Anda di halaman 1dari 6

PENGUKURAN PSIKOLOGI

Nama : Anggi Meilani


NIM : 1900561
Departemen : Pendidikan Khusus (3A)
Dosen Pengampu : Dr. H. Nandi Warnandi, M. Pd.
Een Ratnengsih, S. Pd., M. Pd.

SKALA LIKERT
Prokrastinasi Akademik di Kalangan Mahasiswa

A. Rasionalisasi Pengungkapan Masalah


Menyandang status mahasiswa sebagai insan yang intelek merupakan suatu
kebanggan, namun seringkali relatif banyak mahasiswa yang kehilangan kesempatan
untuk menemukan jalan suksesnya karena sering menunda tugas, istilah dari menunda
tugas ini disebut dengan prokrastinasi. Terlebih dalam masalah ini adalah prokrastinasi
akademik.
B. Kajian Teori
Prokrastinasi adalah suatu kecenderungan untuk menunda dalam memulai maupun
menyelesaikan kinerja secara keseluruhan untuk melakukan aktivitas lain yang tidak
berguna, sehingga kinerja menjadi terhambat, tidak pernah menyelesaikan tugas tepat
waktu, serta sering terlambat dalam menghadiri pertemuan-pertemuan (Solomon dan
Rothblum, 1984: 505). Dalam dunia perkuliahan, tidak jarang mahasiswa belajar secara
SKS atau sistem kebut semalam. Lalu tidak sedikit pula mahasiswa yang sering telat
masuk kuliah, telat mengerjakan tugas dan lebih sibuk dengan aktivitas lain di luar
perkuliahan seperti organisasi. Lalu dampaknya mahasiswa sering menunda tugas-tugas
perkuliahan atau tugas akademik yang harus dikerjakan.
Penundaan mengerjakan tugas akademik ini disebut dengan prokrastinasi
akademik.Menurut Ferrari dkk (1995), sebagai suatu perilaku penundaan, prokrastinasi
akademik dapat termanifestasikan dalam indicator tertentu dan diamati melalui ciri-ciri
tertentu juga antara lain: 1) Penundaan untuk memulai menyelesaikan tugas yang
dihadapi; 2) Keterlambatan dalam menyelesaikan tugas, karena melakukan hal-hal lain
yang tidak dibutuhkan; 3) Kesenjangan waktu antara rencana yang ditetapkan dan kinerja
aktual; 4) Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada tugas yang harus
dikerjakan (seperti mengobrol, menonton, mendengarkan musik, jalan-jalan, dll.)
Solomon & Rothblum (1984: 503) mengatakan: “Procrastination, the act od
needlessly delaying tasks to the point of experiencing subjective discomfort, is an all-too-
familiar problem”. Pernyataan ini menjelaskan bahwa suatu penundaan dikatakan sebagai
prokrastinasi apabila penundaan itu dilakukan pada tugas yang penting, dilakukan
berulang-ulang secara sengaja, menimnulkan perasaan tidak nyaman, serta secara
subjektif dirasakan oleh seorang prokrastinator. Dalam kaitannya dengan lingkup
akademik, prokrastinasi dijelaskan sebagai perilaku menunda tugas-tugas akademis
(seperti: mengerjakan pekerjaan rumah, mengerjakan tugas makalah, atau
mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian) sampai batas akhir waktu yang ditentukan.
Wolters (2003: 179) juga menyatakan procrastinator sebenarnya sadar bahwa dirinya
menghadapi tugas-tugas yang penting dan bermanfaat bagi dirinya (sebagai tugas primer
atau utama), akan tetapi dengan sengaja menunda secara berulang-ulang (kompulsif)
sehingga muncul perasaan tidak nyaman, cemas, dan merasa bersalah.
Menurut Ferrari, Johnson, & McCown (1995) menyebutkan bahwa penyebab
perilaku prokrastinasi adalah:
1) Adanya pikiran irrasional dari procrastinator, yaitu anggapan bahwa suatu tugas harus
diselesaikan dengan sempurna.
2) Adanya kecemasan karena kemampuannya dievaluasi, ketakutan akan kegagalan dan
susah mengambil keputusan, atau karena membutuhkan bantuan orang lain untuk
mengerjakan tugasnya.
3) Malas dan kesulitan mengatur waktu dan tidak menyukai tugasnya.
4) Adanya punishment dan reward juga dapat menyebabkan prokrastinasi sehingga
merasa lebih aman jika tidak melakukan dengan segera karena dapat menghasilkan
sesuatu yang tidak maksimal.
5) Adanya faktor lingkungan, yaitu kurangnya pengamatan dari lingkungan seperti
keluarga atau di lingkungan sekolah juga menyebabkan seseorang melakukan
prokrastinasi.
6) Selain itu juga prokrastinasi disebabkan karena tugas yang menumpuk terlalu banyak
dan harus segera dikerjakan, sehingga penundaan tugas yang satu dapat menyebabkan
tugas lain tertunda.
Aspek yang diungkap dalam penggunaan skala sikap ini adalah aspek kognisi, aspek
afeksi dan afek konasi yang diturunkan dari pengertian, ciri-ciri dan faktor prokrastinasi
akademik yang sudah diuraikan.
C. Kisi-kisi
Variabel Indikator Nomor Soal Jumlah Soal
Prokrastinasi / Penundaan Aspek Kognisi (Kesiapan, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 7 butir
Pengerjaan Tugas konsentrasi, manajemen
Akademik di Kalangan waktu dan skala prioritas)
Mahasiswa
Aspek Afeksi (Ketakutan, 8, 9, 10, 11, 12 5 butir
mudah lupa, kompulsif,
tepat waktu)
Aspek Konasi (Koordinasi 13, 14, 15 3 butir
tangan dan badan)

