Anda di halaman 1dari 11

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA : E-Journal Universitas Negeri Yogyakarta 235

http://journal.student.uny.ac.id/ojs

PENGARUH PENERAPAN 5R TERHADAP PERILAKU K3 DI SMK


KARTINI JODOH BATAM

EFFECT OF 5R APPLICATION TO SAFETY BEHAVIOUR IN KARTINI HIGH


SCHOOL JODOH BATAM
Oleh: Muhammad Naufal Airlangga Diputra, Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika,
Fakultas Teknik UNY, airlanggadiputra@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui penerapan 5R (Resik, Ringkas, Rapi,
Rawat, Rajin), (2) mengetahui perilaku K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja), (3)
mengetahui pengaruh penerapan 5R terhadap perilaku K3 di saat melakukan praktikum di
SMK Kartini Jodoh Batam. Jenis penelitian ini adalah expost facto. Penelitian ini
menggunakan dua macam variabel: (1) variebel bebas, yaitu: penerapan 5R (X); (2) variabel
terikat, yaitu perilaku K3 (Y). teknik pengumpulan data menggunakan angket. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas XII Jurusan Teknik Pemesinan di SMK Kartini Jodoh Batam.
Teknik pengambilan sampel menggunakan pursposive sample yang berjumlah 30 siswa.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket. Data yang diperoleh
dianalisis dengan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat
hasil yang positif terhadap penerapan 5R pada siswa XII jurusan Teknik Pemesinan di SMK
Kartini Batam Jodoh sebanyak 79,9% (2) terdapat hasil yang positif terhadap perilaku K3
pada siswa XII jurusan Teknik Pemesinan di SMK Kartini Batam Jodoh sebanyak 63,27%,
(3) terdapat pengaruh yang positif penerapan 5R terhadap perilaku K3 siswa kelas XII
Jurusan Teknik Pemesinan SMK Kartini Jodoh Batam dengan bukti nilai sebesar 0,953.

Kata kunci: penerapan 5R, 5S, Perilaku K3

Abstract

This study aims to: (1) determine the application 5S(Sort, Set in Order, Shine, Standardize,
Sustain), (2) determine the behavior of safety behaviour (Occupational Health and Safety), (3) the
effect of the implementation of 5S on safety behaviour at the time doing practical in Kartini Jodoh
Batam High School. This type of research is ex post facto. This study used two kinds of variables: (1)
independent variable, namely: the implementation of 5S (X); (2) the dependent variable, namely safety
behaviour (Y). data collection techniques used questionnaires. The population in this study is a class
XII student in the Department of Mechanical Machining Kartini Jodoh Batam High School. The
sampling technique used pursposive sample with 30 students. Data was collected using a
questionnaire. Data were analyzed with descriptive quantitative. The results showed that: (1) there is
a positive result of the implementation of 5S on the student at XII Class in Dapartment of Mechanical
Machining at Kartini Jodoh Batam High Schoolwith the percentage value of 79.9% (2) there is a
positive result of the safety behavior in the student at XII Class in the Department of Mechanical
Machining at Kartini Jodoh Batam High Schoolwith the percentage value of63.27%, (3) there is a
positive influence on the applicationof 5Sfor Safety Behaviour at student on XII class in Machining
Engineering Department of Kartini Jodoh Batam High School with evidence value of 0.953.

Keywords: Application of 5S,5S, Safety Behaviour

Pengaruh Penerapan 5r Terhadap Perilaku K3… (Muhammad Naufal Airlangga Diputra)


