Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ainiyatul Hikmah

NIM : 180111100212

Mata Kuliah : Hukum Ketenagakerjaan Kelas B

Analisis Kasus Tentang Pekerja Anak

1. Permasalahan hukum dalam kasus ini antara lain :


a. Perusahaan memperkerjakan anak dibawah usia 18 Tahun
b. Anak usia 15 tahun bekerja di pertambangan menjadi suatu hal yang biasa.
c. Tidak ada pekerjaan yang layak di lingkungan tersebut.
2. Dasar Hukum
- Pasal 68-74 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
- UU 1 / 2000 tentang Pengesahan Konvensi ILO No. 182 Mengenai Pelarangan
dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaaan Terburuk Untuk
Anak
- Pasal 2 ayat (2) Kepmenakertrans, KEP. 115/MEN/VII/2004
- Keppres 59 tahun 2002
3. Pembahasan dan Analisis
Pekerja anak adalah setiap orang yang berumur dibawah 18 tahun yang bekerja
dengan menerima upah. Menurut ILO, Pekerja anak adalah anak- anak yang
berusia kurang dari 18 tahun yang melakukan pekerjaan membahayakan dan
mengancam kehidupan mereka, tidak mengenyam pendidikan, mengalami kekerasan
fisik, emosional dan seksual.
Dalam Pasal 68 UU 13/2003 pengusaha dilarang memperkerjakan anak. Sedangkan
dalam kasus tersebut perusahaan telah mempekerjakan anak dibawah umur, dan hal
ini tentunya tidak dibolehkan oleh undang-undang. Akan tetapi, ada suatu hal yang
dapat dikecualikan bagi anak yang berumur antara 13 - 15 tahun untuk melakukan
pekerjaan yang ringan selama itu tidak mengganggu perkembangan dan kesehatan
fisik, mental, dan sosial (Pasal 69 ayat (1). Dalam hal ini harus dengan syarat, antara
lain:
a. izin tertulis dari orang tua atau wali
b. perjanjian kerja antara pengusaha dengan orang tua atau wali
c. waktu kerja maksimum 3 (tiga) jam
d. dilakukan pada siang hari dan tidak mengganggu waktu sekolah
e. keselamatan dan kesehatan kerja
f. adanya hubungan kerja yang jelas, dan menerima upah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku

Selain adanya pengecualian-pengecualian tersebut, dalam Pasal 71 ayat (2) UU


13/2003 pengusaha yang mempekerjakan anak itu wajib:

- Di bawah pengawasan langsung dari orang tua atau wali


- Waktu kerja paling lama 3 (tiga) jam sehari, dan
- Kondisi dan lingkungan kerja tidak mengganggu perkembangan fisik, mental,
sosial, dan waktu sekolah.

Dalam hal ini berarti pengusaha dilarang mempekerjakan anak untuk


mengembangkan bakat dan minat tanpa pengawasan langsung orang tua/wali. Dan
bentuk dari pengawasan tersebut yaitu harus didampingi orang tua setiap kali anaknya
melakukan pekerjaan, mencegah perusahaan apabila memperlakukan eksploitatif
terhadap anaknya, dan menjaga keselamatan, kesehatan dan moral anaknya selama
melakukan pekerjaan.

Jadi meskipun anak tersebut berusia dibawah umur sudah melakukan pekerjaan
disuatu perusahaan, maka hal itu dibolehkan selama pekerjaan itu memenuhi syarat
tersebut dan dalam pengawasan orang tua.

Selanjutnya dalam kasus tersebut dikatakan bahwa pekerjaan di pertambangan yang


dilakukan anak usia 15 tahun adalah hal yang biasa. Berikut ini adalah jenis
pekerjaannya untuk anak yang boleh dilakukan, yaitu : anak dapat melakukan
pekerjaan untuk mengembangkan bakat dan minatnya (Pasal 71 ayat (1) UU
13/2003). Kemudian pekerjaan tersebut harus memenuhi kriteria yang ada dalam
Pasal 2 ayat (2) Kepmenakertrans, KEP. 115/MEN/VII/2004, antara lain : pekerjaan
tersebut biasa dikerjakan anak sejak usia dini, pekerjaan tersebut diminati anak, dan
pekerjaan tersebut berdasarkan kemampuan anak, dan pekerjaan tersebut
menumbuhkan kreatitivitas dan sesuai dengan dunia anak.

