bersifat negatif. Namun tidak dengan stasiun
televisi TVRI, baik TVRI Nasional maupun TVRI daerah seperti TVRI
Sumatera Selatan tetap pada pendiriannya dengan menampilkan program-
program yang berkualitas untuk masyarakat Indonesia. Terlihat dengan
banyaknya program yang masih dalam alur mempunyai sifat informatif dan
edukatif, seperti progam “Pesona Indonesia”.
Berdasarkan data yang telah dipaparkan diatas terlihat jelas bahwa
TVRI Sumatera Selatan meskipun tidak memiliki rating pada program yang
ditayangkan, TVRI Sumatera Selatan tetap melaksanakan program siaran.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 13 Tahun 2005 tentang
Lembaga Penyiaran Publik, Televisi Republik Indonesia (TVRI), pasal 4
yang isinya sebagai berikut: “TVRI mempunyai tugas memberikan
pelayanan informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat
sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh
lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang
menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
Salah satu program yang tetap melakukan program siaran adalah
“Pesona Indonesia”. Meskipun rating program “Pesona Indonesia” di TVRI
Sumatera Selatan tidak ada, program siaran tetap berjalan dengan baik. Hal
ini penting untuk dikaji secara mendalam dalam suatu penelitian sosial.
Oleh karena itu diperlukan penelitian tentang strategi manajemen program
“Pesona Indonesia” di TVRI Sumatera Selatan dalam menjalankan program
siaran.
10

1.2 Rumusan Masalah


Dalam uraian latar belakang diatas, maka masalah yang akan penulis
teliti adalah “Bagaimana strategi manajemen program yang digunakan pada
program “Pesona Indonesia” di TVRI Sumatera Selatan?”

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi manajemen
program yang digunakan oleh TVRI Sumatera Selatan pada program
“Pesona Indonesia”.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan memperkaya bahan
referensi, bahan penelitian, serta sumber bacaan di lingkungan FISIP
Universitas Sriwijaya terkait strategi manajemen program di stasiun
televisi.

b. Dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan yang sedang


diteliti yaitu tentang strategi manajemen program yang di gunakan
oleh TVRI Sumatera Selatan pada program “Pesona Indonesia”.

2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mengembangkan
pengetahuan bagi mahasiswa, praktisi, pekerja televisi, pengamat
lembaga publik dan pihak-pihak lain yang ingin mengetahui strategi
manajemen program di stasiun televisi pada umumnya, dan Lembaga
Penyiaran Publik TVRI pada khususnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


Pada penelitian ini akan merujuk kepada beberapa teori, khususnya
yang berkenaan dengan pra produksi sebuah program di televisi sebelum
ditayangkan, yaitu Strategi Manajemen Program. Oleh karena itu teori-teori
yang akan digunakan dan dijadikan landasan dalam penulisan laporan ini
yaitu teori-teori yang berhubungan dengan teori Strategi Manajemen
Program.
2.2 Komunikasi
Secara terminologis komunikasi berarti peroses penyampaian suatu
pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian tersebut
jelas bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang
menyatakan sesuatu kepada orang lain.
Definisi komunikasi sudah banyak didefinisikan oleh sejumlah orang.
Dari banyak pengertian tersebut jika dianalisis pada prinsipnya dapat
disimpulkan bahwa komunikasi adalah seni menyampaikan informasi
(pesan, ide, sikap, gagasan) dari komunikator untuk mengubah serta
membentuk perilaku komunikan (pola, sikap, pandangan dan
pemahamannya) ke pola dan pemahaman yang dikehendaki komunikator.5
Dilihat secara umum komunikasi merupakan proses kegiatan
penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan, isi pesan yang
disampaikan berupa lambang-lambang yang penuh arti dan bermakna.
Pengertian komunikasi itu sebenarnya tidak hanya terpaut pada satu hal atau
satu situasi saja namun dari banyak sudut. Pengertian komunikasi itu bisa
dilihat lebih luas lagi, tergantung dari sudut pandang, konteks, dan
tujuannya.
Pengertian komunikasi dapat dijelaskan dengan menjawab pertanyaan
yang dikemukakan Harold D. Lasswell, yaitu: Who says what in which
5
Khomsahrial Romli, Komunikasi Massa, Jakarta: PT Grasindo, 2016, hlm 8.

11
12

channel to whom wit what effect? Paradigma Lasswell ini menunjukan


bahwa ada lima unsur dasar dalam komunikasi yakni:6
1. Who (siapa): Komunikator, orang yang meyampaikan pesan.
2. Says what (mengatakan apa): Pesan, pernyataan yang didukung
oleh lambang, dapat berupa ide atau gagasan.
3. In which channel (saluran): Media, sarana atau saluran yang
mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak
jumlahnya.
4. To whom (kepada siapa): Komunikan, orang yang menerima
pesan.
5. With what effect (dampak): Efek, dampak sebagai pengaruh dari
pesan atau dapat juga dikatakan sebagai hasil dari proses
komunikasi.
2.3 Komunikasi Massa
Istilah bahasa inggris komunikasi massa adalah mass
communication, kependekan dari mass media communication,
kependekan dari mass media communication (komunikasi media
massa). Artinya komunikasi yang menggunakan media massa.
Sedangkan menurut pendapat Tan Wright menyebutkan bahwa
komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan saluran
(media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara
massal, jumlah banyak, bertempat tinggal jauh (terpencar), sangat
heterogen, dan menimbulkan efek tertentu.7
Dari kedua definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi
massa adalah komunikasi melalui media massa modern, meliputi surat kabar
yang memiliki sirkulasi luas, siaran radio, televisi dan film di gedung-
gedung bioskop yang ditujukan pada khalayak umum. Pengemasan pesan
dalam komunikasi massa tersebut sampai kepada sasaran melalui proses
yang rumit, yakni setiap komponen komunikasi harus disiapkan sedemikian

6
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Grasindo, 2004, hlm 7.
7
Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, Jakarta: Kencana, 2011, hlm 375.
13

rupa sehingga bisa menarik sasaran. Selain itu, kelemahan efektifitasnya


juga dapat dibentuk melalui model komunikasi dua tahap (two step flow:
melalui opinion leader) atau komunikasi tahap ganda (multi step flow:
berantai).
2.4 Televisi
Televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu tele
(bahasa yunani) yang berarti jauh, dan visi (videre berasal dari bahas latin)
yang berarti penglihatan. Dengan demikian televisi yang dalam bahasa
inggrisnya television diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh disini
diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat
(studio televisi) dapat dilihat dari tempat lain melalui sebuah penerima8.
Sebagai media informasi televisi memiliki kekuatan yang ampuh
untuk menyampaikan pesan karena media ini dapat menghadirkan
pengalaman yang seolah-olah dialami sendiri dengan jangkauan yang
luas dalam waktu bersamaan. Penyampaian pesan seolah-olah
berlangsung saat itu pula (live) antara komunikastor dan komunikan.
Oleh karena itu, televisi dikatakan sebagai media yang dapat
menampilkan pesan secara audio, visual, dan gerak sehingga khalayak
seolah-olah mengalami sendiri suatu peristiwa. Karena dalam media
massa televisi, penyampaian isi pesan seolah-olah langsung antara
komunikator dan komunikan, sehingga informasi atau pesan yang
disampaikan oleh televisi tersebut akan mudah dimengerti oleh
khalayak karena jelas terdengar secara audio dan akan mudah terlihat
secara visual.
Sesuai dengan cara penyampaian pesan informasinya, televisi
sebagai media massa seperti halnya radio yang proses komunikasinya
hanya berjalan satu arah (one way comunication) yang artinya
komunikasi tidak berhubungan langsung dengan komunikator, karena
komunikator tidak bersifat individual melainkan bersifat kolektif.

8
Khomsahrial Romli, Komunikasi Massa, Jakarta: PT Grasindo, 2016, hlm 87.
14

Sedangkan massa komunikasinya adalah para penonton yang


mempunyai karakteristik tersendiri.
2.5 Program Siaran Televisi
Program siaran televisi merupakan acara-acara yang disiapkan dan
disiarkan oleh televisi. Secara garis besar, program televisi dibagi menjadi
program berita dan program non berita.9 Karena televisi merupakan media
massa yang bersifat audio visual, maka diharapkan televisi bisa memberikan
program siaran yang berbeda kepada khalayak agar pesan yang disampaikan
dapat mudah dimengerti dan dipahami sehingga dari alasan itu media
televisi memberikan kepada khalayak yang disebut stimulated experience
yang berisi hal berikut:
a. Melihat sesuatu yang belum pernah dilihat sebelumnya.
b. Berjumpa dengan seseorang yang belum pernah dijumpai.
c. Datang ke suatu tempat yang belum pernah dikunjungi.

Program siaran yang disiarkan televisi akan memberikan sugesti


kepada khalayak di dalam kehidupan sehari-hari sehingga akan
menimbulkan dampak tertentu. Dengan stimulated experience ini akan
memberikan berbagai pengetahuan kepada khalayak dan pengetahuan yang
dapat memberikan kesan mendalam sehingga dapat dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari.
2.6 Jenis Program Televisi
Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program
yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya
apa saja bisa dijadikan prorgam untuk dijtayangkan di televisi selama
program itu menarik dan disukai penonton, dan selama tidak bertentangan
dengan kesusilaan, hukum, dan peraturan yang berlaku.

“Jenis program televisi dapat dibedakan berdasarkan


format teknis atau berdasarkan isi. Format teknis
meupakan format umum yang menjadi acuan terhadapt

9
Khomsahrial Romli, Komunikasi Massa,I, Jakarta: PT Grasindo, 2016, hlm 94.
15

bentuk program televisi seperti talk show, dokumenter,


film, kuis, musik, instruksi, dan lainnya.”10

Berbagai jenis program televisi dikelompokan menjadi


dua bagian besar nerdasarkan jenisnya yaitu:
1) Program Informasi (Berita)
a. Hard news, yang merupakan laporan berita
terkini yang harus segera disiarkan. Seperti
straight news, features, infotainment.
b. Soft news, yang merupakan kombinasi dari
fakta, gosip dan opini. Seperti current affair,
magazine, talk show, documentary.
2) Program Hiburan (entertainment)
a. Musik
b. Drama: sinetron film , cantoon
c. Permainan
 Quiz
 Ketangkasan
 Reality Show
 Hidden camera
 Competition show
 Relationship show
 Fly on the wall
 Mistik
d. Pertunjukan: sulap, lawak, tarian, dan lain-lain

2.7 Strategi Manajemen Program

10
Khomsahrial Romli, Komunikasi Massa,I, Jakarta: PT Grasindo, 2016, hlm 95.
16

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk


mencapai suatu tujuan.11 Pengertian lain yaitu strategi adalah hal yang
menerapkan arah kepada “manajemen” dalam arti tentang sumber daya di
dalam bisnis tentang bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang
memberikan keuntungan terbaik untuk memenangkan persaingan di dalam
pasar.12
Dari dua pengertian strategi yang dijelaskan diatas dapat dilihat bahwa
strategi yang baik sangat diperlukan sebagai salah satu cara untuk
memenangkan persaingan dalam pasar. Strategi ini meliputi perencanaan
dan manajemen. Sedangkan yang dimaksud program adalah segala hal yang
ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan penonton.13
Sehingga pengertian strategi program ialah perencanaan sebuah stasiun
televisi untuk membuat dan menyajikan program acara sedemikian rupa
agar menjadi rangkaian acara yang menarik sehingga tidak kalah saing
dengan televisi lain.
Peter Pringel menjelaskan strategi program yang ditunjukan dari aspek
manajemen strategi yaitu perencanaan program, produksi dan pembelian
program, eksekusi program, pengawasan dan evaluasi program. 14 Pada
stasiun televisi perencanaan program mencakup pekerjaan mempersiapkan
rencana jangka pendek, menengah dan jangka panjang yang memungkinkan
penyiaran untuk dapat mendapatkan tujuan keuangannya. Perencanaan
program juga mencakup pemilihan format dan isi program yang dapat
memuaskan kebutuhan penonton berdasarkan demografi tertentu.
Perencanaan program televisi juga mencakup mencari presenter atau host
(pembawa acara) program yang memiliki kepribadian dan gaya yang sesuai
dengan format yang telah dipilih stasiun televisi yang bersangkutan.

11
Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2008,
hlm 29.
12
Crown Dirgantoro, Value Based Management: Manajemen Berbasis Nilai Paradigma Sukses
Usaha, Jakarta: Grasindo Gramedia, 2001, hlm 5.
13
Morrisan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group, 2013, hlm 210.
14
Morrisan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group, 2013, hlm 273.
17

2.8 Teori yang Digunakan


Penelitian ini akan berlandaskan pada teori Strategi Manajemen
Program menurut Peter Pringel dimana ada empat aspek strategi manajemen
program yang terdiri dari: 15
1. Perencanaan program
2. Produksi dan pembelian program
3. Eksekusi program
4. Pengawasan dan evaluasi program

Perencanaan program mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana


jangka pendek, menengah dan jangka panjang yang memungkinkan stasiun
penyiaran untuk mendapatkan tujuan program dan tujuan keuangan. Bagian
perencanaan program terdiri dari analisis strategi program, membuat
perencanaan, tujuan program, faktor program dan sumber program.
Produksi dan pembelian program berkenaan dengan keputusan untuk
melaksanakan rencana program yang sudah ditetapkan dengan cara
memproduksi sendiri atau mendapatkannya dari pihak lain seperti
production house. Dalam hal ini dilakukan oleh bagian manajer produksi
dan organisasi departemen produksi
Eksekusi program mencakup kegiatan menayangkan program sesuai
dengan rencana yang sudah ditetapkan. Strategi penayangan program yang
baik sangat ditentukan oleh cara yang digunakan untuk menyusun berbagai
program yang ditayangkan seperti pembagian waktu siaran dan strategi
penayangan.
Pengawasan dan evaluasi program menentukan seberapa jauh suatu
rencana dan tujuan sudah dapat dicapai atau diwujudkan oleh stasiun
penyiaran, departemen, dan karyawan. Pengawasan dilakukan berdasarkan
hasil kerja atau kinerja yang diukur agar fungsi pengawasan berjalan secara
efektif. Dalam hal ini stasiun televisi harus berpedoman pada aturan.
Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS). P3

Morrisan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta:
15

Kencana Prenadamedia Group, 2013, hlm 273.


18

dan SPS merupakan panduan tentang batasan-batasan mengenai tayangan


program acara yang diperbolehkan dan/atau tidak diperbolehkan, baik dari
proses pembuatan sebuah program acara sampai penayangan program acara.
2.9 Kerangka Teori
Menurut Peter Pringel16 dalam menentukan Strategi Manajemen
Program ada empat aspek yang menyusun strategi manajemen program
dengan baik. Empat aspek tersebut adalah perencanaan program, produksi
dan pembelian program, eksekusi program serta pengawasan dan evaluasi
program.
Perencanaan program mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana
dari tujuan program. Produksi dan pembelian program berkenaan dengan
keputusan untuk melaksanakan rencana program yang sudah ditetapkan.
Eksekusi program mencakup kegiatan penayangan program sesuai dengan
rencana yang sudah ditetapkan. Terakhir adalah pengawasan dan evaluasi
program menentukan hasil kerja atau kinerja berdasarkan dengan pedoman
perilaku penyiaran dan standar program siaran.
Perencanaan program perlu dilakukan agar program yang dibuat
nantinya sesuai dengan apa yang sudah ditentukan sebelumnya, yaitu
program yang sesuai dengan ciri khas masyarakat tersebut. Dengan adanya
perencanaan ini, maka output program nantinya akan sesuai dengan konsep,
dan tidak melenceng kemana-mana. Segala sesuatu yang berhubungan
dengan program akan dibicarakan dalam proses perencanaan ini, mulai dari
jenis program, jadwal tayang, dan hubungannya dengan pengiklan.

Produksi program ini yang dilakukan dengan membeli program dari


pihak lain biasa disebut outsourcing, sementara yang diproduksi sendiri
biasa disebut in house production. Pertimbangan untuk outsourcing maupun

Morrisan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta:
16

Kencana Prenadamedia Group, 2013, hlm 273.


19

in house tidak terlepas dari kesiapan sumber daya manusia, finansial dan
infrastruktur yang telah dimiliki oleh masing-masing stasiun televisi.
Eksekusi program mencakup kegiatan menayangkan program sesuai
dengan rencana yang sudah ditetapkan. Eksekusi ini merupakan proses
pelaksanaan dari rencana program yang telah dibuat. Sesuai dengan sifat
media penyiaran yang tidak bisa diulang (kecuali progam rerun), maka
konsep program, waktu penayangan, audiens, kompetitor diperhatikan
dengan seksama.
Pengawasan dan evaluasi program merupakan tahapan untuk melihat
apakah program yang ditayangkan sudah sesuai dengan yang diharapkan
atau tidak. Proses pengawasan dan evaluasi ini untuk menentukan seberapa
jauh suatu rencana dan tujuan sudah dapat dicapai atau diwujudkan oleh
stasiun penyiaran. Pada tahap ini nantinya akan dievaluasi apa saja yang
menjadi kelebihan dan kekurangan selama pelaksanaan program.
2.10 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan oleh penulis, maka dapat
dilihat bahwa strategi manajemen program “Pesona Indonesia” di TVRI
Sumatera Selatan yang dibuat bersama-sama oleh Kepala Seksi Program
dan produser program, dapat menjalankan program siaran dengan baik.
Terlihat dari perencanaan program yang disusun oleh kepala program,
Kepala Seksi Program dan produser program “Pesona Indonesia”.
Perencanaan program pada pembuatan program “Pesona Indonesia” di
TVRI Sumatera Selatan sudah direncanakan dengan baik. Dari analisis dan
tujuan program yang ditayangkan menjadi hal utama dalam merencanakan
pembuatan program “Pesona Indonesia”. Perencanaan yang disusun oleh
Kepala Seksi Program dan Produser Program “Pesona Indonesia” berharap
dari tayangan yang ditampilkan bisa mengedukasi penonton dari sisi
sejarah, seni, budaya dan tradisi pada daerah yang ditampilkan, serta bisa
menghibur penonton dengan tayangan dari tempat wisata dan keindahan
alam yang bisa dikunjungi pada daerah yang menjadi objek dari program
“Pesona Indonesia”.
20

Mengenai produksi dan pembelian program yang terdapat di TVRI


Sumatera Selatan, seluruh program yang ditayangkan di stasiun televisi ini
adalah program yang diproduksi sendiri atau dikenal dengan in house
production, tidak ada program yang dibeli dari pihak lain seperti Production
House (PH). Begitu juga dengan program “Pesona Indonesia” yang
diproduksi sendiri oleh seluruh tim produksi program di TVRI Sumatera
Selatan. Seperti proses pembuatan “Pesona Indonesia” episode OKU
Selatan yang langsung melakukan shooting di daerah OKU Selatan. Saat
memproduksi program “Pesona Indonesia” episode OKU Selatan, tim
produksi hanya terdiri dari produser dan dua camera person namun camera
person dan produser merangkap kerja sebagai editor pada program “Pesona
Indonesia” episode OKU Selatan.
Eksekusi program berkenaan dengan pembagian waktu siaran
program acara “Pesona Indonesia” di TVRI Sumatera Selatan. Pembagian
waktu siaran ini bukan merupakan sesuatu yang mudah untuk menentukan
program acara itu tayang. Mengingat stasiun lokal yang ada di Sumatera
Selatan khususnya di Palembang juga mempunyai program acara yang
menjadi favorit masyarakat. Untuk itu penayangan program acara “Pesona
Indonesia” dibagi penayangannya pada siaran day time (jam 10.00-16.30)
dan fringe time (jam 16.30-19.30), agar penonton dapat menikmati tayangan
program “Pesona Indonesia” sesuai dengan waktu penayangan yang
ditentukan.
Bagian pengawasan dan evaluasi program dilakukan untuk
menentukan seberapa jauh suatu rencana dan tujuan yang sudah dapat
dicapai atau diwujudkan oleh stasiun penyiaran TVRI Sumatera Selatan,
departemen TVRI Sumatera Selatan, dan karyawan TVRI Sumatera Selatan.
TVRI Sumatera Selatan merupakan Lembaga Penyiaran Publik pertama
yang didirikan di Palembang pada tahun 1973. Program yang di tayangkan
oleh TVRI Sumatera Selatan adalah program produksi sendiri namun untuk
program “Pesona Indonesia” ditayangkan secara bergantian seluruh di
seluruh TVRI daerah dan Nasional. Program “Pesona Indonesia” episode
21

daerah Banten, pada tayangan budaya dan tradisi daerah tersebut melanggar
aturan P3SPS. Hal ini didukung dengan adanya surat peringatan dari Komisi
Penyiaran Indonesia (KPI) pada tanggal 13 Februari 2017 lalu, yang
menyatakan bahwa program acara “Pesona Indonesia” episode Banten telah
melanggar pasal 15 ayat (1) pada Standar Program Siaran yaitu “Program
siaran wajib memperhatikan dan melindungi kepentingan anak-anak
dan/atau remaja”.
Program “Pesona Indonesia” merupakan jenis program paket, yaitu
program wajib seluruh TVRI daerah yang harus diproduksi dan ditayangkan
secara bergiliran sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh TVRI
pusat. Karena jenis program inilah, TVRI Nasional maupun daerah
mendapat surat peringatan dari KPI. Surat peringatan tersebut menunjukkan
pengawasan dan evaluasi program pada program acara “Pesona Indonesia”
di TVRI Sumatera Selatan belum sepenuhnya yang ditayangkan sesuai
dengan P3SPS.17
Alur Pemikiran

Strategi Manajemen Program “Pesona


Indonesia” di TVRI Sumatera Selatan

Perencanaan Produksi dan Eksekusi Pengawasan dan


Program Pembelian Program Program Evaluasi Program

Menjalankan Program Siaran

Gambar 3. Alur Pemikiran


(Sumber: Diolah oleh Penulis merujuk pada Peter Pringle
dalam Morissan, Manajemen Media Penyiaran, 2013:273)

2.11 Hipotesis Deskriptif


Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan, maka
dirumuskan hipotesis deskriptif dari penelitian ini yaitu strategi manajemen
17
Lihat daftar lampiran untuk mengetahui isi surat peringatan dari KPI
22

program di LPP TVRI Sumatera Selatan pada program “Pesona Indonesia”


sudah menjalankan program siaran dengan baik.
2.12 Penelitian Terdahulu
Guna mendukung penelitian yang akan dilakukan, peneliti sudah
mencari sumber yang bisa dijadikan sebagai perbandingan dengan
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan strategi dalam memanajemen
sebuah program acara di televisi, sehingga bisa dijadikan sebagai acuan
untuk permasalahan yang akan penulis angkat.