236

PENDAHULUAN aman tersebut. Para siswa sering


Pendidikan merupakan salah satu menyepelekan tindakan yang seharusnya
aspek kehidupan yang harus dapat melindungi dirinya dari hal-hal yang
dikembangkan di samping aspek-aspek tidak diinginkan atau kecelakaan. Hal ini
lainnya. Melalui pendidikan diharapkan bisa benar, tetapi bisa salah, namun potensi
bangsa Indonesia dapat mengejar terjadinya kecelakaan tidak jauh
ketertinggalan dalam bidang ilmu diilustrikan oleh banyak teori segitiga
pengetahuan sosial dan teknologi agar kecelakaan. Misalnya, teori segitiga
sejajar dengan negara lainnya seiring Heinrich mengatakan setiap 330 tindakan
dengan perkembangan zaman. Kurikulum tidak aman, dapat terjadi 29 kecelakaan
pendidikan akan terus mengalami minor dan 1 kecelakaan serius (kecelakaan
perubahan, penyempurnaan dan hari kerja), atau teori segitiga kecelakaan
penyesuaian. Hal ini dimaksud pemerintah lainya. Prinsip yang diilustrasikan disini
untuk meningkatkan mutu pendidikan dan adalah bahwa konsekuensi dari tindakan
sumber daya manusia yang berkualitas. tidak aman hampir selalu mengandung
Menurut Wasty Soemanto (2013), unsafe behaviourisme, hanya karena
pengenalan seseorang terhadap hasil atau perilaku tersebut terulang.
kemajuan belajarnya adalah penting, Pemberian perhatian khusus atas
karena dengan mengetahui hasil-hasil yang safety sebagai rangsangan atau stimulus
sudah dicapai maka siswa akan lebih kepada siswa dalam rangka memperkuat
berusaha meningkatkan hasil belajarnya, suatu respon yang dipandang baik, tetapi
dengan demikian peningkatan hasil belajar sesuai yang diharapkan untuk melakukan
dapat lebih optimal karena siswa merasa praktikum yang aman dijalankan. dengan
termotivasi untuk meningkatkan hasil pemberian contoh bagaimana bertindak
belajar yang telah diraih sebelumnya. safety di praktikum sekolah, penulis
“Behavior” atau Perilaku diartikan mengharapkan dapat membangkitkan
sebagai tindakan atau kegiatan yang motivasi siswa dalam belajar yang pada
dilakukan seseorang dalam hubungannya akhirnya akan mampu menaikkan
dengan orang lain dan lingkungan kurangnya kecelakaan pada siswa pada
disekitarnya atau bagaimana manusia SMK.
beradaptasi terhadap lingkungannya. Dilihat dari hasil kunjungan, siswa
Perilaku pada hakekatnya adalah aktifitas SMK Kartini Batam Jodoh yang masih
atau kegiatan nyata yang ditampikan tergolong baru menandakan bahwa ada
seseorang yang dapat teramati secara faktor external atau internal yang
langsung maupun tidak langsung. Perilaku kemungkinan menjadi faktor penyebab
keselamatan adalah tindakan atau kegiatan kurangnya peduli perilaku keselamatan dan
yang berhubungan dengan faktor-faktor kesehatan kerja. suatu prestasi atau hasil
keselamatan kerja. belajar siswa dapat terwujud dengan usaha
Manusia cenderung melakukan siswa dalam memanfaatkan sumber belajar
tindakan tidak aman (unsafe behaviour) di yang ada untuk menunjang kegiatan
sekolah karena mereka belum mengalami belajar.
kecelakaan pada waktu mereka melakukan Ada beberapa faktor yang membuat
praktik dengan cara yang tidak aman. siswa tidak memperhatikan kesehatan dan
Mereka belum menyadari keadaan tidak keselamatan kerja diantaranya adalah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA Vol. 7, No. 3, Mei 2017: 235-245
237

