Anda di halaman 1dari 36

ANGGARAN RUMAH TANGGA

PAROKI ST. JOSEPH TEBING TINGGI

KEUSKUPAN AGUNG MEDAN


PAROKI ST. JOSEPH TEBING TINGGI
TAHUN 2013
ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 1
ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 2
KATA PENGANTAR

Segenap umat Katolik Paroki St. Joseph Tebing Tinggi terkasih,

Demi tertib dan lancarnya pelayanan pastoral kepada seluruh umat, Gereja perlu
mengatur dirinya sedemikian rupa sehingga apa yang menjadi kewajiban dan hak
sebagai umat beriman dapat dilaksanakan sesuai dengan martabat yang kita terima
dalam pembaptisan. Demikianlah halnya dengan paroki kita, yang berupaya untuk
melaksanakan tugas Tri Dharma Gerejawi sebagai imam, nabi dan raja untuk
menguduskan, mengajar dan memimpin dengan penuh tanggungjawab dan sukacita
berdasarkan martabat yang diterimanya baik secara umum melalui pembaptisan
maupun secara khusus melalui tahbisan, dengan menyusun Anggaran Rumah Tangga
Paroki.

Anggaran Rumah Tangga (ART) ini menjadi pedoman kita dalam pelaksanaan
tugas Tri Darma Gerejawi yang mengikat kita semua untuk diindahkan dan
dilaksanakan. Pembuatan ART ini yang mengacu kepada Kitab Hukum Gereja,
P3KAM, AD Paroki KAM dan Vokasi Pastor KAM diharapkan memudahkan kita
untuk mencapai visi dan misi Keuskupan Agung Medan. Selain itu juga menjadi
petunjuk praktis bagi para pengurus dalam melaksanakan tugasnya.

Untuk mencapai visi dan mewujudkan misi paroki yang telah dicanangkan, kita
masih menyimpan banyak pekerjaan rumah untuk segera dikerjakan. Pekerjaan rumah
yang kita kerjakan pertama adalah sosialisasi dan pendalaman pengertian akan pasal-
pasal dalam ART ini kepada seluruh pengurus. Kemudian pengurus meneruskan
kepada seluruh umat yang dilayaninya melalui program-program yang memang
menjadi kebutuhan umat. Kita ingin bergerak bersama mulai dari tingkatan terkecil di
dalam keluarga, lingkungan sampai tingkatan paroki.

Semoga slogan “Sekali Katolik tetap Katolik dan utuh Katolik” menjadi fakta di
lapangan. Untuk itu kita mesti berupaya sekuat tenaga untuk melibatkan seluruh
potensi yang kita miliki baik pengurus maupun umat. Meski tidak mudah namun
dengan niat dan kesungguhan kita bersama dalam berpastoral, niscaya slogan itu
menjelma dan menjadi kesaksian iman kita dalam kehidupan menggereja dan
bermasyarakat. Semoga!

Tebing Tinggi, 30 Januari 2013

RP. Josaphat Judho Pramono, OSC


Pastor Paroki
ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 3
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
PAROKI ST. JOSEPH TEBING TINGGI

BAB I
FUNDAMENTAL

A. Konstitutif
Pasal 1
Nama

1. Badan Gereja ini bernama Paroki Santo Joseph Tebing Tinggi Keuskupan
Agung Medan.
2. Disingkat Paroki Tebing Tinggi KAM.

Pasal 2
Kedudukan

Paroki Santo Joseph Tebing Tinggi Keuskupan Agung Medan berkedudukan di


Jalan Pahlawan No. 13, Kelurahan Rambung, Kecamatan Tebing Tinggi Kota,
Kota Tebing Tinggi 20633 Sumatera Utara, Republik Indonesia.

Pasal 3
Mulai dan Lamanya Berdiri

Paroki Santo Joseph Tebing Tinggi Keuskupan Agung Medan mulai berdiri
sejak Tanggal 1 Bulan Juli Tahun 1951 berdasarkan Akta Pendirian Paroki
Keuskupan Agung Medan no. 042/ GP/ KA/ 2005.

Pasal 4
Wilayah Teritorial Pastoral

1. Wilayah Teritorial Paroki St. Joseph Tebing Tinggi meliputi Kota


Tebing Tinggi, Kab. Serdang Bedagei, Kab. Simalungun dan Kab. Batu
Bara.
2. Terbagi menjadi 9 Rayon Jemaat Majemuk, 4 Rayon Jemaat Tunggal,
55 Stasi dan 15 Lingkungan Jemaat Tunggal Tebing Tinggi Kota.

ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 4


3. Nama-nama Rayon, Stasi dan Lingkungan Jemaat Tunggal Tebing
Tinggi Kota adalah sebagai berikut:
1) Rayon St. Matias Bah Tonang terdiri dari stasi: St. Benediktus
Bangun Raya, St. Petrus Bah Tonang, St. Petrus Gunung
Pamela, St. Maria Nagaraja Rimbun, dan St. Antonius Sorba
Dolok.
2) Rayon St. Tadeus Bandar Pamah terdiri dari stasi: St. Petrus
Bandar Hanopan, St. Petrus Bandar Pamah, St. Maria Batu
Hobot, St. Maria Buho dan St. Petrus dan Paulus Kampung
Toba.
3) Rayon St. Matius Bangun Bandar terdiri dari stasi: St
Yohanes Bakaran Batu, St. Monika Bandar Bejambu, St.
Antonius Bangun Bandar, St. Maria Blok X, St. Stefanus
Kampung Jati, St. Yosef Desa Dame, St. Mikael Pertapaan, St.
Petrus Silau Bawang, dan St. Paulus Sukaramai.
4) Rayon St. Petrus Kampung Juhar terdiri dari stasi: St.
Fransiskus Asisi Kampung Juhar, St. Mikael Kayu Besar, St.
Maria Sidomulyo, St. Teresia Pagurawan, dan
5) Rayon St. Andreas Penggalangan terdiri dari stasi: St. Petrus
Mangga Dua, St. Teresia Hutabagasan, St. Paulus Kampung
Manggis, St. Ignatius Penggalangan, St. Maria Toba Satu, dan
St. Petrus Sei Periuk.
6) Rayon St. Yohanes Kampung Pon terdiri dari stasi: St. Petrus
Kampung Pon, St. Teresia Avila Sei Baru Dua, St. Damianus
Belidaan, St. Maria Sei Rampah dan St. Petrus Sialang Buah.
7) Rayon St. Bartolomeus Kelapa Tinggi terdiri dari stasi: St.
Maria Kelapa Tinggi, St. Tomas Gempolan, St. Maria Sei Putih,
St. Maria Sei Martebing, St. Petrus Potean, St. Maria
Pardomuan Avros dan St. Maria Sei Buluh.
8) Rayon St. Filipus Pematang Terang terdiri dari stasi: St.
Agustinus Bedagei, St. Petrus Pematang Buluh, St. Maria
Pematang Senter, St. Petrus Pematang Terang, St. Bernardus
Penampungan dan St. Maria Sei Serimah.
9) Rayon St. Yakobus Pakam Raya terdiri dari stasi: St.
Ambrosius Batu Tohap, St.Angela Laut Tador, St.Theresia dari
Kanak-kanak Yesus Kuala Indah, St. Yohanes Pakam Raya, St.
Maria Pematang Jering, St. Ignatius Sei Deras, St. Maria Tak
Bernoda Sei Rakyat dan St. Paulus Simodong.

ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 5


10) Rayon St. Helena terdiri dari lingkungan: St. Skolastika
Medan AB, St. Fransiskus Xaverius Medan C, St. Antonius
dan St. Clara Jl. Lama.
11) Rayon St. Agustinus terdiri dari lingkungan: St. Paulus
Rambung, St. Lukas Segitiga, St. Mikael Bagelen, dan St.
Rafael Tebing Tinggi Lama.
12) Rayon Beato Theodorus de Celles terdiri dari lingkungan: St.
Petrus Kampung Bicara, St. Dominikus Pabatu, St. Tarcisius
Siantar A dan St. Fransiskus Asisi Siantar B.
13) Rayon St. Odilia terdiri dari lingkungan: St. Yohanes Don
Bosco Tunas Mekar, St. Lucia Asrama Baru dan St. Elisabeth
Kampung Kelapa.

Pasal 5
Asas

Paroki Santo Joseph Tebing Tinggi Keuskupan Agung Medan berdasarkan


iman, cintakasih dan pengharapan Kristiani dan dalam bermasyarakat
berlandaskan Pancasila.

