1. Definisi
Rotavirus adalah virus golongan famili Reoviridae yang berperan dalam penyebab
utama penyakit diare akut pada bayi dan anak-anak.1,2 Diare merupakan masalah kesehatan
baik di tingkat global, regional maupun nasional. Di daerah tropis infeksi rotavirus terjadi
sepanjang tahun dan kebanyakan menyebar melalui jalur fekal oral dan sebagian melalui
saluran nafas.2
2. Epidemiologi
Rotavirus menjadi penyebab utama diare berat pada anak usia balita baik di negara
maju maupun negara berkembang. Dilaporkan oleh WHO bahwa setiap tahun diare rotavirus
menyebabkan > 500.000 kematian anak usia balita di seluruh dunia dan >80% di antaranya
terjadi di Negara berkembang. Pada daerah empat musim, infeksi rotavirus umumnya terjadi
pada musim dingin. Di Indonesia, kejadian rotavirus terjadi sepanjang tahun dengan kejadian
1
tertinggi pada musim panas yaitu sekitar bulan Juli Agustus.2
3. Struktur Virus
Rotavirus adalah virus double helix RNA dari famili Reoviridea. 1 Rotavirus terdiri
dari 7 serotype, yaitu dari Grup A hingga Grup G. Virus memiliki sifat sebagai parasit, di
mana virus memerlukan sel inang untuk memproduksi protein, memodifikasi genom dalam
proses replikasinya dan dalam propagasi virion agar memiliki sifat infeksius. Akibat dari
propagasi tersebut adalah kerusakan sel inang yang menyebabkan terjadinya penyakit. Dalam
proses replikasinya beberapa virus dapat menyebabkan infeksi laten sebagai hasil dari
interaksi genom virus ke dalam sel inang, dan beberapa jenis virus dapat menimbulkan
transformasi pada sel inang.
2
Rotavirus termasuk dalam anggota keluarga virus Reoviridae, memiliki kapsid yang
berbentuk icosahedral, berukuran 70 nm, dan tidak memiliki envelope. Virus ini terdiri dari
tiga lapisan yaitu kapsid luar, kapsid dalam dan inti. Tiga kapsid terluar terbagi menjadi sub
unit kapsid yang membentuk gambaran seperti roda (rota= wheel). Kapsid tersebut berbentuk
konsentris yang mengitari suatu genom dan terdiri atas 11 segmen RNA untai ganda di dalam
lapisan inti. Virus ini terdiri dari grup A, B, C, D, E dan F. Rotavirus grup A yang merupakan
golongan rotavirus yang paling banyak menginfeksi manusia, dapat dibagi menjadi dua
berdasarkan jenis kapsid protein VP7 (viral protein-7) yang disebut sebagai tipe G, dan
kapsid protein VP4 (viral protein-4) yang disebut sebagai tipe P. 1
Dua struktur protein yaitu VP7 yang terdiri dari protein G dan glikoprotein dan VP4
yang terdiri dari protein P dan protease pembelahan protein, merupakan protein yang melapisi
bagian luar dari virus dan merupakan pertimbangan yang penting untuk membuat vaksin dari
rotavirus. Protein pembuat kapsid bagian dalam paling banyak adalah VP6, dan sangat mudah
ditemukan dalam pemeriksaan antigen, sedangkan protein nonstruktur kapsid bagian dalam
adalah NSP4 yang merupakan sebagai faktor virulensi dari rotavirus. 1
4. Patogenesis
Mekanisme terjadinya diare rotavirus dimulai dengan rusaknya sel epitel yang
melapisi permukaan dinding usus halus yang fungsinya sebagai penyerap garam dan air yang
3
berasal dari makanan.2,3 Virus menyerang dan memasuki sel enterosit yang matang pada
ujung vili usus kecil. Virus ini menyebabkan perubahan pada struktur dari mukosa usus kecil,
berupa pemendekan villi dan terdapatnya infiltrat sel-sel radang mononuklear pada lamina
propria. Sel enterosit yang rusak digantikan oleh sel sekretorik yang berasal dari kripte vilus
usus halus yang kemudian mensekresi garam maupun air secara berlebihan ke dalam lumen
usus.
Secara histologi perubahan pada jaringan sel akibat infeksi rotavirus ditandai dengan
adanya akumulasi sel - sel enterosit yang mengalami vakuolisasi, apoptosis dan terjadinya
proliferasi yang meningkat pada hari kesatu sampai hari ketujuh pasca infeksi. Semua proses
tersebut menyebabkan vilus atrofi, disamping itu juga banyak sel yang hilang akibat proses
apoptosis. Selain itu terjadi juga percepatan masa penggantian antar sel yang berakibat
terbentuknya sel - sel epitel yang kurang terdeferensiasi yang kesemuanya berakibat pada
penurunan fungsi absorpsi dari sel epitel intestinal.