Tabel 2. Penelitian Terdahulu dan Perbandingannya


No Nama/PT/Tahun Judul Hasil Penelitian Perbedaan dan Persamaan Penelitian
1. Anna Marissa Strategi Peneliti ini  Perbedaan dari penelitian ini terlihat
Fitriana, Porgramming menjabarkan strategi dari objek penelitian dimana
Universitas Islam Pengemasan Programming acara program, dan jenis program yang
Bandung, Tahun Acara Musik musik ‘Dahsyat’ diteliti berbeda. Jenis program pada
2009 Dahsyat di RCTI yang meliputi penelitian ini adalah program musik
strategi perencanaan, sementara penulis meneliti jenis
strategi akuisisi, program features pariwisata. Selain
strategi penjadwalan, itu, penelitian ini mengacu pada
strategi eksekusi dan konsep strategi programming
strategi evaluasi yang menurut Sherman, sementara penulis
dilakukan oleh Tim menggunakan teori dari Peter Pringle
Program ‘Dahsyat’ di yaitu tentang Strategi Manajemen
stasiun televisi RCTI Program.
Nasional Jakarta.  Persamaan dalam penelitian ini
sama-sama meneliti tentang strategi
manajemen program dalam sebuah
acara di televisi.
2. Winda Pratama, Strategi Team Hasil dari penelitian  Perbedaan dalam penelitian ini
Bina Nusantara Kreatif dalam ini yaitu peneliti adalah pada penelitian ini penulis
University, Tahun mempertahankan mampu menjabarkan meneliti strategi para team kreatif
2009 kualitas program bahwa produksi dari sebuah program.
acara ‘SKETSA’ program tersebut  Persamaan dari penelitian ini dilihat
di Trans TV terbagi ke dalam 4 dari judul yang diangkat oleh peneliti
tahapan besar Yaitu bahwa penulis sama-sama meneliti
brainstorming, tentang sebuah strategi program.
technical meeting,
shooting, dan editing.
Selain itu peneliti
pun berhasil
menjabarkan strategi
23

yang dilakukan team


kreatifnya dalam
mempertahankan
kualitas program
tersebut yakni
dengan
membuat konten
cerita yang bagus
dan berkualitas, juga
dengan
menganalisis
karakteristik dan
keinginan penonton
berdasarkan hasil
share dan
rating dari program
sketsa yang sudah
tayang sebelumnya.
3. Guntur Strategi Produser Hasil peneliti ini  Perbedaan penelitian ini lebih
Mahardhika, dalam penulis menjabarkan terfokus pada pengembangan strategi
Universitas Meningkatkan strategi produser yang dilakukan oleh produser dalam
Pembangunan Rating Program dalam meningkatkan meningkatkan rating suatu program
Nasional Acara Musik rating program acara acara televisi. Sedangkan yang akan
“Veteran”, Tahun ‘Dahsyat’ musik ‘Dahsyat’ di diteliti oleh penulis adalam strategi
2011 RCTI RCTI. manajemen program televisi guna
menjalankan sebuah program acara
yang sejenis dengan program acara
di stasiun saingan.
 Persamaan pada penelitian ini adalah
sama-sama membahas mengenai
strategi pada program acara di
stasiun televisi di Indonesia.
Sumber: digilib.mercubuana.ac.id diakses pada tanggal 6 November 2017

Berdasarkan kajian pustaka tersebut, maka persamaan antara


penelitian-penelitian terdahulu yang telah dipaparkan dengan penelitian ini
adalah sama-sama meneliti sebuah strategi manajemen program sebuah
program televisi untuk membuat para penonton tetap setia menonton
program yang telah ditayangkan. Sebuah strategi dalam stasiun penyiaran
24

sangat diperlukan untuk mengawasi dan mengevaluasi semua kegiatan


produksi suatu program, agar program yang tayang di stasiun televisi
tersebut tidak ditinggalkan oleh penontonnya.
Sedangkan perbedaannya yakni penelitian ini memposisikan pada
sasaran variabel-variabel yang diteliti dari strategi manajemen program yang
digunakan oleh stasiun penyiaran itu sendiri. Sebuah strategi manajemen
program yang disusun oleh TVRI Sumatera Selatan dalam menjalankan
program siaran “Pesona Indonesia” yang mana jenis program travel
adventure ini sudah banyak di stasiun lain. Akan tetapi TVRI Sumatera
Selatan menampilan “Pesona Indonesia” dengan tampilan yang sangat
mencirikan daerah yang ada di Sumatera Selatan. Seperti bangunan-bangun
khas Sumatera Selatan, beragam budaya yang ada di Sumatera Selatan, dan
berbagai kesenian daerah di Sumatera Selatan. Tidak hanya itu saja,
keindahan alam di daerah Sumatera Selatan juga menjadi objek dalam
program acara “Pesona Indonesia” agar menarik para penonton TVRI
Sumatera Selatan, terutama mereka yang memiliki hobi jalan-jalan dan
berpetualang.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini akan melihat strategi manajemen program yang
diterapkan oleh TVRI Sumatera Selatan pada program “Pesona Indonesia”.
Oleh karena itu, metode penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,
desain penelitiannya juga desain metode kualitatif. Meliputi teknik
penentuan informan, teknik pengumpulan data, teknik keabsahan data, dan
teknik analisis data maupun pengambilan kesimpulan. Dalam hal ini peneliti
tidak menggunakan angka dalam memberikan penafsiran data terhadap hasil
penelitian. Penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa.
Penelitian ini menghasilkan data deskriptif berupa tulisan dan perilaku yang
diamati dari subyek itu sendiri.18
3.2 Definisi Konsep
Dalam penelitian ini ada beberapa konsep yang perlu didefinisikan
sesuai dengan konteks penelitian. Konsep tersebut diantaranya:
1. Strategi adalah program umum untuk pencapaian tujuan-tujuan
organisasi dalam pelaksanaa misi. Dalam penelitian ini strategi
yang diteliti adalah perencanaan program yang dilakukan oleh
TVRI Sumatera Selatan dengan menghubungkan sumber daya
manusia dan berbagai sumber daya lainnya guna mencapai suatu
tujuan yang diinginkan.
2. Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan
cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian sumberdaya
organisai. Penelitian ini mengangkat manajemen pada organisasi
TVRI Sumatera Selatan dalam menarik penonton dengan cara
efisien dan efektif agar penonton yang menjadi sasaran (target)

18
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kuantitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014, hlm 5.

25
26

menonton program yang ditayangkan oleh TVRI Sumatera Selatan,


khususnya program acara “Pesona Indonesia”.
3. Program adalah faktor acara yang membuat audien tertarik untuk
mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran radio ataupun
televisi. Program acara pada penelitian ini adalah program acara
yang ada di TVRI Sumatera Selatan dengan jenis program siaran
travel atau adventure, yaitu “Pesona Indonesia”. Program acara ini
berisikan sebuah program yang mengulik sisi seni, budaya, tradisi
dan juga keindahan alam di daerah Sumatera Selatan.
3.3 Fokus Penelitian
Fokus penelitian dalam penelitian kualitatif berkaitan erat dengan
rumusan masalah. Rumusan masalah menjadi acuan untuk menentukan
fokus penelitian. Penetapan fokus atau masalah dalam penelitian kualitatif
pada akhirnya akan dipastikan sewaktu peneliti sudah berada dilapangan
penelitian. Fokus penelitian merupakan garis besar dari pengamatan
penelitian sehingga observasi dan analisa hasil penelitian lebih pasti dan
terarah.
Fokus penelitian ini terdiri dari beberapa dimensi dan indikator-
indikator. Tujuannya agar tidak terjadi pembahasan yang terlalu luas dan
pada akhirnya tidak sesuai dengan judul penelitian yang dipilih. Fokus
penelitian dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3. Fokus Penelitian


VARIABEL DIMENSI INDIKATOR DESKRIPSI
Strategi Perencanaan 1. Identifikasi 1. Merencanakan target penonton
Manajemen Program Strategi 2. Menentukan tim produksi
Program Program 3. Membuat alokasi waktu
(Peter Pringle, pelaksanaan produksi program
Morissan:2008) 4. Durasi waktu tayang
27

2. Tujuan 1. Mengedukasi penonton dengan


Program informasi yang diberikan
2. Menghibur penonton dengan
tayangan (gambar) yang
ditampilkan
3. Menambahkan keuntungan
dari program yang ditayangkan

Produksi dan 1. Departemen 1. Tim kreatif


Pembelian Produksi 2. Melakukan tahapan proses
Program produksi (pra produksi,
produksi, dan pasca produksi)
2. Sumber Dana 1. APBN
Program 2. Iklan
Eksekusi 1. Pembagian 1. Prime time (19.30-23.00)
Program Waktu Siaran 2. Late fringe time (23.00-01.00)
3. All other time (01.00-10.00)
4. Day time (10.00-16.30)
5. Fringe time (16.30-19.30)
2. Segmentasi 1. Segmentasi demografis
Penonton a. Usia: anak-anak, remaja,
dewasa dan orang tua.
b. Jenis kelamin
c. Pekerjaan
d. Pendidikan
2. Segmentasi geodemografis,
yaitu penonton yang
menempati geografis yang
sama.
3. Segmentasi psikografis, yaitu
gaya hidup dan kepribadian
penonton.
Pengawasan 1. Manajer 1. Bertanggung jawab pada
28

dan Evaluasi Produksi produksi program


Program 2. Mereview hasil shooting dan
editing
3. Mengawasi seluruh isi
program yang ditayangkan
4. Mengawasi pemain serta
personalia prosuksi
2. Standar 1. Pedoman perilaku penyiaran
Penyiaran dan standar program siaran
Sumber: Diolah oleh Penulis

3.4 Unit Analisis Data


Unit analisis penelitian ini adalah organisasi dan orang-orang
profesional pada bidangnya, dalam hal ini adalah kantor Lembaga
Penyiaran Publik TVRI Sumatera Selatan dan staff produksi TVRI
Sumatera Selatan.
3.5 Teknik Penentuan Informan
Teknik penentuan informan digunakan sebagai acuan untuk
memperoleh sumber data dalam penelitian ini. Penentuan informan
berdasarkan pada subyek yang menguasai permasalahan dan bersedia
memberikan informasi lengkap dan akurat. Informan penelitian tersebut
harus memenuhi syarat dan ketentuan yang telah ditentukan untuk dimintai
keterangan dalam memberikan informasi terkait pembahasan penelitian.
3.5.1 Key Informant
Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, dimana
teknik ini menentukan sampel berdasarkan kapasitas dan kapabilitas
yang kompeten atau yang benar-benar paham dibidangnya diantara
anggota populasi lainnya.
Untuk memperoleh data penelitian yang mencerminkan keadaan
subjek penelitian dan bisa menggambarkan (menjawab) apa yang
menjadi tujuan dan permasalahan penelitian, peneliti memilih semua
29

informan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik purposive


sampling yaitu sesuai dengan kebutuhan.
Peneliti melakukan penentuan informan dengan menggunakan
teknik Purposive sampling atau dikenal juga dengan sampling
pertimbangan. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel
untuk tujuan tertentu saja. Misalnya akan melakukan penelitian
tentang disiplin pegawai, maka sampel yang dipilih adalah orang yang
ahli dalam bidang kepegawaian saja.19
Subjek dalam penelitian ini adalah pihak yang diwawancarai
untuk memperoleh data pada penelitian yang dilakukan, yaitu mereka
yang terlibat dalam pembentukan strategi manajemen program
“Pesona Indonesia” di TVRI Sumatera Selatan. Subjek penelitian
tersebut meliputi Kepala Seksi Program dan Produser Program
“Pesona Indonesia”.
3.5.2 Kriteria Informan dan Informan Terpilih
Dalam menentukan informan terdapat key informant dan
informan penelitian. Kriteria key informant dalam penelitian ini
meliputi orang yang mempunyai jabatan terkait pembuatan dan
perencanaan strategi manajemen program yang ada di Lembaga
Penyiaran Publik (LPP) TVRI Sumatera Selatan. Sedangkan informan
penelitian ini adalah staff LPP TVRI Sumsel yang terlibat dalam
produksi program LPP TVRI Sumatera Selatan. Adapun informan
yang menjadi key informant dan informant pada penelitai ini meliputi :
1. Kepala Seksi Program
Kepala Seksi Program adalah orang yang bertanggung
jawab menyusun secara rinci program harian, mingguan,
bulanan maupun periodicals yang berhubungan dengan aktivitas
on air, serta pengaturan penyelenggaraan meliputi scheduling
serta keterlaksananya penyiaran. Dalam penelitian ini Kepala
Seksi Program menjadi kunci utama sebagai key informant

19
Ardial, Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014, hlm 347.
30

untuk menjadi narasumber terkait strategi manajemen program


yang digunakan oleh TVRI Sumatera Selatan pada program
“Pesona Indonesia”. Fungsi Kepala Seksi Program pada sebuah
stasiun televisi adalah:
a) Menyusun strategi rencana siaran
b) Menyusun program siaran
c) Melaksanakan program koordinasi program
d) Melaksanakan pelaporan dan evaluasi
Adapun tugas dari Kepada Seksi Program adalah sebagai
berikut:
a) Bertanggung jawab atas terjaganya format stasiun
dan format siaran
b) Melakukan koordinasi dengan seluruh penanggung
jawab produksi
c) Menyusun jadwal penyiar contiunity
d) Merencanakan dan menyusun biaya dan siaran
produksi
e) Memantau air product quality
f) Menyusun deskripsi acara
g) Membuat promo program
h) Membuat Daftar Acara Siaran (DAS) harian
2. Produser Program “Pesona Indonesia”
Produser Program adalah orang yang membuat program
televisi dan bertanggung jawab atas programnya secara langsung
dan melaksanakan secara sadar. Tugas utama dari produser
sebuah program televisi adalah untuk mengkoordinasikan dan
mengontrol semua aspek produksi, dimulai dari pembuatan dan
pengembangan ide, mengawasi pemain yang akan dicasting dan
melakukan segala pengecekan saat pra produksi, produksi, dan
pasca produksi. Produser program “Pesona Indonesia” di TVRI
Sumatera Selatan menjadi informan terpilih dengan tugas dan
31

tanggung jawab sebagai Produser program “Pesona Indonesia”


untuk menjalankan program siaran yang berkualitas dan sesuai
dengan standar penyiaran yang berlaku.
3.6 Data dan Sumber Data
Baik data maupun sumber data akan diklasifikasikan menurut sifat,
jenis serta sumbernya secara jelas.
3.6.1 Data
Data yang ada dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data
kualitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata
(kalimat) maupun dalam bentuk angka.
Berdasarkan sumber perolehan datanya, data diperoleh
berbentuk data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang
diperoleh secara langsung dari objek penelitian atau tatap muka
langsung dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Data sekunder
yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung, dengan membaca
literatur-literatur, laporan-laporan, peraturan-peraturan, buku-buku
perpustakaan, dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
penelitian ini.
3.6.2 Sumber Data
Data yang diperlukan diperoleh dari berbagai sumber yang
berhubungan langsung dengan masalah penelitian ini. Sumber-sumber
data tersebut adalah:
a. Strategi manajemen program yang dibuat oleh Kepala Seksi
Program dan Produser Program “Pesona Indonesia” di TVRI
Sumatera Selatan. Data yang didapatkan dari sumber-sumber
diatas adalah data primer dan data sekunder.
b. Sumber data lain yakni yang diperoleh dari arsip TVRI
Sumatera Selatan, buku-buku yang relevan dengan penelitian
ini, artikel dan karya ilmiah ataupun jurnal yang didapat dari
perpustakaan maupun internet.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
32

Ada beberapa teknik yang digunakan dalam pengumpulan data.


Teknik tersebut meliputi wawancara mendalam, observasi, serta
dokumentasi.
3.7.1 Wawancara Mendalam
Bentuk wawancara yang digunakan adalah wawancara semi
terstruktur dimana peneliti menggunakan pedoman wawancara
sebagai pedoman pengambilan data. Teknik ini dilakukan dengan
mengadakan percakapan dan tanya jawab langsung kepada pihak-
pihak yan terkait. Dalam penelitian ini pihak yang akan diwawancara
secara mendalam adalah Kepala Seksi Program dan Produser Program
“Pesona Indonesia” di TVRI Sumatera Selatan.
3.7.2 Observasi
Mengadakan pengamatan secara langsung kepada objek
penelitian agar mendapat data dan informasi yang objektif.
Pengamatan secara langsung tentang strategi yang dibuat oleh
informan dalam memanajemen program “Pesona Indonesia” di TVRI
Sumatera Selatan. Kemudian dibuat suatu catatan-catatan dari
beberapa stategi manajemen program “Pesona Indonesia” yang telah
dijawab oleh informan melalui wawancara mendalam.
3.7.3 Studi Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu,
baik berupa tulisan, gambar, laporan, maupun catatan. Dokumentasi
yang dilakukan pada penelitian ini adalah melihat berbagai laporan
kegiatan produksi program “Pesona Indonesia” di TVRI Sumatera
Selatan di bagian arsip TVRI Sumatera Selatan, melihat langsung
proses pembuatan program “Pesona Indonesia” dari pra produksi,
produksi sampai pasca produksi. Sehingga bisa diketahui strategi
manajemen program yang dilakukan oleh TVRI Sumatera Selatan
pada program “Pesona Indonesia”.
3.8 Teknik Keabsahan Data
33

Ada 3 (tiga) macam triangulasi data untuk memeriksa keabsahan data


yang sudah kita peroleh yaitu:20
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber menguji kredibilitas data dilakukan dengan
cara mengecek data yang diperoleh dari beberapa sumber.
Pengecekan data ini dilakukan dengan berbagai sumber data
seperti dokumen, hasil wawancara, dan hasil observasi.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi sumber menguji data dilakukan dengan cara mengecek
data pada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda,
misalnya data diperoleh dengan wawancara, observasi lalu di cek
dengan observasi, dokumentasi dan kuisioner.
3. Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu data yang dikumpulkan dengan teknik
wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu dan situasi
yang berbeda.