Adapun jenis larangan mempekerjakan anak dengan pekerjaan terburuk, dalam Pasal
74 UU 13/2003 menyebutkan “Siapapun dilarang mempekerjakan dan melibatkan
anak pada pekerjaan-pekerjaan yang terburuk”. Pekerjaan terburuk tersebut meliputi:
- Segala pekerjaan dalam bentuk perbudakan atau sejenisnya.
- Segala pekerjaan yang memanfaatkan, menyediakan, atau menawarkan anak
untuk pelacuran, produksi pornografi, pertunjukan porno, atau perjudian
- Segala pekerjaan yang memanfaatkan, menyediakan, atau melibatkan anak untuk
produksi dan perdagangan minuman keras, narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif lainnya, dan semua pekerjaan yang membahayakan kesehatan,
keselamatan, atau moral anak.

Dalam Keppres 59 tahun 2002, jenis-jenis pekerjaan terburuk untuk anak, yaitu:

a) Anak-anak yang dilacurkan


b) Anak-anak yang bekerja di pertambangan
c) Anak-anak yang bekerja sebagai penyelam mutiara
d) Anak-anak yang bekerja di sektor konstruksi
e) Anak-anak yang bekerja di jermal
f) Anak-anak yang bekerja sebagai pemulung sampah
g) Anak-anak yang dilibatkan dalam produksi dan kegiatan yang menggunakan
bahan-bahan peledak
h) Anak yang bekerja di jalan
i) Anak yang bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga
j) Anak yang bekerja di industri rumah tangga
k) Anak yang bekerja di perkebunan
l) Anak yang bekerja pada penebangan, pengolahan dan pengangkutan kayu
m) Anak yang bekerja pada industri dan jenis kegiatan yang menggunakan bahan
kimia yang berbahaya.

Pekerjaan terburuk bagi anak adalah pekerjaan yang tidak boleh diberikan pada anak
usia dibawah umur. Melihat pada Poin (b) Keppres 59 tahun 2002 mengenai jenis-
jenis pekerjaan terburuk bagi anak, yaitu Anak yang bekerja dipertambangan.
Merujuk pada kasus tersebut yang pada intinya adalah perusahaan telah
memperkerjakan anak dibawah umur dengan pekerjaan pertambangan, yang mana
pekerjaan pertambangan dikategorikan sebagai suatu hal yang sudah biasa, maka
pernyataan seperti ini adalah sudah melanggar hukum dan undang-undang karena
pekerjaan itu dapat membahayakan kesehatan, keselamatan, atau moral anak seperti
yang disebutkan pada Pasal 74 ayat (2).
Adapun sanksi mengenai pelanggaran pada Pasal 74, yaitu akan dikenakan sanksi
pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan/atau
denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 dan paling banyak Rp 500.000.000,00.

KESIMPULAN

Mempekerjakan anak dibawah umur itu bukanlah suatu hal yang baik dan juga bukan
sesuatu yang diharuskan, namun terkadang ada suatu keadaan/ sebab tertentu dimana
anak-anak dibawah umur sudah bekerja. Biasanya hal itu terjadi karena faktor
ekonomi keluarga yang minim, yang mana anak dibawah umur harus rela bekerja
demi membantu orang tuanya. Pekerjaan untuk anak dibawah umur seringkali tidak
di perhatikan oleh orang tua, apakah itu merupakan pekerjaan yang layak atau tidak.

Anak dibawah umur pada dasarnya tidak boleh bekerja, akan tetapi ada beberapa
pengecualian-pengecualian dalam undang-undang yang membolehkan anak itu
bekerja. Pekerjaan yang layak untuk anak dibawah umur juga harus sesuai dengan
undang-undang seperti yang sudah disebutkan diatas.

Sebagai perusahaan semestinya juga mengetahui apa saja pekerjaan yang boleh
dikerjakan untuk anak dibawah umur, dan hal ini harus atas izin dan pengawasan
orang tua, bukan secara langsung menerima anak itu untuk bekerja sama halnya
seperti orang dewasa. Perusahaan yang mempekerjakan anak dibawah umur dengan
pekerjaan pertambangan telah melanggar undang-undang dan sudah sepatutnya
perusahaan tersebut harus menerima sanksi atas tindakanya.

Melihat dari kasus tersebut dimana pekerjaan yang layak untuk anak dilingkungan
tersebut tidak ada, yang ada hanyalah pertambangan. Maka seharusnya pemerintah
melakukan tindakan yang mana agar anak dibawah umur yang berkeinginan untuk
bekerja tersebut bisa memperoleh suatu pekerjaan yang layak sesuai porsi mereka,
entah itu berupa menggalian minat dan bakat, membuat kerajinan tangan, dan
sebagainya. Sebagai orang tua juga seharusnya mencegah anak untuk melakukan
pekerjaan pertambangan, karena itu merupakan pekerjaan yang buruk bagi anak dan
merupakan pekerjaan yang dilarang oleh undang-undang karena dapat
membahayakan kesehatan, keselamatan, dan moral anak.

Anda mungkin juga menyukai