Anda di halaman 1dari 1

PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN SISTEM

PRACETAK UNTUK BANGUNAN GEDUNG YANG MENGGUNAKAN


SAMBUNGAN PASKATARIK UNBONDED DAN ALAT PENDISIPASI
LOKAL INDONESIA
Hari Nugraha Nurjaman, Lutfi Faisal, Gambiro Suprapto, Mukhlis Suharso, Barra Hananta Sutan, HR
Sidjabat, Binsar Hariandja, Riyanto Rivki, Yesualdus Put

ABSTRAK
Saat ini ada dua konsep utama dalam perencanaan bangunan gedung tahan gempa, yaitu konsep
gaya gempa yang ditahan struktur, dan konsep yang mengisolasi gaya gempa agar tidak masuk ke
dalam struktur. Pada konsep yang pertama, metoda yang paling populer sekarang adalah konsep
desain kapasitas, dimana pada struktur dirancang untuk mengalami kerusakan di daerah tertentu,
agar tercipta pola keruntuhan daktail. Pada konsep pertama ini bangunan jika terkena gempa kecil
tidak boleh rusak, sedangkan jika terkena gempa kuat boleh rusak tapi tidak boleh rubuh. Pada
konsep kedua, gaya gempa diisolasi dengan bahan dan atau peralatan khusus sepeti isolasi dasar
dan serta sistem peredam pasif atau aktif. Pada konsep kedua ini, struktur dapat direncanakan tetap
elastik pada saat terkena gempa kuat. Pada konsep kedua ini, diperlukan investasi yang besar pada
peralatan isolasi dan peredam di awal konstruksi, namun bangunan tetap berfungsi dengan baik
selama umur bangunan. Suatu konsep sambungan pracetak yang mempunyai kemampuan setara
dengan konsep isolasi namun biaya yang jauh lebih efisien, dikembangkan pada PRESSS (Precast
Structural Seismic System) Program (1995 – 2002) di Amerika Serikat. Konsep ini menggunakan
sambungan sistem prategang pastarik unbonded, yang berfungsi untuk mengembalikan perubahan
bentuk struktur ke posisi awal jika terkena beban gempa. Konsep ini sudah diadopsi di ACI Code
sejak ACI 318-2001, NZS 3101:2006, dan sekarang juga diadopsi di SNI 7833:012. Konsep ini telah
diterapkan pada bangunan pracetak setinggi 39 lantai di San Francisco pada tahun 2004, dan pada
beberapa bangunan di Selandia Baru. Pada gempa kuat tanggal 22 Februari 2011 di kota
Christchurch,Selandia Baru, bangunan yang direncanakan dengan konsep ini terbukti tidak
mengalami kerusakan pada struktur, sedangkan pada bangunan yang direncanakan dengan konsep
desain kapasitas mengalami kerusakan berat yang menimbulkan permasalahan mengenai cara-cara
perbaikannya. Berdasarkan pengalaman ini, penelitian dan pengembangan konsep sambungan
pracetak ini dilakukan di Indonesia pada akhir 2013-2014, dengan penggunaan beberapa material
dan metoda lokal Indonesia pada alat pendisipasi. Diharapkan dari kegiatan ini dapat diperoleh suatu
alternatif sistem pembangunan yang handal terhadap gempa kuat selama masa layan , yang saat ini
disyaratkan dalam Peraturan Gempa Indonesia baru SNI 1726:2012, dengan biaya yang ekonomis.

Kata-kata kunci: bangunan tahan gempa, konsep desain kapasitas, PRESSS, sambungan paskatarik
unbonded, kandungan material dan metoda lokal pada alat pendisipasi

Seminar dan Pameran HAKI 2014 - “Siaga Gempa Bersama HAKI Menuju Indonesia yang Lebih Baik dan Aman”

Anda mungkin juga menyukai