beberapa siswa tidak menggunakan APD rendah pula. berdasarkan kerangka berpikir
(Alat Pelindung Diri) disaat melakukan di atas, maka dapat diduga terdapat
praktikum di laboratorium, alat praktikum pengaruh penerapan 5R terhadap
yang tidak bersih dan sampah yang masih berperilaku K3.
terdapat di lingkungan sekolah Perilaku berasal dari kata “peri”
Dari paparan di atas dan hasil dan “laku” berdasarkan dari KBBI (Kamus
pengamatan yang dilakukan di SMK Besar Bahasa Indonesia). Peri berarti cara
Kartini Batam. Masih kurang hasil berbuat kelakuan perbuatan, dan laku
pembelajaran siswa di SMK Kartini berarti perbuatan, kelakuan, cara
Batam, karena mereka memfokuskan menjalankanya. Perilaku adalah suatu
untuk mempelajari materi umum, dan reaksi psikis seseorang terhadap
safety behaviour masih tergolong lingkunganya. Dari batasan dapat
menengah, oleh karena itu peneliti ingin diuraikan bahwa reaksi dapat diuraikan
melakukan penelitian lebih mendalam bermacam-macam bentuk, yang pada
dengan mengangkat judul "Pengaruh hakekatnya digolongkan menjadi dua,
Penerapan 5R terhadap Perilaku K3 di yaitu pasif (tanpa tindakan) dan dalam
SMK Kartini Jodoh Batam" bentuk aktif dengan tidnakan nyata
Penerapan 5R merupakan suatu (konkret) perilaku adalah keteraturan
ilmu yang dimiliki siswa yang berkaitan tertentu dalam hal prasaan (afeksi),
tentang keselamatan dan kesehatan kerja. pemikiran (kognisi), dan predisposisi
Penerapan 5R meliputi kecelakaan dan tindakan seseorang terhadap suatu aspek di
cara pencegahanya, dampak dari lungkungan sekitarnya.
kecelakaan, undang-undang tentang K3, “Safety” atau keselamatan adalah
bahaya serta potensi bahaya. suatu keadaan aman, dalam suatu kondisi
Kaitanya dengan kesadaran yang aman secara fisik, sosial, spiritual,
berperilaku K3, siswa yang memiliki finansial, politis, emosional, pekerjaan,
pengetahuan yang luas memiliki kesadaran psikologis, ataupun pendidikan dan
dari dalam diri sendiri untuk berperilaku terhindar dari ancaman terhadap faktor-
K3 tanpa harus diingatkan oleh orang lain. faktor tersebut. Untuk mencapai hal ini,
Berdasarkan penerapan 5R kerangka dapat dilakukan perlindungan terhadap
berpikir diatas, maka dapat diduga terdapat suatu kejadian yang memungkinkan
pengaruh penerapan 5R terhadap terjadinya kerugian ekonomi atau
kesadaran berperilaku K3. kesehatan. “Safety Behavior” atau Perilaku
Para pekerja beserta murid yang keselamatan adalah tindakan atau kegiatan
sehat dan selamat walaupun bekerja yang yang berhubungan dengan faktor-faktor
berbahaya sekalipun, mereka pasti keselamatan kerja untuk menghindari
memiliki pengetahuan yang luas dan sikap bahaya. Dalam hal ini diterapkan dua
yang positif. kaitanya dengan penelitian pendekatan, yaitu pendekatan budaya
ini, siswa yang memiliki pengetahuan yang keselamatan dan pendekatan perilaku
luas dan sikap yang positif dimungkinkan keselamatan. Pendekatan budaya
memiliki kesadaran berperilaku K3 yang keselamatan dimulai dari level manajemen
tinggi. siswa yang memiliki pengetahuan ke level yang lebih rendah (top-down
terbatas dan sikap negatif dimungkinkan approach), sementara pendekatan perilaku
memiliki kesadaran berperilaku yang keselamatan dimulai dari level bawah ke

Pengaruh Penerapan 5r Terhadap Perilaku K3… (Muhammad Naufal Airlangga Diputra)


238

level atas (bottom-up approach). sebelumnya dengan membakukanya


Keberhasilan kedua pendekatan tersebut (standarisasi) yang sudah dilakukan
bergantung pada ada tidaknya perubahan dengan baik dan benar. Tempat kerja dapat
pada tata nilai dasar dari selalu dijaga resik dan rapi bila setiap
organisasi,itikad,dan asumsi tentang orang mau berpartisipasi.
keselamatan di tempat kerja. Terciptanya rajin merupakan
5R dikenal sebagai salah satu kebiasaan pribadi karyawan untuk menjaga
budaya kerja dari negara Jepang yang dan meningkatkan apa yang sudah dicapai.
sudah melegenda. 5R berasal dari 5 kata Rajin di tempat kerja berarti
dalam bahasa Jepang, yaitu Seiri, Seiton, pengembangan kebiasaan positif di tempat
Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke. Kelima kata kerja. Apa yang sudah baik harus
itu kemudian diterjemahkan kedalam dilakukan dalam keadaan prima setiap saat.
berbagai bahasa di dunia untuk diadposi Prinsip rajin di tempat kerja adalah
cara kerjanya dan digunakan sebagai salah “Lakukan apa yang harus dilakukan dan
satu budaya kerja di banyak perusahaan jangan melakukan apa yang tidak boleh
besar di dunia. Dalam bahasa Indonesia, dilakukan (Safe dan unsafe)".
5S itu diterjemahkan sebagai 5R, Ringkas, Menurut Kamus Besar Bahasa
Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin. Ringkas Indonesia (KBBI), sekolah adalah: (1)
merupakan prinsip dasar 5R yang pertama. Bangunan atau lembaga untuk belajar dan
Prinsip kerja ini merupakan prinsip kerja mengajar serta tempat menerima dan
pemilahan barang. Sering kali kita jumpai member pelajaran, (2) Waktu atau
suatu lingkungan kerja dengan kondisi pertemuan ketika siswa diberi pelajaran,
barang yang tidak tertata rapi dan terkesan (3) Usaha menuntut kepandaian (ilmu
semrawut. pengertahuan), (4) Belajar di sekolah,
Dalam fase pertama ini, kita harus pergi ke sekolah, bersekolah. Pengertian
memilah antara barang yang masih menengah adalah sekolah lanjutan,
digunakan, dan yang tidak. Rapi menengah atau sekolah umu selepas
merupakan fase kedua dalam prinsip kerja sekolah menengah pertama sebelum
5R. Fase ini merupakan kelanjutan dari perguruan tinggi, menengah kejuruan,
fase pertama. Setelah barang-barang sekolah menengah tingkat, sekolah
diringkas, selanjutnya barang tersebut menengah umum. Sedangkan pengertian
dirapikan sesuai dengan tempat kejuruan adalah sekolah tempat belajar
penyimpanan dan juga standar bidang etertentu seperti ekonomi, pertanian
penyimpananya. dan teknik. Munculnya teknologi baru,
Prinsip Resik adalah membersihkan ekonomi global, dan pertambahan
tempat atau lingkungan kerja, mesin atau penduduk yang terjadi di Indonesia
peralatan dan barang-barang agar tidak menyebabkan perlunya diadakan
terdapat debu dan kotoran. Kebersihan pendidikan untuk membentuk tenaga kerja
harus dilaksanakan dan dibiasakan oleh tingkat menengah (Bernardus Sentot: 169).
setiap orang dari CEO hingga pada office Pendidikan kejuruan berorientasi pada
boy, dan disekolah dari Kepala sekolah pengembangan proses dan hasil
hingga pada siswa. pembelajaran. Tidak hanya kebutuhan
Prinsip rawat adalah mempertahankan belajar di sekolah, tetapi kualitas lulusan
hasil yang telah dicapai pada 3R menjadi tolok ukur keberhasilan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA Vol. 7, No. 3, Mei 2017: 235-245
239

