Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENGELOLAAN PASIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN AKTIFITAS


PATOLOGIS SYSTEM MUSKOLUSKLETAL

OLEH
TK 2 REGULER A
NAMA NIM
MELSANDI MBALI LIDJA PO5303201201043
MIA INA PADAMANI PO5303201201044
NAOMI NGURU PO5303201201045

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN KUPANG
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BABA I PENDAHULUAN
1.1 latar belakang.......................................................................................................
1.2 rumusan masalah..................................................................................................
1.3 tujuan penulisan ..................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TINDAKAN KEPERAWATAN ........................................................................
2.1.1 Melatih pasien menggunakan alat bantu jalan: kursi roda, kruck dan tripot .
2.1.2 memberikan obat sesuai dengan terapi..........................................................
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN ................................................................................................
3.2 SARAN ............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1 bagaimana cara Melatih pasien menggunakan alat bantu jalan: kursi roda, kruck
dan tripot
1.2.2 bagaimana cara memberikan obat sesuai dengan terapi

1.3 TUJUAN PENULISA


1.3.1 untuk mengetahui cara Melatih pasien menggunakan alat bantu jalan: kursi roda,
kruck dan tripot
1.3.2 untuk mengetahui cara memberikan obat sesuai dengan terapi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Melatih pasien menggunakan alat bantu jalan: kursi roda, kruck dan tripot

2.1.1 kursi Roda


Kursi roda digunakan dengan cara menekan roda (pelek) yang memungkinkan
pengguna kursi roda untuk mendorong diri di kursi. Kursi roda yang tidak
menggunakan pelek untuk didorong sendiri, biasanya didorong oleh orang yang
menggunakan pegangan di bagian belakang kursi
Langkah-langkah menggunakan kursi roda:
1. Pastikan kuku pasien dipotong pendek untuk menghindari terjadinya luka. Pasien
juga dapat ditawarkan untuk memakai sarung tangan agar terlindung dari kotoran dan
cedera.
2. Maju Untuk menuju ke depan, dorong roda depan dengan tetap memegang pinggiran
dan memindahkan mereka ke arah depan
3. Mundur Jangkauan ke depan dan pegangan roda, dan mendorong roda mundur.
Hati hati, seperti roda kecil di bagian d epan perlu putar melingkar. Jangan lupa untuk
melihat di belakang
4. Berbelok ke kanan Pegang roda kanan, dan mendorong ke depan roda kiri
5. Membelok ke kiri. Pegang roda kiri, dan mendorong roda depan yang tepat
6. Berputar di tempat.Jika berapa di sudut sempit, anda mungkin perlu untuk berputar di
tempat. Dorong roda depan satu dan yang lainnya mundur secara bersamaan
7. Menghentikan. Memegang roda dan gesekan digunakan untuk
memperlambat laju roda. Jepit dan dorong bagian ibu jari dan sisi dari sendi pertama
jari telunjuk anda. Berhati hatilah, karena gesekan ini menciptakan panas yang dapat
membakar tangan anda berada di jalanan menurn atau berhenti tiba tiba.

2.1.2 Kruck
Salah satu cara untuk membantu para penderita cedera atau cacat kaki dalam
melakukan pekerjaan atau kehidupan sehari hari adalah dengan menggunakan kruk. Kruk
merupakan tongkat/alat bantu berjalan untuk orang yang memiliki keterbatasan fisik
karena cacat atau cedera, biasanya digunakan secara berpasangan untuk mengatur
keseimbangan tubuh saat berjalan (Alfadhlani, et al, 2013).

Kruk memilikikelbihan dibanding alat bantu jalan lainnya seperti kursi roda
karena kruk memberikan keluwesan gerak dan kemandirian bagi penggunannya
(Saepudin, 2014). Kruk yaitu tongkat atau alat bantu untuk berjalan, biasanya
digunakan secara berpasangan yang diciptakan untuk mengatur keseimbangan pada saat
akan berjalan
(Suratun dkk, 2008)
a. Indikasi penggunaan kruk
1) Pasca amputasi kaki
2) Hemiparese
3) Paraparese
4) Fraktur pada ekstremitas bawah
5) Terpasang gibs
6) Pasca pemasangan gibs (Suratun dkk, 2008)
b. Kontra Indikasi
1) Penderita demam dengan suhu tubuh lebih dari 37°C
2) Penderita dalam keadaan bedrest

c. Manfaat penggunaan kruk


Menurut Suaratun (2008), manfaat penggunaan kruk yaitu :
1) Memelihara dan mengembalikan fungsi otot
2) Mencegah kelainan bentuk, seperti kaki menjadi bengkok
3) Memelihara dan meningkatkan kekuatan otot
4) Mencegah komplikasi, seperti otot mengecil dan kekakuan sendi

