Pembimbing:
dr. Bagus S Budhi, Sp.KJ (K), M.Kes
Disusun oleh:
Bella Syahnarissa Aziza
110.2010.046
Citra Anggraini
110.2009.066
Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat
keberhasilan pembangunan.Adapun, kesehatan menurut WHO adalah
suatu keadaan sejahteraan meliputi fisik, mental, dan sosial, tidak hanya
bebas dari penyakit atau kecacatan.Secara analogi kesehatan jiwa pun
mengandung
berbagai
karakteristik
positif
yang
menggambarkan
fokus
penanganan
yang
bersifat
darurat
ke
kegotong-royongan,
kekeluargaan,
kesetiakawanan
dan
membangkitkan
kenangan-kenangan
tersebut.
Orang-orang
dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. BENCANA
2.1.1. Definisi Bencana
3
satu
wilayah,
maka
dihitung
sebagai
satu
kejadian.
Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang berarti gelombang ombak lautan
(tsu berarti lautan, nami berarti gelombang ombak). Tsunami adalah
serangkaian gelombang ombak laut raksasa yang timbul karena adanya
pergeseran di dasar laut akibat gempa bumi.
Tanah longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau
batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng
akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng.
Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah
atau daratan karena volume air yang meningkat.
Banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba dengan debit air
yang besar yang disebabkan terbendungnya aliran sungai pada alur sungai.
Kekeringan adalah ketersediaan air yang jauh di bawah kebutuhan air
untuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan.
Adapun yang dimaksud kekeringan di bidang pertanian adalah kekeringan
yang terjadi di lahan pertanian yang ada tanaman (padi, jagung, kedelai
dan lain-lain) yang sedang dibudidayakan .
Kebakaran adalah situasi dimana bangunan pada suatu tempat seperti
rumah/pemukiman, pabrik, pasar, gedung dan lain-lain dilanda api yang
menimbulkan korban dan/atau kerugian.
Kebakaran hutan dan lahan adalah suatu keadaan di mana hutan dan lahan
dilanda api, sehingga mengakibatkan kerusakan hutan dan lahan yang
menimbulkan kerugian ekonomis dan atau nilai lingkungan. Kebakaran
hutan dan lahan seringkali menyebabkan bencana asap yang dapat
mengganggu aktivitas dan kesehatan masyarakat sekitar.
Angin puting beliung adalah angin kencang yang datang secara tiba-tiba,
mempunyai pusat, bergerak melingkar menyerupai spiral dengan
kecepatan 40-50 km/jam hingga menyentuh permukaan bumi dan akan
hilang dalam waktu singkat (3-5 menit).
Gelombang pasang atau badai adalah gelombang tinggi yang ditimbulkan
karena efek terjadinya siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia dan
berpotensi kuat menimbulkan bencana alam. Indonesia bukan daerah
lintasan siklon tropis tetapi keberadaan siklon tropis akan memberikan
pengaruh kuat terjadinya angin kencang, gelombang tinggi disertai hujan
deras.
5
Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan
arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai.
Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipicu oleh terganggunya
keseimbangan alam daerah pantai tersebut. Walaupun abrasi bisa
disebabkan oleh gejala alami, namun manusia sering disebut sebagai
penyebab
utama
abrasi.
darat,
laut
dan
udara.
individu atau grup yang tidak berhubungan dengan militer, tetapi dengan
spionase. Sabotase dapat dilakukan terhadap beberapa sruktur penting,
seperti infrastruktur, struktur ekonomi, dan lain-lain.
2.1.3. Potensi ancaman bencana
Bencana dapat disebabkan oleh kejadian alam (natural disaster) maupun
oleh ulah manusia (man-made disaster). Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan bencana antara lain:
Bahaya alam (natural hazards) dan bahaya karena ulah manusia (manmade hazards) yang menurut United Nations International Strategy for
Disaster Reduction (UN-ISDR) dapat dikelompokkan menjadi bahaya
geologi
(geological
hazards),
bahaya
hidrometeorologi
daerah subduksi dan daerah seismik aktif lainnya (Puspito, 1994). Selama
kurun waktu 1600?2000 terdapat 105 kejadian tsunami yang 90 persen di
antaranya disebabkan oleh gempa tektonik, 9 persen oleh letusan gunung
berapi dan 1 persen oleh tanah longsor (Latief dkk., 2000). Wilayah pantai
di Indonesia merupakan wilayah yang rawan terjadi bencana tsunami
terutama pantai barat Sumatera, pantai selatan Pulau Jawa, pantai utara
dan selatan pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau-pulau di Maluku, pantai
utara Irian Jaya dan hampir seluruh pantai di Sulawesi. Laut Maluku
adalah daerah yang paling rawan tsunami. Dalam kurun waktu tahun
1600?2000, di daerah ini telah terjadi 32 tsunami yang 28 di antaranya
diakibatkan oleh gempa bumi dan 4 oleh meletusnya gunung berapi di
bawah laut.
