Engine Management System
Engine Management System
A. Pendahuluan
Tingkat keselamatan, kenyamanan, eknomis dan produk ramah lingkungan secara
bertahap menjadi rasyarat mutlak bagi pengemudi dan masyarakat yang harus
dipenuhi. Hal tersebut menjadi masalah sosial yang makin meningkat, termasuk
tingginya tingkat polusi lingkungan, pemakaian konsumsi bahan bakar yang meningkat
dan kecelakaan lalulintas yang diakibatkan ‘oleh kendaraan. Tuntutan ini khususnya
bagi para pelajar KK/TKR harus mengikuti perkembangan teknologi canggih yang
menggunakan teknologi elektronik agar bisa memenuhi tuntutan service untuk
kendaraan tesebut.
C.TINGKATEMISI
D.NYAMAN-KUAT
E HANDAL
B. Engine Manajemn Sistem
EMS system (engine management system) mengatur secara luas agar operasional
mesin bisa tetap bekerja secara optimal setiap saat melalui pengaturan elemen mesin
seperti sensor, actuator, controller, dst.
EMS system (engine management system) mengatur secara luas agar operasional
mesin bisa tetap bekerja secara optimal setiap saat melalui pengaturan elemen mesin
seperti sensor,actuator dan controller. Sistem pengaturan mesin melibatkan pengaturan
bahan bakar, air intake dan juga waktu pengapian, agar diperoleh momen dan tenaga
sesuai spesifikasi. Pengemudi dapat mengatur bukaan throttle valve secara manual
dengan sistem koneksi mekanis, yang kemudian mengatur rasio udara/bahan bakar ke
dalam mesin, selanjutnya campuran udara/bahan bakar yang masuk itu akan
menentukan tenaga dan momen yang dihasilkah oleh mesin.Pengaturan momen mesin
biasanya menggunakan sistem kontrol secara mekanis dan tekanan hampa, misalnya
evaporator yang menghasilkan campuran bahan bakar/udara untuk pembakaran,
pemakaian peralatan yang sudah sesuai dengan aturan international untuk memperoleh
energi pengapian yang tepat, distributor, centrifugal dan sistem oscilation
vacuum.Sistem konfigurasi kontrol secara mekanis dapat dikatakan sangat rumit, susah
dalam pembuatan, dan sulit untuk mendapatkan hasil yang optimal dan efisiens,
sehingga mengakibatkan emisi buangnya tidak bisa mengikuti aturan yang telah
ditetapkan.Sistem pengontrolan secara elektroni untuk sistem injeksi bahan bakar
(Bosch’s DJetronic danL-Jetronic) sudah diperkenalkan untuk menggantikan sistem
konvesional karburator atau injeksi mekanis, dan selanjutnya teknologi pengaturan
secara elektronic untuk aplikasi mesin dan keseluruhan sistem pada kendaraan
berkembang dengan pesat. Penggunaan teknologi pengaturan secara elektronik akan
memungkinkan sistem pengontrolan berjalan secara akurat dan tahan lama, serta dapat
mengurangi polusi lingkungan karena emisinya lebih baik, hemat bahan bakar, stabilitas
dan kontrol sistem juga lebih baik. Perkembangan teknologi elektronika yang sangat
pesat, termasuk di dalamnya semi conductor dan komputer sejak tahun 1970 juga
berperan dalam meningkatkan tingkat kestabilan kendaraan dan harganya juga sudah
semakin terjangkau.
Ada tiga alasan dasar penggunaan kontrol mesin secara elektrik yaitu:
Pada model simultan, bahan bakar dinjeksikan dalam waktu yang bersamaan untuk
semua silinder. Mode ini merupakan metode penyemprotan model lama dan untuk
model baru diaplikasikan pada saat start dan kondisi temperatur air pendingin masih
rendah.
Pada awalnya, fungsi piranti elektronik yang ada pada system induksi udara adalah
hanya sebagai sensor, guna mengetahui jumlah atau volume udara yang masuk ke
intake manifold dan temperatur udara agar ECU dapat menghitung massa udara yang
dimasukkan ke ruang bakar. Dewasa ini pengontrolan telah dapat dilakukan khususnya
pada putaran rendah untuk mengontrol putaran idle dan putaran tinggi guna
meningkatkan efisiensi volumetric. Skema system control udara dapat dilihat pada
gambar 2.
Sistem aliran udara dimulai dari filter udara untuk menyaring dari kotoran, air
metering (berupa sensor temperature dan air flow meter) menuju throttle body, intake
manifold dan ke ruang bakar. Fungsi dan prinsip kerja sensor dan actuator didalam
system ini dapat anda pelajari pada modul berikutnya yaitu pada modul sensor dan
actuator.