Pasal 6
Visi

Paroki Santo Joseph Tebing Tinggi adalah persekutuan umat Allah yang
digerakkan oleh iman, pengharapan, dan cintakasih dalam menanggapi kabar
gembira Kristus untuk menjadi saksi hidup yang tekun dan gigih.

Pasal 7
Misi

Misi dari persekutuan umat Allah yang digerakkan oleh iman, pengharapan,
dan cintakasih ini, adalah:
1. Meningkatkan pemahaman dan penghayatan iman yang mendalam.
2. Meningkatkan persaudaraan dan kerjasama di tengah masyarakat
berdasarkan terang Injil.
3. Menghidupkan Komunitas Basis Gerejani.
4. Berbelarasa dengan sesama terutama yang menderita dan terpinggirkan.

ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 6


B. Karya
Pasal 8
Karya Tri-Darma Gerejawi

1. Tri Darma Gerejawi seturut Kitab Hukum Kanonik 528-529 mencakup


darma:
1) Pengajaran.
2) Pengudusan.
3) Penggembalaan.

2. Tri Darma Gerejawi dilaksanakan oleh mereka yang menyandang imamat


khusus, yakni Pastor Paroki dan Pastor Rekan; dan mereka yang
menyandang imamat umum yakni para awam yang menjadi Fungsionaris
Dewan, yakni: Dewan Pastoral Paroki, Dewan Pastoral Paroki Inti
(Presidium) dan Dewan Pastoral Paroki Pleno (Paripurna) dan Dewan
Paroki Harian.

BAB II
PENGERTIAN-PENGERTIAN

Pasal 9
Pengertian

1. Paroki adalah jemaat umat Katolik, yang dibentuk secara tetap dalam
lingkup keuskupan, dengan batas-batas teritorial atau personal, yang
ditentukan oleh Uskup dan yang reksa pastoralnya dipercayakan oleh
Uskup kepada Pastor Paroki bersama dewannya. Paroki teritorial dibagi
dalam rayon, stasi dan lingkungan.
2. Rayon adalah kelompok jemaat yang dibentuk secara teritorial atau
personal, membentuk satu kesatuan persekutuan; Rayon lebih sebagai
paguyuban koordinatif demi kelancaran pastoral. Rayon memiliki
pengurus yang disebut Dewan Pastoral Rayon dan nama pelindung. Ada
dua jenis Rayon, yakni:
1) Rayon Jemaat Majemuk yang mengkoordinasikan Stasi-Stasi di di
luar wilayah teritorial Tebing Tinggi Kota.
2) Rayon Jemaat Tunggal yang mengkoordinasi Lingkungan-
Lingkungan di dalam wilayah teritorial Tebing Tinggi Kota.
3. Stasi adalah jemaat kaum beriman Kristiani tertentu, yang biasanya
dibentuk secara teritorial, tetapi juga personal, menjadi konstituen dari
ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 7
paroki, dibawah otoritas Uskup diosesan; stasi dipimpin oleh seorang
awam yang disebut Porhanger sebagai kepala dan dipersatukan dengan
badan hukum paroki sebagai bagian yang tak terpisahkan. Kepada stasi,
dari pihak paroki, dikenakan ide Komunitas Basis Gereja, dalam paham
persekutuan dari persekutuan-persekutuan, dan subsidiaritas.
Stasi mempunyai gedung gereja dan Dewan Pengurus sendiri yang disebut
Dewan Pastoral Stasi serta memiliki nama Pelindung.
4. Lingkungan adalah atau sekelompok umat dari paroki jemaat tunggal, atau
dari sebagian dari stasi paroki jemaat majemuk. Lingkungan dibentuk dari
sejumlah keluarga dan warga yang tinggal berdekatan. Di Paroki Santo
Joseph Tebing Tinggi, Lingkungan yang memiliki Dewan Pengurus adalah
Lingkungan Jemaat Tunggal yang ada di dalam wilayah teritorial Tebing
Tinggi Kota yang dipimpin oleh awam dan berfungsi untuk menjalankan
reksa pastoral di tingkat lingkungan serta berada langsung di bawah
Dewan Pastoral Paroki. Sementara Lingkungan yang dibentuk di stasi
diatur oleh dan berada langsung di bawah Dewan Pastoral Stasi.
Lingkungan memiliki nama pelindung.
5. Seksi merupakan suatu organisasi yang dibentuk dan dibutuhkan oleh
Dewan Pastoral Paroki untuk melaksanakan, memfasilitasi dan
memperlancar tugas-tugas dan kegiatan-kegiatan Dewan Paroki di Bidang
Reksa Pastoral.
6. Kelompok Kategorial adalah wadah-wadah yang masing-masing dibentuk
oleh sekelompok orang dengan visi dan misi yang mendukung dinamika
reksa Pastoral Paroki dan menjadi suatu wadah yang terbuka (inklusif) dan
berperan-serta dalam kegiatan Paroki.