Dari ke tiga teknik tersebut, penulis menggunakan triangulasi sumber


dan juga triangulasi teknik untuk melakukan pengecekan data wawancara
kepada informan yakni pihak yang terkait dalam strategi manajemen
program acara “Pesona Indonesia” di TVRI Sumatera Selatan. Melalui
teknik ini data yang dikumpulkan akan di kaitkan dengan teori yang
digunakan dalam membuat strategi manajemen program acara “Pesona
Indonesia” di TVRI Sumatera Selatan dalam menjalankan program siaran.
Setelah data terverifikasi dan dapat dipertanggung jawabkan kemudian
pemeriksaan melalui sumber akan dibandingkan data dari hasil yang
diperoleh dilapangan dengan melalui sumber wawancara, observasi dan
dokumentasi lapangan.
3.9 Teknik Analisis Data

20
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Jakarta: Alfabeta, 2010, hlm 274.
34

Pada penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan peneliti


menggunakan model Miles and Huberman. Analisis data dalam penelitian
kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah
selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
Setelah melakukan pengumpulan data, seluruh data yang terkumpul
kemudian diolah oleh penulis. Data dianalisis menggunakan teknik analisis
deskriptif, yaitu dengan mendeskripsikan secara menyeluruh data yang
didapat selama proses penelitian. Pada saat wawancara, peneliti sudah
melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancara. Dalam analisis
data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam
analisis data yaitu data reduction, data display, dan conclusion
drowing/verification.
Teknik analisis deskriptif yang dikembangkan oleh Miles and
Huberman dilakukan melalui tiga tahap, yaitu reduksi, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan21.
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok
dan penting kemudian dicari tema dan polanya. Pada tahap ini
peneliti memilih informasi mana yang relevan dan mana yang tidak
relevan dengan penelitian. Setelah direduksi data akan mengerucut,
semakin sedikit dan mengarah ke inti permasalahan sehingga mampu
memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai objek penelitian.
2. Penyajian Data (Data Display)
Langkah selanjutnya setelah reduksi adalah menyajikan data.
Data yang disajikan dalam bentuk tabel dan uraian penjelasan yang
bersifat deskriptif.
3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)
Tahap akhir pengolahan data adalah penarikan kesimpulan.
Setelah semua data tersaji permasalahan yang menjadi objek
21
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2012, hlm 246.
35

penelitian dapat dipahami dan kemudian ditarik kesimpulan yang


merupakan hasil dari penelitian ini.
3.10 Lokasi dan Waktu Penelitian
TVRI yang merupakan stasiun penyiaran pertama di Indonesia
memiliki 29 stasiun daerah dan satu stasiun Nasional, dengan didukung 376
satuan transmisi yang tersebar diseluruh wilayah di Indonesia, salah satunya
adalah TVRI Sumatera Selatan. Untuk itu lokasi penelitian ini dilakukan di
stasiun Lembaga Penyiaran Publik TVRI Sumatera Selatan yang terletak di
jalan Balap Sepeda, Lorok Pakjo, Ilir Barat I, Kota Palembang, Sumatera
Selatan. Berikut ini adalah jadwal penelitian:

Tabel 4. Waktu Penelitian

Jadwal Penelitian Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

Pengumuman SK

Penulisan Proposal

Seminar Usulan Skripsi


Revisi
Penyusunan Skripsi

Pengumpulan Data
Bimbingan
Ujian Komprehensif
Perbaikan / Revisi Skripsi
36

BAB IV
GAMBARAN UMUM INSTANSI

4.1 Sejarah Pembangunan TVRI


4.1.1 Sejarah Lembaga Penyiaran Publik TVRI Nasional
Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan lembaga penyiaran
yang menyandang nama negara mengandung arti bahwa dengan nama
tersebut siarannya ditunjukan untuk kepentingan negara. Sejak berdirinya
tanggal 24 Agustus 1962, TVRI mengemban tugas sebagai televisi yang
mengangkat citra bangsa melalui penyelenggaraan penyiaran peristiwa
yang berskala internasional, mendorong kemajuan kehidupan masyarakat
serta sebagai perekat sosial. Dinamika kehidupan TVRI adalah dinamika
perjuangan bangsa dalam proses belajar berdemokrasi. Pada tanggal 24
Agustus 1962 dalam era Demokrasi Terpimpin, TVRI berbentuk
Yayasan yang didirikan untuk menyiarkan pembukaan Asian Games
yang ke IV di Jakarta.
Memasuki era Demokrasi Pancasila pada tahun 1974, TVRI telah
berubah menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tata kerja
Departemen Penerangan dengan status sebagai Direktorat yang
bertanggungjawab Direktur Jenderal Radio, Televisi, dan Film. Dalam
era Reformasi terbitlah Peraturan Pemerintah RI Nomor 36 Tahun 2006
yang menetapkan status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan di bawah
pembinaan Departemen Keuangan. Kemudian melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 9 Tahun 2002 TVRI berubah statusnya menjadi PT.
TVRI (Persero) dibawah pembinaan Kantor Menteri Negara BUMN.
Selanjutnya, melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2002 tentang Penyiaran, TVRI ditetapkan sebagai Lembaga
Penyiaran Publik yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh
Negara.
37

Perubahan status TVRI dari Perusahaan Jawatan ke TV Publik


sesuai undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran, maka
TVRI diberi masa transisi selama 3 tahun dengan mengacu Peraturan
Pemerintah Nomor 9 tahun 2002 dimana disebutkan TVRI berbentuk
PERSERO atau PT. Dengan adanya masa transisi selama 3 tahun ini,
diharapkan TVRI akan dapat memenuhi kriteria yang disyaratkan oleh
undang-undang penyiaran yaitu sebagai TV publik dengan sasaran
khalayak yang jelas. Dan bertepatan dengan peringatan hari kebangkitan
nasional tanggal 20 Mei 2003 yang lalu, TVRI mengoperasikan kembali
seluruh pemancar stasiun relay TVRI sebanyak 395 buah, yang tersebar
diseluruh Indonesia.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 13 Tahun 2005 menetapkan
bahwa tugas TVRI adalah memberikan pelayanan informasi, pendidikan
dan hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan
budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui
penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4.1.2 Sejarah Lembaga Penyiaran Publik TVRI Sumatera Selatan
Sejalan dengan kegiatan pembangunan dalam masa Orde Baru,
maka dunia pertelevisian di Indonesia semakin berkembang. Volume dan
mutu siaran pun semakin ditingkatkan, demikian juga perkembangan
sarana, lebih-lebih sejak beroperasinya Sistem Komunikasi Domestik
Palapa.
Pada tahun 1970 selesai dibangun TVRI Medan, kemudian
mulailah dengan pembangunan stasiun-stasiun lainnya yang hingga saat
ini terdapat 9 stasiun produksi TVRI, yaitu Jakarta, Yogyakarta, Medan,
Palembang, Ujung Pandang, Balik Papan, Surabaya, Denpasar dan
Manado.22

22
Stasion Palembang, Panca Warsa TVRI Palembang, Jakarta: Aquarista Tunggal, hlm 1.
38

Pembangunan TVRI Palembang didasarkan atas map dan field


survey yang dilaksanakan dari tahun 1967 sampai dengan 1970 oleh
Yayasan Study Group Televisi Palembang, bekerjasama dengan
Lembaga Eletronika dan Microwave Institut Teknologi Bandung,
Pertamina dan TVRI Nasional Jakarta. Atas kerjasama antara para teknisi
dan Hubdam IV / Sriwijaya, Daerah Telekomunikasi IV, R.S.U.P
Palembang dan instansi lainnya, maka dipersiapkanlah peralatan yang
diperlukan untuk dapat menerima transmisi siaran televisi langsung dari
Jakarta, Singapura dan Malaysia. 23
Langkah pertama kegiatan yayasan ini dimulai pada tanggal 24
Maret 1967 dengan menggunakan kontrak kerjasama survey tranmisi
televisi dengan Yayasan Televisi X Bandung. Sejak saat itu telah
dilaksanakan eksperimen penerimaan siaran televisi dari Jakarta,
Singapura dan Malaysia diatas menara Jembatan Ampera Palembang.
Pada tanggl 25 Mei 1967, dari pukul 20.00-21.00 WIB untuk pertama
kalinya Palembang dapat menerima siaran televisi dari Singapura dan
Jakarta.
Guna menunjukkan kepada masyarakat bahwa Palembang telah
dapat menerima siaran televisi, maka yayasan ini ikut berpartisipasi
dalam arena Pekan Raya Pembangunan Kotamadya Palembang dari
tanggal 4-10 September 1968 dengan mengadakan pameran eksperimen
penerimaan siaran televisi dari Jakarta.

23
Stasion Palembang, Panca Warsa TVRI Palembang, Jakarta, Aquarista Tunggal, hlm 3.
39

4.2 Visi dan Misi


4.2.1 Visi
1. Terwujudnya TVRI sebagai media utama penggerak pemersatu
bangsa.
4.2.2 Misi
1. Menyelenggarakan siaran yang menghibur, mendidik, informatif
secara netral, berimbang, sehat, dan beretika untuk membangun
budaya bangsa dan mengembangkan persamaan dalam
keberagaman
2. Menyelenggarakan layanan siaran multiplatfrom yang berkualitas
dan berdaya saing
3. Menyelenggarakan tata kelola lembaga yang modern, transparan
dan akuntabel
4. Menyelenggarakan pengembangan dan usaha yang sejalan dengan
tugas pelayanan publik
5. Menyelenggarakan pengelolaan sumber daya proaktif dan andal
guna meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan pegawai
4.3 Logo dan Arti Logo TVRI
4.3.1 Logo TVRI

Gambar 5. Logo TVRI


Sumber: LPP TVRI (2018)
40

4.3.2 Arti Logo TVRI


 Bentuk logo TVRI secara simbolis menggambarkan “layanan
publik yang informatif, komunikatif, elegan dan dinamis” dalam
upaya mewujudkan visi dan misi sebagai TV Publik yaitu media
yang memiliki fungsi kontrol dan perekat sosial untuk memilihara
persatuan dan kesatuan bangsa.
 Lengkungan pada bagian atas, yang berawal pada huruf T dan
berahir pada huruf I membentuk huruf P mengandung lima makna
layanan informasi dan komunikasi, yaitu:
1. P sebagai huruf awal dari kata “publik” yang berarti,
“memberikan layanan informasi dan komunikasi kepada
masyarakat dengan jangkauan nasional dalam upaya ikut
mencerdaskan kehidupan bangsa”.
2. P sebagai huruf awal dari kata “perubahan” yang berarti,
“membawa perubahan ke arah yang lebih sempurna”.
3. P sebagai huruf awal dari kata “perintis” yang berarti,
“membawa perubahan ke arah yang lebih sempurna”.
4. P sebagai huruf awal dari kata “pemersatu” yang berarti,
“merupakan lembaga penyiaran publik yang
mempersatukan bangsa Indonesia yang tersebar di bumi
Nusantara yang sangat luas dan terdiri atas ribuan pulau”.
5. P sebagai huruf awal dari kata “pilihan” yang berarti,
“menjadi pilihan alternatif tontonan masyarakat Indonesia
dari berbagai segmen lapisan masyarakat”.
 Bentuk elips dengan tarikan garis runcing dan dinamis
melambangkan komet yang bergerak cepat dan terarah. Serta
bermakna gerakan perubahan yang cepat dan terencana menuju
televisi publik yang telah sempurna.
 Bentuk Topografi TVRI memberi makna elegan dan dinamis. Logo
tersebut siap mengantisipasi perubahan dan perkembangan zaman
serta tuntutan masyarakat.
41

 Warna biru mempunyai makna: elegan, jernih, cerdas, arif,


informasi dan komunikatif.
 Perubahan warna jingga ke warna merah melambangkan sinar atau
cahaya yang membawa pencerahan untuk ikut bersama
mencerdaskan kehidupan bangsa serta mempunyai makna:
semangat dan dinamika perubahan menuju kearah yang lebih
sempurna.
4.4 Perubahan Logo TVRI
Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah stasiun televisi pertama di
Indonesia yang mengudara pada tanggal 24 Agustus 1962. Siaran perdana
TVRI adalah menayangkan Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan
Republik Indonesia ke-17. Siarannya masih berupa hitam putih. TVRI pada
saat itu menayangkan iklan dalam satu tayangan khusus dengan judul acara
“Mana Suka Siaran Niaga” (siaran dua kali). Sejak April tahun 1981 hingga
akhir 90-an TVRI tidak diperbolehkan menayangkan iklan, dan akhirnya
saat ini TVRI kembali menayangkan iklan. Status TVRI saat ini adalah
Lembaga Penyiaran Publik, sebagian biaya operasional TVRI masih
ditanggung oleh negara.
Stasiun televisi ini dibuat sebagai alat komunikasi pemerintah yang
tugasnya adalah untuk menyampaikan kebijakan pemerintah kepada rakyat
dan memberikan berita dan informasi seputar Indonesia. Setelah TVRI
menyiarkan siaran langsung peringatan Hari Kemerdekaan Republik
Indonesia, TVRI kembali menyiarkan siaran langsung upacara pembukaan
Asian Games ke IV dari Stadion Gelora Bung Karno. TVRI pun membuat
logo untuk persiapan penayangan upacara pembukaan Asian Games ke IV
yang dilaksanakan di Indonesia. Berikut logo yang digunakan TVRI pada
acara Asian Games sampai perubahan logo TVRI yang digunakan sekarang
ini.
42

Tabel 5. Perubahan Logo TVRI

No Gambar Logo Keterangan


1
Logo Pertama TVRI pada 24
Agustus 1962 - 24 Agustus 1978

2
Logo Kedua TVRI pada 24
Agustus 1978 – 24 Agustus 1982

3
Logo Ketiga TVRI pada 24
Agustus 1982 – 24 Agustus 1999

4 Logo Keempat TVRI pada 24


Agustus 1999 – 12 Juli 2001
5 Logo Kelima TVRI pada 13 Juli
2001 – 1 Agustus 2003
6 Logo Keenam TVRI pada 1
Agustus 2003 – 16 April 2007
7 Logo Ketujuh TVRI pada 16 April
2007 – sekarang
8 Logo Mobil VTR TVRI digunakan
pada acara Asian Games tahun
1962-1971
9 Logo Kamera TVRI digunakan
pada Asian Games tahun 1962-
1971
10 Logo on-air TVRI pada tahun
1991-1995
11
Logo TVRI versi hitam putih

4.5 Strukur Organisasi LPP TVRI Sumatera Selatan


43

Gambar 6. Struktur Organisasi LPP TVRI Sumatera Selatan


Dari struktur organisasi diatas, dapat dilihat bahwa secara kebijakan
semua tugas diemban oleh kepala stasiun, dan secara operasional, tugas
44

tugas tersebut diemban oleh masing masing kepala bidang sesuai dengan
fungsi dan tugasnya.
1. Kepala Bidang Program, bertugas: Perencanaan program
pelaksanaan siaran, perencanaan dan pelaksanaan promosi,
perencanaan dan pelaksanaan pemasaran dan penjualan,
perencanaan dan pelaksanaan produksi, perencanaan dan
pelaksanaan artistik, perencanaan dan pelaksanaan dukungan
produksi.
2. Kepala Bidang Berita, bertugas: Perencanaan dan pelaksanaan
produksi berita harian, pengaturan petugas redaktur kepala,
redaktur, reporter dan petugas, berita terkait lainnya, perencanaan
dan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan
produksi berita harian, perencanaan dan pelaksanaan produksi
current affairs, perencanaan dan pelaksanaan produksi siaran olah
raga, perencanaan dan pelaksanaan siaran langsung acara berita,
current affairs dan olah raga, pelaksanaan dokumentasi.
3. Kepala Bidang Teknik, bertugas: Perencanaan dan pelaksanaan
operasional teknik transmisi dan prasarana, perencanaan dan
pelaksanaan pemeliharaan peralatan teknik transmisi dan prasarana,
pengelolaan dan pengembangan SDM teknik transmisi dan
prasarana pengelolaan aset atau fasilitas teknik transmisi dan
prasarana. Perencanaan dan pelaksanaan operasional teknik
produksi dan penyiaran, perencanaan dan pelaksanaan
pemeliharaan peralatan teknik produksi dalam penyiaran,
perencanaan dan pelaksanaan pengembangan peralatan teknik
produksi dan penyiaran, perencanaan dan pelaksanaan
pengembangan SDM teknik produksi dan penyiaran, pengelolaan
asset dan fasilitas teknik produksi dan penyiaran
4. Kepala Bidang Keuangan, bertugas: Penyelenggaraan operasional
kegiatan keuangan, perencanaan dan pengelolaan anggaran,
keuangan dan akuntansi serta perpajakan, perencanaan kegiatan
45

pembendaharaan, perencanaan hutang piutang iklan dan lainnya,


pembuatan laporan keuangan atau neraca rugi laba.
5. Kepala Bidang Umum dan SDM, bertugas: Penyelenggaraan
operasional kegiatan umum dan SDM, perencanaan pengadaan dan
penyediaan barang, jasa dan prasarana umum, pengelolaan asset
atau fasilitas TVRI, pengelolaan kerumah tangga dan transportasi,
pengurusan pembinaan dan pembinaan SDM, pembuatan laporan
kegiatan bidang umum dan SDM.
4.6 Bidang Program
Meskipun pelaksanaan peresmian siaran TVRI Stasiun Palembang
dilangsungkan pada tanggal 31 Januari 1974 oleh Menteri Penerangan RI
yang diwakili oleh Dirjen RTF Syamsu Sugito berdasarkan SK Menpen RI
No 04/KEP/MENPEN/1974. Tetapi jauh dari sebelumnya TVRI Stasiun
Palembang telah memberanikan diri mengadakan siaran percobaan walau
hanya dengan mempergunakan aparat dan fasilitas yang masih sangat
minim, sebagai langkah mempersiapkan diri untuk melaksanakan siaran
resmi yang lebih mantap dan terarah.
Dari siaran percobaan yang diadakan mulai tanggal 15 Juni 1973 itu,
telah dapat diambil suatu kesimpulan bahwa TVRI Stasiun Palembang
mendapat sambutan yang menggembirakan dari masyarakat, terbukti
dengan besarnya minat untuk mengisi acara dan partisipasi dari berbagai
Instansi atau Lembaga di dalam Kotamadya Palembang khususnya dan
Sumatera Selatan pada umumnya.
Sebagai salah satu Mass Media yang berada di bawah naungan
Departemen Penerangan Direktorat Televisi Ditjen RTF, TVRI Stasiun
Palembang telah berusaha melaksanakan program-program pemerintah di
bidang penerangan guna turut serta mensukseskan pembangunan negara dan
bangsa di segala bidang.
TVRI Stasiun Palembang dalam menyajikan acara-acaranya sedapat
mungkin mendekati keinginan masyarakat yang cita rasanya berbeda-beda.
Selain itu, mengenai isi dan bobot yang terkandung dalam pesan-pesan
46

siarannya selalu diarahkan serta dikendalikan sebaik-baiknya. Untuk itu,


TVRI Stasiun Palembang selalu menampung materi atau saran-saran dari
instansi-instansi lain.
Program acara yang ada di bidang siaran menampilkan siaran acara
yang berbentuk pendidikan, agama, budaya, musik, hiburan dan drama.
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala TVRI Stasiun Palembang No
88/KPTS/XII/1976 tanggal 1 Desember 1976 tentang perubahan Bagan
Organisasi, maka sejak tanggal 1 Desember 1976 Sub Urusan Pemberitaan
ditingkatkan menjadi Bidang Pemberitaan dan terpisah dari Urusan Siaran.
Sehingga bagan organisasi Bidang Program menjadi seperti di bawah ini:

Kepala Stasiun TVRI Sumsel

Bidang Program

Seksi Produksi Seksi Produksi


Siaran Siaran Seksi Fasilitas
Pendidikan/Agama Hiburan/Musik Siaran

Seksi Produksi
Siaran
Senibudaya/Drama Seksi Acara

Gambar 7. Struktur Bidang Program

Siaran TVRI Stasiun Palembang dilaksanaan berdasarkan pola acara


yang disusun dan disesuaikan dengan pola siaran TVRI Nasional (Jakarta).
Acara-Acara yang disiarkan terdiri dalam empat golongan, dengan target
persentase sebagai berikut: 24
24
Stasion Palembang, Panca Warsa TVRI Palembang, Jakarta: Aquarista Tunggal, hlm 31.
47