d. Hal hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan kruk


1) Perawat atau keluarga harus memperhatikan ketika klien akan menggunakan
kruk
2) Monitor klien saat memeriksa penggunaan kruk dan observasi untuk beberapa saat
sampai problem hilang
3) Perhatikan kondisi klien saat mulai berjalan
4) Sebelum digunakan, cek dahulu kruk untuk persiapan
5) Perhatikan lingkungan sekitar(Suratun dkk, 2008
e. Tujuan Penggunaan Kruk
1)Meningkatkan kekuatan otot, pergerakan sendi dan kemampuan mobilisasi
2)Menurunkan resiko komplikasi dari mobilisasi
3)Menurunkan ketergantungan pasien pada orang lain
4)Meningkatkan rasa percaya diri klien

f. Fungsi Kruk
1) Sebagai alat bantu berjalan
2) Mengatur atau memberi keseimbangan waktu berjalan
3) Membantu menyokong sebagian berat badan klien

g. Teknik Penggunaan Kruk

Cara berjalan dengan kruk (Supatmi, 2013)


a. Gaya berjalan 4 titik tumpu
1) Langkahkan kruk sebelah kanan ke depan.
2) Langkahkan kaki sebelah kiri ke depan.
3) Langkahkan kaki sebelah kanan ke depan.

b. Gaya berjalan 3 titik tumpu


1) Kedua kruk yang menjadi penopang dan kaki yang tidak boleh menyangga
dimajukan, kemudian menyusul kaki yang sehat.
2) Kedua kruk yang menjadi penopang kemudian segera dipindahkan ke titik awal
dan pola yang tadi diulang
c. Gaya berjalan 2 titik tumpu
(1)Kruk sebelah kiri dan
kaki kanan maju secara bersama sama
(2 Kruk sebelah kanan dan kaki kiri maju bersama sama
d. Gaya melayang swing to gait

1) Langkahkan kedua kruk bersama sama


2) Kedua kaki diangkat dan diayunkan maju sampai pada garis yang
menghubungkan kedua tangan atau ujung kruk.

e. Gaya melayang swing through gait


1) Langkahkan kedua kruk bersama sama.
2) Kedua kaki diangkat, diayunkan melewati garis yang menghubungkan kedua tangan
atau ujung kruk

Cara menggunakan kruk (Pronajaya, 2016


a. Cara naik
1) Lakukan posisi tiga titik.
2) Bebankan berat badan pada kruk.
3) Julurkan tungkai yang tidak sakit antar kruk dan anak tangga.
4) Pindahkan beban berat badan dari kruk ke tungkai yang tidak sakit.
5) Luruskan kedua kruk dengan kaki yang tidak sakit di atas anak tangga.

b. Cara turun
1) Bebankan berat badan pada kaki yang tidak sakit.
2) Letakkan kruk pada anak tangga dan mulai memindahkan berat badan
pada kruk, gerakkan kaki yang sakit ke depan.
3) Luruskan kaki yang tidak sakit pada anak tangga dengan kruk.
4) Ajarkan klien tentang cara duduk di kursi dan cara beranjak dari kursi

c. Cara duduk
1) Klien di posisi tengah depan kursi dengan aspek posterior kaki
menyentuh kursi.
2) Klien memegang kedua kruk dengan tangan berlawanan dengan tungkai
yang sakit. Jika kedua tungkai sakit, maka kruk ditahan dan pegang pada
tangan klien yang lebih kuat
3) Klien meraih tangan kursi dengan tangan yang lain dan
merendahkan tubuh ke kursi

d. Cara bangun
(1)Lakukan tiga langkah diatas dalam urutan sebaliknya
(2)Cuci tangan
(3)Catat cara berjalan dan prosedur yang diajrakan serta kemampuan klien
untuk melakukan cara berjalan dalam catatan perawat

2.1.3 Tripod
Hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan tripot Menggunakan alat bantu
fisioterapi tripot ada cara cara tertentu. Penggunakan tripot harus
mempertimbangkan kondisi fisik pasien yang mencakup nadi, pernapasan, rentang
gerak sendi, tekanan darah, dan kekuatan otot di area kaki. Selain itu, perlu pula
memperhatikan tinggi tripot yang akan digunakan. Tinggi tripot sebaiknya setinggi
lipatan paha yang mana dalam penggunaannya tangan sedikit ditekuk. Dalam hal ini
bisa beli alat bantu fisioterapi tripot yang bisa diubah ubah ketinggiannya. Dengan
demikian ketinggian tongkat bisa lebih mudah diatur menyesuaikan tinggi badan pasien.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Alfadhlani., Meuthia, Y., Vallent, D. F. 2013. Perbaikan Rancangan Kruk Ketiak


untuk Penderita Cedera dan Cacat Kaki.
Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol 12 No 2.

Pronajaya, G. 2016. Moblisasi Dini (Ambulansi). Diakses pada 21 Oktober 2019, dari
http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-7560-LAMPIRAN.pdf

Saepudin, A. 2014. Peranacangan Modifikasi Kruk untuk Disabilitas Kaki dari Kruk menjadi
Kursi dengan Metode Axiomatic Design (Doctoral Dissertation, UIN Sunan Kalijaga).

Supatmi. 2013. Membantu Pasien Berjalan dengan Alat Bantu Jalan. Ponorogo.
Suratun., dkk. 2008. Klien Gannguan Sistem Muskuluskeletal. Jakarta. EGC.

Anda mungkin juga menyukai