pendidikan kejuruan (Sulasmi dan Jenis Penelitian


Moerdiyanto: 2015). Menurut Peraturan Penelitian ini menggunakan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 pendekatan deskriptif kuantitatif. Metode
Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan penelitian adalah metode penelitian yang
Penyelenggaraan Pendidikan, Sekolah digunakan untuk menghasilkan hasil
Menengah Kejuruan pada jenjang penerapan 5R dan perilaku K3 di saat
pendidikan menengah sebagai lanjutan dari siswa melakukan praktikum di SMK
SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat Kartini Batam Jodoh.
atau lanjutan dari hasil belajar diakui sama
atau setara SMP atau MTs. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK
METODE PENELITIAN Kartini Batam Jodoh Jl.Budi Kemuliaan
Jenis penelitian ini adalah expost No.1 Kampung Seraya, Kota Batam. Objek
facto. Teknik pengambilan sampel dari penelitian ini adalah siswa di SMK
menggunakan pursposive sample yang Kartini Batam Jodoh. Waktu penelitian ini
berjumlah 30 siswa. Penelitian ini dilakukan pada akhir bulan oktober sampai
merupakan penelitian deskriptif dengan awal November 2016.
pendekatan kuantitatif. penelitian
deskriptif karena mencari pengaruh antara Populasi dan Sampel Penelitian
variabel bebas (independent) yaitu Populasi dalam penelitian ini
penerapan 5R dengan variabel terikat adalah siswa kelas XII Jurusan Teknik
(dependent) yaitu variabel perilaku K3. Pemesinan di SMK Kartini II Batam.
penelitian ini menggunakan pendekatan Jumlah siswa kelas XII Jurursan Teknik
kuantitatif karena data yang dihasilkan Pemesinan SMK Kartini Batam sebanyak
berupa angka-angka dan analisis 32. Sampel adalah dalam penelitian ini
menggunakan statistik deskriptif. adalah siswa kelas XII Teknik Pemesinan
Penelitian ini juga dilakukan dengan SMK Kartini Batam. Hasil perhitungan
evaluasi sekolah menggunakan pendekatan sampel diketahui jumlah sampel penelitian
terhadap murid untuk memberi ilmu sebanyak 30 siswa. Teknik pengambilan
beberapa tentang penerapan 5R. karena sampel yang digunakan pada penilitian ini
data diambil berasal dari peristiwa yang adalah Sampling Pursposive dikarenakan
telah terjadi sehingga peneliti hanya sampel sumber data yang digunakan
menjelaskan data sesuai fakta berdasarkan adalah kelas XII Jurusan Teknik
pengukuran pada responden. Pemesinan yang mempunyai ilmu yang
melebihi kelas XI dan X di SMK Kartini
Batam Jodoh.

