Anda di halaman 1dari 10

Tugas Individu :Keperawatan Anak

Dosen Pembimbing :Ns.Zakariyati,S.Kep.,S.K.M.,M.Kep

SOP MELATIH MENGGUNAKAN ALAT BANTU


KURSI RODA, KRUCK, DAN TRIPOT

NAMA : ARIFKAH
NIM : 218007
KELAS : AKPER IIA

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


AKADEMI KEPERAWATAN PELAMONIA
MAKASSAR
2020
TINDAKAN KEPERAWATAN : MELATIH PASIEN
MENGGUNAKAN ALAT BANTU JALAN

A. Kompetensi Yang Diharapkan


1. Kompetensi Umum
Setelah menyelesaikan praktikum melatih pasien
menggunakan kruk, kursi roda, dan tripoid ini mahasiswa
mampu membantu dan melaksanakan dalam hal melatih pasien
menggunakan alat bantu jalan yaitu kruk, kursi roda, dan tripoid
secara benar dan tepat.
2. Kompetensi Khusus
Setelah mengikuti pratikum ini mahasiswa diharapkan
mampu :
a. Menjelaskan tujuan melatih pasien menggunakan alat
bantu jalan kruk, kursi roda, dan tripoid.
b. Mendemonstrasikan bagaimana melatih pasien
menggunakan lata bantu kruk, kursi roda, dan tripoid.
B. Strategi Pembelajaran
1. Belajar dan latihan sendiri
2. Belajar secara kelompok
C. Prasyarat
1. Sebelum pratikum mahasiswa harus :
2. Melakukan cuci tangan secara benar
3. Melakukan komunikasi pada pasien
4. Menyiapakan buku kemajuan praktikum
MELATIH PASIEN MENGGUNAKAN ALAT
BANTU JALAN : KRUK, KURSI RODA DAN TRIPOD

