Anda di halaman 1dari 6

ALTERNATIF X

Gambar x. Konfigurasi unit Alternatif x

Air limbah masuk ke bak pengumpul inlet, setelah itu akan melalui bar screen tipe coarse
untuk pemisahan partikel-partikel yang lebih besar yang apabila tidak disaring akan
menganggu proses selanjutnya, screen ini dilengkapi dengan kawat. setelah itu dilanjutkan
dengan bak penangkap pasir (grit Chamber) yang berfungsi untuk mengendapkan kandungan
pasir secara gravitasi dari aliran air limbah domestic dengan keceptan horizontal. Tipe grit
Chamber yang akan digunakan adalah Aerated Grit Chamber. Pada aerated grit chamber,
udara masuk sepanjang satu sisi tangki persegi empat untuk menciptakan aliran spiral
terhadap aliran yang memasuki tangki. Semakin berat partikel pasir maka semakin tinggi
kecepatan pengendapan ke dasar tangki. Partikel yang lebih ringan, seperti organik dan
partikel yang berada dalam suspensi maka akan melewati tangki. Kuantitas udara dapat
disesuaikan. Dengan penyesuaian yang tepat, hampir 100% penyisahan dapat diperoleh
(Metcalf dan Eddy, 2003).

Kemudian dilanjutkan ke bak ekualisasi yang berfungsi untuk menyeragamkan aliran, selain
menyeragamkan aliran bak ekuliasi juga berguna untuk menyeragamkan karakteristik air
limbah domestic. Hal ini bertujuan agar kriteria desain unit pengolahan air limbah yang akan
dipakai dapat diketahui dan rangenya tidak terlalu besar akibat peminimalisiran fluktuasi
karakteristik oleh bak ekualisasi. Pertimbangan menggunakan bak ekualisasi dalam sistem ini
ialah untuk meningkatkan kinerja pengolahan biologi karena akan mengurangi potensi efek
shock loading serta dapat menstabilkan pH. Selain itu bak ekualisasi secara sederhana adalah
pengurangan variasi aliran untuk mencapai aliran konstan dan dapat diaplikasikan di
sejumlah situasi yang berbeda, tergantung pada karakteristik sistem pengumpulan (Metcalf
dan Eddy, 2003). Kerugian dari aliran ekualisasi meliputi (Metcalf dan Eddy, 2003) Lokasi
lahan yang relatif besar dibutuhkan, Fasilitas ekualisasi mungkin harus ditutupi untuk kontrol
bau di sekitar area pemukiman., Operasi tambahan dan pemeliharaan dibutuhkan dan Biaya
modal meningkat.

Setelah melewati bak ekualisasi air limbah masuk ke bak pengendapan pertama, Unit ini
berfungsi untuk menyisihkan (1) padatan yang dapat mengendap yang mampu membentuk
endapan lumpur di dalam air, (2) minyak, lemak dan materi terapung lainnya, dan (3) jumlah
beban organik yang dibuang ke air. Sedimentasi digunakan untuk menyisihkan partikel
diskrit pada sedimentasi sekunder dan flok-flok biologis pada sedimentasi sekunder. Bentuk
tangki yang digunakan umumnya persegi panjang dan bulat. (Metcalf dan Eddy, 1991). Unit
pengolahan ini memiliki efisiensi penyisihan berkisar 50-70% untuk TSS (Qasim, 1985) dan
25-40% BOD5 (Metcalf,1991). Efisiensi tersebut dipengaruhi langsung oleh faktor kecepatan
permukaan atau overflow rate dan waktu detensi. Mekanisme kerja unit ini adalah ketika
cairan yang mengandung padatan tersuspensi ditempatkan pada kondisi yang relatif diam,
padatan tersebut mempunyai specific gravity yang lebih tinggi dari cairan, dimana padatan
tersuspensi tersebut cenderung akan mengendap, dan cairan dengan nilai specific gravity
lebih rendah akan terangkat ke atas (Metcalf dan Eddy, 1991).

