PENDAHULUAN
dan paling banyak menyerang anak balita dan anak usia sekolah dasar. Infeksi
cacing adalah penyakit yang disebabkan oleh masuknya parasit (cacing) kedalam
merupakan salah satu masalah yang masih banyak terjadi di masyarakat namun
terlewatkan. Gambaran klinis dari infeksi cacing sering kali tidak menampakkan
gambaran yang jelas dan keluhan yang berarti, tetapi infeksinya yang bersifat
kecukupan gizi. Infeksi cacing memang tidak menyebabkan wabah yang muncul
Depkes RI, 2006), Semua umur dapat terinfeksi cacing ini dan prevalensi tertinggi terdapat
pada anak-anak, khususnya usia sekolah dasar yaitu sekitar 40-60 % (Depkes RI, 2006).
Faktor yang menyebabkan masih tingginya infeksi cacing adalah rendahnya tingkat
sanitasi pribadi (perilaku hidup bersih sehat) seperti kebiasaan cuci tangan sebelum makan
dan setelah buang air besar (BAB), kebersihan kuku, perilaku jajan di sembarang tempat
yang kebersihannya tidak dapat dikontrol, perilaku BAB tidak di WC yang menyebabkan
pencemaran tanah dan lingkungan oleh feses yang mengandung telur cacing serta
ketersediaan sumber air bersih (Winita, dkk., 2012). Resiko tertinggi terutama kelompok
1
anak yang mempunyai kebiasaan defekasi di saluran air terbuka dan sekitar rumah, makan
tanpa cuci tangan dan bermain-main di tanah yang tercemar telur cacing tanpa alas kaki
(Ichmaster,2007).
didapatkan pada anak usia sekolah dasar. Oleh sebab itu penting bagi kalangan
masyarakat terutama orang tua untuk mengetahui bagaimana infeksi cacing ini
1.3 Tujuan
Kesehatan Anak.
2
1.4 Manfaat
tenaga kesehatan khususnya dokter muda di RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hospes pada infeksi ini adalah manusia saja. Nama penyakit dari
2.1.1 Epidemiologi
usus halus larva berubah menjadi cacing dewasa. Sejak telur matang
5
Gambar 2. Siklus Hidup Ascariasis lumbricoides
(Dent,2010)
matur
berat dan juga sering pada individu yang hidup di daerah dengan
6
usus halus disertai dengan keluhan tidak jelas seperti nyeri perut dan
cacing pada anak yang terinfeksi berat; insiden puncak terjadi pada
perut kolik berat dan muntah, yang dapat berbercak empedu; gejala
serupa dengan obstruksi usus akut etiologi lain apapun (Dent, 2010).
2.1.4 Diagnosis
adanya eosinophil dan test kulit (Scratch test) yang positif dapat pula
diagnosis dapat dibuat bila cacing dewasa keluar sendiri baik melalui
2.1.5 Pengobatan
7
paralisis neuromuskular parasit dan pengeluaran cacing relatif cepat,
sehingga obat ini adalah obat pilihan untuk obstruksi usus atau
2.1.6 Pencegahan
2010).
8
2.2.2 Epidemiologi
tertinggi pada anak terjadi pada usia 5-15 tahun. Penularan terjadi
juga dapat terjadi secara langsung melalui lalat atau serangga lain
(Dent, 2010).
(IDAI, 2010).
9
Gambar 3. Telur dan Cacing dewasa T. Trichiura (Dent, 2010)
lingkungan yang sesuai, yaitu pada tanah yang lembab dan tempat
yang teduh. Telur matang ialah telur yang berisi larva dan merupakan
telur dan masuk ke dalam usus halus.di dalam usus dapat menetap
distal dan masuk ke daerah kolon, terutama caecum. Jadi cacing ini
10
Gambar 4. Siklus hidup cacing Trichuris trichiura (Dent, 2010).
(Sjamsuhidajat, 2010).
11
2.2.5 Diagnosis
2.2.6 Pengobatan
tunggal 500 mg untuk segala usia adalah obat yang aman dan efektif;
12
2.2.7 Pencegahan
2.3.2 Epidemiologi
terjadi pada anak antara umur 5-14 tahun. Pada umumnya berada di
sekitar tempat tinggal, tempat bermain anak atau pada anak yang
2007).
