Anda di halaman 1dari 6

NAMA : RIZKULLOH NURFAUZI AL AMIN

NRP : 03311940000002
MATKUL : PEMETAAN TERESTRIS LANJUT B

TACHYMETRI

A. TACHYMETRI

Metode tachymetry adalah pengukuran menggunakan alat-alat optis, elektronis,


dan digital. Pengukuran detail cara tachymetry dimulai dengan menyiapkan alat ukur
diatas titik diatas titik ikat dan penempatan ram bu di titik bidik. Setelah alat siap
untuk pengukuran. Dimulai dengan perekaman data di tempat alat berdiri, pembidikan ke
rambu ukur, pengamatan azimuth dan pencatatan data di rambu BA, BT, BB, serta sudut
miring.
Metode tachymetri didasarkan pada prinsip bahwa pada segitiga-segitiga
sebangun, sisi yang sepihak adalah sebanding. Kebanyakan pengukuran tachymetri
adalah dengan garis bidik miring karena adanya keragaman topografi, tetapi perpotongan
benang stadia dibaca pada rambu tegak lurus dan jarak miring "direduksi" menjadi jarak
horizontal dan jarak vertikal. Pada gambar, sebuah transit dipasang pada suatu titik dan
rambu dipegang pada titik tertentu. Dengan benang silang tengah dibidikkan pada rambu
ukur sehingga tinggi t sama dengan tinggi theodolite ke tanah. Sudut vertikalnya ( sudut
kemiringan ) terbaca sebesar a.
Perhatikan bahwa dalam pekerjaan tachymetry, tinggi instrumen adalah tinggi
garis bidik diukur dari titik yang diduduki ( bukan TI, tinggi di atas datum seperti dalam
sipat datar ). Metode tachymetri itu paling bermanfaat dalam penentuan lokasi sejumlah
besar detail topografik, baik horizontal maupun vetikal, dengan transit atau planset.
Pengukuran metode tachymetri menggunakan alat theodolite, baik yang bekerja
secara optis maupun elektronis digital yang dinamakan dengan total station . Alat
theodolite didirikan diatas patok yang telah diketahui koordinat danketinggiannya
berdasakan hasil pengukuran kerangka dasar. Patok tersebut mewakili titik-titik ikat
pengukuran. Titik-titik detail dapat berupa unsur alam atau unsur buatan manusia. Data
yang diperoleh di tempat alat berdiri meliputi azimuth magnetis, sudut vertikal inklinasi
(sudut miring) atau zenith dan tinggi alat. Pada alat theodolite dengan fasilitas total
station koordinat dan ketinggian tinggi titik-titik detail dapat langsung diperoleh dan
direkam kedalam memori penyimpanan.
Pengukuran titik-titik detail dengan metode tachymetri ini adalah cara yang paling
banyak digunakan dalam praktek, terutama untuk pemetaan daerah yang luas dan untuk
detail-detail yang bentuknya tidak beraturan. Untuk dapat memetakan dengan cara ini
diperlukan alat yang dapat mengukur arah dan sekaligus mengukur jarak, yaitu
Theodolite Kompas atau BTM (Boussole Tranche Montage). Pada alat-alat tersebut arah-
arah garis di lapangan diukur dengan jarum kompas sedangkan untuk jarak digunakan
benang silang diafragma pengukur jarak yang terdapat pada teropong. Salah satu
theodolite kompas yang banyak digunakan misalnya theodolite WHILD TO
B. PENGUKURAN TACHYMETRI UNTUK BIDIKAN MIRING
Metode Tachymetri didasarkan pada prinsip bahwa pada segitiga-segitiga sebangung, sisi
yang sepihak adalah sebanding. Kebanyakan pengukuran tachymetry adalah dengan garis
bidik miring karena adanya keragaman topografi, tetapi perpotongan benang stadia
dibaca pada rambu tegak lurus dan jarak miring “direduksi” menjadi jarak horizontal dan
jarak vertical

 Jarak Datar (dAB) :


 Beda tinggi (∆ℎ) :

C. RAMBU TACHYMETRI
Berbagai jenis tanda dipakai pada rambu tachymetri tetapi semuamempunyai
bentuk-bentuk geometrik yang menyolok dirancang agar jelas pada jarak jauh.
Kebanyakan rambu tachymetri telah dibagi menjadi feet dan persepuluhan (perseratusan
diperoleh dengan interpolasi), tetapi pembagian skala sistem metrik sedang menjadi
makin umum. warna-warna berbeda membantu membedakan angka-angka dan
pembagian skala.
Rambu-rambu tachymetri biasa berbentuk satu batang, lipatan atau potongan-
potongan dengan panjang 10 atau 12 ft. kalau dibuat lebih panjang dapat meningkatkan
jarak bidik tetapi makin berat dan sulit ditangani. seringkali bagian bawah satu atau dua
dari rambu 12 ft akan terhalang oleh rumput atau semak, tinggal sepanjang hanya 10 ft
yang kelihatan. Panjang bidikan maksimum dengan demikian adalah kira-kira 1000 ft.
Pada bidikan yang lebih jauh, setengah interval ( perpotongan antara benang tengan
dengan benang stadia atas atau bawah) dapat dibaca dan dilipatgandakan untuk dipakai
dalam persamaan reduksi tachymetri yang baku. Bila ada benang-perempatan antara
benang tengah dengan benang stadia atas, secara teoritis dapat ditaksir jarak sejauh
hampir 4000ft. Pada bidikan pendek, mungkin sampai 200 ft, rambu sipat datar biasa
seperti jenis Philadelphia sudah cukup memuaskan

D. PENGUKURAN UNTUK PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI CARA TACHYMETRI

Alat ukut yang digunakan pada pengukuran untuk pembuatan peta topografi cara
tachymetry menggunakan theodolite berkompas adalah : Theodolit berkompas lengkap
dengan statif dan unting-unting, rambu ukur yang dilengkapi dengan nivo kotak dan pita
ukur untuk mengukur tinggi alat. Data yang harus diamati dari tempat beridiri alat ke titik
bidik menggunakan peralatan ini meliputi : azimuth magnet, benang atas, tengah dan
bawah pada rambu yang berdiri di atas titik bidik, sudut miring, dan tinggi alat ukur di
atas titik tempat berdiri alat.

E. TATA CARA PENGUKURAN DETIL CARA TACHYMETRI MENGGUNAKAN


THEODOLIT BERKOMPAS

 Tempatkan alat ukur di atas titik kerangka dasar atau tiitk kerangka penolong dan
atur sehingga alat siap untuk pengukuran, ukur dan catat tinggi alar diatas titik ini.
 Dirikan rambu diatas titik bidik dan tegakkan rambu dengan bantuan nivo kotak
 Arahkan teropong ke rambu ukur sehingga bayangan tegak garis diafragma
berimpit dengan garis tengah rambu. Kemudian kencangkan kunci gerakan
mendatar teropong
 Kendorkan kunci jarum magnet sehingga jarum bergerak bebas. Setelah jarum
setimbang tidak bergerak, baca dan catat azimuth magnetis dari tempat alat ke
titik bidik

Kencangnkan kunci gerakan tegak teropong, kemudian baca bacaan


benang tengah, atas dan bawah serta data dalam buku ukur. Bila menungkinkan,
atur bacaan benang tengah pada rambu di titik bidik setinggi alat, sehingga beda
tinggi yang diperoleh sudah merupakan beda tinggi antara titik kerangka tempat
berdiri alat dan titik detil yang dibidik
Titik detil yang harus diukur meliputi semua titik alam maupun buatan manusia
yang mempengaruhi bentuk topografi peta daerah pengukuran

F. PENGUKURAN TACHYMETRI UNTUK PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI CARA


POLAR

Posisi horizontal dan vertical titik detil diperoleh dari pengukuran cara polar
langsung diikatkan ke titik kerangka dasar pemetaan atau titik (kerangka) penolong yang
juga diikatkan langsung dengan cara polat ke titik kerangka dasar pemetaan
Unsur yang diukur :
a) Azimuth magnetis dari titik ikat ke titik detil,
b) Bacaan benang atas, tengah, dan bawah
c) Sudut miring, dan
d) Tinggi alat di atas titik ikat.
G. MANFAAT

Metode tachymetry itu paling bermanfaat dalam penentuan lokasi sejumlah besar detail
topografik, baik horizontal maupun vertical, dengan transit atau planset. Di wilayah-
wilayah perkotaan, pembacaan sudut dan jarak dapat dikerjakan lebih cepat daripada
pencatatan pengukuran dan pembuatan sketsa oleh pencatat

Anda mungkin juga menyukai