Demi tertib dan lancarnya pelayanan pastoral kepada seluruh umat, Gereja perlu
mengatur dirinya sedemikian rupa sehingga apa yang menjadi kewajiban dan hak
sebagai umat beriman dapat dilaksanakan sesuai dengan martabat yang kita terima
dalam pembaptisan. Demikianlah halnya dengan paroki kita, yang berupaya untuk
melaksanakan tugas Tri Dharma Gerejawi sebagai imam, nabi dan raja untuk
menguduskan, mengajar dan memimpin dengan penuh tanggungjawab dan sukacita
berdasarkan martabat yang diterimanya baik secara umum melalui pembaptisan
maupun secara khusus melalui tahbisan, dengan menyusun Anggaran Rumah Tangga
Paroki.
Anggaran Rumah Tangga (ART) ini menjadi pedoman kita dalam pelaksanaan
tugas Tri Darma Gerejawi yang mengikat kita semua untuk diindahkan dan
dilaksanakan. Pembuatan ART ini yang mengacu kepada Kitab Hukum Gereja,
P3KAM, AD Paroki KAM dan Vokasi Pastor KAM diharapkan memudahkan kita
untuk mencapai visi dan misi Keuskupan Agung Medan. Selain itu juga menjadi
petunjuk praktis bagi para pengurus dalam melaksanakan tugasnya.
Untuk mencapai visi dan mewujudkan misi paroki yang telah dicanangkan, kita
masih menyimpan banyak pekerjaan rumah untuk segera dikerjakan. Pekerjaan rumah
yang kita kerjakan pertama adalah sosialisasi dan pendalaman pengertian akan pasal-
pasal dalam ART ini kepada seluruh pengurus. Kemudian pengurus meneruskan
kepada seluruh umat yang dilayaninya melalui program-program yang memang
menjadi kebutuhan umat. Kita ingin bergerak bersama mulai dari tingkatan terkecil di
dalam keluarga, lingkungan sampai tingkatan paroki.
Semoga slogan “Sekali Katolik tetap Katolik dan utuh Katolik” menjadi fakta di
lapangan. Untuk itu kita mesti berupaya sekuat tenaga untuk melibatkan seluruh
potensi yang kita miliki baik pengurus maupun umat. Meski tidak mudah namun
dengan niat dan kesungguhan kita bersama dalam berpastoral, niscaya slogan itu
menjelma dan menjadi kesaksian iman kita dalam kehidupan menggereja dan
bermasyarakat. Semoga!
BAB I
FUNDAMENTAL
A. Konstitutif
Pasal 1
Nama
1. Badan Gereja ini bernama Paroki Santo Joseph Tebing Tinggi Keuskupan
Agung Medan.
2. Disingkat Paroki Tebing Tinggi KAM.
Pasal 2
Kedudukan
Pasal 3
Mulai dan Lamanya Berdiri
Paroki Santo Joseph Tebing Tinggi Keuskupan Agung Medan mulai berdiri
sejak Tanggal 1 Bulan Juli Tahun 1951 berdasarkan Akta Pendirian Paroki
Keuskupan Agung Medan no. 042/ GP/ KA/ 2005.
Pasal 4
Wilayah Teritorial Pastoral
Pasal 5
Asas
Pasal 6
Visi
Paroki Santo Joseph Tebing Tinggi adalah persekutuan umat Allah yang
digerakkan oleh iman, pengharapan, dan cintakasih dalam menanggapi kabar
gembira Kristus untuk menjadi saksi hidup yang tekun dan gigih.
Pasal 7
Misi
Misi dari persekutuan umat Allah yang digerakkan oleh iman, pengharapan,
dan cintakasih ini, adalah:
1. Meningkatkan pemahaman dan penghayatan iman yang mendalam.
2. Meningkatkan persaudaraan dan kerjasama di tengah masyarakat
berdasarkan terang Injil.
3. Menghidupkan Komunitas Basis Gerejani.
4. Berbelarasa dengan sesama terutama yang menderita dan terpinggirkan.
BAB II
PENGERTIAN-PENGERTIAN
Pasal 9
Pengertian
1. Paroki adalah jemaat umat Katolik, yang dibentuk secara tetap dalam
lingkup keuskupan, dengan batas-batas teritorial atau personal, yang
ditentukan oleh Uskup dan yang reksa pastoralnya dipercayakan oleh
Uskup kepada Pastor Paroki bersama dewannya. Paroki teritorial dibagi
dalam rayon, stasi dan lingkungan.