Setelah tahap pertama selesai selanjutnya air limbah masuk ke pengolahan tahap kedua yaitu
pengolahan biologis, teknologi yang kita gunakan adalah oxidation ditch. Oxidation ditch
adalah unit pengolahan biologis yang menyediakan kondisi aerob dan anaerob dalam satu
unit pada kompartemen yang berbeda. Pada oxidation ditch, air limbah mengalir melalui zona
aerob dan anoxic secara bergantian terus menerus sehingga diharapkan dapat terjadi
pengolahan oleh bakteri aerob dan anaerob dalam satu unit pengolahan. Keunggulan unit
pengolahan ini terletak pada efisiensi energi operasional, produksi lumpur yang lebih sedikit
jika dibandingkan dengan pengolahan biologis lainnya, mampu menyediakan waktu retensi
yang lama dan juga mengurangi dampak dari shock loading. Beberapa pertimbangan lain
dalam memilih teknologi ini adalah yaitu efisiensi penurunan BOD dapat mencapai 85% -
90% (dibandingkan 80% - 85%) dan lumpur yang dihasilkan lebih sedikit. Selain efisiensi
yang lebih tinggi (90% - 95%). Merupakan suatu proses penanganan limbah organik yang
pekat secara aerobik dimana energi yang berasal dari oksidasi limbah dilakukan oleh
mikroorganisme dihasilkan pada suhu operasi yang dinaikkan (Metcalf dan Eddy, 2003)

Setalah melalui unit oxidation ditch selanjutnya air limbah akan masuk ke bak sedimentasi
II . Sedimentasi diterapkan untuk mengumpulkan lumpur yang terbentuk dari proses biologis
pada oxidation ditch. Lumpur yang terbentuk akan dikumpulkan, kemudian sebagian akan
dialirkan kembali ke dalam sistem oxidation ditch sebagai pengganti seeding bakteri.
Sedangkan sisa lumpur yang ada dialirkan ke sistem pengolahan lumpur. Air limbah yang
sudah diolah masih mengandung bakteri coliform yang melebihi standar baku mutu. Hal ini
dapat berdampak buruk bagi badan air jika tidak ditangani. Untuk menurunkan angka
coliform, perlu dilakukan desinfeksi. Unit UV disinfection dipilih karena dalam UV
disinfection, bakteri akan diinaktifkan sepenuhnya, dan ketika dilepas ke badan air, air
limbah yang sudah diolah tidak akan bereaksi dengan senyawa kimia apapun sehingga tidak
akan mengganggu ekosistem badan air.

Lumpur hasil pengolahan air limbah selanjutnya akan dilakukan pengolahan lumpur dengan
unit pertama yaitu pengentalan/thickening. Metode pengentalan yang dipilih adalah gravity
thickening, Teknik ini merupakan cara yang paling sederhana dan murah dalam
pengoperasiannya. Prinsipnya dengan mengendapkan padatan dimana specific gravitynya
lebih besar dari air. Unit ini bisa dioperasikan dengan aliran kontinu, pembebanan hidraulik,
dan konsentrasi padatan harus dikontrol (Aldeeb,2000). Selanjuntya Lumpur yang telah
melalui tahap pengentalan, akan di salurkan ke tahap pengeringan. Dimana unit yang
digunakan adalah Sludge Drying Bed. Pertimbangan dalam pemilihan sludge drying bed
karena pengoperasian yang sangat sederhana dan mudah, biaya operasional relatif rendah dan
hasil olahan lumpur bisa kering atau kandungan padatan yang tinggi
Sedimentasi 1 Oxydation Ditsch Sedimentasi 2 Disinfeksi effluen
(UV)

lingkungan

Bar Grit Chamber


Bak pengumpul inlet Bak
screen (Aerated)
ekualisasi

Lumpur

Aliran air limbah Stabilisasi


lumpur
Lumpur
Aliran lumpur
(sudah diolah)
Aliran Filtrat
Gravity thickening SDB

Anda mungkin juga menyukai