Prosedur Penelitian
Penelitian ini yaitu untuk mengetahuin
pengaruh penerapan 5R terhadap perilaku
K3 di SMK Kartini Jodoh Batam disaat
melakukan praktikum di laboratorium
bengkel. Hasil penelitian ini diharapkan
Gambar 1. Kerangka Pikir
dapat memberikan siswa, guru dan sekolah

Pengaruh Penerapan 5r Terhadap Perilaku K3… (Muhammad Naufal Airlangga Diputra)


240

untuk lebih memperhatikan ilmu 5R penelitian ini adalah siswa kelas XII
sehingga terwujud suatu kebiasaan yang jurusan Teknik Pemesinan ajaran
dapat meminimalisasikan resiko akibat 2015/2016. Waktu pelaksanaan penelitian
kerja. ini dilakukan pada tanggal 21 Oktober
2016. Data dari penelitian ini diperoleh
dengan cara menyebar angket.Penelitian
ini terdiri dari variable bebas yaitu
penerapan 5R (X1) serta satu variable
terikat yaitu perilaku K3 (Y). Analisis
regresi dilakukan untuk menguji hipotesis
dari penelitian ini. Pembahasan deskripsi
data penelitian terdiri dari harga rerata
(mean), median, modus, standar deviasi,
nilai maksimum-minimum persentasi dan
Gambar 2. Paradigma Penelitian
frekuensi serta histogram penelitian dari
semua variable. Deskripsi data penelitian
Instrumen Pengumpulan Data
ini menggunakan bantuan software SPSS
Instrumen pengumpulan data yang
versi 23 for windows.
digunakan dalam penelitian ini adalah
instrumen non tes yang berupa angket.
Hasil Validasi Menggunakan SPSS
Jenis angket yang digunakan di penerapan
Uji Validitas digunakan untuk
5R menggunakan skala dengan empat
mengetahui apakah suatu instrumen dapat
pilihan jawaban: belum, jarang, kadang,
mengukur apa yang hendak diukur. Hasil
dan selalu. Instrumen. Jenis angket yang
uji validitas penelitian ini disajikan pada
digunakan di perilaku K3 menggunakan
Tabel 1.
skala dengan empat pilihan jawaban:
Tabel 1. Hasil Uji Validitas
selalu, sering, kadang, dan tidak pernah.
No. Variabel Jumlah No Item
Instrumen yang telah di validitas oleh Gugur Gugur
expert akan diberikan kepada siswa kelas 1 Penerapan 5R 1 18
XII Jurusan Teknik Pemesinan di SMK 2 Perilaku K3 2 17,18
Kartini Jodoh Batam.

Jumlah Gugur 3
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang
Hasil Uji Deskriptif
digunakan dalam penelitian ini adalah
1) Penerapan 5R
teknik analisis deskriptif kuantitatif, yaitu
Penerapan 5R diukur menggunakan 5
memberikan hasil jawaban angket
indikator yang terdiri dari Ringkas,
penerapan 5R dan perilaku K3.
Rapi, Resik, Rawat Rajin, identifikasi
faktor siswa sudah melakukan
HASIL PENELITIAN DAN
penerapan Ringkas, Rapi, Resik,
PEMBAHASAN
Rawat, Rajin cara pencegahan
Penelitian ini dilakukan di SMK
kecelakaan dan melakukan perawatan
Kartini Batam, Jalan Budi Kemuliaan No.1
terhadap lab praktikum dan lingkungan
Kampung Seraya, Kota Batam, Subjek dari
sekolah. Berdasarkan data penelitian

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA Vol. 7, No. 3, Mei 2017: 235-245
241

yang diolah menggunakan bantuan 16.81, nilai maksimum = 140 Dan nilai
software SPSS versi 23 for windows minimum = 82.
maka diketahui nilai rerata (M) =
119.77, median (Md) = 122, modus
(Mo) = 110, standar deviasi (SD) =
14.869, nilai maksimum = 140 Dan
nilai minimum = 83.

