Anda di halaman 1dari 9

LINKING SOCIAL PROTECTION TO SUSTAINABLE LIVELIHOODS: THE WAY FORWARD FOR INDONESIA

Strategi Pemulihan Ekonomi bagi


Penyandang Disabilitas: Gambaran Fakta
Beberapa Negara di Dunia
Alexander Cote
The Center of Inclusive Policy
Pengantar
• Sebelum krisis Covid 19: Besarnya kondisi ketidaksetaraan dan
kerentanan terhadap guncangan ekonomi para penyandang
disabilitas
• Selama fase puncak Covid19: Informasi tidak dapat diakses,
terjadinya gangguan sistem dan layanan pendukung, risiko
penularan yang lebih tinggi terhadap penyandang disabilitas
yang berada dalam lembaga
• Krisis ini menyoroti terjadinya penurunan tingkat inklusifitas
dan cakupan sistem perlindungan sosial di banyak negara bagi
penyandang disabilitas miskin dan tidak miskin serta keluarga
mereka
• Dalam situasi pemulihan: Sejarah mengatakan bahwa
penyandang disabiiltas cenderung akan tertinggal, akan hal itu
terjadi lagi?
Respon Kebijakan - Beberapa Negara di Dunia
untuk mendukung Penyandang Disabilitas?
• Aksesibilitas informasi
• Cakupan biaya perawatan kesehatan
• Penambahan nilai dan cakupan transfer Cash
Transfer
tunai 2
Tunai
Transfers
• Penggunaan Sistem Data yang berbeda 10
(Kartu Penyandang Disabilitas, anggota Food
Makanan& &non-
OPD, dan lainnya)
food items 16
Barang Bukan
Makanan 42
• Cuti dengan pemberian upah untuk
anggota keluarga yang memberikan
dukungan Konsesi
Concessions
• Pengiriman paket makanan atau obat-
obatan ke rumah
• Layanan dukungan seperti penyediaan Layanan
Services
saluran kontak bantuan (helpline)
Bergerak dari Krisis ke
Strategi Mengatasi/Pemulihan Ekonomi bagi
Penyandang Disabilitas
• Sebelum krisis Covid19, setidaknya 25% kesenjangan terjadi pada
pekerjaan dan hanya 18,5% dari penyandang disabilitas yang secara
signifikan sebagai penerima manfaat bantuan disabilitas secara global
• 20-25% rumah tangga memiliki anggota keluarga Penyandang Disabilitas
• Kondisi yang kurang inklusif sebelum krisis Covid19 mengakibatkan kurang
efektifnya pengarusutamaan disabilitas
• Kondisi sebelum krisis Covid19 dimana rendahnya tingkat dukungan dana
publik untuk program inklusi tidak akan mampu mencegah peningkatan
dramatis ketidaksetaraan
• Negara dengan Sistem Data Disabilitas yang komprehensif, tunjangan
disabilitas yang universal, dan ketersediaan layanan dukungan telah
berada dalam posisi untuk memberikan bantuan yang cepat-tepat dalam
kondisi krisi Covid19 dan bencana alam (Tonga, Fiji, dan lainnya)
• Perlu menggabungkan antara perluasan sistem perlindungan sosial dengan
kebijakan tenaga kerja yang inovatif aktif dan inklusif
Bergerak dari Krisis ke
Strategi Mengatasi/Pemulihan Ekonomi bagi
Penyandang Disabilitas (2)
• Perluasan perlindungan sosial yang progresif
– Pertimbangan untuk (kuasi) – tunjangan disabilitas
universal (Filipina) di seluruh siklus hidup untuk
mendukung akses ke pendidikan, pekerjaan dan standar
hidup yang memadai, selain konsesi
– Pengembangan skema penargetan berdasarkan kategori
– Memperluas cakupan biaya perawatan kesehatan
termasuk untuk alat bantu dan rehabilitasi (Filipina)
– Perluasan pendaftaran dan integrasi pemegang Kartu
Disabilitas dalam Sistem Data Terpadu Nasional (Senegal)
– Memperluas layanan dukungan masyarakat (menjajaki
penggunaan program pekerjaan umum/public works
program)
Bergerak dari Krisis ke
Strategi Mengatasi/Pemulihan Ekonomi bagi
Penyandang Disabilitas (3)
• Memobilisasi Penambahan Stimulus
– Persyaratan aksesibilitas dan klausul sosial tentang pekerjaan
penyandang disabilitas dalam pengadaan barang dan jasa publik
(tanpa biaya)
– Insentif pajak dan subsidi untuk adaptasi tempat kerja bagi UMKM
• Mobilisasi Publik dan Swasta
– Jaringan Bisnis dan Organisasi Penyandang Disabilitas Bangladesh
memfasilitasi layanan pekerjaan (mencocokan jenis pekerjaan
dengan kapasitas penyandang disabilitas)
– Jaringan Bisnis dan Organisasi Penyandang Disabilitas Filipina
meluncurkan inisiatif pelatihan ulang untuk membantu pekerja
penyandang disabilitas memperoleh keterampilan untuk pekerjaan
pasca krisis
Bergerak dari Krisis ke
Strategi Mengatasi/Pemulihan Ekonomi bagi
Penyandang Disabilitas (4)
• Mayoritas penyandang disabilitas bekerja di sektor informal
• Pentingnya membuat semua program pemberdayaan
ekonomi inklusif
• Desain skema perlindungan sosial harus memfasilitasi
pemberdayaan ekonomi Penyandang Disabilitas
– Tunjangan dukungan bagi penyandang disabilitas untuk menutupi
biaya hidup selama mencari dan mempertahankan pekerjaan
(insentif pajak tidak terlalu berarti di sektor informal)
• Mendukung kemitraan antara Organisasi Penyandang
Disabilitas, CBID, pelaku pemberdayaan ekonomi dan
lembaga keuangan untuk pengembangan dan perluasan
program mata pencarian inklusif
Kesimpulan
• Mempertimbangkan ketidaksetaraan yang terjadi, kurangnya kondisi
inklusif sebelum krisis Covid19, dan cakupan sistem pendukung yang
rendah, sehingga perlu secara signifikan meningkatkan sumber daya
untuk program-program inklusif
• Perluasan perlindungan sosial dengan Data Disabilitas Nasional,
tunjangan dukungan disabilitas dan layanan dukungan masyarakat
• Membuat sebagian besar program dan sumber daya (mekanisme
pengadaan barang dan jasa publik, insentif pajak, pekerjaan umum,
pengembangan keterampilan, daln lainnya) menjadi inklusif
• Memastikan terjadinya proses konsultasi dan koordinasi dengan
Organisasi Penyandang Disabilitas
• Semua berkolaborasi untuk pemenuhan kebutuhan dan pemulihan
penyandang disabilitas terdampak Covid19 untuk mengurangi
peningkatan kondisi ketidaksetaraan yang dihadapi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai