Anda di halaman 1dari 8

Resensi Novel “Sarjana di Tepian Baskom”

Fitri
Firdayanti Johan
NPM :062118049

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2018
A. Identitas Buku

1. Judul buku : Sarjana di Tepian Baskom


2. Penulis : Wildan Fauzi Mubarock
3. Penerbit : Indie Book Corner
4. Penyunting : Dra.Sri Rahayu Dwiastuti, Abdul Rosyid, M.Pd.,
Divia “Veliaris” Uzukriyah, Maria Puspitasari
5. Proof Reader : Yovi Sudjarwo
6. Desain sampul : Ega Pramudita
7. Tata letak : Anindra Saraswati
8. Warna sampul : Kuning hitam
9. Gambar sampul : Siluet dua orang pria saat senja
10. Gambar didalam buku : Gambar bohlam memakai topi toga, terdapat pada setiap
subjudul
11. Warna kertas : Krem
12. Jenis kertas : Bookpaper
13. Tebal buku ` : 1,0 cm
14. Dimensi buku : 13,5 x 19,5 cm
15. Jumlah halaman : 174 halaman
16. Alamat penerbit : Jl. Prayan I no. 80 B
Condong Catur, Depok, Sleman-Yogyakarta
Tlp.0812 1516 9225
www.bukuindie.com
17. Tahun terbit : Cetakan pertama Januari 2015
Cetakan kedua Mei 2015
Cetakan ketiga November 2015
Cetakan keempat Desember 2015
Cetakan kelima Oktober 2016
Cetakan keenam September 2017
Cetakan ketujuh Desember 2018
18. ISBN : 978-602-3090-61-7
19. Harga buku :Rp 50.000
B. Sinopsis
Buku Sarjana di Tepian Baskom ini mengisahkan tentang Muhamad Tegar
Mubarock yang akrab disapa Tegar, ia adalah anak yatim yang tinggal bersama ibunya
bernama Mak Yati dan ketiga adiknya yaitu Rosid, Wilda, dan Wilma. Tegar adalah
seorang sarjana dengan nilai IPK yang selalu tinggi. Ia berhasil menyelesaikan studi S1
dengan predikat cum laude. Tetapi sayangnya, ia hanya bekerja menjadi seorang guru di
sekolah yang dapat dikatakan sangat sederhana. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
tempat Tegar mengajar itu penuh dengan kesederhanaan dan kehangatan membuat Tegar
nyaman mengajar di sekolah tersebut. Sementara itu, tetangganya yang bernama Encep
yang tidak memiliki gelar sarjana tetapi berhasil menjadi seorang pengusaha sabun yang
terbilang cukup sukses. Hal itu kemudian membuat warga disekitar rumahnya
beranggapan bahwa gelar sarjana hanyalah omong kosong semata, karena pada
kenyataannya yang tidak bergelar sarjana pun bisa meraih kesuksesan. Akibat pandangan
seperti itulah tekad murid-murid untuk melanjutkan sekolah dan berkuliah pun menjadi
lenyap. Tentu hal ini membuat Tegar merasa sedih.
Tegar memiliki seorang sahabat yang dikenalnya semenjak duduk di bangku
kuliah, ia bernama Daris. Tegar dan Daris memiliki kepribadian yang sangat berbeda.
Tegar merupakan mahasiswa pintar dianggap terlalu teoritis dan hanya menggunakan
otak kiri saja untuk berpikir. Berbeda halnya dengan Daris, ia adalah seorang yang
kreatif, inovatif, suka berimajinasi, pandai membaca puisi dan juga memiliki musikalitas
yang sangat tinggi. Daris dianggap selalu berpikir dengan otak kanan nya. Tetapi, Daris
berdalih bahwa Bhineka Tunggal Ika ia dengan Tegar. Artinya, mereka berbeda tetapi
saling melengkapi dan membutuhkan.
Setelah waktu bergulir, kontrak Tegar untuk mengajar di sekolah yang sederhana
telah usai. Meski berat berpisah dengan anak-anak yang memiliki semangat belajar tinggi
walau godaan mencari nafkah lebih menjanjikan untuk mereka, tetapi di lain sisi Tegar
memiliki cita-cita lain untuk dapat mengajar di sekolah terbaik. Kemudian, Tegar berhasil
menjadi guru di salah satu sekolah internsional atas ajakan dari Mrs. Adri yang
merupakan kepala sekolah internasional tersebut. Mewah dan sangat berbeda dari dari
sekolah tempat Tegar mengajar sebelumnya. Ia telah dapat membuat orang Mak Yati dan
adik-adiknya bangga. Tegar dapat membahagiakan keluarganya karena telah memiliki
gaji yang terbilang besar sehingga Tegar dapat memblei sebuah sepeda motor. Namun,
kesabaran sangat diperlukan oleh Tegar. Karena mengajar di sekolah internasional itu
guru tidak diperbolehkan untuk membentak, apalagi memarahi. Sedangkan Tegar hanya
ingin tegas terhadap murid yang tidak menghargainya. Waktu bergulir, Tegar berhasil
membuat murid-murid menyukai kelas Art. Kemudian Tegar dan kelas Art mengikuti
perlombaan teater tingkat nasional dengan harapan untuk dapat membanggakan nama
sekolah dan mempererat hubungan siswa dengan orang tuanya. Berbekal ilmu teater yang
ia miliki dari Daris, Tegar dan kelas Art berhasil mendapat peringkat kedua.

