Anda di halaman 1dari 4

Nama : Aspiannur

NIM : P07220420092
Prodi : Profesi Ners

Web Of Caution
Cairan : volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan air. Cairan tubuh terdiri dari cairan eksternal dan cairan internal.
Elektrolit : substansi yang menyebabkan ion kation (+) dan anion (-).

Fungsi Cairan Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake dan


1. Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan output cairan. Intake cairan berasal dari minuman
temperature tubuh. dan makanan.
2. Transport nutrient ke sel
3. Transport hasil sisa metabolisme
4. Transport hormone
5. Pelumas antar organ Kebutuhan cairan : 1.800 – 2.500 ml/hari. Sekitar
6. Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam 1.200ml berasal dari minuman dan 1.000 ml dari
system kardiovaskuler. makanan.
Pengeluaran cairan melalui ginjal : urine 1.200-
1.500 ml/hari, paru-paru 300-500 ml, dan kulit
600-800 ml
Distribusi Cairan Tubuh

Cairan Intraseluler : 40% (25L)

Cairan Tubuh : 60 % (40 L)


Cairan Ekstraseluler : 20% (15 L)

Cairan Interstisial : Plasma Darah :


15% (12 L) 5% (3 L)

Faktor yang Mempengaruhi Cairan dan elektroit

Difusi, filtrasi, transport aktif,


usia iklim diet stress Kondisi sakit
Perfusi Perifer Hipervolemia Gangguan keseimbangan elektrolit: Gangguan keseimbangan asam
Tidak Efektif (D.0022) basa:
hiponatremia&hypernatremia
(D.0009)
hipokalemia&hyperkalemia asidosis respiratorik
hipokalsemia&hyperkalsemi asidosis metabolic
alkalosis respiratorik
alkalosis metabolik
MK : Perfusi Perifer Tidak Efektif (D.0009) MK : Hipervolemia (D.0022)
Kategori : Fisiologis Kategori : Fisiologis
Sub Kategori : Nutrisi dan Cairan Sub Kategori : Nutrisi dan Cairan

Intervensi : Intervensi :
A. Perawatan sirkulasi (I.02079) A. Manajemen Hipervolemia (I.03114)
1. Periksa tanda dan gejala hipervolemia
Observasi 2. Identifikasi penyebab hipervolemia
1. Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer, edema, 3. Monitor status hemodinamik
pengisian kapiler,warna, suhu, ankle-brachial
4. Monitor intake dan output cairan
2. Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi (mis.
Diabetes, perokok, orang tua, hipertensi 5. Monitor tanda hemokonsentrasi
3. Monitor panas, kemerahan, nyeri atau bengkak pada 6. Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama
ekstremitas 7. Batasi asupan cairan dan garam
8. Tinggikan kepala 30-400
Terapeutik 9. Anjurkan melapor jika haluaran urine < 0,5 mL/kg/jam dalam 6
4. Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di jam
area keterbatasan perfusi 10. Anjurkan melapor jika BB bertambah >1 kg dalam sehari
5. Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas 11. Ajarkan cara membatasi cairan
dengan keterbatasan perfusi 12. Kolaborasi pemberian diuretik
6. Lakukan pencegahan infeksi B. Edukasi nutrisi parenteral
7. Lakukan hidrasi C. Insersi intravena
Edukasi D. Kateterisasi Urin
8. Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah E. Pemantauan tanda vital
secara teratur F. Manajemen Asama Basa
9. Anjurkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi G. Pengambilan sampel darah Arteri
(mis. Rendah lemak jenuh, minyak ikan H. Pengambilan sampel darah
10. Informasikan tanda gejala darurat yang harus
dilaporkan (mis. Rasa sakit yang tidak hilang saat
istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa)
DAFTAR PUSTAKA :
Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan Edisi 4. Salemba Medika: Jakarta
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI

Anda mungkin juga menyukai