10%

22% Seni Budaya / Hiburan


45% Pendidikan / Agama
Berita / Penerangan
Komersiil dan lain-lain

23%

Gambar 8. Persentase Siaran


Sumber: LPP TVRI (2018)

4.7 Deskripsi Program Acara


TVRI Sumatera Selatan memiliki beberapa program unggulan yang
selalu menghibur masyarakat, khususnya masyarakat yang berada dalam
jangkauan transmisi TVRI Sumatera Selatan. Program yang ditayangkan
oleh TVRI Sumatera Selatan adalah jenis program yang mendidik,
informatif dan menghibur. Seluruh program-program tersebut ditayangkan
sesuai dengan rundown program acara yang telah ditentukan. Terdapat 29
program yang tayang di TVRI Sumatera Selatan, yaitu sebagai berikut:
48

Tabel 6. Deskripsi Program di TVRI Sumatera Selatan


No. Nama Program Waktu Siaran Deskripsi Tujuan Format
1. Cinta Quran Senin, 1. Menghadirkan Ustad yang 1. Mengajarkan Religi
15.00-16.00 bisa mengaji dengan baik kepada penonton
didepan kamera. tentang mengaji Al-
2. Pengisi acara terdiri dari Quran yang benar.
beberapa laki-laki yang 2. Mengajarkan
nantinya akan mengaji kepada penonton
bersama. tentang makna yang
3. Ustad yang menjadi terkandung pada
bintang tamu akan ayat yang dibahas.
membacakan ayat pada
Surat dalam Al-Quran
yang menjadi tema hari
itu.
4. Pengisi acara akan
mengaji sesuai dengan
yang diajarkan oleh Ustad
secara bergantian.
5. Ustad akan menjelaskan
cara membaca yang benar
dan bacaan tajwid pada
ayat dalam surat tersebut.
6. Kemudian Ustad
memberikan kesempatan
kepada penonton untuk
mengoreksi bacaan Al-
Qurannya dengan telepon
interaktif.
7. Bentuk acara, live di
studio ataupun play back.
2. Dendang Selasa 1. Menghadirkan tiga 1. Memperkenalkan Musik
Melayu (pertama, penyanyi yang akan lagu-lagu melayu
ketiga dan menyanyikan lagu-lagu kepada penonton
kelima), melayu yang kental dengan
15.00-16.00 2. Diingiri oleh pemusik budaya di Sumatera
melayu. Selatan.
3. Dipandu oleh satu host. 2. Memberi kesadaran
4. Bentuk acara, live ataupun kepada kawula
play back. muda untuk ikut
melestarikan
budaya melayu.
3. Pop Daerah Selasa (kedua 1. Menyanyikan lagu-lagu 1. Memperkenalkan Musik dan
49

dan keempat), pop daerah Sumatera lagu-lagu pop Permainan


15.00-16.00 Selatan daerah yang ada di
2. Dipandu satu host dan Sumatera Selatan
tiga penyanyi serta kepada penonton.
diiringi musik di atas 2. Mengajak penonton
panggung. untuk ikut
3. Memberi quis tebak- melestarikan lagu-
tebakan kepada penonton lagu pop daerah di
dan bisa menghubungi Sumatera Selatan.
melalui telepon interaktif.
4. Bentuk acara, live ataupun
play back.
4. Goda (Goyang Rabu, 1. Menampilkan tiga 1. Melatih keberanian Musik
Dangdut) 15.00-16.00 penyanyi dangdut. penonton untuk
2. Dipandu oleh seorang bernyanyi.
host dan pianis. 2. Menggali atau
3. Setiap penyanyi melihat potensi
menyanyikan lagu dunia tarik suara.
dangdut yang telah di 3. Menghibur
pilih secara bergantian. penonton dengan
4. Segmen selanjutnya lagu-lagu dangdut
memberikan kesempatan dan karaoke
kepada penonton untuk bersama.
menyanyikan lagu yang
sebelumnya sudah
dinyanyikan oleh para
penyanyi melalui telepon
interaktif.
5. Bentuk acara, live di
studio mini TVRI
Sumatera Selatan ataupun
play back.
5. Paranada Kamis, 1. Membahas suatu tema 1. Memberikan Musik
15.00-16.00 tertentu. informasi kepada dan
2. Dipandu oleh satu host. penonton tentang Talkshow
3. Menghadirkan tema yang dibahas.
narasumber 2. Menghibur
4. Tiga penyanyi yang akan penonton dengan
menghibur dengan lagu- lagu-lagu populer
lagu pop masa kini. yang dinyanyikan.
5. Memberikan kesempatan
kepada penonton untuk
berdiskusi langsung
dengan narasumber
melalui sms ke nomor
yang dicantumkan.
6. Bentuk acara, live di mini
studio ataupun play back.
50

6. Sahabat Tani Jumat, 1. Menghadirkan petani dan 1. Memberi Talkshow


15.00-16.00 narasumber ahli di bidang pemahaman kepada
pertanian. penonton tentang
2. Dipandu oleh seorang pertanian.
host. 2. Mengajak penonton
3. Melakukan perbincangan untuk belajar
tentang pertanian sesuai bertani dan cara
dengan tema yang dipilih. merawat lahan
4. Membahas segala hal dari pertanian.
penyakit tanaman, cara
mengatasinya, maupun
pengelolaan lahan
pertanian yang baik.
5. Shooting dilakukan di
sekitaran sawah di daerah
yang menjadi objek
maupun di dalam studio
mini TVRI Sumatera
Selatan.
6. Bentuk acara, live di
studio ataupun play back.
7. TVRI Sport Sabtu, 1. Host akan menyampaikan 1. Mengajak penonton Olahraga
15.30-16.00 informasi-informasi untuk hidup sehat
seputar olahraga dengan berolahraga
2. Melakukan shooting di bersama dengan
outdoor senam aerobic yang
3. Berbincang dengan ditayangkan.
pelatih atlet dalam 2. Memberikan
persiapan turnamen. informasi kepada
4. Menampilkan senam penonton tentang
aerobic. dunia olahraga.
5. Bentuk acara, play back.
8. Mimbar Kristen Minggu 1. Menampilkan host dan 1. Memberikan Talkshow
(pertama), narasumber untuk pemahan tentang
15.00-16.00 membahas topik pada persoalan dari
tema yang ditentukan. kajian agama yang
2. Bentuk acara, live di dibahas.
studio TVRI Sumatera 2. Memberikan ruang
Selatan ataupun play kepada penonton
back. untuk bertanya
seputar tema yang
dibahas.
9. Mimbar Hindu Minggu 1. Menampilkan host dan 1. Memberikan Talkshow
(kedua), narasumber untuk pemahan tentang
15.00-16.00 membahas topik pada persoalan dari
tema yang ditentukan. kajian agama yang
2. Bentuk acara, live di dibahas.
studio TVRI Sumatera 2. Memberikan ruang
51

Selatan ataupun play kepada penonton


back. untuk bertanya
seputar tema yang
dibahas.
10. Mimbar Minggu 1. Menampilkan host dan 1. Memberikan Talkshow
Katolik (ketiga), narasumber untuk pemahan tentang
15.00-16.00 membahas topik pada persoalan dari
tema yang ditentukan. kajian agama yang
2. Bentuk acara, live di dibahas.
studio TVRI Sumatera 2. Memberikan ruang
Selatan ataupun play kepada penonton
back. untuk bertanya
seputar tema yang
dibahas.
11. Mimbar Budha Minggu 1. Menampilkan host dan 1. Memberikan Talkshow
(keempat), narasumber untuk pemahan tentang
15.00-16.00 membahas topik pada persoalan dari
tema yang ditentukan. kajian agama yang
2. Bentuk acara, live di dibahas.
studio TVRI Sumatera 2. Memberikan ruang
Selatan ataupun play kepada penonton
back. untuk bertanya
seputar tema yang
dibahas.

12. Publika Senin-Rabu, 1. Dipandu oleh satu host. 1. Membuat penonton Talkshow
16.00-17.00 2. Membahas seputar topik mengerti dan
yang sedang hangat untuk memahami dampak
diperbincangkan. dan kejadian-
3. Menghadirkan kejadian disekitar
narasumber yang dari tema yang di
bersangkutan dengan bahas.
tema yang dibahas. 2. Diharapkan dengan
4. Memberi kesempatan tema yang dibahas
kepada penonton untuk penonton bisa ikut
ikut berpartisipasi dengan serta bertindak
telepon interaktif. dalam membuat
5. Ditayangkan secara live perubahan
dari mini studio. dilingkungannya.
13. Teropong Kita Kamis, 1. Dipandu oleh dua host 1. Mengajak penonton Talkshow
16.00-17.00 untuk membahas sebuah untuk berdiskusi
tema yang tentang masalah
ditentukan.Menghadirkan yang menjadi tema
tiga narasumber ahli pada hari itu.
dalam tema yang dibahas. 2. Membuka wawasan
2. Menampilkan goup band penonton tentang
untuk menyanyikan lagu- suatu topik yang
lagu terkini. dibahas bersama
52

3. Bentuk acara, live di para narasumber


taman TVRI Sumatera ahli.
Selatan ataupun play
back.
14. Sentuhan Jumat, 1. Menghadirkan seorang 1. Memberi Religi
Qolbu 16.00-17.00 ustad untuk membahas pemahaman kepada
tentang persoalan dari penonton tentang
kajian Islam. bahasan persoalan
2. Dipandu oleh seorang dari kajian Islam.
host. 2. Membri ruang
3. Menampilkan tim hadroh. kepada penonton
4. Menghadirkan ibu-ibu maupun masjid
masjid ta’lim di ta’lim untuk
Palembang. bertanya langsung.
5. Bentuk acara, live di
masjid TVRI Sumatera
Selatan ataupun play
back.
15. Dunia Anak Minggu, 1. Menampilkan seorang 1. Menggali potensi Hiburan
16.00-17.00 yang ahli dalam bidang anak dalam
mengambar. menggambar.
2. Menghadirkan peserta 2. Melatih keberanian
anak-anak dari TK yang anak untuk tampil
diundang. mengagambar di
3. Mengajarkan kepada depan umum.
anak-anak TK tersebut 3. Melatif saraf
menggambar dengan motorik anak sejak
mudah. dini.
4. Bentuk acara, play back.
16. Warta Sumsel Senin- 1. Layaknya sebuah berita, 1. Memberikan News
Minggu, pembawa acara akan informasi kepada
17.00-18.00 membacakan berita-berita penonton tentang
aktual yang sedang terjadi kejadian dan
di wilayah Sumatera peristiwa yang
Selatan. sedang terjadi saat
2. Menyampaikan berita- ini.
berita terkini dan 2. Sebagai wadah
teraktual. untuk menyalurkan
3. Setelah warta sumsel ada kreasi anak bangsa
segmen “sumsel positif” dengan film pendek
yang membahas tentang yang mereka buat.
soft news dan juga
menampilkan film pendek
karya anak bangsa.
4. Bantuk acara, live di
studio TVRI Sumatera
Selatan.
17. Kuliner Senin 1. Berisi proses Memperkenalkan Feature
53

(pertama), pengelolahan makanan keragaman kuliner


18.00-18.30 sampai penyajiannya khas daerah setempat
2. Program dibuat lebih serta cara pembuatan
menarik dengan dipandu makanan tersebut
seorang host (pembawa
acara) serta didampingi
oleh juru masak.
3. Tagline diucapkan dengan
menggunakan bahasa
palembang
4. Tempat shooting dipilih
sesuai dengan tema yang
di tentukan, seperti di
hotel, outdoor (taman)
maupun rumah makan
yang dipilih.
5. Bentuk acara play back.
18. Jalan-Jalan Senin (kedua), 1. Melakukan perjalanan 1. Memberi pemahan Feature
Islami 18.00-18.30 religi ke tempat-tempat tentang agama
Islami. Islam kepada
2. Memperkenalkan penonton dari
bangunan peninggalan bangunan
Islam. peninggalan pada
3. Memperlihatkan masa Islam berjaya
bangunan yang unik di kota tersebut.
bernuansa Islami di 2. Menunjukkan
daerah Sumatera Selatan. kepada masyarakat
Seperti masjid bersejarah, jika Sumatera
masjid unik, alquran Selatan memiliki
terbesar, dan lainnya. bangunan yang unik
4. Bantuk acara play back. dan benda-benda
yang diciptakan
luar biasa, seperti
alquran terbesar
yang ada di daerah
gandus.

19. Indonesia Senin 1. Meneropong 1. Memberikan Feature


Membangun (ketiga), pembangunan dan informasi kepada
18.00-18.30 kearifan lokal di tiap-tiap penonto tentang
daerah di Sumatera pembangunan di
Selatan. daerah di Sumatera
2. Menelusuri Selatan dan
perkembangan, kemajuan perkembangannya.
dan keberhasilan 2. Mengenalkan
sekaligus mengangkat kehidupan
kreativitas masyarakat dan
masyarakatnya. kreativitasnya di
54

3. Bentuk acara, play back. daerah tersebut.


21. Pesona Senin 1. Menampilkan keindahan 1. Memberikan Feature
Indonesia (keempat), alam, seni, budaya dan pengetahuan kepada
18.00-18.30 tradisi dari suatu daerah. masyarakat
2. Membahas secara rinci. (penonton) tentang
3. Memperkenalkan tempat keindahan alam,
wisata yang bisa seni, budaya dan
dikunjungi di daerah tradisi di daerah
tersebut. tersebut.
4. Menghadirkan tokoh 2. Membuat
masyarakat atau masyarakat
pemangku adat daerah (penonton) cinta
tesebut. akan tradisi yang
5. Proses shooting langsung beragam di setiap
menuju ketempat daerah daerah.
tersebut. 3. Menambah minat
6. Bentuk acara play back. wisatawan domestik
untuk datang
menikmati
keindahan alam dan
tempat wisata
didaerah tersebut.
22. Derap Senin, 1. Membahas sebuah tema 1. Memberikan Magazin
Sriwijaya 18.30-19.00 yang bertujuan untuk pengetahuan kepada e
mengetahui proses atau penonton tentang
cara pengelolaannya. proses memulai
2. Dipandu oleh seorang suatu usaha.
host dan menghadirkan 2. Membagikan tips
pemiliknya. kepada penonton
3. Dialog interaktif yang yang tertarik dan
dilakukan langsung ingin mencoba jenis
ditempat tersebut. usaha yang sama.
4. Bentuk acara, play back
23. Gayung Selasa, 1. Dipandu oleh satu host 1. Memperkenalkan Musik
Bersambut 18.00-19.00 dengan menggunakan kepada kawula
bahasa Palembang. muda tentang
2. Menghadirkan satu budaya berbalas
sekolah untuk bermain pantung yang
berbalas pantun. menjadi khas
3. Menyanyikan lagu daerah Palembang.
“Cuk mak Ilang” sebelum 2. Memberi kesadaran
bermain berbalas pantun. untuk mencintai
4. Peserta laki-laki dan budaya kita yaitu
perempuan akan berbalas berbalas pantun.
pantun secara bergantian
dengan dipandu host.
5. Bentuk acara, play back.
24. Teknologi Rabu 1. Dipandu oleh seorang 1. Memberi Talkshow
55

Informasi (pertama, host dan menghadirkan pengetahuan kepada


ketiga dan narasumber yang ahli di penonton tentang
kelima), bidang IT. teknologi informasi.
18.00-19.00 2. Membahas mengenai 2. Mengajarkan
bidang IT (sesuai dengan kepada penonton
tema yang di tentukan). tentang dunia IT,
3. Bentuk acara, live di studi seperti membuat
maupun play back. sebuah animasi,
photoshop, dll.
25. Potret Wanita Rabu (kedua 1. Dipandu oleh satu host 1. Mengajarkan Talkshow
dan keempat), wanita. kepada penonton
18.00-19.00 2. Menghadirkan wanita- wanita untuk selalu
wanita yang kreatif. berkreasi dengan
3. Membahas tentang membuat usaha
kekreatifan wanita yang sendiri maupun
bisa menghasilkan uang. mengisi waktu
4. Bentuk acara live ataupun luangnya dengan
play back hal-hal yang
produktif.
26. Ekspresi Kamis 1. Menampilkan kreativitas 1. Menginspirasi Talkshow
Kawula Muda (pertama, pemuda-pemudi Sumatera kawula muda
ketiga dan Selatan diberbagai dengan pemuda-
kelima), bidang. pemudi yang
18.30-19.00 2. Dipandu oleh satu host. kreativitas dan
3. Bentuk acara play back. produktif.
2. Mengajak kawula
muda untuk tetap
berkreasi tanpa
batas.
27. Begesah Kamis (kedua 1. Menampilkan berbagai 1. Memberikan Hiburan
dan keempat), group lawak yang ada di hiburan lawakan
18.30-19.00 Palembang dengan yang sehat kepada
berbagai karaktek dan penonton.
tokoh. 2. Memberikan wadah
2. Menggunakan bahasa bagi pelawak
daerah dalam daerah untuk
percakapannya. berkarya dibidang
3. Kostum yang dikenakan seni lawak.
bebas. 3. Kritik sosial dalam
4. Isi materi lawakan bentuk komedi atau
menghibur penonton lawakan.
tanpa ada unsur sara.
5. Bentuk acara, play back.
28. Info Sehat Jumat, 1. Hanya ada satu host untuk 1. Memberikan Talkshow
18.00-19.00 memandu acara kesadaran ,
berlangsung pemahaman dan
2. Menghadirkan pengetahuan
narasumber yang ahli tentang pola hidup
56

dalam bidangnya (sesuai sehat.


dengan tema yang 2. Memberikan
ditentukan) baik dari pendidikan kepada
medis maupun herbalis. penonton untuk
3. Membahas persoalan mengenal berbagai
berbagai kesehatan yang macam penyakit
sedang mewabah didalam sejak dini dan cara
lingkungan masyarakat. mencegah serta
4. Bentuk acara live maupun mengobatinya.
play back.
29. Galden Musik Minggu, 1. Menampilkan penyanyi 1. Memberikan Musik
18.00-19.00 dan group musik. hiburan kepada
2. Membawakan lagu-lagu penonton dengan
di era tahun 70-80an. lagu-lagu yang
3. Dipandu seorang host. terkenal pada
4. Bentuk acara,live di masanya.
studio maupun play back. 2. Mengajak penonton
untuk bernyanyi
bersama dan
menikmati alunan
lagu zaman dulu.
Sumber:Data dari arsip TVRI Sumsel yang diolah oleh penulis
4.8 Deskripsi Program “Pesona Indonesia”
Indonesia yang terdiri dari beragam suku, ras dan budaya yang
tersebar dari Sabang sampai Merauke membuat negara lain melirik
keindahan Indonesia. Daerah-daerah di Indonesia yang berpotensi di bidang
pariwisatanya memiliki tempat wisata dan keindahan alam yang luar biasa.
Hal ini yang membuat munculnya suatu ide untuk mengemas beragam
potensi wisata, kesenian dan budaya yang ada disetiap daerah di Indonesia
untuk menjadikan suatu tonton yang bermanfaat bagi penonton. Selain
untuk memberikan informasi seputar potensi disetiap daerah, program ini
diharapkan juga bisa meningkatkan pendapatan disektor pariwisata di
masing-masing wilayah di Indonesia.
Program ini dinamakan “Pesona Indonesia”, yaitu sebuah program
yang mendalami sisi seni, budaya, tradisi dan keindahan alam suatu daerah
di Indonesia. Program “Pesona Indonesia” sudah ditayangkan dari tahun
2014. Program ini ditujukan kepada semua lapisan masyarakat agar bisa
bersama-sama menyaksikan program “Pesona Indonesia”. Program ini
57

bertujuan untuk menambah pengetahuan serta menanamkan kecintaan


keragaman asli nusantara tentang seni, budaya, tradisi dan keindahan alam
yang ada di Indonesia yang diharapkan dapat menarik wisatawan serta
memberi inspirasi bagi masyarakat. Salah satunya program “Pesona
Indonesia” di TVRI Sumatera Selatan yang menayangkan keanekaragaman
seni, budaya, dan keindahan alam yang ada di Sumatera Selatan.
Program “Pesona Indonesia” di stasiun TVRI daerah juga tayang di
stasiun TVRI Nasional. Setiap stasiun TVRI daerah sudah ditentukan jadwal
tetap untuk menampilkan hasil produksi program “Pesona Indonesia”.
Masing-masing daerah diberi kesempatan untuk memperlihatkan
keunggulan pariwisata, kebudayaan maupun objek wisata di masing-masing
daerah tersebut. Dari produksi program “Pesona Indonesia” ini merupakan
salah satu bentuk TVRI untuk memperlihatkan kekayaan alam dan budaya
yang ada di Indonesia yang diwakili oleh masing-masing daerah. Sehingga
seluruh penonton TVRI melihat tradisi dan keindahan alam di daerah
tersebut.
Jadwal yang disediakan oleh TVRI Nasional untuk menayangkan
program “Pesona Indonesia” produksi TVRI Sumatera Selatan adalah
tanggal 7 setiap bulannya, pukul 11.00 WIB. Di TVRI Sumatera Selatan,
program “Pesona Indonesia” tayang setiap hari Senin pukul 18.00-18.30
WIB. Tayangan yang berdurasi 30 menit ini menayangkan sisi seni, budaya,
tradisi dan keindahan alam daerah di Sumatera Selatan.
58
BAB V
HASIL DAN ANALISIS

