Anda di halaman 1dari 4

1.

A) Elevation

Gambar [ ]. Elevation

Pada Analisis Terrain pertama ini, terdapat analisis elevation atau yang dikenal dengan
demnas. Analisis Elevation ini sendiri menunjukkan beda tinggi yang terdapat pada peta. Pada
analisis ini, dapat dilihat bahwa wilayah yang berwarna biru hingga biru kehijauan menunjukkan
beda tinggi yang berkisar 0-200 meter diatas permukaan laut. Wilayah yang berwarna hijau tua
hinnga hijau menujukkan beda tinggi yang berkisar 200-400 meter diatas permukaan laut.
Wilayah yang berwarna hijau hingga hijau kekuningan menunjukkan beda tinggi yang berkisar
400-600 meter di permukaan laut. Wilayah yang berwarna hijau kekuningan hingga kuning
muda menujukkan beda tinggi yang berkisar 600-800 meter dan yang terakhir wilayah yang
berwarna kuning muda hingga cokelat menujukkan beda tinggi >800 meter

B) Analytical Hill

Gambar [ ]. Analytical Hill

Analytical Hill Shading (bayang-bayang perbukitan analitik) adalah data yang


menunjukkan penentuan arah bayangan disuatu lokasi. Merupakan tool yang sangat berguna
untuk memvisualisasikan topografi. Untuk berbagai keperluan, arah sinar serta tinggi sumber
sinar dapat menjadi perhatian khusus. Petani yang ada di pegunungan sangat memerhatikan
bagaimana arah bayangan/sinar matahari yang menyinari ladang mereka, karena akan sangat
berpengaruh untuk usaha pertaniannya.

Pada contoh data diatas, dapat dilihat jika suatu wilayah tidak memiliki bayangan warna
(putih) maka wilayah tersebut berada di suatu daerah yang terbuka atau dengan kata lain tidak
memiliki objek penghalang seperti, bukit, gunung, dll. Sedangkan suatu wilayah yang memiliki
bayangan mulai dari warna abu-abu hingga hitam menunjukkan bahwa wilayah tersebut tertutupi
suatu objek baik berupa penggunungan, bukit, dll.

2. Convergence Index 

Gambar [ ]. Convergence Index

Convergence Index (indeks konvergensi lereng) Menghitung indeks untuk menyatakan


konvergensi/divergensi arah lereng/aliran. Menghitung indeks konvergensi / divergensi terkait
aliran darat. Artinya mirip dengan denah atau kelengkungan horizontal, tetapi memberikan hasil
yang jauh lebih halus. Penghitungan menggunakan aspek sel di sekitarnya, yaitu terlihat sejauh
mana derajat sel di sekitarnya mengarah ke sel tengah. Hasilnya diberikan sebagai persentase,
nilai negatif sesuai dengan konvergen, positif ke kondisi aliran divergen. Minus 100 akan
menjadi seperti puncak kerucut, ditambah 100 lubang, dan 0 kemiringan rata.
3. Plan Curvature/ Cross Sectional Curvature

Gambar [ ]. Plan Curvature/ Cross Sectional Curvature

Plan Curvature atau dengan sebutan lain Cross Sectional Curvature ialah
pendeskripsian fitur lanskap berupa punggung lereng. Dimana pada data diatas dapat dilihat
bahwa jika suatu wilayah memiliki punggung lerengnya berwarna putih kebiruan hingga biru
pekat, maka semakin melengkung kearah dalam dari punggung lereng yang terdapat pada
wilayah tersebut, dan sebaliknya jika suatu wilayah memiliki punggug lereng yang berwarna
putih kemerahan hingga merah bata, maka semakin melengkung kearah luar dari punggung
lereng yang terdapat pada wilayah tersebut . Dan apabila suatu wilayah memiliki warna putih
polos, maka wilayah tersebut tidak memiliki lenkung punggung lereng/datar.

Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai indikator yang berada disebelah kiri ilustrasi.
Apabila warna yang diberikan semakin biru maka indikator menunjukkan angka yang bernilai (-)
yang berarti lengkungan punggung lereng menuju kedalam benda yang dijadikan sample objek,
dan sebaliknya apabila warna yang diberikan semakin kemerahan, maka indikator menunjukkan
angka yang bernilai (+) yang berarti lengkungan punggung lereng menuju keluar benda yang
dijadikan sample objek
4. Profile Curvature/ Longitudinal Curvature

Gambar [ ]. Profile Curvature/ Longitudinal Curvature

Profile Curvature atau dengan sebutan lain Longitudinal Curvature ialah pendeskripsian
fitur lanskap berupa lekuk lereng. Dimana pada data diatas dapat dilihat bahwa jika suatu
wilayah memiliki lekuk lerengnya berwarna putih kebiruan hingga biru pekat, maka semakin
curam kebawah lekuk lereng yang terdapat pada wilayah tersebut, dan sebaliknya jika suatu
wilayah memiliki lekuk lerengnya berwarna putih kemerahan hingga merah bata, maka lekuk
lereng yang diberikan semakin curam keatas. Dan apabila suatu wilayah memiliki warna putih
polos, maka wilayah tersebut tidak memiliki lekuk lereng/datar.

Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai indikator yang berada disebelah kiri ilustrasi.
Apabila warna yang diberikan semakin biru maka indikator menunjukkan angka yang bernilai (-)
yang berarti lekuk lereng yang terdapat di wilayah tersebut menuju pusat bumi, dan sebaliknya
apabila warna yang diberikan semakin kemerahan, maka indikator menunjukkan angka yang
bernilai (+) yang berarti lekuk lereng yang terdapat di wilayah tersebut menjauhi pusat bumi.

Dua analisis diatas penting dalam pemodelan risiko terjadinya tanah longsor

Anda mungkin juga menyukai