Gambar 4. Diagram perilaku K3


Frekuensi perilaku dapat dilihat pada
Gambar 3. Diagram Penerapan 5R Gambar 4, pada interval 80-100
Frekuensi 5R dapat dilihat pada sebanyak 7 siswa, interval 100-120
Gambar 3, pada interval 80-100 sebanyak 10 siswa, interval 120-145
sebanyak 3 siswa, interval 100-120 sebanyak 13 siswa. Kategori
sebanyak 9 siswa, interval 120-140 kecenderungan data variable sikap
sebanyak 18 siswa. Kategori dapat dilihat pada Gambar 4.
kecenderungan data variable sikap
dapat dilihat pada Gambar 3. Hasil Uji Normalitas
2) Perilaku K3 Uji normalitas dilakukan dengan
Perilaku K3 diukur menggunakan 6 menggunakan rumus Kolmogoro Smirnov.
indikator yang terdiri dari perilaku Cara melakukan uji Kolmogorov Smirnov
untuk bertanggung jawab terhadap yaitu dengan membandingkan distribusi
ruangan persediaan, menaati peraturan data dengan distribusi normal. Data
keselamatan disaat praktikum, perilaku berdistribusi normal apabila nilai
keselamatan terhadap peralatan cetakan signifikansi yang diperoleh > α, dan
dan alat praktikum, keselamatan dalam sebaliknya data berdistribusi tidak normal
pencegahan mengenai alat pemotong, apabila signifikansi yang diperoleh < α.
mengetahui tempat penyimpanan alat
pengukur beserta perawatan dan Tabel 2. Hasil Uji Normalitas
perilaku terhadap bahaya minyak No. Signifikasi Hitung α Keterangan
pelumas. Berdasarkan data penelitian 1 Penerapan 5R 0,05 Normal
yang diolah menggunakan bantuan 2 Perilaku K3 0,05 Normal
software SPSS versi 23 for windows,
maka diketahui nilai rerata (M) = Berdasarkan Tabel 2 diperoleh nilai
114.30, median (Md) = 116.50, modus signifikansi untuk pengetahuan K3 sebesar
(Mo) = 109, standar deviasi (SD) = 0,140, perilaku k3 sebesar 0,200 maka
dikatakan bahwa setiap variabel

Pengaruh Penerapan 5r Terhadap Perilaku K3… (Muhammad Naufal Airlangga Diputra)


242

berdistribusi normal karena nilai Batam di Lab.Praktikum dan


signifikansi > 0,05. lingkungan sekolah”
2) Ho = “Tidak terdapat pengaruh yang
Hasil Uji linearitas positif antara penerapan 5R terhadap
Di uji linearitas dilakukan untuk berperilaku K3 siswa XII Teknik
mengetahui apakah masing-masing Permesinan SMK Kartini Jodoh Batam
variabel bebas mempunyai hubungan yang di Lab.Praktikum dan lingkungan
linier atau tidak terhadap variabel terikat. sekolah”
Pengujian ini menggunakan bantuan Tabel 4. Ringkasan Hasil Analisis Regresi
software SPSS 23 for Windows dengan Sederhana untuk Variabel Penerapan 5R
taraf signifikansi 0,05. Dua variabel (X) terhadap Perilaku K3 (Y)
dikatakan mempunyai hubungan yang
linear bila signifikansi (Linearity) < 0,05. Ringkasan Hasil Analisis Regresi
Variabel bebas dengan variabel terikat X terhadap Y
Simbol Nilai
linear apabila nilai Fhitung ≤ Ftabel atau α 23,346
Fhitung ≥ taraf signifikan (0,05). β 0,844
t hitung 16,730
Tabel 3. Hasil Uji Linearitas sig 0,00
V DF Harga FH T.Sig Ket r(x,y) 0,909
Bebas. dan FT
X-Y 2/27 0,071 3,354 0,05 Normal
Berdasarkan Tabel 4, persamaan regresi
linear sederhana variabel penerapan 5R
Berdasarkan Tabel 3 X-Y adalah sebagai berikut :
memiliki Fhitung sebesar 0,071 sehingga Y = = 23,346 + 0,844 X1
dapat dikatakan bahwa variabel terikat Konstanta α sebesar 23,346 menyatakan
yaitu perilaku K3 (Y) dan variabel bebas bahwa apabila tidak ada kenaikan dari
penerapan K3 (X) terjadi linearitas\ penerapan K3 (X) maka nilai perilaku K3
(Y) siswa kelas XII jurusan Teknik
Hasil Uji Hipotesis Pemesinan SMK Kartini Batam Jodoh
Analisis regresi linear sederhana adalah 23,346. Konstanta β sebesar 0,844
digunakan untuk mengetahui pengaruh artinya apabila variabel penerapan 5R (X)
satu variabel bebas terhadap variabel mengalami kenaikan satu, maka kesadaran
terikat. Pengujian hipotesis dilakukan perilaku K3 siswa kelas XII jurusan
dengan dengan mencari nilai thitung. Uji t Teknik Pemesinan SMK Kartini Jodoh
dipakai untuk melihat signifikansi dari Batam akan bertambah tinggi pula sebesar
pengaruh variabel independen secara 0,844,
individu terhadap variabel dependen Y = 0,953 X1
dengan menganggap variabel lain bersifat Signifikansi t penerapan 5R sebesar
konstan. Hipotesis dari variabel 0,000 pada tingkat taraf 0,05 besarnya
pengetahuan K3 adalah sebagai berikut: ttabel (a=0,05) dengan dk (derajat
1) Ha = “Terdapat pengaruh yang positif kebebasan) 69 (dari rumus dk = n-2 = 71-2
antara penerapan 5R terhadap = 69) dan taraf signifikansi a 0,05 sebesar
berperilaku K3 siswa XII Teknik sebesar 3,354. Signifikansi variabel
Permesisnan SMK Kartini Jodoh penerapan 5R < signifikansi a (0,000 <

