Kelas : XI MIPA 4
Kartini kecil semakin tumbuh dengan melihat langsung ibunya, Ngasirah menjadi
orang terbuang di rumahnya sendiri. Penyebabnya karena Ngasirah tidak punya darah
ningrat sehingga ia diperlakukan layaknya pembantu di rumahnya sendiri. Sementara
ayah Kartini, Raden Sosroningrat mencintai Kartini, namun tak berdaya melawan tradisi
yang sudah turun temurun.
Sepanjang perjalanan hidupnya, Kartini berjuang menyetarakan hak bagi semua
orang. Baik ningrat ataupun bukan, terutama hak pendidikan, apalagi untuk perempuan
di daerahnya.
Bersama kedua saudarinya yang bernama Roekmini dan Kardinah. Kartini
berjuang mendirikan sebuah sekolah. Sekolah tersebut diperuntukkan bagi kaum miskin
yang tak dapat mengenyam pendidikan. Serta untuk menciptakan lapangan pekerjaan
bagi semua masyarakat Jepara. Disamping perjuangannya ia juga harus menghadapi
masalah pribadinya. Serta mendobrak tradisi yang telah ada selama turun-temurun.