Wilayah Indonesia terletak di daerah iklim tropis dengan dua musim yaitu
panas dan hujan dengan ciri-ciri adanya perubahan cuaca, suhu dan arah
angin yang cukup ekstrim. Kondisi iklim seperti ini digabungkan dengan
kondisi topografi permukaan dan batuan yang relatif beragam, baik secara
fisik maupun kimiawi, menghasilkan kondisi tanah yang subur.
Sebaliknya, kondisi itu dapat menimbulkan beberapa akibat buruk bagi
manusia seperti terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah
longsor, kebakaran hutan dan kekeringan. Seiring dengan berkembangnya
waktu dan meningkatnya aktivitas manusia, kerusakan lingkungan hidup
cenderung semakin parah dan memicu meningkatnya jumlah kejadian dan
intensitas bencana hidrometeorologi (banjir, tanah longsor dan kekeringan)
yang terjadi secara silih berganti di banyak daerah di Indonesia. Pada
tahun 2006 saja terjadi bencana tanah longsor dan banjir bandang di
Jember, Banjarnegara, Manado, Trenggalek dan beberapa daerah lainnya.
Meskipun pembangunan di Indonesia telah dirancang dan didesain
sedemikian rupa dengan dampak lingkungan yang minimal, proses
pembangunan tetap menimbulkan dampak kerusakan lingkungan dan
ekosistem. Pembangunan yang selama ini bertumpu pada eksploitasi
sumber daya alam (terutama dalam skala besar) menyebabkan hilangnya
daya dukung sumber daya ini terhadap kehidupan mayarakat. Dari tahun
ke tahun sumber daya hutan di Indonesia semakin berkurang, sementara
itu pengusahaan sumber daya mineral juga mengakibatkan kerusakan
8
yang
tinggi
tidak
diimbangi
dengan
kebijakan
dan
2.2.1. Definisi
Gangguan stress pasca trauma adalah reaksi kuat,memanjang
dan tertunda terhadap suatu peristiwa yang luar biasa sehingga
seseorang menderita stress atau kehilangan yang berat .
2.2.2. Epidemiologi
Insidensi Post Trauma Stress Disorder (PTSD) diperkirakan 9
sampai 15 persen. Sedangkan prevalensinya di populasi umum
adalah 8 persen.Pada populasi yang mengalami resiko besar
menghadapi pengalaman traumatis prevalensinya dapat mencapai
75%.Wanita lebih sering mengalami PTSD dibanding pria. PTSD
bisa timbul pada usia kapan saja namun lebih sering pada usia
dewasa muda. Pada umumnya, trauma pada pria berhubungan
dengan peperangan sedangkan pada wanita sering disebabkan oleh
tindakan pemerkosaan.
Gangguan ini lebih sering terjadi pada oreng yang masih
9
akibat
perkosaan,
kecelakaan
yang
parah,
Biologis
Kerentanan genetik.
Kepribadian borderline, paranoid, dependent atau
antisosial.
Perempuan
Psikososial
penyesuaian
tidak
berhasil
mengatasi
sehingga
yang
berlangsung
lama
setelah
mengalami
katastrofa).
Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Stress Pascatraumatik (Tabel
dari DSM-IV,Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder,ed 4):
A. Orang yang telah terpapar dengan suatu kejadian traumatic di mana
kedua dari berikut ini terdapat:
1. Orang
mengalami,menyaksikan,atau
dihadapkan
dengan
D.
6.
7.
E.
F.
Untuk itu ada beberapa Jenis gangguan psikiatrik yang berkaitan dengan
bencana:
Sindrome otak organic
Dikenal sindrom otak organic akut dan kronis , perbedaan ini bukan
semata-mata karena lamanya perlangsungan akan tetapi lebih kearah
fungsionalnya. Pada sindrom otak organic akut sifatnya masih reversible,
sedang pada yang kronis merupakan kebalikannya.
Sindrom otak organic akut terjadi karena adanya kerusakan jaringan otak
yang dipengaruhi oleh luasnya permukaan. Untuk kerusakan yang sedikit ,
manifestasi gangguan jiwanya dipengaruhi oleh letak lesi.
Sindrom otak organic Akut (Delirium)
Salah satu penyebabnya adalah trauma kepala , dengan gambaran utama
suatu keadaan kesadaran yang berkabut atau penurunan kejernihan
kesadaran akan lingkungan.
Kriteria Diagnosis :
A.
1.
2.