2. Rayon adalah kelompok jemaat yang dibentuk secara teritorial atau
personal, membentuk satu kesatuan persekutuan; Rayon lebih sebagai
paguyuban koordinatif demi kelancaran pastoral. Rayon memiliki
pengurus yang disebut Dewan Pastoral Rayon dan nama pelindung. Ada
dua jenis Rayon, yakni:
1) Rayon Jemaat Majemuk yang mengkoordinasikan Stasi-Stasi di di
luar wilayah teritorial Tebing Tinggi Kota.
2) Rayon Jemaat Tunggal yang mengkoordinasi Lingkungan-
Lingkungan di dalam wilayah teritorial Tebing Tinggi Kota.
3. Stasi adalah jemaat kaum beriman Kristiani tertentu, yang biasanya
dibentuk secara teritorial, tetapi juga personal, menjadi konstituen dari
ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 7
paroki, dibawah otoritas Uskup diosesan; stasi dipimpin oleh seorang
awam yang disebut Porhanger sebagai kepala dan dipersatukan dengan
badan hukum paroki sebagai bagian yang tak terpisahkan. Kepada stasi,
dari pihak paroki, dikenakan ide Komunitas Basis Gereja, dalam paham
persekutuan dari persekutuan-persekutuan, dan subsidiaritas.
Stasi mempunyai gedung gereja dan Dewan Pengurus sendiri yang disebut
Dewan Pastoral Stasi serta memiliki nama Pelindung.
4. Lingkungan adalah atau sekelompok umat dari paroki jemaat tunggal, atau
dari sebagian dari stasi paroki jemaat majemuk. Lingkungan dibentuk dari
sejumlah keluarga dan warga yang tinggal berdekatan. Di Paroki Santo
Joseph Tebing Tinggi, Lingkungan yang memiliki Dewan Pengurus adalah
Lingkungan Jemaat Tunggal yang ada di dalam wilayah teritorial Tebing
Tinggi Kota yang dipimpin oleh awam dan berfungsi untuk menjalankan
reksa pastoral di tingkat lingkungan serta berada langsung di bawah
Dewan Pastoral Paroki. Sementara Lingkungan yang dibentuk di stasi
diatur oleh dan berada langsung di bawah Dewan Pastoral Stasi.
Lingkungan memiliki nama pelindung.
5. Seksi merupakan suatu organisasi yang dibentuk dan dibutuhkan oleh
Dewan Pastoral Paroki untuk melaksanakan, memfasilitasi dan
memperlancar tugas-tugas dan kegiatan-kegiatan Dewan Paroki di Bidang
Reksa Pastoral.
6. Kelompok Kategorial adalah wadah-wadah yang masing-masing dibentuk
oleh sekelompok orang dengan visi dan misi yang mendukung dinamika
reksa Pastoral Paroki dan menjadi suatu wadah yang terbuka (inklusif) dan
berperan-serta dalam kegiatan Paroki.
BAB III
ORGAN KEPENGURUSAN
Pasal 10
Dewan Pastoral Paroki
1. Dewan Pastoral Paroki (DPP) adalah suatu badan, yang diadakan untuk
mengelola Paroki secara internal dalam satu kesatuan kebijakan, dimana
para Pastor bersama dengan wakil-wakil umat memikirkan, merencanakan,
melaksanakan segala sesuatu yang perlu dalam mewartakan sabda Tuhan,
serta membagikan rahmat Allah dan membimbing umat supaya dapat
menghayati dan mengamalkan imannya dalam masyarakat.
Pasal 11
Badan Pengurus Gereja dan Amal Roma Katolik
Badan Pengurus Gereja dan Amal Roma Katolik (BPGARK) Paroki adalah
suatu badan hukum yang didirikan oleh Keuskupan Agung Medan menurut
hukum Indonesia untuk keperluan eksternal Paroki yang membawa nama
Gereja, khususnya mengenai penguasaan dan pengelolaan harta benda Paroki.
BPGARK adalah bentuk badan hukum dari Dewan Pastoral Paroki.
Pasal 12
Dewan Keuangan Paroki
Dewan Keuangan Paroki (DKP) adalah suatu badan moneter/ keuangan Paroki
yang diangkat dan bertanggung jawab langsung kepada Uskup Agung Medan.
BAB IV
ANGGOTA ORGAN KEPENGURUSAN PASTORAL
Pasal 13
Dewan Pastoral Paroki Pleno
Dewan Pastoral Paroki Pleno (DPP Pleno / DPP Paripurna) adalah suatu organ
tertinggi dalam Paroki, terdiri atas :
1) Seluruh anggota DPP
2) Seluruh anggota BPGARK
3) Seluruh anggota DKP
4) Seluruh anggota DPP Inti;
ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 9
5) Para Ketua Lingkungan Jemaat Tunggal;
6) Para Ketua Stasi;
7) Para Ketua Seksi Dewan Paroki;
8) Para Ketua Sub Seksi Dewan Paroki;
9) Seorang wakil Biara;
10) Para Ketua Yayasan;
11) Para Ketua Koperasi (yang berada dalam naungan Paroki/
Keuskupan yang ada di wilayah paroki);
12) Para Ketua Kelompok Kategorial;
13) Wakil organisasi Katolik yang berkegiatan di Paroki.
Pasal 14
Dewan Pastoral Paroki Inti
Dewan Pastoral Paroki Inti (DPP Inti/ DPP Presidium) adalah suatu organ
koordinasi dan komunikasi dalam Paroki, terdiri atas:
1) Seluruh anggota DPP, BPGARK dan DKP;
2) Para Ketua Rayon;
3) Para Ketua Seksi.
Pasal 15
Dewan Pastoral Paroki
DPP adalah susunan pimpinan musyawarah tingkat Paroki yang bersifat multi
anggota. Dewan ini diambil dalam arti kanonis (KHK Kan. 536 §1) sebagai
badan pastoral yang memikirkan, merencanakan dan melaksanakan segala
sesuatu yang perlu untuk mewartakan sabda Tuhan, membagikan rahmat Allah
dan membimbing umat supaya dapat menghayati, mengamalkan dan
menyaksikan imannya dalan hidup dan masyarakat. DPP terdiri atas :
1) seorang Ketua Pengurus DPP yang dijabat secara ex-officio oleh
Pastor Kepala Paroki;
2) seorang atau lebih Wakil Ketua Pengurus DPP yang dijabat secara ex-
officio oleh Pastor Rekan
3) dua (2) orang Pelaksana Pengurus DPP;
4) dua (2) orang Sekretaris Pengurus DPP;
5) dua (2) orang Bendahara Pengurus DPP;
6) enam (6) orang anggota Pengurus DPP yang bertugas sebagai
Koordinator Bidang (Kobid) Pewartaan, Kobid Peribadatan, Kobid
Pelayanan, Kobid Persekutuan, Kobid Kesaksian dan Kobid Litbang.
ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 10
Pasal 16
Dewan Paroki Harian
Dewan Pastoral Paroki Harian (DPP Harian) adalah susuan pimpinan pastoral
yang multi anggota dan berjumlah kecil, yakni unsur Ketua, Sekretaris I,
Sekretaris II, Bendahara I dan Bendahara II, pada tingkat Paroki yang
menjalankan kepemimpinan sehari-hari.
Pasal 17
BPGARK
Pasal 18
DKP
BAB V
TUGAS KELOMPOK DAN PERORANGAN
Pasal 19
Tugas Pokok Dewan Pastoral Paroki Pleno
Pasal 20
Tugas Pokok DPP Inti
Pasal 21
Tugas Pokok DPP
Pasal 22
Tugas Pokok BPGARK
Pasal 23
Tugas Pokok DKP
Pasal 24
Tugas Pengurus Dewan Rayon
Pasal 25
Tugas Pengurus Dewan Pastoral Stasi
Pasal 26
Tugas Pengurus Dewan Lingkungan Jemaat Tunggal
Pasal 27
Tugas Pastor Paroki
Pasal 28
Tugas Pastor Rekan
Pasal 29
Tugas Pelaksana I
Pasal 30
Tugas Pelaksana II
Pasal 33
Tugas Bendahara I
Pasal 34
Bendahara II
Pasal 35
Tugas Anggota Dewan
Pasal 36
Tugas Koodinator Bidang Pewartaan-Kerygma
(Membawahi seksi BIA-BIR, Katekese, Kitab Suci, Komsos)
Pasal 37
Tugas Koodinator Bidang Liturgi
(Membawahi seksi Liturgi, Lektor, Misdinar, Perangkai Bunga, Koor)
Pasal 38
Tugas Koordinator Bidang Paguyuban- Koinonia
(Membawahi seksi OMK/ Kepemudaan, PIK, St Monika)
Pasal 39
Tugas Koordinator Bidang Kesaksian-Martyria
(Membawahi seksi HAK-FKUB, WKRI, PK, FMKI)
Pasal 44
Seksi BIA-BIR
1. Menyiapkan dan membuat modul bagi para guru BIA (Asmika) dan BIR
(Areka).