Tujuan yang diharapkan dari sistem control engine pada saat engine bekerja pada
putaran idle adalah
Seperti yang telah diuraiakan pada materi sebelumnya bahwa engine management
sistem yang ada didalam kendaraan merupakan gabungan dari system pengapian dan
sistem bahan bakar yang dikontrol oleh sebuah Engine Control Modul (Kontrol
Unit). Dalam bekerjanya sistem pengapian (Ignition System) dan sistem bahan bakar (Fuel
System) dikontrol oleh sebuah kontrol unit (Engine Control Modul). Masukan berupa besaran
listrik dari sensor sensor yang dipekerjakan dan diolah oleh ecm/ecu yang kemudian
besaran kuantitas nilai tersebut akan mampu menggerakan actuator untuk bekerja .
Untuk system bahan bakar sendiri dalam hal ini adalah injector dikenal dengan Single
point injector ( SPI ) dan Multi Point Injector ( MPI ). Penyemprotan bahan bakarnya
dapat dilakukan sebelum ruang bahan bakar / intake manifold atau langsung diruang
bakar yang dikenal dengan Gasoline Direct Injection ( GDI ).
ECU Mengolah data masukan dari sensor sensor yang ada sehingga tidak akan terjadi
kesalahan saat penyemprotan dan jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk tiap kali
siklus pembakaran.
Sensor water temperature sensor dipasangkan pada saluran sambungan air
( water ) didalam engine, dimana tugas dari sensor ini adalah memindai temperature
terkini dan tetap menjaga kondisi mesin tidak terjadi over heating, dengan demikian
sensor ini memberikan input ke ecu dan memerintahkan actuator ( injector ) untuk
menyemprotkan bahan bakar sesui volumenya ditiap silinder.
waktu pengapian
Tentunya masukan informasi ke ecu tidak lain adalah berupa tegangan listrik yang
dirubah oleh ecu menjadi sinyal, dimana tegangan paling tinggi yang dihasilkan adalah
pada saat kunci kontak pada posisi ON mesin mati dan saat akselerasi yaitu dengan
menginjak katup gas secara tiba tiba, begitu sebaliknya saat deselerasi tegangan ada
ditegangan paling rendah.
Tugas dari Intake Air temperature sensor adalah mendeteksi suhu udara masuk yang
dapat bekerja pada temperature -40 C S.d +120 C.
0 0
Gambar 7; IAT sensor Toyota Avanza
Pemasangan dari oksigen sensor adalah disaluran gas buang .secara umum
penggunaan oksigen sensor pada kendaraan yang menggunakan bahan bakar tanpa
timbale ( Pertamax ), sementara penggunaan bahan bakar premium hanya
menggunakan resistor variable yang juga bertujuan untuk mengatur emisi saat putaran
idle
Fungsi dari oksigen sensor adalah mengetahui keluaran gas buang, dimana jika didapat
rasio oksigen yang terbakar akan dapat dipindai oleh sensor dank arena sensor ini
bereaksi dengan oksigen dan menghasilkan tegangan yang akan diolah oleh ECU,
perubahan tegangan secara drastic yang diakibatkan pembakaran tidak sempurna
misalnya atau nilai AFR diluar batas kewajaran maka dengan segera ECU akan
mengubah timing pengapian dan jumlah kwantitas bahan bakar untuk dapat
mempertahankan rasio yang tepat.
Throtlle Position Sensor akan mendeteksi pembukaan katup gas dari sini sini
diketahui kwantitas udara yang masuk, yang selanjutnya sinyal tegangan akan dikirim ke
ECU untuk kemudian penyemprotan bahan akan segera dilakukan .
Gambar 8;TPS sensor Toyota Avanza
Sensor variable Valve Timing Intelligent difungsikan untuk mengetahui bukaan katup
masuk tentunya disesuaikan dengan kebutuhan campuran Bahan bakar saat kendaraan
idle, akselerasi juga deselerasi. Saat mesin dingin tidak diperlukan overlapping atau
kedua katup membuka bersaan saat langkah buang , peran sensor ini akan memberikan
masukan ke ECU dan mengirimkan perintah kepada VVTI untuk meberikan tekanan
fluida terhadap oil control valve.
Posisi relative piston terhadap TMA maka selanjutnya tegangan koil akan ditembakkan
sesuai posisi relative tersebut.
Cara yang kedua dapat digunakan seutas kabel atau lebih dikenal dengan kabel
jumper . namun cara ini diperlukan kehatian hatian dan pengetahuan yang baik
mengenai mobil system EFI sebagai langkah prasyarat sebelum melanjutkan ke EMS.
Kabel jumper dihubungkan dengan connector seperti yang terlihat pada gambar 13.
Untuk Avanza digunakan standar OBD 2 dengan jumlah pin sebanyak
16 PIN.kabel jamper dihubungkan dengan lubang no urut 4 atau 5 sebagai groundnya
yang dikoneksikan dengan lubang atas dengan nomor urut 12 sebagai EFI T_nya.
Setelah kita hubungkan dengan kabel jumper maka lampu MIL akan menyala yang
menampilkan kode sejumlah kedipan yang berhubungan dengan kegaglan fungsi dari
sensor sensor .
Gambar 14; Arah Hitung Jumlah PIN dan Kunci Kontak Toyota Avanza