3.
C.
14
D.
untuk
melakukan
aktivitas
motorik
meskipun
3.Perasaan bersalah karena lolos dari bahaya maut, sedangkan orang lain
tidak, atau merasa bersalah tentang perbuatan yang dilakukannya agar
tetap hidup.
4.Rendahnya daya ingat atau kesukaran konsentrasi
5.Penghindaran diri dari aktivitas yang membangkitkan ingatan tentang
peristiwa traumatic itu.
6.Peningkatan gejala-gejala apabila dihadapkan pada peristiwa yang
mensimbolisasikan atau menyerupai peristiwa traumatic itu.
Pendekatan Gangguan Stres Pasca Trauma
Rehabilitasi
Manipulasi lingkungan
Kecemasan
Kecemasan adalah ketegangan, rasa tak aman dan kekhawatiran yang
timbul karena dirasa ada sesuatu yang tak menyenangkan dan sumbernya
tidak jelas, pada ketakutan sumber jelas, sehingga pada ketakutan dapat
ditanggulangi dengan menjauhkan diri dari sumber bahaya. Keluhan yang
timbul dapat berupa keluhan fisik seperti gelisah, gemetar, keringat
berlebihan, denyut nadi cepat, tensi meninggi, mulut kering pernafasan
cepat, sukar tidur, diare ataupun meningkatkan frekuensi kencing.Keluhan
psikis dapat berupa mudah tersinggung, gangguan konsentrasi, pelupa.
Depresi
Depresi adalah sejenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen
Psikologik rasa aman, murung, sedih, putus asa dan tidak bahagia, sering
disertai komponen somatic seperti anokresia, Konstipasi, kulit dingin,
tekanan darah dan denyut nadi menurun sedikit.Gejala depresi sering
harus dibedakan dengan cemas, tetapi penderita depresi Nampak selian
sedih juga rasa negative terhadap dirinya, ragu-ragu, dan terganggu
penghayatan dirinya. Motivasi terganggu, merasa tidak dapat melakukan
tugas yang biasanya menjadi tanggung jawabnya, merasa kemauannya
18
lemah, cenderung melarikan diri dari tugas, sangat bergantung pada orang
lain dan ingin bunuh diri.Gangguan fungsi somatic yang lain yakni
gangguan tidur dan cepat merasa lelah.
Agresif
Agresif adalah tindakan menyerang yang disertai dengan kekerasan baik
secara fisik verbal atau simbolik terhadap lingkungan atau terhadap diri
sendiri.Agresif bisa bersifat positif bila tindakan ini digunakan untuk
pemecahan masalah misalnya dipakai sebagai pembelaan terhadap suatu
serangan yang nyata.Agresif menjadi negative bila untuk menghancurkan
diri sendiri.
Agresif sebenarnya menggambarkan perasaan tidak aman, kebutuhan akan
perhatian dan ketergantungan terhadap orang lain.Gejala yang ditunjukkan
dapat pasif agresif.Agresif dinyatakan dengan membantah, sikap
menentang, bicara kasar, cenderung menuntut terus menerus, bertingkah
laku kasar disertai tindak kekerasan.Permasalahan penderita agresif adalah
sikap yang tidak kooperatif , suka menghambat, bermalas-malasan,
bermuka masam, menyabot, keras kepala dan pendendam.
Paranoid
Keadaan paranoid adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai
perasaan curiga yang tidak beralasan pada orang lain.Penderita dapat
tenang, gelisah selalu mencurigai segala sesuatu yang ada diruangannya ,
selalu ingin tahu dan berusaha mengetahui hal yang dibicarakan atau
dilakukan orang lain, cenderung menarik diri, menunjukkan sikap
bermusuhan yang sering ditujukan pada orang tertentu yang sangat
dicurigai, kadang-kadang bersifat impulsive dan agresif.
Mani
Penderita Mani menunjukkan gejala hipearktif, gaduh gelisah, gembira
berlebihan terus menerus, tidak ada rasa takut. Pada dasarnya penderita
Mani sama dengan penderita depresi , merasa tidak dapat menerima
perasan ini, ia menyangkal hingga timbul kecemasan, penuh kebencian,
dan
rasa
permusuhan
terutama
terhadap
lingkungannya,
hingga
19
Penatalaksanaan
a. Skrining gangguan psikiatrik yang timbul bersamaan
danlakukan penilaian resiko (bunuh diri/pengabaian diri).
b. Rujukan
kepada
kelompok-kelompok
pendukung
misalnyayayasan medis untuk korban penyiksaan.
c.