A. Kruk
Salah satu cara untuk membantu para penderita cedera atau
cacat kaki dalam melakukan pekerjaan atau kehidupan sehari-hari
adalah dengan menggunakan kruk. Kruk merupakan tongkat/alat
bantu berjalan untuk orang yang memiliki keterbatasan fisik karena
cacat atau cedera, biasanya digunakan secara berpasangan untuk
mengatur keseimbangan tubuh saat berjalan (Alfadhlani, et al, 2013).
Kruk memiliki kelbihan dibanding alat bantu jalan lainnya seperti
kursi roda karena kruk memberikan keluwesan gerak dan
kemandirian bagi penggunannya (Saepudin, 2014). Kruk yaitu
tongkat atau alat bantu untuk berjalan, biasanya digunakan secara
berpasangan yang diciptakan untuk mengatur keseimbangan pada
saat akan berjalan (Suratun dkk, 2008).
1. Indikasi penggunaan kruk (Suratun dkk, 2008)
a. Pasca amputasi kaki
b. Hemiparese
c. Paraparese
d. Fraktur pada ekstremitas bawah
e. Terpasang gibs
f. Pasca pemasangan gibs
2. Kontra Indikasi
a. Penderita demam dengan suhu tubuh lebih dari 37°C
b. Penderita dalam keadaan bedrest
3. Manfaat penggunaan kruk
Menurut Suaratun (2008), manfaat penggunaan kruk yaitu :
a. Memelihara dan mengembalikan fungsi otot
b. Mencegah kelainan bentuk, seperti kaki menjadi bengkok
c. Memelihara dan meningkatkan kekuatan otot.
d. Mencegah komplikasi, seperti otot mengecil dan kekakuan
sendi.
4. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan kruk
(Suratun dkk, 2008)
Perawat atau keluarga harus memperhatikan ketika klien
akan menggunakan kruk
a. Monitor klien saat memeriksa penggunaan kruk dan
observasi untuk beberapa saat sampai problem hilang
b. Perhatikan kondisi klien saat mulai berjalan
c. Sebelum digunakan, cek dahulu kruk untuk persiapan
d. Perhatikan lingkungan sekitar
5. Tujuan Penggunaan Kruk(Suratun dkk, 2008)
a. Meningkatkan kekuatan otot, pergerakan sendi dan
kemampuan mobilisasi
b. Menurunkan resiko komplikasi dari mobilisasi
c. Menurunkan ketergantungan pasien pada orang lain
d. Meningkatkan rasa percaya diri klien
6. Fungsi Kruk
a. Sebagai alat bantu berjalan
b. Mengatur atau memberi keseimbangan waktu berjalan
c. Membantu menyokong sebagian berat badan klien
7. Teknik Penggunaan Kruk
a. Cara berjalan dengan kruk (Supatmi, 2013)
1) Gaya berjalan 4 titik tumpu
a) Langkahkan kruk sebelah kanan ke depan.
b) Langkahkan kaki sebelah kiri ke depan.
c) Langkahkan kaki sebelah kanan ke depan.
2) Gaya berjalan 3 titik tumpu
a) Kedua kruk yang menjadi penopang dan kaki
yang tidak boleh menyangga dimajukan,
kemudian menyusul kaki yang sehat.
b) Kedua kruk yang menjadi penopang kemudian
segera dipindahkan ke titik awal dan pola yang
tadi diulang.
3) Gaya berjalan 2 titik tumpu
a) Kruk sebelah kiri dan kaki kanan maju secara
bersama-sama
b) Kruk sebelah kanan dan kaki kiri maju bersama-
sama
4) Gaya melayang swing to gait
a) Langkahkan kedua kruk bersama-sama
b) Kedua kaki diangkat dan diayunkan maju sampai
pada garis yang menghubungkan kedua tangan
atau ujung kruk.
5) Gaya melayang swing through gait
a) Langkahkan kedua kruk bersama-sama.
b) Kedua kaki diangkat, diayunkan melewati garis
yang menghubungkan kedua tangan atau ujung
kruk.
b. Cara menggunakan kruk (Pronajaya, 2016)
1) Cara naik
a) Lakukan posisi tiga titik.
b) Bebankan berat badan pada kruk.
c) Julurkan tungkai yang tidak sakit antar kruk dan
anak tangga.
d) Pindahkan beban berat badan dari kruk ke
tungkai yang tidak sakit.
e) Luruskan kedua kruk dengan kaki yang tidak
sakit di atas anak tangga.
2) Cara Turun
a) Bebankan berat badan pada kaki yang tidak
sakit.
b) Letakkan kruk pada anak tangga dan mulai
memindahkan berat badan pada kruk, gerakkan
kaki yang sakit ke depan.
c) Luruskan kaki yang tidak sakit pada anak tangga
dengan kruk.
d) Ajarkan klien tentang cara duduk di kursi dan
cara beranjak dari kursi
3) Cara Duduk
a) Klien di posisi tengah depan kursi dengan aspek
posterior kaki menyentuh kursi.
b) Klien memegang kedua kruk dengan tangan
berlawanan dengan tungkai yang sakit. Jika
kedua tungkai sakit, maka kruk ditahan dan
pegang pada tangan klien yang lebih kuat.
c) Klien meraih tangan kursi dengan tangan yang
lain dan merendahkan tubuh ke kursi.
4) Cara Bangun
a) Lakukan tiga langkah diatas dalam urutan
sebaliknya
b) Cuci tangan
c) Catat cara berjalan dan prosedur yang diajrakan
serta kemampuan klien untuk melakukan cara
berjalan dalam catatan perawat.

B. Kursi Roda
Kursi roda digunakan dengan cara menekan roda (pelek) yang
memungkinkan pengguna kursi roda untuk mendorong diri di kursi.
Kursi roda yang tidak menggunakan pelek untuk didorong sendiri,
biasanya didorong oleh orang yang menggunakan pegangan di
bagian belakang kursi.
1. Langkah-langkah menggunakan kursi roda:

a. Pastikan kuku pasien dipotong pendek untuk menghindari


terjadinya luka. Pasien juga dapat ditawarkan untuk
memakai sarung tangan agar terlindung dari kotoran dan
cedera.

b. Maju. Untuk menuju ke depan, dorong roda depan dengan


tetap memegang pinggiran dan memindahkan mereka ke
arah depan.

c. Mundur. Jangkauan ke depan dan pegangan roda, dan


mendorong roda mundur. Hati-hati, seperti roda kecil di
bagian depan perlu putar melingkar. Jangan lupa untuk
melihat di belakang anda.

d. Berbelok ke kanan. Pegang roda kanan, dan mendorong


ke depan roda kiri.

e. Membelok ke kiri. Pegang roda kiri, dan mendorong roda


depan yang tepat.

f. Berputar di tempat. Jika berapa di sudut sempit, anda


mungkin perlu untuk berputar di tempat. Dorong roda
depan satu dan yang lainnya mundur secara bersamaan.

