BENCANA
DOSEN PENGAMPU : IRFANDI RAHMAN, S.KEP., NS., M.KEP
PERAWATAN PSIKOSOSIAL DAN SPRITUAL
PADA KORBAN BENCANA.
Disusun oleh :
Kelompok 6
1. RISKY PRATIWI NIM : 201814201063 A
2. WA ODE GITA NIM : 201814201074 A
3. MARIATY MATULESSY NIM : 2018142010 A
Latar belakang
Setiap bencana pasti meninggalkan duka dan luka. Terbayang penderitaan yang
dialami masyarakat Jepang, khususnya di daerah bencana (Sendai, Fukushima, dan
sekitarnya), bencana gempa bumi dan tsunami yang menelan korban lebih dari
10.000 jiwa ini tentunya akan membawa perasaan pilu yang mendalam bagi
seluruh keluarganya. Demikian pula kejadian gempa bumi dan tsunami yang terjadi
di Aceh 6 tahun yang lalu yang menelan korban sekitar 200.000 jiwa. Tidak
hanya itu, selain kehilangan sanak saudara, para korban gempa juga kehilangan
tempat tinggal. Bangunan rumah mereka hancur, dan rata dengan tanah.
Akibat dari bencana tersebut akan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat paska
bencana, sebagai akibat perubahan yang terjadi dalam hidup mereka yang
terjadi secara drastis dan tiba–tiba, dan pada akhirnya menimbulkan kelainan
atau gangguan pada mental atau gangguan kejiwaan sebagai buntut bencana.
Definisi Bencana
Menurut Barbara Santamaria (1995), ada 3 fase dalam terjadinya suatu bencana,
yaitu diantaranya :
Fase preimpact
Merupakan warning phase, tahap awal dari bencana. Informasi didapat dari badan satelit dan
meteorologi cuaca. Seharusnya pada fase inilah segala persiapan dilakukan baik oleh
pemerintah, lembaga, dan warga masyarakat.
Fase impact
Merupakan fase terjadinya klimaks dari bencana. Inilah saat-saat dimana
manusia sekuat tenaga mencoba untuk bertahan hidup (survive). Fase impact ini
terus berlanjut hingga terjadi kerusakan dan bantuan- bantuan darurat dilakukan.
Lanjutan ....
Fase postimpact
Adalah saat dimulainya perbaikan dan penyembuhan dari fase
darurat, juga tahap dimana masyarakat mulai berusaha kembali
pada fungsi komunitas normal. Secara umum dalam fase
postimpact ini para korban akan mengalami tahap respon
psikologis mulai penolakan, marah, tawar- menawar, depresi
hingga penerimaan.
Permasalaahan Dalam Penanggulangan Bencana