C. Kelebihan dan Kekurangan isi Novel


a. Kelebihan yang terdapat didalam buku ini adalah banyaknya kata yang
memotivasi dan menginpirasi yang bisa dijadikan pembelajaran untuk kedepannya agar
menjadi bisa menjadi orang yang lebih bersyukur dengan keadaan kita yang sekarang
karena masih banyak orang lain yang nasibnya belum seberuntung kita. Perjalanan dan
permasalahan hidup yang dikemas sedemikian rupa membuat pembaca penasaran untuk
mengetahui kejadian selanjutnya sehingga menarik untuk dibaca. Buku ini memiliki
kata,tata dan gaya bahasa yang unik dan menarik. Terdapat pula sajak, senandung
lagu,dan puisi yang menjadikan buku ini lebih menarik. Adanya nilai-nilai agama dan
sosial menambah warna pada buku ini. Buku ini cocok dibaca semua kalangan karena
berisi kisah yang sangat inspiratif.
b. Kekurangan yang terdapat didalam buku ini adalah alur cerita yang sedikit
membingungkan pembaca sehingga terkadang harus dibaca berulang agar benar-benar
mengerti maksudnya. Terjadi kesalahan pengetikan karena kurang diberi jarak spasi
seperti pada halaman 17 baris 2 kaugemari seharusnya kau gemari, kauminati seharusnya
kau minati, pada baris 8 kauingat seharusnya kau ingat, dan pada halaman 171 baris 8
mengaj hiri seharusnya mengakhiri. Terjadi kesalahan pengetikan kata pada halaman 19
baris pertama embusan seharusnya hembusan, pada halaman 22 baris 26 bercambang
seharusnya berjambang, pada halaman 65 baris 4 kata dalam bahasa Inggris breafing
seharusnya briefing, pada halaman 69 baris 15 merea seharusnya mereka, dan pada
halaman 130 baris 2 dikerik seharunya dikerok,
D.Unsur Intrinsik Novel
1. Tema :
Kisah perjuangan hidup seorang sarjana cum laude yang hidup di kampung
2. Setting :
SBI Depok-Bogor, Taman ismail marzuki, Kampung babakan, Desa Sukaraja,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia.
3. Suasana :
Menyenangkan, menegangkan, mengharukan.
4. Waktu :
Pagi hingga malam
5. Penokohan :
a. Tegar : agamis, seorang yang teguh pendirian, ulet serta berkepribadian baik,
tanggung jawab, dewasa dan menjunjung tinggi nilai agama dalam segala sisi
kehidupannya.
b. Mak yati : mengayomi anak anaknya, rendah hati, lemah lembut, sedikit humoris.
c. Wilma : adik bungsu Tegar yang polos serta patuh terhadap perintah ibu dan
kakaknya.
d. Rosid : adik kedua Tegar yang memiliki sifat keras turunan dari Alm Pak Mumuk
ayah Tegar Wildi Rosid dan Wilma.
e. Wildi : adik pertama Tegar yang memiliki sifat sama seperti Wilma mungkin
karena mereka sama – sama anak perempuan.
f. Daaris : sahabat Tegar yang terlihat teguh pendirian namun pada akhirnya mudah
terbawa lingkungan juga, dia juga giat dalam melakukan dan mendalami sesuatu.
g. Mrs. Adri : pimpinan yang bijak dan tegas yang membantu Tegar mendapatkan
pekerjaannya yang lebih baik.
h. Dado : murid dari sekolah Tegar yang terdahulu, polos.
i. Hilda : teman Wilma yang sedikit angkuh.
j. Mas Rudin : tukang sayur yang terkesan dingin.
k. Bu Yuyun, Bu Imas, Bu RT : Ibu – ibu di kampung Tegar yang sarat akan nilai
sosial, gemar bergosip dan sombong.
l. Misca : siswa di sekolah Internasional milik Tegar yang kaya raya dan angkuh.
m. Mrs Dina : wali kelas XII yang tidak punya pendirian bahkan cenderung realistis.
n. Mrs. Jenefer : guru Bahasa Inggris yang jatuh hati pada Tegar.
o. Aponk, Acil, Romi : teman teman Daaris yang sedkit berandal.
p. Dinda : teman Daaris yang blak – blakan sampai akhirnya menjalin hubungan
dengan Daaris.
q. Jonathan, Aisyah, Tari, Astrini, Sifa, Dio, Pirlo, Juno : beberapa siswa kelas XII
murid Tegar di sekolah Internasional
r. Ms. Disya : guru ekonomi soleha, anggun, baik hati.
6. Alur :
Novel ini menggunakan alur maju mundur (campuran)
7. Gaya Bahasa :
Bahasa Indonesia, Bahasa Asing dan Bahasa Daerah.

Anda mungkin juga menyukai