13
Cacing betina yang gravid mengandung 11.000-15.000 butir
Cacing jantan mati setelah kopulasi dan cacing betina mati setelah
bertelur. Infeksi cacing kremi terjadi bila menelan telur matang, atau
usus besar. Waktu yang diperlukan untuk daur hidupnya, mulai dari
berakhir(Margono, 2006).
mekanik dan iritasi di sekitar anus, perineum dan vagina oleh cacing
14
dewasa muda dapat bergerak ke usus halus bagian proksimal
2.3.5 Diagnosis
rasa gatal di sekitar anus pada waktu malam hari. Diagnosis dibuat
sekitar anus pada waktu pagi hari sebelum anak buang air besar atau
2.3.6 Pengobatan
100%.
2007).
15
lingkungan tempat tinggal yang terinfeksi telur cacing dan
ankilostomiasis.
2.4.2 Epidemiologi
Kedua parasit ini diberi nama cacing tambang karena pada zaman
2006).
tidak infektif dan larva filariform yang infektif. Penularannya melalui kontak
16
dengan tanah. Cacing betina N. americanus dapat memproduksi 10.000
(Sjamsuhidajat, 2010)
gejala atau tanpa gejala sama sekali. Pada infeksi yang berat,
dermatitis yang disebut Ground itch. Timbul rasa nyeri dan gatal
17
menyebabkan batuk kering, asma yang disertai dengan
Jumlah darah yang hilang per hari per satu ekor cacing adalah
2010).
2.4.5 Diagnosis
18
pada pemeriksaan feses. Pemeriksaan feses basah dengan fiksasi
2.4.6 Pengobatan
tambang, 100 mg obat diminum pada pagi dan malam hari selama 3
hari berturut-turut atau dengan dosis tunggal 500 mg. Apabila belum
2010).
2.5 Strongiloidiasis
2.5.2 Epidemiologi
19
triciuria ( cacing cambuk ) dan Enterebius vermicularis ( cacing kremi
manusia.
memiliki sanitasi dan hygiene yang buruk dan diantara imigran serta
dari daerah endemik dan para veteran perang dunia II serta perang
imigran dari Asia terutama dari Vietnam teinfeksi oleh parasit ini.
20
Strongilidiasis ini dapat menyerang segala usia dan semua
jejins kelamin. Jika pada anak anak basanya mereka yang kontak
dengan yang parasit. Cacing jantan yang hidup bebas lebih kecil dari
1. Siklus langsung
21
panjangnya kurang lebih 700 mikron. Bila larva filariform ini
tersebut.
megulangi fase hidup bebas. Siklus tidak langsung ini terjadi bila
subtropik.
3. Autoinfeksi
22
Larva rabditiform kadang kadang menjadi larva
menembus mukosa usus atau kulit maka akan terjadi suatu daur
23
2.5.4 Gejala Klinis
dari berat ringannya penyakit dan organ tubuh yang terkena. Pada
Kulit
Pada penetrasi kulit reaksi yang timbul adalah rasa gatal dan
sangat hebat.
Paru - paru
pneumonia.
usus, gejala dapat berupa ulkus peptikum. Dari infeksi yang kronik
24
2.5.5 Diagnosis
2.5.6 Pengobatan
kg berat badan, satu atau dua kali sehari selama 3 hari. Menebdazol
dapat juga digunaka dengan dosis 100 mg tiga kali sehari selama
2.6 Taeniasis
2.6.1 Definisi
25
parasiter yang disebkan oleh cacing pita yang tergolong dalam genus
2.6.2 Hospes
(cysticercus).
cacing pita.
26
telur-telur cacing Taenia Solium. Penularan dapat juga terjadi karena
27
2.6.5 Masa Tunas
usus.
Taeniasis
2008).
Sisterkosis
28
menunjukkan gejala atau dapat ditemukan adanya nodul
dalam otak.
2.6.7 Diagnosis
Taeniasis
yaitu:
pita baik pada waktu buang air besar maupun secara spontan.
b) Pemeriksaan tinja
29
mikroskapis dan / atau adanya riwayat mengeluarkan progloid
(KEMENKES, 2006).
Sistiserkosis
a) Anamnesis :
Sistiserkosis
2. Gejala taeniasis ()
tubuh (+)
b) Pemeriksaan fisik:
1. Teraba benjolan /nodul sub kutan atau intra muskular satu lebih
c) Pemeriksaan Penunjang
30
3. Pemeriksaan serologis : sistiserkosis (+)
2.6.8 Pengobatan
Taeniasis
serat.
31
b) Malam harinya setelah makan malam penderita menjalani
puasa.
diberikan garam Inggris (MgS O4) 7,5 gram untuk anak anak,
bubur.