Pada bab ini akan disajikan hasil pembahasan penelitian yang akan
menjawab pertanyaan penelitian dengan mendeskripsikan dan menganalisis
data yang telah ditemukan dalam penelitian lapangan yaitu Strategi
Manajemen Program “Pesona Indonesia” di TVRI Sumatera Selatan dalam
Menjalankan Program Siaran. Data ini bersumber dari data primer dan data
sekunder. Data tersebut dikumpulkan berdasarkan pengumpulan data dan
teknik analisis data yang telah dikemukakan pada Bab III. Data yang ada
mengacu pada strategi manajemen program yang dikemukakan oleh Peter
Pringel sebagai fokus penelitian dalam melihat Strategi Manajemen
Program “Pesona Indonesia” di TVRI Sumatera Selatan.
Peter Pringel menjelaskan strategi program yang ditunjukan dari aspek
manajemen strategi yaitu terdiri dari perencanaan program, produksi dan
pembelian program, eksekusi program, serta pengawasan dan evaluasi
program. Dengan informan Kepala Seksi Program dan Produser Program
“Pesona Indonesia” berikut ini akan diuraikan dari rumusan masalah
berdasarkan penelitian dan pengamatan di lapangan antara lain sebagai
berikut.
5.1 Strategi Manajemen Program “Pesona Indonesia” di TVRI Sumatera
Selatan dalam Menjalankan Program Siaran
Strategi manajemen program adalah perencanaan sebuah lembaga
penyiaran untuk membuat dan menyajikan program acara sedemikian rupa
agar menjadi rangkaian acara yang menarik sehingga tidak kalah saing
dengan lembaga penyiaran lainnya. Strategi yang baik sangat diperlukan
sebagai salah satu cara untuk memenangkan persaingan dalam pasar,
strategi itu meliputi perencanaan dan manajemen.

58
59

Kajian ini menggunakan model strategi manajemen program yang


dikemukakan oleh Peter Pringel sebagai acuan dalam melihat dan
mengetahui Strategi Manajemen Program “Pesona Indonesia” di TVRI
Sumatera Selatan dalam Menjalankan Program Siaran. Menurut Peter
Pringel strategi manajemen program terdiri dari empat aspek, yaitu
perencanaan program, produksi dan pembelian program, eksekusi program,
serta pengawasan dan evaluasi program.
5.1.1 Perencanaan Program
Perencanaan program merupakan titik awal dari keseluruhan
siklus strategi manajemen pogram. Perencanaan program
menggambarkan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dari
proses pembuatan sebuah program. Pada dasarnya perencanaan
progam bertujuan untuk memproduksi sebuah program yang bisa
menghibur serta mengedukasi penonton.
Perencanaan program mencakup pekerjaan mempersiapkan
rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang yang
memungkinkan stasiun penyiaran untuk mendapatkan tujuan program.
Pada stasiun televisi, perencanaan program diarahkan pada produksi
program yaitu program apa yang akan diproduksi, penjadwalan
program untuk menarik sebanyak mungkin penonton yang tersedia.
Adapun yang menjadi indikator dalam mendefinisikan strategi
manajemen program dalam menayangkan program siaran di TVRI
Sumatera Selatan aladah identifikasi strategi program dan tujuan
program. Kedua indikator tersebut kemudian akan dianalisis satu
persatu.
A. Identifikasi Strategi Program
Salah satu indikator dalam perencanaan program yaitu
identifikasi strategi program. Identifikasi strategi program
pada dasarnya bertujuan memproduksi atau membeli program
yang akan ditayangkan pada stasiun televisi tersebut.
Mengidentifikasi strategi program pada perencanaan program
60

dilakukan dengan merencanakan target penonton, membuat


alokasi waktu pelaksanaan produksi program, durasi waktu
tayang dan menentukan tim produksi.
Merencanakan target penonton merupakan bagian awal
dari proses identifikasi strategi program. Target penonton
akan diidentifikasi dari jenis program yang akan ditayangkan,
dalam hal ini adalah program “Pesona Indonesia” di TVRI
Sumatera Selatan, yang merupakan sebuah program feature
pariwisata. Program yang mengulik sisi seni, budaya, tradisi
dan juga keindahan alam di Sumatera Selatan.
Adapun penjelasan dari Kepala Seksi yang merupakan
salah satu orang yang terlibat dalam pembuatan strategi
manajemen progam “Pesona Indonesia” di TVRI Sumatera
Selatan, menjelaskan bahwa:
“...pertama itu kita harus merencanakan dulu
program seperti apa yang ingin diproduksi. Jadi
dilihat dulu target penontonnya siapa, lokasinya,
faktor pendukungnya, narasumbernya, kemudian
tujuan dari tayangan ini apa, tujuan dari program
ini kemana...”

Berdasarkan wawancara dengan Kepala Seksi Program


bahwa merencanakan target penonton merupakan hal utama
dalam perencanaan program pada strategi manajemen
program. Dengan merencanakan target penonton, sebuah
program akan diklasifikasikan sesuai dengan kelompok usia
penonton yang melihat tayangan program tersebut.
Menentukan tim produksi merupakan langkah kedua
bagian dari proses identifikasi strategi program. Tim produksi
yaitu kerabat kerja yang bertugas meliputi produser, floor
director (FD), camera person (CP), audio, dan lainya.
61

Seperti yang disampaikan kepada penulis oleh Kepala


Seksi Program TVRI Sumatera Selatan berikut ini:
“...bersama tim produksi kita susun kerabat kerjanya
yaitu ada camera person, floor director, audio dan lainnya.
Dari rapat ini, atau sering disebut meeting production kita
akan tahu tujuan yang akan kita capai nantinya...”

Berdasarkan wawacara dengan Kepala Seksi Program


TVRI Sumatera Selatan bahwa meeting production dilakukan
selain untuk menentukan tim produksi juga melihat dari
tujuan pembuat program dan produksinya. Proses pembuatan
program dilakukan oleh tim produksi, secara bersama-sama
tim produksi akan bekerjasama dalam memproduksi satu
episode program “Pesona Indonesia” yang bisa menarik,
menghibur, dan mengedukasi penonton.
Selain menentukan tim produksi, langkah selanjutnya
yang ditentukan dalam identifikasi strategi program adalah
membuat alokasi waktu pelaksanaan produksi program.
Alokasi waktu pelaksanaan produksi program merupakan
lamanya proses persiapan produksi sebuah program, seperti
yang dijelaskan oleh Kepala Seksi Program TVRI Sumatera
Selatan dalam wawancara berikut ini:
“...melakukan survey dan hunting, sesuai atau
tidak dengan apa yang menjadi temanya. Berapa
lama waktu yang dibutuhkan dalam produksi satu
episode. Prosesnya dari pra-produksi dan
produksi...”

Berdasarkan wawancara dengan Kepala Seksi Program


TVRI Sumatera Selatan, dapat dikatakan bahwa membuat
alokasi waktu pelaksanaan produksi program pada program
“Pesona Indonesia” adalah proses dari pra-produksi dan
produksi. Dimana pra-produksi meliputi survey tempat
sebagai objek dari episode program “Pesona Indonesia”
sesuai atau tidak, kemudian jarak yang ditempuh dari kantor
62

TVRI Sumatera Selatan menuju objek yang menjadi tempat


pelaksanaan produksi membutuhkan waktu berapa lama.
Pada proses produksi, akan melihat berapa lama proses
produksi satu episode untuk program “Pesona Indonesia”
ditinjau dari lokasi dan jarak yang ditempuh.
Proses pra-produksi program “Pesona Indonesia”
dilakukan secara bersama-sama dengan cara berdiskusi
tentang tempat yang menjadi objek dari program “Pesona
Indonesia” tersebut. Diskusi ini dilakukan dengan bertanya
langsung melalui via telephone dengan orang terdekat yang
berada di daerah tersebut, atau langsung cek lokasi melalui
google. Setelah itu para tim produksi akan langsung
menentukan waktu keberangkatan ke lokasi. Sesampai di
lokasi tim produksi akan melihat langsung lokasi yang akan
di shooting. Lamanya tim produksi berada di lokasi untuk
melakukan shooting satu episode ditentukan pada saat berada
di tempat. Banyak kemungkinan-kemungkinan yang terjadi
pada saat melakukan pengecekan tempat untuk memulai
shooting. Untuk itu proses produksinya pun tidak bisa
berjalan sesuai rencana, banyak kendala dari luar, seperti
cuaca, akses menuju tempat tujuan, dan kondisi objek yang
diluar perkiraan.
Bagian proses produksi yaitu dimulainya proses
shooting untuk satu episode “Pesona Indonesia”. Pada proses
ini setiap sudut lokasi tempat objek akan diambil dengan type
shot gambar yang menarik. Satu sudut tempat akan di ambil
tiga jenis shot, biasanya menggunakan type shot long shoot,
medium shot, close up dan full shot. Proses shooting satu
episode program “Pesona Indonesia” yang dilakukan berhari-
hari, bahkan sampai satu minggu lamanya, saat tayang hanya
diperlukan waktu 30-60 menit sekali tayang. Untuk
63

memenuhi waktu durasi tayang program “Pesona Indonesia”


setiap satu episodenya dengan kualitas yang sangat bagus dan
informasi yang disampaikan pun lengkap tanpa mengurangi
informasi dari daerah tersebut, maka proses pengambilan
gambar pun dilakukan dengan teliti agar stock shot yang
diinginkan untuk kebutuhan gambar terlengkapi. Hal ini
dilakukan agar tidak ada type shot dari objek yang tidak ada
(hilang) saat melakukan proses editing, yaitu menyatukan
keseluruhan hasil type shot untuk dirangkai menjadi sebuah
tayangan satu episode program “Pesona Indonesia”.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi data di
lapangan disimpulkan bahwa identifikasi strategi program
dalam pembuatan perencanaan program pada program
“Pesona Indonesia” di TVRI Sumatera Selatan dilakukan
melalui serangkaian kegiatan seperti gambar berikut:

Merencanakan Menentukan Membuat Alokasi Durasi


Target Tim Produksi Pelaksanaan Waktu
Penonton Produksi Tayang

Gambar 9. Proses Identifikasi Strategi Program


(Sumber: Data diolah oleh Penulis)

Gambar tersebut merupakan alur identifikasi strategi


program “Pesona Indonesia” di TVRI Sumatera Selatan
dalam menjalankan program siaran. Pertama adalah
merencanakan target penonton. Target penonton untuk
program “Pesona Indonesia” adalah Semua Usia (SU) dengan
jenis program feature pariwaisata yaitu program yang
menampilkan sisi seni, budaya, tradisi dan keindahan alam
suatu daerah di Sumatera Selatan.
64

Langkah selanjutnya adalah menentukan tim produksi


yang terdiri dari produser, camera person, floor director,
audio dan lainya. Tim produksi ini nantinya akan melakukan
proses produksi untuk satu episode program “Pesona
Indonesia”. Seluruh tim produksi ini melakukan tugasnya
masing-masing sesuai dengan job descrpitionnya.
Proses berikutnya adalah membuat alokasi waktu
pelaksanaan produksi program. Alokasi waktu pelaksanaan
produksi program ini meliputi penentuan lamanya produksi
satu episode program “Pesona Indonesia” untuk di
tayangkan. Pada proses ini tim produksi juga memperkirakan
jumlah type shot yang diambil agar tidak ada kekurangan
pada stock shot. Satu objek yang diambil akan dilakukan
berbagai type shot seperti long shoot, medium shot, close up
dan full shot.
Terakhir pada proses identifikasi strategi program
adalah durasi waktu tayang. Proses pengambilan gambar
dilakukan berhari-hari bahkan sampai satu minggu lamanya.
Namun demi memenuhi jam tayang sebuah program, seluruh
program sudah ditentukan durasi waktu tayangnya. Program
“Pesona Indonesia” memiliki waktu 30-60 menit setiap
tayang. Dengan durasi yang sedikit, seluruh tayangan untuk
satu episode “Pesona Indonesia” sangat lengkap dan jelas.
Keempat proses kegiatan tersebut dilakukan oleh TVRI
Sumatera Selatan untuk mengidentifikasi strategi program
dalam perencanaan program pada program “Pesona
Indonesia” yang menjadi pokok permasalahan penelitian.
Setelah melakukan identifikasi strategi program langkah
selanjutnya adalah malakukan penentuan tujuan dari program
“Pesona Indonesia”. Hal tersebut dilakukan untuk mencari
65

dan mengetahui tujuan yang dicapai dari program tersebut


dibuat dan diproduksi.
B. Tujuan Program
Tujuan program merupakan tahap kedua dalam
perencanaan program. Tujuan program ditayangkan pada
stasiun televisi tersebut untuk mengedukasi penonton dengan
informasi yang diberikan dan menghibur penonton dengan
tayangan yang ditampilkan. Seperti program “Pesona
Indonesia” di TVRI Sumatera Selatan yang ditayangkan
memiliki tujuan program sendiri.
Program “Pesona Indonesia” merupakan jenis program
feature pariwisata yang mengulik sisi seni, budaya, tradisi,
dan keindahan alam di Sumatera Selatan. Dari ulasan (tema)
yang ditayangkan pada program “Pesona Indonesia” sesuai
dengan episode yang ditentukan ini bisa mengedukasi
penonton dengan informasi yang ditayangkan dan menghibur
penonton dengan tayangan yang ditampilkan.
Program yang bisa mengedukasi penonton dengan
informasi yang berikan terlihat dari tayangan yang
ditampilkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala
Seksi Progam TVRI Sumatera Selatan, tujuan tayangan
program “Pesona Indonesia” adalah sebagai berikut:
“...melalui program “Pesona Indonesia” dengan
tujuan mengangkat potensi wisata, budaya, dan
potensi alamnya, dan memperkenalkan kepada
masyarakat tentang seni, budaya, dan tradisi di
Sumatera Selatan yang sangat beragam, agar
masyarakat lebih mencintai budaya dan kekayaan
Pesona kita...”
66

Produser program “Pesona Indonesia” juga


berpendapat, tujuan program dari “Pesona Indonesia” yang
mengedukasi penonton adalah sebagai berikut:
“...TVRI sebagai media publik berkewajiban
untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa
budaya-budaya yang ada di Palembang itu harus
dilestarikan. Seperti kain songket yang ada di
Palembang, kita gali untuk memperkenalkan
kepada anak muda yang mulai meninggalkan
tradisi kain jumputan ini. Agar anak muda ini
tahu kalau kain jumputan ini berasal dari
Palembang, dan ikut melestarikannya....”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat dikatakan


bahwa tujuan program yaitu mengedukasi penonton dengan
informasi yang diberikan dari program “Pesona Indonesia”
adalah dengan mengangkat potensi pariwisata dan juga
memberitahukan tentang beragam kebudayaan yang ada di
Sumatera Selatan yang dikemas kedalam bentuk feature
pariwisata sehingga penonton yang menonton tayangan
“Pesona Indonesia” bisa tahu dan ikut melestarikannya.
Program “Pesona Indonesia” yang tayang setiap
episodenya akan membahas budaya Sumatera Selatan dan
juga pontensi pariwisata di Sumatera Selatan yang berbeda-
beda. Dari tayangan “Pesona Indonesia” setiap episode yang
berbeda-beda ini mengajarkan kepada generasi muda bahwa
seni, budaya, tradisi, dan keindahan alam yang ada di
Sumatera Selatan ini sangat beragam, sehingga mereka bisa
melestarikan semua peninggalan dan keindahan alam di
Sumatera Selatan. Agar nantinya semua peninggalan sejarah
yang ada di Sumatera Selatan ini bisa di kenalkan kepada
anak cucu dan generasi penerus bangsa.
67

Program “Pesona Indonesia” juga menghibur penonton


dengan tayangan yang ditampilkan. Program yang dikemas
dengan menampilkan gambar dari objek-objek wisata dan
keindahan alam daerah di Sumatera Selatan yang sangat
indah dan menggunakan lagu latarnya yang menarik, tentu
menghibur penonton saat melihat tayangan “Pesona
Indonesia”.
Tayangan progam “Pesona Indonesia” ini juga
menambah keuntungan dari kedua belah pihak. Pertama
TVRI Sumatera Selatan yang menampilkan tayangan ini
mendapat tempat dihati penonton saat tayangan “Pesona
Indonesia” di tayangkan, dan pihak dari daerah yang menjadi
objek untuk produksi episode “Pesona Indonesia” menajdi
terkenal di ketahui oleh seluruh masyarakat yang menonton
tayangan tersebut.
5.1.2 Produksi dan Pembelian Pogram
Langkah kedua dalam melakukan strategi manajemen program
yaitu produksi dan pembelian program. Media penyiaran
membutuhkan program untuk mengisi waktu siarannya dan tidak akan
berfungsi apa-apa tanpa tersedia program untuk disiarkan. Program
bisa diperoleh dengan cara membeli atau memproduksi sendiri.
Program yang diproduksi sendiri disebut dengan istilah in-house
production, sementara program yang dibeli dari pihak lain disebut
outsourcing. Terdapat empat indikator dalam produksi dan pembelian
program yaitu depantemen produksi, keputusan program, tim produksi
program dan sumber dana program.
A. Departemen Produksi
Di stasiun televisi dalam memproduksi sebuah program
televisi terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian Bidang
Program dan bagian Bidang Berita. Bagian Bidang Program
memproduksi program-program yang berjenis feature,
68

pertunjukan, agama, musik, permainan dan lain-lain.


Sedangkan bagian Bidang Berita memproduksi program yang
berjenis news. Dalam Bidang Program untuk membuat
sebuah program ada divisi yang menjalankan tugas tersebut,
yaitu bagian departemen produksi. Pada departemen produksi
ada tim kreatif yang bekerja membuat ide-ide kreatif dalam
program “Pesona Indonesia” dan departemen produksi
melakukan proses produksi yaitu dari tahapan pra produksi,
produksi dan pasca produksi.
Tim kreatif yang terdiri dari beberapa orang ini
berperan mencari ide dan mengembangkannya dalam
pembuatan program “Pesona Indonesia” agar program ini
menarik penonton. Berikut pernyataan Kepala Seksi Program
TVRI Sumatera Selatan:
“...Tim kreatif yang bertugas juga melakukan
tugasnya dengan baik agar program “Pesona
Indonesia” selalu menarik untuk ditonton. Tim
kreatif ini terdiri dari sekumpulan orang yang
bertugas mencari ide mengenai acara yang akan
ditayangkan dan kemudian mengembangkan ide
tersebut menjadi suatu konsep utuh secara
mendetail. Konsep inilah yang kemudian
dituangkan dalam bentuk naskah dan rundown
acara yang berisi susunan acara dari awal hingga
akhir sesuai dengan durasi acara. Setelah selesai
naskah dan rundown diserahkan kepada tim
produksi...”