g. Menghentikan. Memegang roda dan gesekan digunakan


untuk memperlambat laju roda. Jepit dan dorong bagian
ibu jari dan sisi dari sendi pertama jari telunjuk anda.
Berhati-hatilah, karena gesekan ini menciptakan panas
yang dapat membakar tangan anda berada di jalanan
menurn atau berhenti tiba-tiba.
C. Tripot
1. Hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan tripot

Menggunakan alat bantu fisioterapi tripot ada cara-cara


tertentu. Penggunakan tripot harus mempertimbangkan kondisi
fisik pasien yang mencakup nadi, pernapasan, rentang gerak
sendi, tekanan darah, dan kekuatan otot di area kaki. Selain itu,
perlu pula memperhatikan tinggi tripot yang akan digunakan.
Tinggi tripot sebaiknya setinggi lipatan paha yang mana dalam
penggunaannya tangan sedikit ditekuk. Dalam hal ini anda bisa
beli alat bantu fisioterapi tripot yang bisa diubah-ubah
ketinggiannya. Dengan demikian ketinggian tongkat bisa lebih
mudah diatur menyesuaikan tinggi badan pasien.

2. Posisi yang benar

Posisi yang benar memegang tripot yaitu dengan


memegang bagian puncaknya dengan posisi tubuh berdiri
tegak. Tripot digunakan pada sisi tubuh yang sehat, misalnya
cidera didapati di lutut bagian kanan maka tripot sebaiknya
dipegang dengan tangan kiri. Demikian pula sebaliknya.

Penggunaan tripot yang benar Tripot sebaiknya diayunkan


secara simultan berbarengan dengan kaki anda yang sakit.
Maksudnya langkah kaki yang lemah secara bersamaan
dengan tripot. Lanjutkan dengan melangkahkan kaki yang
sehat. Supaya tidak terlalu membebani saat berjalan coba
arahkan tubuh ke arah tripot. Cara penggunaan tripot ini pun
berlaku bagi anda yang ingin berjalan menaiki atau menuruni
tangga. Namun, ingat untuk lebih berhati-hati saat akan menaiki
atau menuruni tangga karena beban tumpuan biasanya akan
terasa berat.
a. Ketika mau duduk

Pasien yang menggunakan tripot seringkali memang


mendapati kesulitan saat akan duduk. Adapun saat mau
duduk pertama-tama letakkan tripot di samping kursi dan
posisikan tubuh berdiri tepat di depan kusi. Pegang erat
tangan kursi jika ada sebagai pegangan saat mau duduk.
Awali dengan duduk di tepi kursi lalu secara perlahan
angkat badan ke arah sandaran. Setelahnya posisikan
tubuh supaya duduk bersandar secara nyaman.

b. Bangkit dari kursi

Untuk bangkit dari kursi bisa anda awali dengan


mengangkat tubuh ke sisi tepi kursi dengan berpegangan
pada tangan kursi. Perlahan duduk di tepi kursi lalu
gunakan tangan kusi sebagai pegangan. Posisikan tubuh
berdiri tegak di depan kusi lalu ambil tripot dengan salah
satu tangan.

Untuk mendapatkan alat bantu tripot kini pun semakin


mudah. Hal ini karena sudah ada sejumlah distributor alat
bantu fisioterapi tripot yang menawarkan tongkat piramid
kaki tiga dengan harga terjangkau. Beberapa diantaranya
bahkan sudah menyediakan fasilitas penjualan secara
online. Namun, tetap ingat untuk memilih distributor
terpercaya guna mendapat prduk berkualitas baik. Sekian
ulasan kali ini. Semoga ulasan mengenai alat bantu
fisioterapi tripot ini bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA

Alfadhlani., Meuthia, Y., Vallent, D. F. 2013. Perbaikan Rancangan Kruk


Ketiak untuk Penderita Cedera dan Cacat Kaki. Jurnal Optimasi
Sistem Industri, Vol 12 No 2.

Pronajaya, G. 2016. Moblisasi Dini (Ambulansi). Diakses pada 21 Oktober


2019, dari http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-
7560-LAMPIRAN.pdf

Saepudin, A. 2014. Peranacangan Modifikasi Kruk untuk Disabilitas Kaki


dari Kruk menjadi Kursi dengan Metode Axiomatic Design (Doctoral
Dissertation, UIN Sunan Kalijaga).

Supatmi. 2013. Membantu Pasien Berjalan dengan Alat Bantu Jalan.


Ponorogo.

Suratun., dkk. 2008. Klien Gannguan Sistem Muskuluskeletal. Jakarta.


EGC.

Anda mungkin juga menyukai