Sistiserkosis
32
setara dengan prednison). Pemberian praziquantel maupun
2.6.9 Pencegahan
penderita taenasis
c. Pemelihara sapi atau babi pada tempat yang tidak tercemar atau
dan Papua.
(KEMENKES, 2006).
2.7 Filariasis
2.7.1 Definisi
33
Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori yang ditularkan
2.7.2 Hospes
Manusia
penyakit lebih nyata pada laki-laki karena pekerjaan fisik yang lebih
Hewan
34
catus) (Margono, 2010).
2.7.3 Epidemiologi
35
2.7.3 Morfologi dan Daur Hidup
menjadi larva stadium III (L3) yang berukuran 1400m x 20m. Larva
yang aktif setelah 8-10 hari pada spesies Brugia dan 10-14 hari pada
infektif.
36
Apabila seseorang mendapat gigitan nyamuk infektif maka
sistem limfe. Larva L3 Brugia malayi dan Brugia timori akan menjadi
gejala awal (akut) dan gejala lanjut (kronik). Gejala awal (akut)
ditandai dengan demam berulang 1-2 kali atau lebih setiap bulan
selama 3-4 hari apabila bekerja berat, timbul benjolan yang terasa
panas dan nyeri pada lipat paha atau ketiak tanpa adanya luka di
37
badan, dan teraba adanya tali urat seperti tali yang bewarna merah
dan sakit mulai dari pangkal paha atau ketiak dan berjalan kearah
menetap(KEMENKES, 2006).
2.7.5 Diagnosis
dalam darah tepi, eksudat, varises limfe, dan cairan limfe dan cairan
2.7.6 Pengobatan
per hari selam 12 hari. Sedangkan untuk filaria brugia, dosis yang
dianjurkan adalah 5 mg/kg berat badan per hari selam 10 hari. Efek
samping dari DEC ini adalah demam, mengigil, artralgia, sakit kepala,
38
samping yang ditimbulkan lebih berat. Sehingga untuk
pengobatan dilakukan dalam waktu yang lebih lama. Obat lain yang
DEC (KEMENKES)
2.8.1 Definisi
39
Karibia; dan Ancylostoma caninum, yaitu cacing tambang pada
2006).
2.8.2 Epidemiologi
berjalan tanpa alas kaki, atau yang sering kontak dengan tanah atau
pasir. Demikian pula para petani atau tentara sering mengalami hal
40
Ancylostoma caninum, tetapi kapsul bukalnya memanjang dan berisi
dua pasang gigi sentral. Gigi sebelah lateral lebih besar, sedangkan
Hospes normal cacing tambang ini adalah kucing dan anjing. Telur
Manusia yang berjalan tanpa alas kaki dan terinfeksi secara tidak
Setelah beberapa jam atau hari akan timbul gejala di kulit. Manusia
41
dermis, sehingga penyakit ini menetap di kulit saja. Enzim proteolitik
terjadi rasa gatal dan progresi lesi. Meskipun larva tidak bisa
dan panas. Awalnya akan timbul papul, kemudian diikuti bentuk yang
42
merah ini menjalar seperti benang berkelok-kelok, polisiklik dan
Rasa gatal biasanya lebih hebat pada malam hari. Terjadi rasa gatal
15-20 cm. Lesi bisa tunggal atau multipel, sangat gatal dan bias juga
waktu sebulan atau dua bulan. Infeksi bakteri sekunder bisa terjadi
akibat garukan pada lesi. Tanda dan gejala sistemik (mengi, batuk
2.8.5 Diagnosis
2.8.6 Pengobatan
Oral
43
o Tiabendazol (Mintezol), antihelmintes spektrum luas.
o Ivermectin (Stromectol)
44
bersama obat yang meningkatkan aktivitas GABA seperti
Topikal
berturut turut.
o Nitrogen liquid
disekitarnya.
45
BAB III
PENUTUP
dari infeksi cacing ini baik jika anak tidak mendapatkan suatu komplikasi
yang lain dan diobati secara tepat. Penyakit infeksi cacing sering diabaikan
karena tidak selalu memberikan gejala klinis pada awal infeksi, namun
dari infeksi cacing ini sendiri, diperlukan peran serta seluruh masyarakat
untuk memutuskan rantai penularan cacing yaitu melalui pola hidup yang
peran aktif antara kepala sekolah, guru dan orang tua dalam
46
makan dan sesudah buang air besar dengan sabun, mandi setiap
47