Rotavirus adalah penyebab utama diare pada bayi. Rotavirus termasuk dalam
famili reoviridae. Rotavirus dibagi menjadi 7 grup, A-G dan hanya grup A, B dan C
yang menginfeksi manusia. Rotavirus memiliki sedikitnya 14 serotipe G dan 20
serotipe P. Rotavirus memiliki RNA untai ganda dan kapsid ganda tanpa amplod.
Rotavirus ditransmisikan melalui jalur fecal oral dan menginfeksi 2/3 proksimal
ileum.
KLASIFIKASI ROTAVIRUS
.
Virion Ikosahedral, diameter 60-80 nm, kulit kapsid dobel
Komposisi RNA (15%), protein (85%)
Genom RNA untai ganda, linear, bersegmen (10-12 segmen), total
ukuran genom
16-17 kbp
Protein Sembilan protein struktural, core berisi beberapa enzim
Amplop Tidak ada (amplop semu transient, transient pseudoenvelope
terdapat
selama terjadi morfogenesis partikel rotavirus)
Replikasi Sitoplasma, virion tidak beramplop secara komplit
Ciri khas Penyusunan genetik terjadi secara mudah
lain Rotavirus merupakan penyebab utama diare pada bayi
PATOGENESIS ROTAVIRUS
• Rotavirus menginfeksi 2/3 proksimal ileum dengan terikat pada enterosit
matur pada ujung-ujung villi. Sel-sel nonproliperatif dari ileum ini
terdiferensiasi untuk melaksanakan fungsi pencernaan dan penyerapan,
mereka mengekspresikan beberapa disakaridase, peptidase dan beberapa
enzim lain yang berperan pada pencernaan pada permukaan apikal.
• Sel- sel yang rusak terkelupas masuk ke dalam lumen usus dan melepaskan
virus dalam jumlah yang besar yang dapat tampak di feses (lebih dari
10partikel per gram feses). Ekskresi virus biasanya berlangsung 2-12 hari
pada individu yang sehat tetapi dapat memanjang pada individu dengan
nutrisi yang buruk Studi pada hewan menunjukkan rotavirus menginfeksi
enterosit matur epitel villi di usus halus
LANJUTAN
Meskipun infeksi rotavirus dapat muncul disetiap umur, gejala yang berat muncul
hampir secara eksklusif pada anak berusia 3-24 bulan, dengan infeksi yang mengarah
kepada diare akut yang akan sembuh sendiri (self limited). Diare terjadi karena
absorpsi natrium dan glukosa rusak karena sel pada villi digantikan sel kripta imatur
yang tidak melaksanakan fungsi absorbsi.
Butuh waktu 3-8 minggu agar fungsi normal dapat kembali. Kematian akibat
rotavirus karena dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit. Perubahan patologi yang
paling utama terbatas pada usus halus dan diare terjadi dari beberapa mekanisme
yang mengganggu fungsi epitel usus halus. Virus menginduksi kematian sel yang
mengakibatkan semakin landainya epitel villi dan proliferasi sel kripta sebagai respon
nya.
EPIDEMIOLOGI & IMUNITAS ROTASIVIRUS
Infeksi rotavirus biasanya banyak terdapat selama musim dingin. Infeksi simtomatik
adalah yang paling sering terjadi pada anak-anak antara umur 6 bulan sampai 2
tahun, dan penularan tampaknya melalui jalur tinja-mulut. Infeksi nosokomial sering
mempunyai antibodi serum terhadap satu tipe rotavirus atau lebih. Manusia dan
hewan dapat terinfeksi sekalipun terdapat antibodi. Reinfeksi rotavirus umum terjadi,
Efektifitas upaya-upaya pencegahan lain tidak diketahui dengan jelas. Dalam hal jalur penularan tinja
mulut, upaya pengendaliannya yang penting adalah penanganan air limbah dan kebersihan. Meskipun begitu
perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah penularan penyakit melalui jalan fekal-oral mungkin tidak
efektif dalam mencegah penularan virus ini, oleh karena virus dapat hidup untuk jangka waktu lama pada
permukaan yang keras, pada air yang terkontaminasi dan di tangan. Rotavirus relatif kebal terhadap
Terdapat dua jenis Vaksin Rotavirus (RV) yang telah ada di pasaran yaitu vaksin
a. Vaksin monovalent oral berasal dari human RV vaccine RIX 4414, dengan sifat berikut:
1. Live, attenuated, berasal dari human RV/galur 89 – 12.
2. Monovalen, berisi RV tipe G1, P1A (P8), mempunyai neutralizing epitope yang sama dengan
RV tipe G1, G3, G4 dan G9 yang merupakan mayoritas isolat yang ditemukan pada manusia.
3. Vaksin diberikan secara oral dengan dilengkapi bufer dalam kemasannya.
4. Pemberian dalam 2 dosis pada usia 6–12 minggu dengan interval 8 minggu.
Cara Pemberian Vaksin Rotavirus
Vaksin Rotavirus akan diberikan langsung oleh dokter atau petugas medis
di bawah pengawasan dokter di tempat layanan vaksinasi. Sebelum pemberian
vaksin, dokter atau petugas medis akan melakukan pemeriksaan untuk
memastikan anak dalam kondisi sehat dan siap untuk divaksin.
Jika anak demam saat pemeriksaan, vaksinasi dapat ditunda hingga kondisi
membaik. Sementara bila anak hanya mengalami penyakit ringan, seperti pilek,
vaksinasi tetap dapat dilakukan.
Pastikan anak mendapatkan seluruh dosis vaksin yang sudah ditentukan. Jika
anak melewatkan salah satu dosis, seg
SEKIAN DAN TERIMAKASIH