Sebagian dari sel epitel yang melapisi permukaan dinding usus halus juga bersifat
sebagai sel endokrin penghasil ensim disakaridase. Rusaknya sel epitel akibat invasi virus
menyebabkan kadar ensim disakharidase usus juga menurun dan pencernaan disakarida
terganggu. Disakarida yang tidak tercerna akan menarik lebih banyak air sehingga terjadi
diare osmotik.
4
5. Gejala dan Tanda
Infeksi rotavirus khas mulai sesudah masa inkubasi kurang dari 48 jam dengan
demam yang disertai dengan mulainya BAB cair yang sering. Muntah dan demam khas
mereda selama hari kedua sakit, tapi diare sering berlanjut selama 5-7 hari. Dehidrasi
2,3
mungkin terjadi dan memburuk dengan cepat, terutama pada bayi. Walaupun kebanyakan
neonatus yang terinfeksi dengan rotavirus tidak bergejala. Rotavirus ada dimana-mana.
Penularan Virus ini biasa melalui fekal oral.
Pada bayi dan anak, mula-mula akan menjadi rewel, gelisah, suhu badan mungkin
meningkat, nafsu makan berkurang atau bahkan tidak ada kemudian akan timbul diare.
Karena seringnya defekasi, anus dan sekitarnya lecet karena tinja makin lama menjadi asam
akibat banyaknya asam laktat yang terjadi dari pemecahan laktosa yang tidak dapat di
absorbsi oleh usus. Bila penderita telah banyak kehilangan air dan elektrolit, terjadilah gejala
dehidrasi. Berat badan turun, pada bayi akan terlihat ubun-ubun cekung. Tonus dan turgor
kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir terlihat kering.
6. Diagnosis
Diagnosis diare akut yang disebabkan infeksi rotavirus sering hanya berdasarkan
gejala klinis dan pemeriksaan fisik.
Anamnesis didapatkan :
Demam
BAB cair
Muntah
5
Keadaan Umum : kesadaran, mulai rewel, gelisah, apatis, sampai terjadinya
penurunan kesadaran, status gizi, derajat sakit, keaktifan dan kondisi yang relevan
dengan penyakit.
Tanda Vital : Normal atau meningkat jika sudah mencapai dehidrasi berat.
Ekstremitas : akral hangat atau dingin, sianosi, capillary refill time normal atau
lambat.
Pemeriksaan laboratorium meliputi darah rutin, feses rutin, pemeriksaan gula darah
sewaktu, elektrolit dan BGA.
Untuk memastikan diagnosis dari diare akut karena infeksi rotavirus diperlukan
pemeriksaan feses dengan metode rapid antigen test.3 Salah satunya dengan enzyme
immunoassay (EIA) dengan sensitivitas dan spesifik lebih dari 98 % atau latex agglutination
test yang kurang sensitif dibanding EIA. Antibodi anti rotavirus yaitu imunoglobulin A dan M
diekresikan difeses setelah hari pertama terinfeksi rotavirus. Tes antibodi masih positif
sampai 10 hari setelah infeksi pertama dan dapat lebih lama lagi jika terjadi infeksi berulang.
Oleh karena itu pemeriksaan tes antibodi dapat digunakan untuk mendiagnosa rotavirus.
Namun dalam praktek sehari-hari bila manifestasi klinis sudah jelas biasanya tidak
diperlukan lagi pemeriksaan serologis tersebut.
7. Penatalaksanaan
6
Pengobatan diare karena rotavirus bersifat suportif.2,3 Tujuan dari farmakoterapi
adalah untuk mengurangi morbiditas, mencegah komplikasi, dan untuk profilaksis. Agen anti
diare (misalnya, kaolin-pektin) dan antimotility (yaitu, loperamide) dikontraindikasikan
dalam pengobatan diare karena infeksi virus pada anak-anak karena kurangnya manfaat dan
meningkatkan risiko efek samping, termasuk ileus, mengantuk, dan mual.
8. Pencegahan
Rotavirus dapat menular dengan mudah. Mencegah infeksi dengan cara rajin cuci
tangan dan menjaga kebersihan adalah sangat penting. Namun kadang perilaku tersebut tidak
cukup untuk mencegah penularan infeksi rotavirus bila anak sering memasukkan tangan ke
dalam mulut. Vaksin rotavirus dapat mencegah diare yang disebabkan oleh infeksi rotavirus.2
Vaksin rotavirus dapat mencegah hingga kira-kira 57% kasus infeksi rotavirus dan 98% kasus
infeksi berat. Saat ini tersedia dua jenis vaksin rotavirus yaitu RotaTeq dan Rotarix.