BAB III
ORGAN KEPENGURUSAN

Pasal 10
Dewan Pastoral Paroki

1. Dewan Pastoral Paroki (DPP) adalah suatu badan, yang diadakan untuk
mengelola Paroki secara internal dalam satu kesatuan kebijakan, dimana
para Pastor bersama dengan wakil-wakil umat memikirkan, merencanakan,
melaksanakan segala sesuatu yang perlu dalam mewartakan sabda Tuhan,
serta membagikan rahmat Allah dan membimbing umat supaya dapat
menghayati dan mengamalkan imannya dalam masyarakat.

ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 8


2. Kepengurusan DPP didasari oleh semangat persaudaraan, dialog,
partisipatif dan tanggungjawab agar secara pro-aktif, kualitatif, kreatif,
efektif, efisien, ekonomis, berdaya pikat, berdaya tahan, dan bersinergi
berupaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan Paroki sebagai satu komunitas
yang mandiri dalam rangka memenuhi visi dan misi Paroki pada
khususnya dan pada akhirnya memenuhi visi dan misi KAM pada
umumnya, agar semakin hari semakin bermanfaat, efektif, efisien,
transparan, ekonomis dan mandiri.

Pasal 11
Badan Pengurus Gereja dan Amal Roma Katolik

Badan Pengurus Gereja dan Amal Roma Katolik (BPGARK) Paroki adalah
suatu badan hukum yang didirikan oleh Keuskupan Agung Medan menurut
hukum Indonesia untuk keperluan eksternal Paroki yang membawa nama
Gereja, khususnya mengenai penguasaan dan pengelolaan harta benda Paroki.
BPGARK adalah bentuk badan hukum dari Dewan Pastoral Paroki.

Pasal 12
Dewan Keuangan Paroki

Dewan Keuangan Paroki (DKP) adalah suatu badan moneter/ keuangan Paroki
yang diangkat dan bertanggung jawab langsung kepada Uskup Agung Medan.

BAB IV
ANGGOTA ORGAN KEPENGURUSAN PASTORAL

Organ Kepengurusan dalam Paroki disusun sedemikian rupa agar segala


pengelolaan Paroki dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Pasal 13
Dewan Pastoral Paroki Pleno

Dewan Pastoral Paroki Pleno (DPP Pleno / DPP Paripurna) adalah suatu organ
tertinggi dalam Paroki, terdiri atas :
1) Seluruh anggota DPP
2) Seluruh anggota BPGARK
3) Seluruh anggota DKP
4) Seluruh anggota DPP Inti;
ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 9
5) Para Ketua Lingkungan Jemaat Tunggal;
6) Para Ketua Stasi;
7) Para Ketua Seksi Dewan Paroki;
8) Para Ketua Sub Seksi Dewan Paroki;
9) Seorang wakil Biara;
10) Para Ketua Yayasan;
11) Para Ketua Koperasi (yang berada dalam naungan Paroki/
Keuskupan yang ada di wilayah paroki);
12) Para Ketua Kelompok Kategorial;
13) Wakil organisasi Katolik yang berkegiatan di Paroki.

Pasal 14
Dewan Pastoral Paroki Inti

Dewan Pastoral Paroki Inti (DPP Inti/ DPP Presidium) adalah suatu organ
koordinasi dan komunikasi dalam Paroki, terdiri atas:
1) Seluruh anggota DPP, BPGARK dan DKP;
2) Para Ketua Rayon;
3) Para Ketua Seksi.