2. Menyiapkan dan membekali tenaga pendamping BIA dan BIR.
Pasal 45
Seksi Komsos
Pasal 46
Seksi Liturgi
Pasal 48
Seksi Persekutuan Ibu Katolik
Pasal 49
Seksi Keluarga
Pasal 50
Seksi Amal dan Sosial Ekonomi
Pasal 51
Seksi Pendidikan
Pasal 52
Seksi HAK-FKUB
1. Mewakili Paroki dalam pertemuan yang diadakan oleh pihak di luar agama
katolik dan pihak FKUB .
2. Mengikuti dan menghadiri perayaan umat beragama dalam tingkat Kota/
Kabupaten.
3. Menjadi penghubung Paroki kepada pihak Pemerintah setempat.
Pasal 53
Seksi Pengurus Gereja
BAB VI
DOMISILI DAN KARTU KELUARGA
Pasal 54
Domisili
Pasal 55
Kartu Keluarga Katolik
BAB VII
PENERIMAAN SAKRAMEN-SAKRAMENTALI
Pasal 56
Kewajiban dan Hak
Pasal 57
Baptis Bayi
ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 26
1. Baptis bayi diajukan oleh orang tua yang Katolik atau walinya.
2. Menyerahkan Surat Perkawinan Katolik.
3. Orang tua/ wali wajib mengikuti pembinaan sebanyak 6 (enam) kali
pertemuan.
4. Orang tua/ wali wajib menerima Sakramen Rekonsiliasi-Tobat dan
mengikuti wawancara dengan Pastor sebelum bayinya dibaptis.
Pasal 58
Baptis Dewasa
Pasal 59
Terima Resmi
1. Calon Katolik yang sebelumnya telah dibaptis di gereja lain dan diakui
pembaptisannya oleh Gereja Katolik wajib mengikuti pembinaan selama
satu tahun.
2. Calon menyerahkan surat baptis dari gereja sebelumnya.
3. Calon akan menjadi katekumen setelah menerima Minyak Katekumen dan
mengikuti pembinaan sebanyak 35 kali pertemuan.
4. Ketekumen wajib menjalani wawancara dengan Pastor.
Pasal 60
Komuni Pertama
Pasal 62
Perkawinan
Pasal 63
Konvalidasi
1. Orang yang sudah lanjut usia atau orang sakit wajib mendapatkan
perhatian dari pengurus untuk mendapatkan pelayanan Sakramen
Perminyakan Suci.
2. Perlu disiapkan dengan baik mereka yang hendak menerima sakramen ini
melalui katekese.
3. Pengurus wajib mengusahakan agar mereka yang sakit atau lanjut usia
menerima komuni suci (viaticum) dari Pastor, Suster, Frater atau
Prodiakon.
Pasal 65
Ekaristi
Pasal 66
Sakramentali
BAB VIII
KOLEKTE, DANA MANDIRI DAN DANA-DANA LAIN
Pasal 68
Dana Mandiri
Pasal 69
Dana-Dana Lain
1. Pesta Syukur/ Gotilon, hasilnya 30% untuk Paroki dan 70% untuk
Pengurus Stasi/ Lingkungan.
2. Aksi Adven, hasil seluruhnya diserahkan ke Paroki dan selanjutnya akan
diperuntukkan untuk Pengurus Stasi/Lingkungan 40%, untuk Guru BIA
50%, dan untuk Kas Paroki 10%.