Farmakoterapi
tidak
hanya
gejala
yang
menyerupai
kecemasan
atau
Persuasi
Sugesti
Yaitu melakukan komentar halus atau sambil lalu dan pertanyaan yang
hati-hati, bahwa penderita mampu berfungsi secara adekuat; dapat juga
secara tegas dengan menunjukkan pada apa saja yang telah dicapainya.
e.
kehidupan
sehari-hari,
mengenai
hal-hal
pemeriksaan,
sadar
disertai
emosi
yang
bersangkutan
sehingga
dorongan
dengan
sikap
ramah
tapi
tegas.Jangan
mengucapkan
sesuatu
tanpa
penderita
harus
dapat
mengatakan secara lisan apa yang disukai dan apa yang tidak disukai,
mempertahankan pendapatnya serta membantah pernyataan yang dianggap
tidak benar.Penderita dicegah supaya tidak melamun.Dengan terapi
kelompok penderita dapat mendengar masalah orang lain sehingga tidak
merasa bahwa dirinya mempunyai masalah.Usahakan obat tidak disimpan
oleh penderita agar tidak digunakan untuk bunuh diri.Waspadai penderita
yang sudah menunjukkan perbaikan tetapi mengatakan putus asa bahaya
bunuh diri. Dalam mengajak melihat permasalahan harus hati-hati agar
tidak malah menimbulkan kecemasan.
Untuk mengatasi meluasnya tingkah laku agresif, sikap penolong yang
diperlukan tenang, percaya diri, bijaksana dan tegas, ajak penderita di
tempat yang tenang, dorong untuk mengemukakan masalah yang
menyebabkan marah dan kesal kemudian dibantu agar mau melihat
masalahnya dari sudut pandang yang lain dalam proporsi wajar.
Untuk membantu mengatasi tingkah laku agresif, penderita difikasi atau
diberi obat. Untuk mengurangi rasa tak aman hendaknya dijelaskan
tindakan yang akan dilakukan agar mau mengatakan apa yang diharapkan,
bagaimana perasaan tentang dirinya dan perawatannya.Perlu digali latar
belakang penderita dalam hubungannya dengan keluarga.Penderita
dibimbing untuk mengenali dan mengendalikan dorongan agresif yang
timbul, diberi kesempatan untuk mengungkapkan isi hati masing-masing
dan mencoba mempertemukannya.
Langkah pertama pada paranoid adalah memberikan rasa aman,
mendengarkan segala keluhan atau pendapat penderita tanpa menyanggah
atau member komentar. Diusahakan tidak tertawa atau berbicara di
hadapan penderita bila ia tidak mengetahui apa yang dibicarakan atau
ditertawakan.Karena waham dan halusinasinya
permusuhan pada orang tertentu, ajak ke tempat tenang dan dorong agar
mau menceritakan sumber ketegangannya.
Penderita mani memerlukan perlindungan , penerimaan, penghargaan dari
orang lain, akan tetapi karena cenderung mengganggu lingkungan, maka
perlu kerja sama yang baik antar petugas dan adanya kesatuan sikap
dalam
menghadapi
agar
tidak
membingungkan
penderita
dalam
pengalaman emosionalnya.
Usaha pendekatannya menenangkan penderita dengan mengusahakan
lingkungannya yang tidak merangsang, dirawat dalam lingkungan yang
terpisah.Orang yang berhubungan dibatasi pengendalian dirinya karena
penderita sering bicara apa saja termasuk rahasia dirinya.Usahakan
penderita tidak terlibat pertengkaran dengan orang lain karena tingkah
lakunya. Bila perlu difiksasi dan beritahu kapan melepaskannya , cegah
usaha bunuh diri, sebab bila penderita sudah tenang sering megingat
kembali masalahnya, beri pekerjaan yang membutuhkan kelincahan tetapi
dapat selesai dalam jangka waktu pendek. Beritahu keluarga apa yang
dibutuhkan penderita.
BAB III
KESIMPULAN
25
tersebut
menimbulkan
ketidakmampuan.Stressor
adalah
kronisnya
yang
dapat
mempengaruhi
penderita,
juga
meminimalkan
keluhan,
mempertinggi
kemampuan,
DAFTAR PUSTAKA
26
Hibbert
A,Godwin
&
Dear
F.2009.Rujukan
Cepat
Psikiatri.AlihBahasa:Rini Cendika.EGC:Jakarta
Kaplan H,Sadock B & Grebb J.2007.Sinopsis Psikiatri,Jilid 2.Alih
Bahasa:Widjaja Kusuma.Binarupa Aksara:Tanggerang
Mansjoer, Arif,
dkk.
2008.
Kapita
Selekta
Kedokteran.
Media
Aesculapius : Jakarta
Tomb, David A. 2004.Buku Saku Psikiatri edisi 6.EGC : JakartaPPDGJ III
27