Anda di halaman 1dari 20

SISTEM RUJUKAN

By Mina Yumei Santi, SST., M.Kes


Pengertian
Sistem Rujukan adalah jaringan sistem yankes
yang memungkinkan terjadinya penyerahan
tanggung jawab secara timbal balik terhadap
suatu masalah dari satu kasus atau masalah
kesehatan masyarakat, baik secara vertical
maupun horizontal, kepada yang lebih
kompeten, terjangkau dan dilakukan dengan
cara yang rasional
Manfaat sistem rujukan

1. Menghemat dana
2. Memudahkan masy dapatkan pelayanan
3. Meringankan beban tugas nakes
Bentuk Pelayanan Rujukan
• Rujukan Vertikal  antara satu unit ke unit
lain yg lebih lengkap
• Rujukan Horisontal  antar unit dlm satu RS
Tata laksana Rujukan
• Intern antara petugas kesehatan
• Antara puskesmas pembantu dengan puskesmas Pembina
• Antara masyarakat dengan puskesmas
• Antara satu puskesmas dengan puskesmas lain
• Antara puskesmas dengan RS, laboratorium atau fasilitas
kesehatan lain
• Internal antar bagian/unit pelayanan di dalam satu RS
• Antara RS, laboratorium atau fasilitas pelayanan lain dari rumah
sakit.
Jenis Rujukan
Alur Rujukan
1. Primary health services (pelayanan kesehatan tingkat pertama)
pelayanan kesehatan yang bersifat pokok atau basic health
services, yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat
serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Umumnya bersifat rawat jalan
(ambulatory/out patient services)
2. Secondary health services (pelayanan kesehatan tingkat kedua)
bersifat rawat inap (in patient services) dan dibutuhkan tenaga-
tenaga spesialis.
3. Tertiary health services (pelayanan kesehatan tingkat ketiga)
pelayanan kesehatan yang bersifat lebih kompleks,
diselenggarakan oleh tenaga-tenaga subspesialis.
Kondisi Geografik
• Indonesia ( bhs Yunani : “indos” artinya “Hindia”;
“Nesos” artinya “Kepulauan”.  negara dg
kepulauan terbesar di dunia (17.508 pulau)
• Sekitar 6000 pulau kecil + 5 pulau utama yg
dihuni dengan tingkat kepadatan hunian
bervariasi
• Penduduk lebih dari 210 juta jiwa
• Kondisi geografis dan iklim yang unik : Jawa& Bali
bertanah sangat subur; hutan lebat di Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi & Maluku; padang rumput
savana di Nusa Tenggara; gunung bersalju dan
rimba belantara di Irian Jaya
• Bagaimana menurut Saudari ttg aplikasi
sistem rujukan di Indonesia?

• Apa yang menjadikan sistem rujukan sulit


diterapkan dg baik?
Skema Sistem Rujukan Berjenjang
(BPJS Kesehatan, 2015)

Polindes/Poskesdes dan bidan desa serta Praktik Mandiri Bidan merupakan


jejaring fasilitas kesehatan tingkat pertama. Kecuali pada daerah yang tidak
ada fasilitas kesehatan tingkat pertama (ditetapkan melalui SK Kepala Dinas
Kesehatan setempat), maka bidan desa atau Praktik Mandiri Bidan dapat
menjadi fasilitas kesehatan tingkat pertama
Akses Rujukan

• Untuk geografis daratan, ada wilayah yg


butuhkan waktu tempuh rujukan dari
Puskesmas ke RS Kabupaten sebagai pusat
rujukan primer lebih dari 2 jam.
• Untuk daerah kepulauan bahkan bisa lebih
dari 24 jam sehingga hampir tidak mungkin
melakukan rujukan
Kesulitan yang suami & kelg pada bumil dg
komplikasi persalinan lanjut
Rumah Sakit
Rumah
Kendala/hambatan pokok
terjadinya rujukan terlambat
• Jebakan geografis
• Jebakan sosial budaya : persalinan di rumah,
percaya dukun, pengambil keputusan
• Jebakan sosial ekonomi :
keluarga miskin
Faktor Non-Medik yg berpengaruh
besar thd keterlambatan rujukan
• Komplikasi persalinan tjd secara tdk terduga
• Penolong pertama, jml penolong dan lama
pertolongan di luar RS
• Pertolongan estafet
• Geografis
CARA MENGATASI
PERMASALAHAN
• Kenali masalah/faktor risiko, peduli thd adanya risiko
baik ibu dan bayinya pada tiap kehamilan, persalinan
dan nifas.
• KIE yang intensif thd ibu hamil, suami dan keluarga.
• Pemanfaatan tenaga/fasilitas kesehatan untuk
persalinan aman, tempat dan penolong yang sesuai
dengan kondisi ibu hamil dan janinnya.
• Pemanfaatan mata rantai jaringan rujukan dalam
sistem rujukan terencana paripurna terpadu desa +
Polindes, Puskesmas Ranap RS Kab/Kota
• Pemberdayaan bumil&kelg serta libatkan dukungan
dan bantuan dana + transportasi dari masy sekitarnya.
Upaya penanganan kegawatdaruratan
obstetrik di wil. yg sulit akses rujukan
• Pengembangan puskesmas di daratan yg
mempunyai jarak tempuh ke RS Kab lebih dari
2 jam menjadi puskesmas PONED sebagai sub-
pusat rujukan
• Pengembangan puskesmas di kepulauan yg
mempunyai jarak tempuh > 24 jam menjadi
puskesmas Mandiri yaitu PONED (+) yg
mampu melakukan tindakan bedah obstetrik :
SC, laparotomi pd KET
Upaya lain yg harus menyertai ?
• Pelatihan dan penyegaran untuk dokter dan
bidan puskesmas ttg PONED, APN, gawat
darurat Obstetrik dll
• Pengembangan kamar operasi, alat/sarana
dan obat-obatan oleh Pemda dan Dinkes Kab.
• Pelatihan bagi tenaga non medis spt PKK dan
dukun ttg skrining antenatal dan rujukan
terencana
Merujuk saat janin masih dalam
kandungan
Hasil penelitan Brown, dkk (1977) menemukan
bahwa :
• Kesakitan/kematian bayi yang dirujuk saat asih
dalam rahim adalah lebih rendah jika
dibandingkan dengan bayi yang dikirim ke RS
setelah dilahirkan.
Menurut Hobel (1976): keuntungan merujuk janin
dalam rahim ibu adalah : rahim merupakan
tempat terbaik. Rahim merupakan inkubator
alami dengan pemberian nutrisi terbaik bagi
janin. Perlindungan fisik dan ikatan batin janin
dengan ibu tetap ada.
• Apa perbedaan dari melakukan rujukan
terencana dengan rujukan terlambat?
• Sejak kapan upaya deteksi dini terhadap
komplikasi pada ibu bisa dilakukan?
Yang harus disadari
Jauh lebih mudah dan murah merujuk ibu hamil
dengan masalah yaitu ibu Risiko Tinggi namun masih
sehat terutama di wilayah dg kesulitan transportasi

Semua ibu hamil menghadapi risiko

Anda mungkin juga menyukai