Anda di halaman 1dari 2

DYAH NOFANI C, A.

, S,Pd
Hai sahabat matriks, di matriks edisi kali ini, kita akan sedikit membahas tentang sosok
guru cantik yang suka dengan Bahasa asing. Yaa.. siapa lagi kalau bukan bu Dyah Nofani atau
yang akrab disapa dengan frau Dyah. Beliau lahir di kota Banyuwangi pada tanggal 21
Nopember dari pasangan ibu Dra. Supaini dan bapak Ir. Soemartono Raharja(Alm). Frau Dyah
bertempat tinggal di jalan Pucang Adi no 121 Surabaya.

Pendidikan beliau dimulai dari TK di bhayangkari Banyuwangi, SD di SDN Kertajaya 4,


SMP 32, SMAN 20, dan lanjut ke bangku perkuliahan di unesa. Frau Dyah menikah dengan
Bapak Iwan, dan sudah dikaruniai 3 anak namun anak yang kedua harus pergi meninggalkan
beliau duluan. Anak pertama bernama Queensya Ramadhani Erste Samudra Putri J, yang kedua
bernama Princessa Firfa Zweite Ssmudra Putri J (Alm), dan anak ketiga bernama Rafizky Fairuz
Dritte Samudra Putra J. frau Dyah ternyata memiliki kakek seorang Belanda yang bernama
Frederick Frid.

Awal Karir beliau dimulai dengan membuka usaha tour dan travel dan selanjutnya
bergabung di klinik medika Chandra punya angkatan laut dari Jakarta dan membuka cabang di
Surabaya dan frau Dyah yang memegang usaha ini pada saat itu. Dan pada tahun 2005 beliau
beralih menjadi guru Bahasa German.
Beliau memilih menjadi guru Bahasa German karena beliau sangat suka dengan Bahasa
asing. Dan menurut beliau jika Bahasa Inggris sudah biasa, maka dari itu beliau memilih menjadi
guru Bahasa German. Tidak hanya menjadi guru Bahasa German, beliau juga menjabat sebagai
koordinator humas di SMA KARTIKA IV-3 Surabaya.
Sahabat matriks, siapa yang disini suka travelling? Ternyata guru cantik penyuka Bahasa
asing ini memiliki hobi travelling juga loh. Siapa yang hobinya sama seperti frau Dyah? Dan
beliau juga bercita cita agar dapat menaikkan haji kedua orangtuanya.
Tidak lupa juga beliau berpesan ke siswa siswi “selalu berfikir positif untuk dirinya,
untuk masa depannya, karena dengan berfikir positif dia bisa meraih apa yang dia citakan, jangan
lupa tentukan cita citanya mau jadi apa, karena tanpa arah kalian akan bingung mau kemana
nantinya” ucap frau Dyah. Tidak hanya untuk siswa siswinya, beliau juga berpesan “untuk teman
teman guru, teman seperjuangan kompak selalu, karena tanpa kekompakan, sekuat apapun
pimpinan, sekuat apapun suatu organisasi tidak akan maju tanpa kekompakan.”
Nah, dari profil guru kali ini dapat kita simpulkan, kita harus memfikirkan masa depan
kita agar dapat terarah dan agar apa yang kita cita citakan dapat terwujud. Dan kita juga dapat
mengambil sisi positifnya yaitu, tidak semua budaya asing membawa pengaruh buruk bagi kita,
contohnya Bahasa asing, kita dapat menguasai Bahasa asing tanpa harus melupakan Bahasa dan
kebudayan kita.

(an)

Anda mungkin juga menyukai