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Seksi


Program TVRI Sumatera Selatan bahwa tim kreatif
merupakan bagian penting dalam proses menjalankan sebuah
program. Seluruh ide yang dimiliki oleh tim kreatif
digunakan untuk membuat program acara “Pesona Indonesia”
menarik untuk di tonton. Tayangan program yang bagus dan
kreatif akan menarik penonton untuk menonton tayangan
tersebut. Seperti kreatifitas yang dilakukan pada program
69

“Pesona Indonesia” yaitu pengambilan gambar dan editing


gambar yang digunakan bagus sehingga menarik untuk di
tonton.
Setelah tim kreatif melakukan tugasnya maka
selanjutnya adalah tugas tim produksi yaitu melakukan
tahapan proses produksi dari program acara “Pesona
Indonesia”. Tim produksi juga berada di departemen
produksi. Tahapan produksi terdiri dari pra produksi,
produksi dan pasca produksi.
Tahap pra produksi pada program “Pesona Indonesia”
adalah melakukan semua persiapan sebelum proses shooting
di lapangan. Biasanya terjadi dalam dua tahap, tahap pertama
merupakan kegiatan untuk mengubah ide dasar menjadi
sebuah naskah. Tahap kedua merupakan rincian produksi
yang diperlukan seperti alat produksi, lokasi produksi, kru
dan lain-lain. Berikut adalah tahapan proses produksi
program “Pesona Indonesia” episode Pesona OKU Selatan.

Gambar 10. Tahapan Pra Produksi “Pesona Indonesia”


(Sumber: Dokumentasi Penulis ikut serta dalam pembuatan program “Pesona
Indonesia” episode OKU Selatan)
70

Pada gambar tersebut dapat dilihat tahapan proses pra


produksi yang meliputi pembuatan naskah, mempersiapkan
alat, melihat lokasi shooting dan kru produksi. Proses pra
produksi ini dilakukan seluruh tim produksi, dari membuat
naskah, menyiapkan alat shooting maupun meninjau lokasi
shooting.
Tahap produksi pada program “Pesona Indonesia”
melibatkan peralatan dan kru untuk mengoperasikan
peralatan. Tahap ini disebut pengambilan gambar atau
shooting. Pada proses pembuatan program “Pesona
Indonesia” pengambilan gambar di lakukan oleh camera
person dengan arahan dari produser. Pengambilan gambar
menggunakan drone, mirorless dan juga kamera DSLR. Alat-
alat yang digunakan pun beragam yaitu treepode, dolly atau
pedestall. Pada tahap ini seluruh tim produksi melakukan
tugasnya masing-masing.

Gambar 11. Tahapan Produksi “Pesona Indonesia”


(Sumber: Dokumentasi Penulis ikut serta dalam pembuatan program “Pesona
Indonesia” episode OKU Selatan)

Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa proses


tahapan produksi dilakukan dengan sangat ceramat. Para
tahapan ini seluruh kamera digunakan untuk mendapatkan
hasil gambar yang diinginkan. Seluruh tim bekerja sama
untuk menghasilkan gambar yang bagus dan bisa dinikmati
oleh penonton. Pengambilan gambar dilakukan secara
71

berulang jika hasil yang didapat belum sesuai dengan yang


diinginkan.
Tahap pasca produksi adalah editing video dan audio.
Pada tahap ini adalah proses penyusunan gambar menjadi
sebuah cerita yang padu dan berkesinambungan sesuai
dengan konsep naskah. Yang melakukan proses editing
adalah editor, didampingi produser program, agar hasil yang
dikerjakan oleh editor sesuai dengan yang naskah yang
disusun.
Tugas yang diberikan kepada camera person, audio,
lighting, dan yang lainnya sesuai dengan job description yang
sudah ditentukan pada perencanaan sebelumnya. Pada
program “Pesona Indonesia” tugas camera person merangkap
sebagai editor program, dan Produser Program “Pesona
Indonesia” juga ikut terlibat dalam proses pengambilan
gambar.
Berikut adalah serangkaian yang dilakukan oleh bagian
departemen produksi dalam pembuatan program “Pesona
Indonesia”:

Tim Kreatif

Tim Produksi

Pra Produksi Produksi Pasca Produksi


Gambar 12. Serangkaian Tugas dari Departemen Produksi
(Sumber: Data diolah oleh Penulis)
72

Gambar tersebut mejelaskan proses keseluruhan yang


dilakukan oleh departemen produksi. Berdasarkan hasil
wawancara dan temuan data dilapangan dapat disimpukan
bahwa pada proses pembuatan sebuah episode program
“Pesona Indonesia” pertama kali yang dilakukan adalah
menemukan ide yang menarik untuk sebuah tayangan
program “Pesona Indonesia” yang dilakukan oleh tim kreatif,
agar tayangan tersebut bisa dinikmati oleh penonton.
Ide-ide yang diperoleh dari tim kreatif ini selanjutnya
diserahkan kepada tim produksi untuk menyusun konsep
program yang akan dibuat kedalam bentuk naskah.
Selanjutnya tim produksi melakukan tahapan produksi yang
terdiri dari tiga tahapan yaitu pra produksi, produksi dan
pasca produksi.
Setelah melakuakan tahapan tersebut oleh bagian
departemen produksi selanjutnya adalah melakukan
pengamatan sumber dana dari program “Pesona Idnoensia” di
TVRI Sumatera Selatan dalam menjalankan program siaran.
B. Sumber Dana Program
Dana merupakan hal pokok dalam memproduksi
sebuah program. Sumber dana dari pembuatan program
“Pesona Indonesia” adalah dana dari APBN (Anggaran
Pendapatan Belanja Negara) dan juga iklan. Seperti yang
disampaikan oleh Kepala Seksi Program TVRI Sumatera
Selatan berikut ini:
“...dana yang digunakan itu seluruhnya dari
APBN. Jadi seluruh program yang ada di TVRI
ini dana yang diperoleh untuk membuat satu
program berasal dari dana APBN. Dana dari iklan
juga ada...”
73

Pernyataan lainnya yang disampaikan oleh Produser


Program “Pesona Indonesia” yaitu:
“...dana yang di dapat untuk membuat paket
sebuah program adalah dana dari APBN, yang
dialirkan melalui DPRD. Dan DPRD mempunyai
kepentingan untuk melestarikan dan menjaga
kebudayaan di setiap daerah....”

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh Kepala


Seksi Program dan Produser Program “Pesona Indonesia”
tersebut bahwa sumber dana program “Pesona Indonesia”
seluruhnya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN). TVRI adalah Lembaga Penyiaran Publik
yang dimiliki oleh pemerintah, untuk itu dana yang
digunakan juga dari APBN. Sesuai dengan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang
Penyiaran, pasal 15 ayat (1), yaitu “Sumber pembiayaan
Lembaga Penyiaran Publik berasal dari:a) Iuran penyiaran;
b) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggara
Pendapatan dan Belanja Daerah; c)Sumbangan masyarakat;
d) Siaran Iklan; dan e)Usaha lain yang sah yang terkait
dengan penyelenggaraan penyiaran”. TVRI Nasional
maupun TVRI daerah mendapat sumber pembiayaan yang
sama seperti yang sudah di atur dalam Undang-Undang
No.32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran, pasal 15 ayat (1)
tersebut.
Sumber dana lain dalam memproduksi sebuah program
di TVRI baik nasional maupun daerah adalah dari
pemasangan iklan. Iklan yang dipasang adalah jenis iklan
masyarakat, bukan iklan komersil. Sesuai dengan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang
Penyiaran pasal 14 ayat (1) yaitu “Lembaga Penyiaran
Publik sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat (2) huruf
74

a adalah lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum


yag didirikan oleh negara bersifat independen, netral, tidak
komersil, dan berfungsi memberikan layanan untuk
kepentingan masyarakat”. Isi pasal 13 tersebut menyatakan
bahwa TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik, baik TVRI
nasional maupun TVRI daerah tidak di izinkan untuk
menyiarkan iklan komersil, karena TVRI adalah lembaga
penyiaran tidak komersil.
Berbeda dengan lembaga penyiaran swasta yang
mendapatkan sumber dana untuk produksi sebuah program
berasal dari iklan komersil. Iklan komersil adalah iklan yang
bertujuan untuk mendukung kampanye pemasaran suatu
produk atau jasa. Menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran, pasal
16 ayat (1) yaitu “Lembaga Penyiaran Swasta sebagaimana
dimaksud dalam pasal 13 ayat (2) huruf b adalah lembaga
penyiaran yang bersifat komersil berbentuk badan hukum
Indonesia, yang bidang usahanya hanya menyelenggarakan
jasa penyiaran radio atau televisi”. Artinya, lembaga
penyiaran swasta di Indonesia diperbolehkan untuk
menayangkan iklan komersil, seperti iklan produk rumah
tangga, keperluan sekolah, kebutuhan sehari-hari, dan juga
iklan tentang asuransi jiwa. Karena Lembaga Penyiaran
Swasta merupakan lembaga penyiaran bersifat komersil,
untuk itu iklan produk dan jasa di Indonesia bisa tayang di
lembaga penyiaran swasta di Indonesia. Kerjasama antara
pengiklan produk atau jasa dengan pihak lembaga penyiaran
swasta menambah dana pemasukan untuk program yang
ingin ditampilkan produk atau jasa mereka. Misalnya produk
Baygon, ingin memasang iklannya pada program “Tau Gak
Sih?” di Trans7, maka dana dari kerjasama produk Baygon
75

masuk dalam program “Tau Gak Sih?” karena program “Tau


Gak Sih?” tayang di jam ibu rumah tangga sedang bersantai,
sehingga tujuannya untuk mengingatkan ibu rumah tangga
agar membeli Baygon demi kebutuhan rumah tangga, seperti
mengusir nyamuk dan serangga lainnya.
TVRI Sumatera Selatan juga tidak menayangkan iklan
komersil, iklan yang ditayangkan oleh TVRI Sumatera
Selatan adalah iklan layanan masyarakat yang bekerjasama
dengan lembaga masyarakat di Indonesia. TVRI Sumatera
Selatan juga memberikan wadah kepada mahasiswa dan siapa
saja untuk berkreasi dengan membuat iklan layanan
masyarakat. Selain itu TVRI Sumatera Selatan juga
memberikan kesempatan kepada jajaran pemimpin daerah
untuk mengucapkan hari-hari besar di Indonesia. Seperti
Gubernur Sumatera Selatan yang mengucapkan selamat
menjalankan ibadah puasa bagi masyarakat Sumatera Selatan.
Dari sinilah sumber dana produksi program yang ada di
TVRI Sumatera Selatan, begitu juga dengan program
“Pesona Indonesia”. Sumber dana produksi program “Pesona
Indonesia” selain dari APBN atau APBD Sumatera Selatan,
sumber dana juga di dapat dari pemasangan iklan dan juga
kerjasama dari dinas periwisata di daerah yang menjadi objek
lokasi shooting untuk episode “Pesona Indonesia”. Sebagai
televisi publik, seluruh program yang diproduksi oleh TVRI
khususnya TVRI Sumatera Selatan harus bersifat mendidik
dan informatif, sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2005 Tentang
Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia,
yaitu “TVRI mempunyai tugas memberikan pelayanan
informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan
perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk
76

kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui


penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
5.1.3 Eksekusi Program
Tahap ketiga dalam menentukan strategi manajemen program
yaitu eksekusi program. Eksekusi program mencakup kegiatan
menayangkan program sesuai dengan rencana yang sudah di tentukan.
Eksekusi program ini dibuat sedemikian rupa agar tidak menyimpang
terlalu jauh dari perencanaan semula. Sesuai dengan sifat media
penyiaran yang tidak bisa diulang (kecuali progam rerun), maka
konsep program, waktu penayangan, audiens, kompetitor diperhatikan
dengan seksama.
Program “Pesona Indonesia” adalah progam dengan klasifikasi
penonton Semua Umur (SU) yakni dengan usia di atas 2 tahun.
Penayangan program “Pesona Indonesia” sudah dijadwalkan oleh
TVRI Nasional. Setiap TVRI daerah harus membuat paket program
“Pesona Indonesia” dan setiap bulannya akan ditayangkan di TVRI
Nasional. Seperti TVRI Sumatera Selatan, program “Pesona
Indonesia” dijadwalkan tayang di TVRI Nasional setiap tanggal 7
setiap bulannya, pukul 11.00 WIB. Sedangkan untuk tayang di TVRI
Sumatera Selatan, setiap hari Rabu, pukul 16.00 WIB.
Strategi penayangan yang digunakan oleh TVRI Sumatera
Selatan dalam menayangkan program “Pesona Indonesia” dinilai
kurang efisien, melihat strategi penayangan adalah upaya agar
penonton dapat menonton program yang ditayangkan dengan
menentukan jadwal penayangan dari kegiatan (aktivitas) penonton.
Waktu yang dipilih untuk menayangkan program “Pesona Indonesia”
bukanlah waktu yang dipilih saat sedang santai, pada pukul 16.00 WIB
masyarakat masih beraktivitas di luar ruangan, seperti di jalan, di
kantor, dan mengurus rumah.
77

TVRI Sumatera Selatan sudah melakukan tugasnya sebagai


media untuk mengedukasi dan menghibur penonton. Meskipun tanpa
adanya rating, program di TVRI Sumatera Selatan masih tetap berjalan
sesuai dengan rundown yang telah ditentukan. Begitupun program
“Pesona Indonesia” yang mengangkat tentang sisi seni, budaya, tradisi
dan keindahan alam sekitar di daerah Sumatera Selatan, walaupun jam
tayang yang dipilih bukan prime time namun program ini tetap
mengedukasi dan menghibur penonton dengan tayangan yang
disajikan.
A. Pembagian Waktu Siaran
Sejak awal dioperasikannya TVRI Sumatera Selatan,
pola siaran pada TVRI Sumatera Selatan ini mengacu pada
pola siaran TVRI Nasional, pola siar ini disebut pola acara
terpadu. Hal ini dikarenakan TVRI dibawah salah satu
manajemen penyiaran, sehingga stasiun TVRI daerah harus
mengikuti pola acara terpadu dari Nasional.
Seluruh program TVRI Sumatera Selatan tayang sesuai
dengan rundown yang telah dibuat oleh bagian administrasi
program yang sebelumnya ditentukan bersama-sama oleh
Kepala Seksi Program dan Produser Program. Rundown acara
ini juga memiliki beberapa perubahan tergantung dengan
stock dari bagian program dan juga jadwal program yang
akan shooting. Pembagian waktu siaran setiap program bisa
dilihat pada lampiran “Pola Operasional Siaran” dan juga
lampiran “Rundown Harian”.
Perubahan jadwal tayang program “Pesona Indonesia”
diatur oleh TVRI Nasional. Jadwal yang telah ditentukan
untuk program “Pesona Indonesia” sudah disepakati bersama,
seluruh jadwal tayang program “Pesona Indonnesia” di TVRI
daerah akan tayang sesuai dengan jadwal tayang yang
ditentukan oleh TVRI Nasional.
78

Berikut adalah jadwal awal program “Pesona


Indonesia” tayang di TVRI Sumatera Selatan:

Gambar 13. Rundown Harian Program “Pesona Indonesia”


(Sumber: Data diolah oleh Penulis)

Gambar tersebut merupakan jadwal program “Pesona


Indonesia” yang tayang setiap hari Senin minggu ketiga
setiap bulannya, pukul 18.00 WIB dengan durasi 30 menit.
Namun pada Mei 2018, program “Pesona Indonesia” yang
tayang di TVRI Sumatera Selatan berubah jadwal tayang
menjadi setiap hari Rabu, pukul 16.00 WIB. Melihat gambar
tersebut program “Pesona Indonesia” dikategorikan kedalam
Semua Umur (SU), yang artinya tayangan program “Pesona
Indonesia” ini bisa dinikmati (ditonton) oleh seluruh
kalangan, dari anak-anak, remaja, dewasa dan juga orangtua.
Seperti yang disampaikan oleh Kepala Seksi Program
terkait penentuan jadwal tayang untuk program “Pesona
Indonesia” berikut ini:
“...maunya semua penonton bisa menonton
program ini di jam prime time, tetapi jadwal
program “Pesona Indonesia” sebenarnya sudah
diatur dari Nasional. Untuk di TVRI Nasional
tayangnya disetiap tanggal tujuh setiap bulannya
pukul 11.00 WIB. Dan kita yang di sini (TVRI
Sumatera Selatan) hanya diberi slot waktu empat
jam yaitu antara pukul 14.00 WIB, pukul 15.00
WIB, pukul 16.00 WIB, dan pukul 18.00 WIB
untuk menayangkan program “Pesona Indonesia”.
Maka kami memilih menayangkan program
“Pesona Indonesia” pada pukul 16.00 WIB...”
79

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat dikatakan


bahwa program “Pesona Indonesia” mengalami perubahan
jam tayang. Perubahan jam tayang program “Pesona
Indonesia” sudah ditentukan oleh TVRI Nasional. Setiap
program “Pesona Indonesia” di TVRI daerah mengalami
perubahan jadwal tayang sesuai dengan jadwal yang telah di
tentukan oleh TVRI Nasional. Jadwal-jadwal yang ditentukan
pada program “Pesona Indonesia” ini nantinya akan
ditayangkan di TVRI Nasional sesuai dengan jadwal tersebut.
Jam tayang program “Pesona Indonesia” di TVRI
Sumatera Selatan dijelaskan oleh Kepala Seksi Program
berikut ini:
“...melihat jam dimana masyarakat itu bisa
menyalakan televisi dan menghibur diri mereka
dengan waktu santainya, memang jam prime time
(19.00-23.00) itu merupakan pilihan terbaik untuk
menayangkan program yang ditargetkan untuk
Semua Umur (SU), tetapi untuk TVRI seluruh
penayangan program “Pesona Indonesia” itu
sudah di atur oleh TVRI Nasional. Jadi dari
waktu yang ditentukan oleh TVRI Nasional
dimana masyarakat bisa menonton program acara
ini bersama-sama, maka TVRI Sumatera Selatan
memilih jam tayang untuk program “Pesona
Indonesia” adalah pukul 16.00 WIB...”

Hasil wawancara tersebut menggambarkan bahwa


program “Pesona Indonesia” tayang di TVRI Sumatera
Selatan bukan pada jam prime time (19.00-23.00), melainkan
jam day time (10.00-16.30) tepatnya pada pukul 16.00 WIB.
Melihat kategori program “Pesona Indonesia” adalah Semua
Umur (SU), jam tayang yang dipilih kurang strategis untuk
penayangan program yang berkualitas. Pada pukul 16.00
WIB masyarakat Palembang masih beraktivitas. Ibu rumah
tangga yang masih melakukan aktivitasnya di dapur, para
80

karyawan sedang dalam perjalanan menuju rumah masing-


masing dan anak-anak masih bermain.
Jam tayang program “Pesona Indonesia” tidak bisa
diubah sesuai dengan kebiasaan masyarrakat Palembang,
karena jam tayang untuk program “Pesona Indonesia” sudah
ditentukan oleh TVRI Nasional. Adapun jam tayang program
“Pesona Indonesia” yang ditentukan oleh TVRI Nasional
adalah pukul 14.00 WIB, 15.00 WIB, 16.00 WIB, dan pukul
18.00 WIB TVRI Sumatera Selatan pun memilih
menayangkan program “Pesona Indonesia” pada pukul 16.00
WIB.
Kesimpulan dalam pembagian waktu siaran pada
program “Pesona Indonesia” di TVRI Sumatera Selatan
adalah jadwal tayang untuk program “Pesona Indonesia”
sudah diatur oleh jadwal dari TVRI Nasional. Hal ini
dikarenakan program “Pesona Indonesia” di TVRI daerah
merupakan program paket dari TVRI Nasional yang nantinya
akan di tayangkan oleh TVRI Nasional secara bergantian.
Saat ini TVRI memiliki 29 stasiun daerah dan 1 stasiun
nasional dengan didukung oleh 376 satuan transmisi yang
tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
B. Segmentasi Penonton
Segmentasi penonton merupakan tahap kedua dalam
eksekusi program. Tahap ini menentukan klasifikasi (jenis)
penonton yang bisa menonton program “Pesona Indonesia”.
Segmentasi penonton untuk program “Pesona Indonesia”
adalah Semua Umur (SU). Menurut Pedoman Perilaku
Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) pada bagian
Standar Program Siaran, BAB XVII bagian pertama
(Kalsifikasi Program Siaran), pasal 33 ayat (1) huruf (e)
81

mengatakan bahwa klasifikasi SU adalah siaran untuk


khalayak (penonton) berusia di atas 2 tahun.
Setiap program yang di tayangkan di TVRI Sumatera
Selatan klasifikasi programnya adalah Semua Umur (SU).
Seperti yang disampaikan oleh Kepala Seksi Program
berikut:
“...semua masyarakat bisa menonton program
acara di TVRI Sumatera Selatan, karena
segmentasi program yang ditayangkan adalah
Semua Umur (SU)...”