Sistem penilaian setiap soal:


Jenis Pernyataan
Positif Skor Negatif Skor
Sangat sesuai (SS) 5 Sangat sesuai (SS) 1
Sesuai (S) 4 Sesuai (S) 2
Ragu (R) 3 Ragu (R) 3
Tidak sesuai (TS) 2 Tidak sesuai (TS) 4
Sangat tidak sesuai (STS) 1 Sangat tidak sesuai (STS) 5
Skala penilaian:
0-30 = Bukan Prokrastinator
31-50 = Prokrastinator rendah
51-70 = Prokrastinator sedang
71-100 = Prokrastinator berat
D. Instrumen
Instrumen Skala Sikap
SKALA LIKERT
Prokrastinasi Akademik di Kalangan Mahasiswa

Skala Likert ini disusun atas lima belas pernyataan yang berhubungan dengan Prokrastinasi
Akademik di Kalangan Mahasiswa. Responden diminta menjawab dengan memilih empat opsi
bertingkat yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), ragu (R), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak
sesuai (STS). Pemberian bobot pada masing-masing opsi sebagai berikut :

No Pernyataan Jenis SS S R TS STS


.
1. Saya merasa setiap tugas yang diberikan mudah dikerjakan Positif
2. Mengatur konsentrasi adalah hal mudah bagi saya Positif
3. Saya kesulitan mengatur waktu Negatif
4. Saya dapat menyusun skala prioritas saya sendiri Positif
5. Referensi materi dari jurnal tergolong sulit dipahami Negatif
6. Saya tidak membutuhkan waktu lama untuk memahami materi Positif
7. Saya senang menerapkan sistem kebut semalam Negatif
8. Saya mudah menentukan keputusan yang sulit Positif
9. Saya merasa takut salah dalam mengerjakan tugas akademik Negatif
10. Saya sering lupa untuk mengerjakan tugas akademik Negatif
11. Saya sering menunda pengerjaan tugas akademik Negatif
12. Saya hadir tepat waktu di kelas Positif
13. Saya senang jalan-jalan terlebih dahulu sebelum mengerjakan Negatif
tugas
14. Saya merasa tangan kaku ketika mengetik Negatif
15. Saya mudah merasa lelah saat mengerjakan tugas Negatif

E. Pengolahan dan Analisis


Contoh

Nama : Enji
Usia : 19 tahun
No Pernyataan SS S R T STS
. S
1. Saya merasa setiap tugas yang diberikan mudah dikerjakan O
2. Mengatur konsentrasi adalah hal mudah bagi saya O
3. Saya kesulitan mengatur waktu O
4. Saya dapat menyusun skala prioritas saya sendiri O
5. Referensi materi dari jurnal tergolong sulit dipahami O
6. Saya tidak membutuhkan waktu lama untuk memahami materi O
7. Saya senang menerapkan sistem kebut semalam O
8. Saya mudah menentukan keputusan yang sulit O
9. Saya merasa takut salah dalam mengerjakan tugas akademik O
10. Saya sering lupa untuk mengerjakan tugas akademik O
11. Saya sering menunda pengerjaan tugas akademik O
12. Saya hadir tepat waktu di kelas O
13. Saya senang jalan-jalan terlebih dahulu sebelum mengerjakan O
tugas
14. Saya merasa tangan kaku ketika mengetik O
15. Saya mudah merasa lelah saat mengerjakan tugas O
Jumlah 1 2 3 8 1

Analisis:
Pernyataan positif
SS : 1 x 5 = 5
S :2x4=8
R : 2x3=6
TS : 1 x 2 = 2
STS : 0 x 1 = 0 Jumlah : 21
Pernyataan negatif :
SS : 0 x 1 = 0
S :0x2=0
R : 1x3=3
TS : 1 x 6 = 6
STS : 1 x 5 = 5 Jumlah : 14

Total skor : 35
Berdasarkan skala nilai yang terdapat pada bagian kisi-kisi, Enji mendapat total skor 35 dan
dapat disimpulkan bahwa Enji merupakan Prokrastinator rendah.

Anda mungkin juga menyukai