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA Vol. 7, No. 3, Mei 2017: 235-245
243

0,05), thitung > ttabel (16,730 > 3,354). kebebasan) 69 (dari rumus dk = n-2 =
Hasil perhitungan analisis regresi 71-2 = 69) dan taraf signifikansi a 0,05
sederhana penerapan 5R (X) terhadap sebesar sebesar 3,354. Signifikansi
perilaku K3 (Y). maka hipotesis Ho ditolak variabel penerapan 5R < signifikansi a
dan hipotesis Ha diterima. Perhitungan di (0,000 < 0,05), thitung > ttabel (16,730
atas terbukti terdapat pengaruh positif > 3,354). Hasil perhitungan analisis
penerapan 5R terhadap perilaku K3 siswa regresi sederhana penerapan 5R (X)
kelas XII Jurusan Teknik Pemesinan di terhadap perilaku K3 (Y). maka
Lab.Praktikum dan lingkungan sekolah hipotesis Ho ditolak dan hipotesis Ha
SMK Kartini Jodoh Batam. diterima. Perhitungan di atas terbukti
terdapat pengaruh positif penerapan 5R
Pembahasan Hasil Penelitian terhadap perilaku K3 siswa kelas XII
1. Dari data penerapan 5R siswa yang Jurusan Teknik Pemesinan di
telah diperoleh menunjukkan Lab.Praktikum dan lingkungan sekolah
penerapan 5R siswa yang paling SMK Kartini Jodoh Batam.
banyak termasuk ke dalam kategori Berdasarkan penelitian ini menjelaskan
sangat tinggi dan tinggi sudah bahwa penerapan 5R dapat
mencakup 79,9% dari keseleruhan mempengaruhi siswa untuk berperilaku
siswa. Hal ini menunjukkan bahwa K3. Siswa yang memiliki pengetahuan
penerapan 5R yang dimiliki oleh siswa luas dan sikap positif terhadap
kelas XII Teknik Pemesinan SMK penerapan 5R akan memiliki kesadaran
Kartini Batam Jodoh sudah sangat tinggi untuk berperilaku K3 karena
baik, tetapi diperlukan penerapan 5R mengetahui pentingnya K3 di dalam
lebih lanjut untuk 21,1% siwa lainya kehidupan, mengetahui resiko apa yang
untuk meningkatkan budaya kerja yang akan dihadapi apabila tidak
positif. memperhatikan K3 dan sepenuhnya
2. Dari data perilaku K3 siswa yang telah menerima aturan-aturan yang harus
diperoleh menunjukkan perilaku K3 dipenuhi agar tercipta keselamatan 5R
siswa yang paling banyak termasuk ke dapat mempengaruhi kesadaran
dalam kategori tinggi dan sangat tinggi berperilaku K3 pada siswa yaitu:
sudah mencakup 63.27% dari 1) Sekolah memberikan pelajaran
keseluruhan siswa. Hal ini khusus mengenai 5R.
menunjukkan bahwa perilaku yang 2) Keinginan dari dalam diri siswa
dimiliki oleh siswa kelas XII Teknik tersebut untuk membaca perihal 5R
Pemesinan SMK Kartini Batam Jodoh dan K3
sudah baik, tetapi diperlukan kebiasaan 3) Bimbingan dari pengajar atau guru.
berperilaku K3 lebih lanjut untuk 4) Mengevaluasi pengetahuan tentan
36,73% siwa lainya supaya keselamatan kerja.
meminimalisir kemungkinan 5) Melakukan penilaian resiko
kecelakaan disaat praktikum maupun (mengidentifikasi dan
kerja. menyingkirkan bahaya atau
3. Hasil uji analisis penerapan 5R sebesar mengambil tindakan pencegahan
0,000 pada tingkat taraf 0,05 besarnya yang tepat)
ttabel (a=0,05) dengan dk (derajat