7
VAKSIN ROTAVIRUS
1. Definisi
Vaksinasi adalah imunisasi secara aktif dengan pemberian antigen yang dapat
merangsang pembentukan antibodi dari sistem imun tubuh.2 Pada bulan April 2009 WHO
merekomendasikan semua lembaga kesehatan dunia untuk memberikan vaksinasi rotavirus
secara rutin.
2. Jenis Vaksin
Vaksin rotavirus yang sudah beredar merupakan vaksin hidup yang mengandung 1
strain rotavirus ( monovalen ), 4 strain rotavirus ( tetravalen ) maupun 5 strain rotavirus
( pentavalen ).2
1. Vaksin Monovalen
Vaksin ini merupakan vaksin hidup yang mengandung 1 jenis rotavirus dengan tipe
G1P. Vaksin ini di pasaran lebih dikenal dengan nama Rotarix. Vaksin Rotarix telah diketahui
efektif untuk menurunkan kejadian diare rotavirus sebesar 57%.2
Komposisi 4,5,6,9
8
sulfat, ferric nitrate, natrium fosfat, natrium pirufat, glukosa, hydrogenocarbonate dan
phenol red.
Porcine circovirus type 1 (PCV-1), adalah sejenis virus dari babi terkandung dalam
Rotarix. PCV-1 tidak dapat menyebabkan penyakit pada manusia.
9
Gambar 5. Vaksin Rotarix 4
Penyimpanan 5,6
Pengencer dapat disimpan pada suhu kamar 20 sampai 25. Jangan biarkan
membeku. Buang jika vaksin telah beku.
Selain Rotarix vaksin monovalen lain yang sedang dikembangkan adalah RV3 yang
mengandung virus hidup dengan tipe G3P. Vaksin ini ditemukan pada neonatus sehat dan
diisolasi pertama kali di Australia. Vaksin ini memiliki keuntungan dibandingkan vaksin yang
lain karena biaya yang murah serta tidak menyebabkan penyakit pada neonatus.
Vaksin ini sedang dalam tahap uji klinis selama 33 bulan di sejumlah rumah sakit dan
Pukesmas di Klaten dan Sleman. Diharapkan pada tahun 2016, Indonesia sudah dapat
meluncurkan vaksin Rotavirus.10
2. Vaksin Tetravalen
Merupakan vaksin rotavirus yang mengandung 4 strain rotavirus. Vaksin ini dahulu
dikenal dengan nama dagang Rota Shield yang dirilis di Amerika pada tahun 1998. Vaksin ini
10
kemudian ditarik dari peredaran karena berkaitan dengan kejadian ikutan pasca imunisasi
(KIPI) berupa intususepsi. Namun jumlah kejadian ini sangat sedikit dibandingkan kematian
yang ditimbulkan akibat diare.2
Komposisi5
Cara Pemberian5
Vaksin ini terdiri 3 dosis lengkap, juga diberikan secara oral, yaitu pada bayi berusia 2
bulan, 4 bulan dan 6 bulan.
Usia minimum yang bisa mulai diberikan vaksin ini adalah saat bayi telah berusia 6
minggu
Jarak interval atau selang waktu antara dosis pertama dan dosis yang kedua, dan dosis
berikutnya, adalah 4 10 minggu.
3. Vaksin Pentavalen
Vaksin ini merupakan vaksin rotavirus dengan 5 strain rotavirus. Vaksin ini
dikembangkan dari serum bovine dan dikenal dengan nama dagang Rotateq. Vaksin ini
memiliki efektivitas yang tinggi dalam mencegah keparahan akibat rotavirus.2
11
Gambar 6. Cara pemakaian vaksin Rotateq 7
Komposisi 5,6,7,9
Rotateq mengandung 5 strain virus Rotavirus yang dilemahkan yaitu G1, G2, G3, G4
dan P1. RotaTeq juga mengandung sukrosa, natrium nitrat, natrium fosfat monobasic
monohidrat, natrium hidroksida, polysorbate dan fetal bovine serum.
Komponen Porcine circovirus tipe 1 dan 2 (virus yang menginfeksi babi) ditemukan
di dalam RotaTeq. Porcine circovirus tipe 1 dan 2 tidak menyebabkan penyakit pada
manusia.
Cara Pemberian 7
12
2 bulan. Dosis kedua diberikan saat umur 4 bulan dan dosis ketiga diberikan saat bayi
berumur 6 bulan.
Penyimpanan 7
Rotateq harus didinginkan pada suhu 2-8C. RotaTeq harus diberikan sesegera
mungkin setelah dikeluarkan dari pendingin.
Bayi dengan penyakit imuno defisiensi atau yang mendapat pengobatan kortikosteroid
sistemik.
13
DAFTAR PUSTAKA
14