3. Dana bantuan Proposal untuk Stasi akan diberikan oleh Paroki setelah Stasi
melunasi Dana Mandiri Paroki.
4. Uang persembahan (intensi, doa permohonan, stips, ucapan syukur, dll.)
yang diberikan umat pada saat perayaan misa seluruhnya menjadi milik
imam yang merayakan untuk diserahkan ke paroki; sementara dalam
perayaan ibadat yang dipimpin oleh awam, seluruhnya menjadi milik kas
stasi.
Pasal 70
Administrasi
1. Biaya Administrasi:
1) Perkawinan di Gereja Stasi sebesar Rp. 100.000,00 ke Paroki dan Rp.
50.000,00 ke stasi.
2) Perkawinan di Gereja Paroki sebesar Rp. 150.000,00 dan Rp. 50.000,00 ke
stasi/ lingkungan.
3) Perkawinan asal luar Paroki sebesar Rp. 200.00,00 dan Rp. 50.000,00 ke
stasi/ lingkungan.
ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 31
4) Ijin Vikep Rp. 25.000,00 per surat.
5) Konvalidasi Perkawinan sebesar Rp. 200.000,00.
6) Baptis, Terima Resmi, Krisma, Komuni Pertama sebesar Rp. 30.000,00.
7) Surat-Surat sebesar Rp. 20.000,00.
8) Pemberkatan rumah baru, tempat usaha, tugu, dan kendaraan bermotor
sebesar Rp. 200.000,00.
BAB IX
RAPAT DAN KEPUTUSAN
Pasal 71
Rapat-Rapat
BAB X
PEMELIHARAAN GEDUNG GEREJA DAN PASTORAN
Pasal 72
Bagian Pemeliharaan Kompleks - Gedung Gereja Paroki
Pasal 73
Bagian Rumah Tangga Pastoran
Pasal 74
Pemeliharaan Gereja Stasi
Pasal 75
Kebersihan Gereja
BAB XI
PANITIA
Pasal 76
Pembentukan Panitia
Pasal 77
Persyaratan
Pasal 78
Masa Bakti
1. Bagi seluruh anggota Pengurus dalam lingkup Paroki Santo Joseph Tebing
Tinggi adalah 5 (lima) tahun.
2. Bagi Pastor Paroki dan Pastor Rekan, masa bakti sampai “ditinjau
kembali”.
3. Jabatan yang lowong selama masa bakti adalah dapat disisip oleh instansi
yang berhak mengangkatnya, hingga akhir masa bakti berjalan, sesuai
dengan aturan yang telah ditetapkan.
4. Dewan Pengurus yang demisioner tetap menjabat, sampai diangkat Dewan
Pengurus yang baru.
5. Masa Bakti seorang Anggota Pengurus berakhir karena:
1) Meninggal dunia.
2) Masa bakti berakhir.
3) Pindah domisili ke luar wilayah teritorial Paroki Santo Joseph
Tebing Tinggi.
4) Atas permintaan sendiri dan disahkan oleh Uskup Agung Medan.
5) Telah secara purna menyelesaikan dua periode.
BAB XIII
ARSIP DAN PENCATATAN
Pasal 79
Pentingnya Pencatatan
1. Pengurus wajib mencatat dan mendata umat katolik yang lahir, meninggal,
pindah dan datang di wilayahnya.
2. Setiap usai penerimaan sakramen, pengurus mencatat nama penerima dan
pelayan sakramen dalam buku stambuk.
3. Surat Tanah gereja stasi wajib disertifikasi.
4. Buku-buku arsip wajib disimpan dan dijaga dengan baik penyimpanannya.
5. Catatan dan Data yang ada akan menjadi arah dasar kebijakan pastoral.
BAB XIV
PERUBAHAN DAN PENGESAHAN ART
Pasal 80
Perubahan ART
Pasal-pasal dalam ART Paroki dapat diubah dan ditambah sesuai dengan
tuntutan dan dinamika perkembangan iman jemaat dan masyarakat sekitarnya.
Pasal 81
Pengesahan ART
BAB XV
LAIN-LAIN
Pasal 82
Peraturan Khusus
Pasal 83
ART Berlaku
Anggaran Rumah Tangga ini berlaku bagi seluruh jemaat Paroki Santo Joseph
Tebing Tinggi setelah ditetapkan oleh Uskup Agung Medan.