Pengaruh Penerapan 5r Terhadap Perilaku K3… (Muhammad Naufal Airlangga Diputra)


244

6) Menggunakan proses atau material siswa supaya menambah ilmu tentang


yang lebih efisien dan lebih aman. penerapan 5R dan perilaku K3.
7) Menyertakan kesehatan dan 2. Siswa hendaknya diberikan buku
keselamatan kerja sebagai bagian tentang 5R supaya memiliki keinginan
tak terpisahkan dari pelatihan untuk membaca-baca perihal 5R di saat
keterampilan. waktu luang agar pengetahuan K3 dan
8) Mengembangkan dan 5R dapat bertambah.
menggunakan system kerja yang 3. Siswa hendaknya memiliki
aman. pengetahuan yang luas dan sikap yang
9) Menyediakan kondisi dan positif agar dapat menumbuhkan
lingkungan yang baik. kesadaran dari diri untuk berperilaku
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil K3 karena hal tersebut dapat menjamin
kesimpulan bahwa pengaruh positif keselamatan diri dan dapat digunakan
penerapan 5R terhadap perilaku K3 siswa sebagai latihan untuk memasuki dunia
kelas XII Teknik Pemesinan SMK Kartini industri. Siswa yang jarang berperilaku
Jodoh Batam. K3 dalam bekerja atau praktik
cenderung akan merasa rishi ketika
KESIMPULAN diharuskan untuk berperilaku karena
Berdasarkan perhitungan hasil tidak terbiasa melakukan hal tersebut.
penelitian dan pembahasan di bab IV, Sebaliknya, siswa yang selalu
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berperilaku K3 saat bekerja atau
berikut: praktikum akan lebih dapat beradaptasi
1. Penerapan 5R pada pembelajaran ketika terjun di dunia industri karena
praktikum siswa kelas XII Teknik sudah terbiasa menerapkannya.
Pemesinan SMK Kartini Jodoh Batam 4. Guru hendaknya senantiasa
sebanyak 79,9% memenuhi kategori memberikan bimbingan kepada
yakni baik dan sangat baik. siswanya agar sikap positif siswa
2. Perilaku K3 pada pembelajaran terhadap K3 dan 5R dapat terbentuk.
praktikum siswa kelas XII Teknik
Pemesinan SMK Kartini Jodoh Batam
sebanyak 63,27% memenuhi kategori
yakni baik dan sangat baik.
3. Terdapat pengaruh yang positif
penerapan 5R terhadap perilaku K3
siswa kelas XII Jurusan Teknik
Pemesinan SMK Kartini Jodoh Batam
dengan bukti nilai sebesar 0,953.

SARAN
1. Keselamatan adalah hal yang
diinginkan setiap manusia maka untuk
menjamin keselamatan saat bekerja
atau praktik diharapkan sekolah
mengadakan pelajaran tambahan untuk

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA Vol. 7, No. 3, Mei 2017: 235-245
245

DAFTAR PUSTAKA
Alim, Nur. (2014), Pendidikan dan
Pelatihan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Yogyakarta
Bernardus Sentot. (2008), Kesesuaian
Materi Kompetensi Proses
Pemesinan Terhadap Standar
Kompetensi NIMS Pada Jurusan
Pendidikan Teknik Mesin FT
UNY. Jurnal Pendidikan Teknik dan
Kejuruan. Vol.17.No.2. Hlm.169.
Buntarto. (2015). Panduan Praktis
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Indonesia :Klaten
Hirano, Hiroyuki. (1995). Putting 5S to
Work : A Praktical Step-by-Step
Approach. Jepang :Sanbancho,
Chiyoda-ku
Ranggi Saputra. (2015), 5S Seiri Seiton
Seiso Seiketsu Shitsuke, Yogyakarta
Sri Rezeki. (2015). Sanitasi Hygiene dan K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
Indonesia :Bandung
Sugiyono. (2012), Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sulasmi., Moerdiyanto. (2015), Pengaruh
Student Company Terhadap
Kompetensi Kewirausahaan Siswa
Sekolah Menengah Kejuruan di
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Jurnal Pendidikan Teknik dan
Kejuruan. Vol.22.No.3. Hal.308.
V. Wiratna (2015). SPSS Untuk Penelitian.
Bantul: Yogyakarta
Ranggi Saputra. (2015), 5S Seiri Seiton
Seiso Seiketsu Shitsuke, Yogyakarta

Pengaruh Penerapan 5r Terhadap Perilaku K3… (Muhammad Naufal Airlangga Diputra)

Anda mungkin juga menyukai