Penulis juga melakukan wawancara dengan Produser


Program yang menyatakan tentang target penonton dari
progam “Pesona Indonesia”, yaitu:
“...Segmentasi yang kita ambil itu kaum muda
dan kaum dewasanya, tetapi tayangan ini lebih ke
segmentasi dewasanya biar bisa ikut menjaga dan
melestarikan kebudayaan dari Palembang itu
sendiri...”

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Seksi


Program dan Produser Prorgam “Pesona Indonesia” tersebut,
bahwa yang menjadi target untuk menonton program-
program yang ada di TVRI Sumatera Selatan khususnya
program “Pesona Indonesia” adalah Semua Umur (SU).
Program “Pesona Indonesia” menampilkan pesona suatu
daerah di Sumatera Selatan seperti keindahan alamnya, seni,
budaya dan juga tradisi di daerah tersebut. Sehingga tayangan
yang ditampilkan tidak ada unsur yang tidak pantas untuk di
tonton bersama keluarga. Dari anak-anak, remaja, dewasa,
bahkan orangtua pun bisa menonton program “Pesona
Indonesia” dengan santai.
82

Segmentasi penonton program “Pesona Indonesia”


memfokuskan pada kawula muda yang nantinya bisa ikut
melestarikan kebudayan dan keindahan alam seluruh daerah
di Sumatera Selatan, karena para kawula muda dan orang
dewasa ini dianggap sudah bisa mengenali dan juga mengerti
tentang kebudayaan yang sangat berharga. Setiap episode
yang ditayangkan pada program “Pesona Indonesia”
menceritakan keindahan alam, seni, budaya, dan juga tradisi
dari berbagai daerah di Sumatera Selatan. Dengan tayangan
ini seluruh penonton akan melihat dan mengenali budaya di
daerah Sumatera Selatan.
Berdasarkan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar
Program Siaran (P3SPS), klasifikasi atau segmentasi
penonton di bagi menjadi lima berdasarkankelompok usia,
sesuai dengan pasal 33 ayat (1), yaitu “Program siaran
digolongkan ke dalam 5 (lima) klasifikasi berdasarkan
kelompok usia, yaitu; a)Klasifikasi P: Siaran untuk anak-
anak usia Pra-Sekolah, yakni khalayak berusia 2-6 tahun;
b)Klasifikasi A: Siaran untuk Anak-Anak, yakni khalayak
berusia 7-12 tahun; c)Klasifikasi R: Siaran untuk Remaja,
yakni khalayak berusia 13-17 tahun; d)Klasifikasi D: Siaran
untuk Dewasa, yakni khalayak di atas 18 tahun; dan
e)Klasifikasi SU: Siaran untuk khalayak berusia di atas 2
tahun”.
Seluruh segmentasi sebuah program sudah di atur
dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program
Siaran (P3SPS). Dari segmentasi program untuk pra-sekolah
sampai dewasa sudah dijelaskan di dalam aturan P3SPS pasal
33 ayat (1). Berikut adalah penjelasan secara rinci dari
segmentasi penonton tentang jam tayang sebuah program
83

yang dianjurkan dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan


Standar Program Siaran (P3SPS), yaitu:
a) Klasifikasi P: Pasal 35 ayat (2) dan (3).
Ayat (2) Program siaran klasifikasi P berisikan
hiburan dan pendidikan yang memiliki muatan dan
nilai-nilai pendidikan, nilai-nilai sosial dan budaya,
serta budi pekerti yang kuat.
Ayat (3) Program siaran klasifikasi P ditayangkan
antara pukul 07.00 hingga pukul 09.00 dan antara
pukul 15.00 hingga pukul 18.00 waktu setempat.
b) Klasifikasi A: Pasal 36 ayat (2) dan (5).
Ayat (2) Program siaran klasifikasi A berisikan
nilai-nilai pendidikan dan ilmu pengetahuan, nilai-
nilai sosial dan budaya, budi pekerti, hiburan,
apresiasi estetika, dan penumbuhan rasa ingin tahu
anak-anak tentang lingkungan sekitar.
Ayat (3) Program siaran anak-anak diutamakan
disiarkan dari pukul 05.00 hingga pukul 18.00 waktu
setempat.
c) Klasifikasi R: Pasal 37 ayat (2) dan (5).
Ayat (2) Program siaran klasifikasi R berisikan
nilai-nilai pendidikan dan ilmu pengetahuan, nilai-
nilai sosial dan budaya, budi pekerti, hiburan,
apresiasi estetika, dan penumbuhan rasa ingin tahu
remaja tentang lingkungan sekitar.
Ayat (5) Program siaran klasifikasi R hanya dapat
disiarkan pada pukul 09.00 hingga 20.00 namun
harus di luar jam yang khusus diperuntukan bagi
anak-anak (15.00-18.00) waktu setempat.
84

d) Klasifikasi D: Pasal 38 ayat (2)


Program siaran klasifikasi D adalah program siaran
yang mengandung muatan adegan kekerasan,
bermuatan penggambaran perjudian, bermuatan
mistik, horor, atau supranatural, pembicaraan dan
pembahasan mengenai masalah seks. Untuk jam
tayang program siaran dengan klasifiksi D yaitu
hanya boleh disiarkan pukul 22.00-03.00 waktu
setempat.
e) Klasifikasi SU: Pasal 39
Program siaran klasifikasi SU adalah program siaran
yang berisikan muatan yang tidak secara khusus
ditujukan untuk anak-anak dan remaja, namun
dianggap layak ditonton oleh anak-anak dan remaja,
sebagaimana dimaksud pada pasal 35, pasal 36, dan
pasal 37. Jam tayang untuk program siaran
klasifikasi SU adalah seluruh jam siar.

Program “Pesona Indonesia” yang tayang di TVRI


Sumatera Selatan di tayangkan pada pukul 16.00 WIB.
Melihat klasifikasi program ini adalah Semua Umur (SU)
makan jam tayang yang di pilih merupakan pilihan kurang
tepat, karena pada pukul 16.00 WIB masyarakat masih
melakukan segala aktivitasnya, seperti ibu rumah tangga
masih sibuk dengan urusan rumah tangga, para karyawan
masih berada di jalan pulang dari kantor, dan anak-anak
masih bermain di luar rumah. Meskipun klasifikasi SU tidak
terpaku pada jam tayang, namun segmentasi yang di ambil
pada program “Pesona Indonesia” adalah keluarga. Jam
tayang yang baik untuk keluarga adalah pukul 19.30 waktu
85

setempat, karena pada pukul ini masyarakat udah berada di


rumah.
5.1.4 Pengawasan dan Evaluasi Program
Proses pengawasan dan evaluasi merupakan proses akhir dari
strategi manajemen program yaitu menentukan seberapa jauh suatu
rencana dan tujuan yang sudah dicapai atau diwujudkan oleh lembaga
penyiaran. Kegiatan evaluasi terhadap tim produksi dilakukan untuk
membandingkan kinerja sebenarnya dengan kinerja yang
direncanakan. Pada saat melakukan pengawasan dan evaluasi
program yang bertugas adalah manajer program dan juga hal yang
harus dilihat adalah standar penyiaran.
A. Manajer Produksi
Manajer produksi bertugas sebagai pengawas, tugas
seorang manajer produksi sangat penting dalam pembuatan
sebuah program. Seorang manajer program memliki
kewajiban untuk melihat dan mengkoordinir semua persiapan
dan juga proses produksi. Seperti yang disampaikan oleh
Kepala Seksi Program berikut:
“...jadi peran manajer disini adalah mengawasi
bagaimana proses pembuatan program ini, dari
produksi yang menentukan shooting list dan
lokasinya, kemudian bagaimana kinerja tim
produksi yang telah dipilih sebelumnya, lalu pada
bagian berikutnya majaner produksi program
disini melihat hasil dari proses produksi tadi.
Melihat angel kameranya, gambar yang ambil
bagus atau tidak, menarik atau tidak, kemudian
sampai proses editingnya...”

Pernyataan tersebut juga didukung oleh Produser


Program “Pesona Indonesia”, yaitu:
“...manajer produksi program disini memang
bertugas mengawasi dan mengevaluasi hasil
produksi yang di kerjakan. Seperti pengambilan
angel kamera, pengambilan gambarnya, itu selalu
dilihat oleh manajer produksi. Kemudian bagian
86

editor dari produksi program juga di evaluasi,


bagaimana dia mengedit sebuah video yang sudah
diambil untuk dijadikan sebuah tayangan program
televisi yang nantinya akan ditonton oleh
masyarakat Palembang dan menarik untuk di
tonton...”
Berdasarkan hasil keterangan wawancara bersama
Kepala Seksi Program dan Produser Program “Pesona
Indonesia” bahwa manajer produksi bertanggungjawab pada
produksi program “Pesona Indonesia” setiap episodenya.
Kegiatan yang dilakukan oleh manajer produksi adalah
mereview hasil shooting dan editing dari program yang sudah
selesai produksi. Kegiatan yang dilakukan ini bertujuan untuk
melihat hasil produksi dari sebuah program, khususnya
program “Pesona Indonesia”. Sebelum program tersebut
ditayangkan dan ditonton oleh masyarakat, hasil dari
shooting program “Pesona Indonesia” akan di review terlebih
dahulu oleh manajer produksi. Kemudian melakukan proses
editing, yaitu melihat hasil produksi sebelum ditayangkan
sesuai dengan shooting list yag telah disepakati bersama pada
proses perencaan produksi. Hal-hal yang di review dari
proses editing adalah angel yang diambil menarik atau tidak,
gambar yang di shoot sesuai atau tidak, dan tidak ada yang
melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program
Siaran.
Tugas yang dilakukan oleh manajer produksi selain
mereview hasil shooting dan editing, manajer produksi juga
mengawasi seluruh isi program yang ditayangkan. Isi
program merupakan bagian yang sangat penting dari sebuah
tayangan program, karena isi dari sebuah program akan
mempengaruhi penonton. Jika isi program tentang hal yang
tidak baik, maka penonton yang melihat akan ingat tentang
87

hal tidak baik tersebut. Sebaliknya, jika isi program yang


ditayangkan bersifat mengedukasi dan menghibur maka
penonton yang melihat akan merasa terhibur dengan tayangan
program tersebut dan bisa menambah wawasan penonton.
Program “Pesona Indonesia” merupakan program yang
bersifat mengedukasi dan menghibur maka tayangan yang
ditampilkan harus menghibur dan mengedukasi para
penonton. Jenis program “Pesona Indonesia” adalah program
tentang seni, budaya, dan keindahan alam di suatu daerah,
maka tayangan yang ditampilkan harus bisa menampilkan
seni, budaya dan juga keindahan alam dari daerah tersebut,
sehingga masyarakat yang menonton bisa mengetahui tentang
seni, budaya dan juga keindahan alam di daerah tersebut.
Untuk itu manajer produksi yang tugasnya mengawasi
seluruh isi program yang ditayangkan harus mengingat
bahwa program “Pesona Indonesia” adalah program yang
berisi tentang seni, budaya dan keindahan alam suatu daerah
dengan isi program yang bersifat mengedukasi dan
menghibur penonton.
Mengawasi pemain serta personalia produksi juga
dilakukan oleh manajer produksi. Program “Pesona
Indonesia” menghadirka narasumber dan juga host untuk
memandu program tersebut. Narasumber yang dihadirkan dan
juga host yang memandu program tersebut harus sesuai
dengan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program
Siaran.
Host yang memandu program “Pesona Indonesia” harus
menggunakan baju yang sopan dan menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Seperti yang tercantum pada
Undang-Undang No.32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, BAB
IV tentang Pelaksanaan Siaran, pasal 37 yang berisi
88

“Bahasa pengantar utama dalam penyelenggaraa program


siaran harus Bahasa Indonesia yang baik dan benar”. Begitu
juga yang menjadi narasumber pada program “Pesona
Indonesia” harus dijelaskan secara baik dan benar tentang
program acara yang melibatkan mereka. Sesuai dengan
Pedoman Perilaku Penyiaran, BAB XIX tentang
Narasumber dan Sumber Informasi, pasal 27 ayat (1)
“Lembaga penyiaran wajib menjelaskan terlebih dahulu
secara jujur dan terbuka kepada narasumber dan semua
pihak yang akan diikutsertakan dalam suatu program siaran
untuk mengetahui secara baik dan benar tentang acara yang
melibatkan mereka”.
B. Standar Penyiaran
Hal penting yang perlu diperhatikan untuk dapat
menyelenggarakan suatu siaran adalah terkait dengan standar
penyiaran yang berlaku pada dunia telekomunikasi pada
umumnya, siaran pada khususnya. Suatu siaran
membutuhkan berbagai peralatan seperti kamera/camcoder,
player (VHS, Betacam, Mini DV, DV Cam Pro, HDV dan
lain-lain) peralatan transmisi (memancarkan gelombang
elektromagnetik) dan pesawat televisi sebagai alat penerima
gambar dan suara.
Standar penyiaran sangat berhubungan dengan
peralatan yang akan digunakan dan juga peraturan-peraturan
yang diberlakukan dalam penyiaran. Lembaga penyiaran di
Indonesia dalam menjalankan program siarannya harus
mengacu pada aturan yang telah disepakati bersama. Aturan
tersebut tersusun dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan
Standar Program Siaran (P3SPS). P3SPS merupakan sebuah
pedoman dan standar yang dibuat oleh Komisi Penyiaran
Indonesia (KPI) yang wajib dipatuhi oleh setiap lembaga
89

penyiaran. Di dalam P3SPS termuat berbagai macam aturan-


aturan yang telah dibuat dan dirumuskan oleh KPI yang
tentunya semua ini diharapkan agar terciptanya penyiaran
yang baik, yaitu baik dalam aspek manajemen penyiaran
yang terkait administrasi maupun dalam teknis dan konten
program siaran itu sendiri.
Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) adalah ketentuan-
ketentuan bagi lembaga penyiaran yang ditetapkan oleh
Komisi Penyiaran Indonesia sebagai panduan tentang batasan
perilaku penyelenggaraan penyiaran dan pengawasan
penyiaran nasional. Adapun Standar Program Siaran (SPS)
adalah standar isi siaran yang berisi tentang batasan-batasan,
pelanggaran, kewajiban dan pengaturan penyiaran, serta
sanki berdasarkan Pedoman Perilaku Penyiaran. Standar
Program Siaran juga merupakan penjabaran teknis Pedoman
Perilaku Penyiaran yang berisi tentang batasan-batasan yang
boleh dan tidak boleh ditayangkan pada suatu program siaran.
Standar penyiaran adalah bentuk evaluasi dari sebuah
program. Evaluasi program sangat penting dilakukan karena
pada tahap ini akan melihat semua kelebihan maupun
kekurangan dari program yang di tayangkan di TVRI
Sumatera Selatan. Pelaksanaan strategi manajemen yang baik
akan berdampak pada keberhasilan dan keefektifan strategi
yang telah dibuat oleh TVRI Sumatera Selatan.
Program “Pesona Indonesia” di TVRI Sumatera Selatan
sebelum ditayangkan seluruh hasil produksi dievaluasi
terlebih dahulu. Evaluasi program dilakukan oleh Kepala
Stasiun TVRI Sumatera Selatan dan Kepala Seksi Program,
mengacu pada standar penyiaran yaitu Pedoman Perilaku
Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS).
90

Seperti yang disampaikan oleh Kepala Seksi Program


berikut:
“...Sebelum ditayangkan nanti kita review hasil
dari shooting, sesuai dengan yang disepakati saat
rapat, dan pastinya sesuai dengan P3SPS dan
aturan dari TVRI yang diberlakukan. Setelah itu
baru kita tayangkan programnya. Karena ini kan
program yang jenis tayangan “Semua Umur”
(SU) jadi harus sesuai tontonan yang ditayangkan
untuk anak-anak seperti apa begitu...”

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Seksi


Program bahwa evaluasi program yang dilakukan merujuk
pada standar penyiaran, yaitu P3SPS. Evaluasi dilakukan dari
hasil shooting sampai editing. Proses ini dilakukan agar
tayangan program “Pesona Indonesia” dengan kategori SU
layak untuk ditonton anak-anak sampai orangtua.

Gambar 14. Evaluasi Program “Pesona Indonesia”


(Sumber: Data diolah oleh Penulis)
Setelah dilakukan proses evaluasi terhadap program
“Pesona Indonesia” dan program tersebut sudah lolos untuk
tayang, tahap selanjutnya adalah memberikan izin tayang
untuk episode yang telah dibuat (produksi). Episode yang
tayang di TVRI Nasional dilakukan pengiriman ke kantor
TVRI Nasional melalui online, dan membuktikan bahwa
tayangan program “Pesona Indonesia” yang dikirim sudah
91

dilakukan evaluasi dan memenuhi standar penyiaran dengan


baik.
Hasil yang didapat setelah melakukan evaluasi program
dengan megacu pada standar penyiaran adalah untuk
mendapatkan isi program yang sesuai dengan Undang-
Undang No.32 tahun 2002 tentang Penyiaran, pasal 36 ayat
(1) yaitu “Isi siaran wajib mengandung informasi,
pendidikan, hiburan yang sehat dan manfaat untuk
pembentukan intelektualitas watak, moral, kemajuan,
kekuatan bangsa, menjaga persatuan dankesatuan serta
mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia”.
Pedoman Perilaku Penyiaran merupakan panduan
tentang batasan-batasan mengenai apa yang diperbolehkan
dan tidak diperbolehkan pada proses produksi program
siaran. Sedangkan Standar Program Siaran merupakan
panduan tentang batasan atau yang tidak diperbolehkan
ditayangkan dalam program siaran. Untuk program “Pesona
Indonesia” pelaksanaan pengawasan dan evaluasi program
sudah dijalankan sesuai dengan aturan yang ditetapkan, dari
proses produksi yang meliputi pra-produksi, produksi dan
pasca-produksi.
Penayangan program “Pesona Indonesia” secara
bergiliran di TVRI naional maupun daerah, sesuai dengan
jadwal yang di atur oleh TVRI pusat. Penayangan program
yang secara bergiliran ini sudah di atur dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2005
Tentang Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik
Indonesia, pasal 12 ayat (2) dan (3), yang isinya sebagai
berikut:
92

Pasal 12
(2) Stasiun penyiaran TVRI di ibukota negara
menyelenggarakan siaran lokal, regional, nasional dan
menyelenggarakan siaran internasional atau siaran luar
Pesona.
(3) Stasiun penyiaran TVRI di setiap ibukota provinsi
dan/atau di ibukota kabupaten/kota menyelenggarakan
siaran lokal dan regional.

Berdasarkan isi dari Peraturan Pemerintah Republik


Indonesia Nomor 13 Tahun 2005 Tentang Lembaga
Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia, pasal 12 ayat
(2) dan (3) tersebut bahwa seluruh TVRI baik nasional
maupun daerah harus menayangkan program yang mereka
produksi, khususnya program “Pesona Indonesia” secara
bergantian sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Pada tanggal 13 Februari 2017 lalu pukul 09.41 WIB
program “Negeri Indonesi” yang sekarang berubah nama
menjadi “Pesona Indonesia” mendapat surat teguran dari KPI
terkait gambar yang ditayangkan. Pada episode “Pesona
Indonesia” tersebut, daerah yang dikulik seni, budaya, tradisi
dan juga keindahan alamnya adalah daerah Banten.
Kebudayaan dan kesenian warisan budaya Banten yang
paling terkenal adalah Kebudayaan Debus. Debus merupakan
kesenian bela diri yang mempertunjukkan kemampuan
manusia yang luar biasa, kebal senjata tajam, kebal api,
memasukan benda kedalam kelapa utuh, menggoreng telur di
kepala dan lainnya. Inti pertunjukan masih sangat kental
gerakan silat atau beladiri dan penggunaan senjata. Kesenian
debus Banten ini banyak menggunakan dan memfokuskan di
kekebalan seorang pemain terhadap serangan benda tajam.
93

Episode “Pesona Indonesia” yang tayang pada tanggal


13 Februari 2017 pukul 09.41 WIB ini telah mendapat surat
peringatan dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pada
tanggal 7 Maret 2017 lalu. Isi surat peringatan tersebut
menyatakan bahwa tayangan “Pesona Indonesia” yang tayang
pada saat itu tidak memperhatikan ketentuan tentang
perlindungan anak-anak dan remaja yang telah diatur dalam
Standar Program Siaran KPI tahun 2012. Yang artinya
program “Pesona Indonesia” episode Banten ini telah
melanggar standar penyiaran, yaitu Pedoman Perilaku
Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS).
Gambar yang ditayangkan tersebut menampilkan
pertunjukan budaya dengan muatan atraksi seorang pria
berbaring diatas papan paku lalu dari atas ditimpa oleh
seorang pria. KPI menilai hal tersebut berpotensi melanggar
Pasal 15 ayat (1) pada Standar Program Siaran.
Dalam isi surat disampaikan bahwa untuk program
siaran dengan muatan adegan berbahaya yang merupakan
bagian dari pertunjukan budaya hanya dapat disiarkan pada
pukul 22.00-03.00 waktu setempat. Dari surat yang diberikan
oleh KPI tersebut menyatakan bahwa tayangan program
“Peson Indonesia” episode Banten telah melanggar standar
penyiaran. Standar penyiaran yang dilanggar adalah Pasal 15
ayat (1) pada bagian Standar Program Siaran, yang isinya
sebagai berikut, “Program siaran wajib memperhatikan dan
melindungi kepentingan anak-anak dan/atau remaja”
Menurut KPI tayangan tersebut melanggar standar
penyiaran karena pada tayangan tersebut menampilkan
atraksi seorang pria yang berbaring diatas papan paku lalu
dari atas ditimpa oleh seorang pria. Hal ini telah melanggar
isi dari pasal 15 ayat (1) Standar Program Siaran yaitu tidak
94

memperhatikan kepentingan anak-anak atau remaja yang


menonton program “Pesona Indonesia”, mengingat program
“Pesona Indonesia” adalah sebuah program yang ditujukan
kepada semua lapisan masyarakat dengan klasifikasi program
SU, sehingga keluarga bisa menyaksikan keindahan alam,
seni, tradisi, dan budaya dari suatu daerah di Indonesia
bersama-sama. Klasifikasi program SU dengan menampilkan
kesenian budaya yang tidak pantas untuk di tonton oleh anak-
anak, maka program tersebut akan melanggar standar
penyiaran yang telah ditentukan. Walaupun tayangan tersebut
termasuk bentuk budaya suatu daerah namun jika sudah
melanggar standar penyiaran maka tayangan tersebut harus di
perbaiki kembali.
Sesuai dengan P3 dan SPS serta Undang-Undang
No.32 Tahun 2002 tentang Penyiaran bahwa program siaran
dengan muatan adegan berbahaya yang merupakan bagian
dari pertunjukan budaya hanya dapat disiarkan pada pukul
22.00-03.00 waktu setempat. Sedangkan “Pesona Indonesia”
episode Banten tersebut masih tayang dijam yang sama yaitu
09.41 WIB. Hal tersebut sudah tertulis dengan jelas di dalam
Bab X tentang Perlindungan Kepada Anak, Pasal 14 pada
Pedoman Perilaku Penyiaran, dan Bab XIII tentang
Pelarangan dan Pembatasan Kekerasan, Pasal 25 pada
Standar Program Siaran, yang isinya sebagai berikut:

BAB X
PERLINDUNGAN KEPADA ANAK
Pasal 14
1) Lembaga penyiaran wajib memberikan perlindungan dan
pemberdayaan kepada anak dengan menyiarkan program
siaran pada waktu yang tepat sesuai dengan
penggolongan program siaran.
95

2) Lembaga penyiaran wajib memperhatikan kepentingan


anak dalam setiap aspek produksi siaran.

BAB XIII
PELARANGAN DAN PEMBATASAN KEKERASAN
Bagian Ketiga
Pembatasan Program Bermuatan Kekerasan
Pasal 25
Promo program siaran yang mengandung muatan adegan
kekerasan dibatasi hanya boleh disiarkan pada klasifikasi D,
pukul 22.00-03.00 waktu setempat.

Dari apa yang sudah dipaparkan diatas, maka tayangan


“Pesona Indonesia” yang tayang pada tanggal 13 Februari
2017 lalu telah melanggar standar penyiaran. Adapun standar
penyiaran yang sudah dilanggar antara lain sebagai berikut:

1. Pasal 15 ayat (1) pada bagian Standar Program Siaran

Isinya:

Program siaran wajib memperhatikan dan melindungi


kepentingan anak-anak dan/atau remaja.

Penjelasan: Karena program acara “Pesona Indonesia”


sendiri merupakan sebuah program keluarga, yang artinya
bisa ditonton oleh segala usia, dari anak-anak, orang tua,
remaja, dan juga dewasa. Namun tayangan tersebut tidak
layak ditonton oleh anak-anak dibawah umur apalagi tanpa
pengawasan orang dewasa ataupun orang tua, karena sifat
anak-anak adalah peniru, mereka akan meniru apa yang
mereka lihat.
96

2. Pasal 14 pada bagian Pedoman Perilaku Penyiaran

Isinya:

 Lembaga penyiaran wajib memberikan


perlindungan dan pemberdayaan kepada anak
dengan menyiarkan program siaran pada waktu
yang tepat sesuai dengan penggolongan program
siaran.

 Lembaga penyiaran wajib memperhatikan


kepentingan anak dalam setiap aspek produksi
siaran.

Pejelasan: “Pesona Indonesia” yang tayang pada tanggal


13 Februari 2017 lalu masih tayang dijam yang sama.
Mengingat ada bagian dari tayangan tersebut yang tidak
pantas di tonton oleh anak-anak, maka seharusnya, tayang
di waktu malam yaitu pukul 22.00-0300 waktu setempat.

3. Pasal 17 pada bagian Pedoman Perilaku Penyiaran

Isinya:

Lembaga penyiaran wajib tunduk pada ketentuan


pelanggaran dan/atau pembatasan program siaran
bermuatan kekerasan.

Penjelasan: Program acara “Pesona Indonesia” tersebut


telah menampilkan adegan kekerasan yaitu sebuah atraksi
seorang pria yang berbaring diatas papan paku dan dari
atasnya ditimpa oleh pria lainnya. Ini merupakan bentuk
kekerasan, apabila tayangan ini akan ditampilkan kembali,
sudah dilakukan pengeditan ulang, seperti menghilangkan
tayangan kekerasan tersebut atau diblur.
97

4. Pasal 21 ayat (1) pada bagian Pedoman Perilaku


Penyiaran

Isinya:

Lembaga penyiaran wajib tunduk pada ketentuan


penggolongan program siaran berdasarkan usia dan
tingkat kedewasaan khalayak di setiap acara.

Penjelasan: Pada tayangan “Pesona Indonesia” tersebut


tidak ada himbauan diawal tayangan walaupun ada unsur
kekerasan didalamnya, karena penggolongan program
siaran dibagi menjadi lima kelompok berdasarkan usia,
yaitu:

 Klasifikasi P: siaran untuk anak-anak usia Pra-


Sekolah, berusia 2-6 tahun (atau saat ini sering
terlihat dengan tulisan ABO yakni Anak
Bimbingan Orangtua).

 Kalsifikasi A: siaran untuk Anak-Anak, berusia 7-


12 tahun.

 Klasifikasi R: siaran untuk Remaja, berusia 13-17


tahun.

 Klasifikasi D: siaran untuk Dewasa, berusia 18


tahun.

 Klasifikasi SU: siaran untuk Semua Umur, berusia


diatas 2 tahun.
98

Seharusnya tayangan “Pesona Indonesia” tersebut


membuat himbauan dengan memberi peringatan
tambahan tentang arahan dan bimbingan orangtua yang
ditayangkan pada awal tayangan program akan dimulai.

Secara keseluruhan dari proses pra-produksi, produksi


dan pasca-produksi, program acara “Pesona Indonesia” sudah
sesuai dengan standar penyiaran, baik pada bagian Pedoman
Perilaku Penyiaran maupun Standar Program Siaran. Hanya
satu episode pada program tersebut yang mandapat surat
teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia yaitu “Pesona
Indonesia” episode Banten, pada bagian tayangan tersebut
telah melanggar standar penyiaran. Selebihnya program acara
ini sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan standar
penyiaran yang sudah ditentukan oleh KPI sejak tahun 2012
lalu. Surat peringatan yang diberikan oleh KPI kepada
program “Pesona Indonesia” di TVRI ini membuat seluruh
TVRI di daerah semakin teliti dengan meninjau kembali
standar penyiaran yang menjadi pedoman dalam
memproduksi sebuah episode “Pesona Indonesia” yang akan
ditayangkan nantinya.Dari proses produksi dan penyiarannya
sudah sesuai dengan standar penyiaran, dimana terbukti tidak
adanya pelanggaran seperti yang tercantum pada beberapa
pasal dalam Pedoman Perilaku Penyiaran berikut ini:

1. Pasal 8 : Lembaga penyiaran dalam memproduksi


dan/atau menyiarkan program siaran yang berisi tentang
keunikan suatu budaya dan/atau kehidupan sosial
masyarakat tertentu wajib mempertimbangkan
kemungkinan munculnya ketidaknyamanan khalayak atas
program siaran tersebut.
99

Penjelasan : Dalam hal ini TVRI Sumatera Selatan dalam


memproduksi dan menyiarkan program “Pesona
Indonesia” selalu mempertimbangkan akan
ketidaknyamanan dari penonton. Tidak hanya orangtua
yang menonton program ini, namun anak-anak juga ikut
menonton program “Pesona Indonesia”. Jadi untuk semua
episode tayangan program acara “Pesona Indonesia”
selalu dipertimbangkan kelayakan untuk ditonton oleh
keluarga.

2. Pasal 10 ayat (1) : Lembaga penyiaran wajib


memperhatikan etika profesi yang dimiliki oleh profesi
tertentu yang ditampilkan dalam isi siaran agar tidak
merugikan dan menimbulkan dampak negatif di
masyarakat.

Penjelasan : Pada saat proses produksi “Pesona


Indonesia” ada narasumber yang menjadi informan untuk
menjelaskan suatu budaya dari daerah tersebut. Biasanya
narasumber yang dipilih adalah tokoh masyarakat atau
pemangku adat di daerah tersebut. Disuatu daerah tokoh
masyarakat atau pemangku adat dianggap sebagai orang
yang dihormati. Untuk itu yang dilakukan oleh crew TVRI
Sumatera Selatan saat narasumber menceritakan sebuah
adat daerah tersebut tidak ada tindakan yang mencela dan
memaksa narasumber pada saat menjelaskan adat istiadat
dan juga budayanya. Mereka mengarahkan narasumber
untuk menceritakan suatu budaya dari daerah tersebut
dengan baik, agar tidak ada perkataan ataupun tindakan
dari narasumber yang merugikan daerah tersebut.
100

3. Pasal 11 ayat (2) : Lembaga penyiaran wajib menjaga


independensi dan netralitas isi siaran dalam setiap
program siaran.

Penjelasan : TVRI Sumatera Selatan merupakan


Lembaga Penyiaran Publik, menurut Undang-Undang No
32 tahun 2002 tentang Penyiran, Lembaga Penyiatran
Publik adalah lembaga penyiaran yang berbentuk badan
hukum yang didirikan oleh negara, bersifat independen,
netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan layanan
untuk kepentingan masyarakat, dan TVRI Sumatera
Selatan memegang teguh sebagai Lembaga Penyiaran
Publik dengan menampilkan program-program acara yang
berkualitas seperti program acara “Pesona Indonesia”
dengan isi siarannya mengandung informasi, pendidikan,
hiburan, dan manfaat untuk menjaga persatuan bangsa.

Dan Standar Program Siaran, yaitu:

1. Pasal 6 ayat (1) : Program siaran wajib menghormati


perbedaan suku, agama, ras dan antargolongan yang
mencakup keberagaman budaya, usia, gender, dan/atau
kehidupan sosial ekonomi.

Penjelasan : Lewat program acara “Pesona Indonesia”,


TVRI Sumatera Selatan menjaga persatuan dan kesatuan
serta mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya bangsa
Indonesia, karena didalam program acara ini masyarakat
diajak untuk mengenal budaya-budaya yang ada di daerah
maupun seluruh Indonesia yang sangat luas dan beragam
budayanya. Dengan adanya program acara “Pesona
Indonesia” ini harapan dari TVRI Sumatera Selatan agar
101

masyarakat Indonesia bisa saling menghargai dan


mengenal budaya-budaya daerah di Indonesia.

2. Pasal 9 ayat (2) : Program siaran wajib berhati-hati agar


tidak merugikan dan menimbulkan dampak negatif
terhadap keberagaman norma kesopanan dan kesusilaan
yang dianut oleh masyarakat.
Penjelasan : Setiap daerah memiliki budaya dan kebiasan
masyarakatnya, untuk itu program acara “Pesona
Indonesia” hadir untuk memperkenalkan kepada
masyarakat bahwa budaya yang beragam dalam sebuah
daerah tidak menjadikan alasan utama sebuah perpecahan
terjadi dalam masyarakat.
BAB VI
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil observasi peneliti mengenai
bagaimana strategi manajemen program “Pesona Indonesia” di TVRI
Sumatera Selatan dalam menjalankan program siaran, maka kesimpulan
yang dapat diambil oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Proses pembentukan strategi manajemen program “Pesona
Indonesia” di TVRI Sumatera Selatan sudah melalui tahapan-
tahapan yang sesuai dengan Peter Pringel, yaitu meliputi
perencanaan program, produksi dan pembelian program, eksekusi
program serta pengawasan dan evaluasi program.
2. Penyusunan perencanaan program “Pesona Indonesia” dilakukan
dengan sangat baik. Meeting production yang dilakukan oleh
departemen produksi TVRI Sumatera Selatan bertujuan untuk
menentukan program seperti apa yang akan diproduksi, tujuan
program dibuat, dan tema yang akan diambil. Selain itu, penentuan
kerabat kerja dan peralatan yang akan digunakan juga dilakukan
pada saat meeting production.
3. Proses produksi program “Pesona Indonesia” dibawah pimpinan
Produser Program. Tim produksi dilapangan terdiri dari produser,
camera person, dan unit manager. Namun kurangnya Sumber
Daya Manusia di lembaga penyiaran TVRI Sumatera Selatan
berdampak pada double job description, yaitu satu orang crew yang
bertugas dibebankan dengan dua tugas. Seperti tugas camera
person pada program “Pesona Indonesia” juga merangkap sebagai
editor.
4. Eksekuli program “Pesona Indonesia” dalam penayangannya tidak
bisa dilakukan pada jam prime time (19.00-23.00) WIB. Jam

102
103

tayang program “Pesona Indonesia” di TVRI Sumatera Selatan


adalah pukul 16.00 WIB, sedangkan di TVRI Nasional adalah
pukul 11.00 WIB. Penayangan progam “Pesona Indonesia” sudah
dijadwalkan oleh TVRI pusat, TVRI daerah memilih jam
penayangan yang telah ditentukan. Dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2005 Tentang Lembaga
Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia, pasal 12 ayat (2)
dan (3), menyatakan bahwa TVRI baik pusat maupun daerah harus
menayangkan program secara begantian, seperti program “Pesona
Indonesia” yang tayang secara bergantian untuk seluruh TVRI
nasional maupun daerah sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
5. Hasil evaluasi yang dilakukan oleh Kepala Stasiun dan Kepala
Seksi Program digunakan untuk memproduksi program “Pesona
Indonesia” pada episode berikutnya. Tayangan program “Pesona
Indonesia” ini bertujuan untuk memberikan kesadaran kepada
kawula muda di Sumatera Selatan untuk lebih mencintai dan ikut
melestarikan kebudayaan-kebudayaan dan keindahan alam yang
ada di Sumatera Selatan. Semua bentuk tayangan di program
“Pesona Indonesia” di sesuaikan denga standar penyiaran yaitu
Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran.
4.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memiliki
beberapa saran yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut:
1. Keterbatasan Sumber Daya Manusia di lembaga penyiaran TVRI
Sumatera Selatan pada saat produksi program “Pesona Indonesia”
dimana seorang crew yang ditugaskan merangkap dua jenis tugas,
hal ini bisa menjadi beban untuk crew tersebut, untuk itu saran
yang penulis ajukan adalah menentukan kembali crew yang
bertugas, jika tidak ada lagi crew yang bisa memegang tugas
tersebut penulis usulkan untuk merekrut tenaga ahli yang baru.
104

2. Perbedaan pendapat pada saat proses produksi sering terjadi.


Seharusnya egosentris crew yang bertugas harus dihilangkan demi
kenyamanan tiap crew dan juga narasumber demi keberhasilan dari
tujuan dibuatnya sebuah program.
3. Penayangan program “Pesona Indonesia” di TVRI Sumatera
Selatan bukan di jam prime time, program ini tayang pukul 16.00
WIB. Dengan jenis klasifikasi program Semua Umur (SU) maka
jam tayang yang dipilih kurang evektif untuk bisa ditonton oleh
seluruh segmentasi dari program ini. Jika segmentasi program ini
SU maka jam tayang yang lebih baik adalah jam prime time yaitu
pukul 19.30. Di jam ini anak-anak dan orang tua sudah
menyelesaikan pekerjaan dan merupakan waktu santai bersama
dengan keluarga. Anak-anak sudah mengerjakan perkerjaan
sekolah mereka dan orang tua serta karyawan juga sudah pulang
berada di rumah.
DAFTAR PUSTAKA

Ardial. 2014. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. Jakarta: PT Bumi


Aksara.

Dirgantoro, Crown. 2001. Value Based Management: Manajemen Berbasis Nilai


Paradigma Sukses Usaha, Jakarta: Grasindo Gramedia.

Effendy, Onong Uchjana. 2008. Dimensi-Dimensi Komunikasi. Bandung: Citra


Aditya Bakti.

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Kamus Komunikasi. Jakarta: Mandar Maju.

Liliweri, Alo. 2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana

Mabruri, Anton. 2013. Panduan Penulisan Naskah TV: Format Acara Non-
Drama, News, & Sport, Jakarta: PT Grasindo.

Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kuantitatif, PT Remaja Rosdakarya,


Bandung , 2014.

Morrisan. 2013. Manejemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan


Televisi. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Panjaitan, Erica L, dan TM Dhani Iqbal. 2006. Matinya Rating Televisi (Ilmu
Sebuah Netralitas), Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Pujileksono, Sugeng. 2015. Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif. Malang:


Kelompok Intrans Publishing.

Romli, Khomsahrial. 2016. Komunikasi Massa. Jakarta: PT Grasindo.

Stasion Palembang. 2010. Panca Warsa TVRI Palembang, Jakarta: Aquarista


Tunggal.

Sugiono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo.

105
106

Skripsi:
Aziz, Abdul. 2014. Analisis Produksi Program Dialog TVRI pada Tema
“Penanganan Teroris”. Universitas Islam Pesona Syarif Hidayatullah
Jakarta.

Dewi, Isyana Tungga. 2014. Strategi Progamming MNCTV dalam


Mempertahankan Program Dakwah. Universitas Islam Pesona Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Fenni. 2014. Strategi Programming Pesona Indonesia di TVRI. Universitas Bina


Nusantara.

Wulandari, RT. 2014. Peran Produser Mnc Food & Travel Dalam Proses
Produksi Program Urban Street Food. Universitas Bina Nusantara.

Internet:
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). 2017.
(www.bkpm.go.id/en/statistik/foreign-direct-investment-fdi diakses pada 07
Juli 2018, pukul 14.12).

Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. 2012.


(www.kemenpar.go.id/asp/detil.asp?c=112&=1358 diakses pada 07 Juli
2018, pukul 14.14).
Rofdacruz. 2015. (rofdacruz.blogspot.co.id/2015/04/materi-perbedaan-data-
kualitatif-dan-kuantitatif.html?m=1 diakses pada 06 November 2017, pukul
11.43).

Zevian, Hamzam. 2015. (http://manageradio.com/peraturan-penyiaran/pedoman-


perilaku-penyiaran-dan-standar-program-siaran-p3-sps-kpi-tahun-2015/
diakses pada 29 Juni 2018, pukul 09.00).

Anda mungkin juga menyukai