Pasal 15
Dewan Pastoral Paroki

DPP adalah susunan pimpinan musyawarah tingkat Paroki yang bersifat multi
anggota. Dewan ini diambil dalam arti kanonis (KHK Kan. 536 §1) sebagai
badan pastoral yang memikirkan, merencanakan dan melaksanakan segala
sesuatu yang perlu untuk mewartakan sabda Tuhan, membagikan rahmat Allah
dan membimbing umat supaya dapat menghayati, mengamalkan dan
menyaksikan imannya dalan hidup dan masyarakat. DPP terdiri atas :
1) seorang Ketua Pengurus DPP yang dijabat secara ex-officio oleh
Pastor Kepala Paroki;
2) seorang atau lebih Wakil Ketua Pengurus DPP yang dijabat secara ex-
officio oleh Pastor Rekan
3) dua (2) orang Pelaksana Pengurus DPP;
4) dua (2) orang Sekretaris Pengurus DPP;
5) dua (2) orang Bendahara Pengurus DPP;
6) enam (6) orang anggota Pengurus DPP yang bertugas sebagai
Koordinator Bidang (Kobid) Pewartaan, Kobid Peribadatan, Kobid
Pelayanan, Kobid Persekutuan, Kobid Kesaksian dan Kobid Litbang.
ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 10
Pasal 16
Dewan Paroki Harian

Dewan Pastoral Paroki Harian (DPP Harian) adalah susuan pimpinan pastoral
yang multi anggota dan berjumlah kecil, yakni unsur Ketua, Sekretaris I,
Sekretaris II, Bendahara I dan Bendahara II, pada tingkat Paroki yang
menjalankan kepemimpinan sehari-hari.

Pasal 17
BPGARK

Pengurus BPGARK terdiri dari:


1) Ketua dijabat secara ex-officio oleh Pastor Paroki;
2) Anggota terdiri dari para Pastor Rekan, Pelaksana I, Pelaksana II,
Sekretaris I, Sekretaris II, Bendahara I dan Bendahara II.

Pasal 18
DKP

Pengurus DKP terdiri dari:


1) Ketua dijabat secara ex-officio oleh Pastor Paroki,
2) Sekretaris Eksekutif dijabat secara ex-officio oleh Bendahara I DPP,
3) Bendahara II dan beberapa Anggota.

BAB V
TUGAS KELOMPOK DAN PERORANGAN

Pasal 19
Tugas Pokok Dewan Pastoral Paroki Pleno

1. Membuat keputusan mengenai peraturan Paroki. Keputusan DPP Pleno/


DPP Paripurna adalah keputusan yang tertinggi di Paroki St. Joseph
Tebing Tinggi.
2. Menetapkan Program Kerja dan Anggaran Paroki tahun kalender yang
akan datang.
3. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program kerja dan keputusan-
keputusan Paroki.
4. Memberikan dan menampung masukan mengenai kebutuhan berbagai
golongan umat Paroki.
ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 11
5. Mengevaluasi, menerima dan mengesahkan Laporan Pelaksanaan Program
Kerja dan Anggaran Paroki tahun kalender yang lalu.

Pasal 20
Tugas Pokok DPP Inti

1. Menjalankan fungsi pemantauan dan evaluasi, mendukung, memperkaya,


dan memperkokoh DPP.
2. Menyampaikan informasi dan masukan mengenai kebutuhan dan situasi
umat Paroki.
3. Membantu membuat perencanaan pastoral DPP.
4. Menyampaikan informasi mengenai keputusan-keputusan DPP Inti kepada
para Pengurus Lingkungan, Pengurus Stasi, Pengurus Seksi dan kelompok
lainnya.

Pasal 21
Tugas Pokok DPP

1. Memimpin DPP Inti/ Presidium dan DPP Pleno.


2. Menyelenggarakan pengelolaan Paroki sehari-hari di Bidang Pewartaan,
Peribadatan, Pelayanan, Persekutuan dan Bidang Kesaksian serta Bidang
Litbang sesuai dengan Pedoman Anggaran Dasar Paroki KAM, Anggaran
Dasar Rumah Tangga Paroki, dan keputusan rapat DPP.
3. Membuat usulan kebijakan, keputusan dan rekomendasi di Bidang
Pewartaan, Peribadatan, Pelayanan, Persekutuan dan Bidang Kesaksian
serta Bidang Litbang.
4. Membuat usulan keputusan dan jabaran perencanaan kebijakan dan
strategi karya pastoral.
5. Menindaklanjuti masukan mengenai kebutuhan berbagai golongan umat
Paroki.
6. Menerima dan mengesahkan usulan/ proposal yang berkaitan dengan
dana, kegiatan pastoral, rencana pembangunan, pemugaran dan
penambahan fasilitas gereja stasi serta menerima laporan
pertanggunganjawabannya.
7. Memeriksa dan mengesahkan laporan kegiatan seksi, data umat, keuangan
dan inventaris harta benda gereja stasi.
8. Melaksanakan kepengurusan dan kepemilikan harta benda Paroki dalam
penguasaan BPGARK.

ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 12


9. Menyusun materi dan menyelenggarakan Rapat DPP Inti / Rapat
Presidium dan Rapat DPP Pleno/ Rapat Paripurna.
10. Melaksanakan keputusan-keputusan DPP Inti dan DPP Pleno.
11. Menentukan tema tahunan karya pastoral Paroki.
12. Mengajukan usulan Program Kerja dan Anggaran Paroki tahun kalender
yang akan datang, untuk ditetapkan oleh DPP Pleno;
13. Mengajukan Laporan Pelaksanaan Program Kerja dan Anggaran Paroki
tahun kalender yang lalu kepada DPP Pleno untuk mendapat pengesahan.
14. Tugas lain-lain :
1) Mengendalikan, mengawasi dan membimbing ketenagakerjaan
Paroki.
2) Memperhatikan kesejahteraan para karyawan Paroki.

Pasal 22
Tugas Pokok BPGARK

1. Mewakili pihak Keuskupan Agung Medan untuk bertindak atas nama


Keuskupan dalam perkara eksternal paroki dalam wilayah hukum sipil.
2. Membuat daftar inventaris harta benda gereja baik harta bergerak maupun
harta tidak bergerak.
3. Menaksir harga harta benda gereja.
4. Mengesahkan seluruh harta benda gereja.
5. Mengarsipkan dan mengirimkan salinannya ke pihak keuskupan.
6. BPGARK akan berhenti bertugas setelah paroki memiliki status badan
hukum.

Pasal 23
Tugas Pokok DKP

1. Meningkatkan pemasukan Paroki lewat pelbagai bentuk kolekte dan aksi


amal serta reksa dana yang halal dan tidak mengikat.
2. Memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan mengatur biaya rutin, bantuan
bagi tenaga paroki, biaya liturgi dan kerasulan, serta amal bagi orang
miskin dan kekurangan.
3. Melakukan Aksi Dana Pembangunan, bagi Paroki atau Stasi yang akan
membangun gedung gereja dan fasilitas lainnya serta pengadaan sarana
dan pemeliharaannya.
4. Mengusahakan Paroki yang mandiri secara finansial.
5. Melakukan pengawasan pembangunan gereja dan fasilitasnya.
ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 13
6. Dalam menjalankan tugasnya, Pengurus berpedoman kepada Anggaran
Dasar, peraturan-peraturan yang berlaku dalam Keuskupan Agung Medan,
Hukum Gereja Kan. 1281-1288 dan peraturan-peraturan Negara yang
berlaku.

Pasal 24
Tugas Pengurus Dewan Rayon

1. Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan pastoral antar Stasi atau antar


Lingkungan Jemaat Tunggal di Rayonnya masing-masing dan atau tingkat
paroki yang sifatnya temporal.
2. Melaporkan segala kegiatan secara tertulis kepada DPP.
3. Mengkoordinasi kegiatan Sermon Rayon.
4. Ketua menghadiri Rapat Presidium dan Rapat Paripurna.

Pasal 25
Tugas Pengurus Dewan Pastoral Stasi

1. Melaksanakan Tri Darma Gerejawi, yakni mengajar, menguduskan dan


menggembalakan jemaat stasi.
2. Menyelenggarakan Ibadat Hari Minggu dan Hari Raya Wajib dan
penguburan orang mati.
3. Ketua Dewan Pastoral Stasi (KDPS/ Porhanger) menjadi pemimpin dan
bertanggung jawab atas terlaksananya pelayanan pastoral bagi jemaat stasi.
4. KDPS/ Porhanger bersama pengurus lainnya wajib memperhatikan
pencatatan dengan seksama mengenai data umat dan melaporkannya ke
Paroki setiap tiga bulan dan menyampaikannya kepada umat stasi.
5. KDPS/ Porhanger bersama bendahara wajib memperhatikan pencatatan
dengan seksama mengenai keuangan stasi serta melaporkannya ke Paroki
setiap tiga bulan dan menyampaikannya kepada umat stasi.
6. KDPS/ Porhanger yang berhak menandatangi surat-surat berkenaan
dengan anggota jemaat stasinya.
7. Pengurus Dewan Pastoral Stasi dilarang membuat surat atau proposal
apapun yang ditujukan kepada pihak luar manapun tanpa sepengetahuan
dan persetujuan Pastor Paroki.
8. Dalam hal pembangunan/ rehabilitasi gedung gereja, pengurus wajib
melaporkan dan memohon ijin terlebih dahulu kepada pihak DPP secara

ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 14


tertulis. Kemudian melaporkan secara tertulis seluruh
pertanggunganjawabannya kepada DPP.
9. Menyerahkan laporan tahunan dalam Rapat Paripurna berkaitan dengan
data umat secara lengkap (lahir, kematian, pindah, datang, baptis, terima
resmi, komuni pertama, krisma, perminyakan, perkawinan) dan keuangan.
10. Enam (6) bulan sebelum masa jabatan berakhir Pengurus wajib menyusun
laporan pertanggungjawaban yang berkenaan dengan stasinya secara
lengkap dan menyerahkan laporan tersebut kepada DPP.
11. Periodesasi hanya akan dilaksanakan setelah DPP menerima dan
mengesahkan laporan pertanggunganjawaban dari Pengurus Stasi.

Pasal 26
Tugas Pengurus Dewan Lingkungan Jemaat Tunggal

1. Melaksanakan Tri Darma Gerejawi, yakni mengajar, menguduskan dan


menggembalakan jemaat Lingkungan.
2. Menyelenggarakan ibadat di Lingkungan secara rutin.
3. Menyelenggarakan ibadat penguburan orang mati.
4. Ketua Lingkungan menjadi pemimpin dan bertanggung jawab atas
terlaksananya pelayanan pastoral bagi jemaat lingkungan.
5. Ketua Lingkungan bersama pengurus lainnya wajib memperhatikan
pencatatan dengan seksama soal data umat dan keuangan serta
melaporkannya ke Paroki setiap semester sebelum Rapat Presidium dan
mempublikasikan kepada umat stasinya.
6. Ketua Lingkungan yang berhak menandatangi surat-surat berkenaan
dengan anggotanya.
7. Pengurus Lingkungan dilarang membuat surat atau proposal apapun yang
ditujukan kepada pihak luar manapun tanpa sepengetahuan dan persetujuan
Pastor Paroki.
8. Mengkoordinasi petugas Tata Laksana dan Kolekte.
9. Enam (6) bulan sebelum masa jabatan berakhir Pengurus wajib menyusun
laporan pertanggunganjawaban yang berkenaan dengan lingkungannya
secara lengkap dan menyerahkan laporan tersebut kepada DPP.
10. Periodisasi hanya akan dilaksanakan setelah DPP menerima dan
mengesahkan laporan pertanggunganjawaban dari Pengurus Lingkungan.

Pasal 27
Tugas Pastor Paroki

ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 15


1. Mewujudkan suatu koligium dan kerja sebagai tim dalam liturgi,
kesaksian, pelayanan pewartaan, pengudusan dan pengembalaan.
2. Menjadi penggerak, pengilham, dan pemersatu umat.
3. Membuat pembagian tugas antara Pastor Paroki dan Pastor Rekan secara
musyawarah demi kesejahteraan seluruh umat dan menurut situasi dan
kondisi masing-masing pastor.
4. Pastor Paroki berdasar pada jabatannya mewakili Uskup dan diangkat oleh
Uskup, memikul tanggung jawab khusus, ex officio menjadi Ketua Dewan
Pastoral Paroki.
5. Memegang pimpinan tertinggi di Paroki, melakukan pengawasan umum
terhadap semua kegiatan Pastoral.
6. Dengan wewenangnya Ketua dapat memutuskan sesuatu sebagaimana
diatur dalam ART.
7. Mendelegasikan sebagian tugas tanggung jawab maupun wewenangnya
kepada Wakil Ketua lainnya, Pelaksana I dan Pelaksana II.
8. Memberikan laporan dan pertanggung jawaban seluruh kegiatan Paroki
kepada Uskup Agung Medan.

Pasal 28
Tugas Pastor Rekan

1. Pastor Rekan ex officio menjadi Wakil Ketua Dewan Pastoral Paroki.


2. Mewakili Ketua apabila berhalangan.
3. Membantu melakukan pengawasan umum terhadap semua kegiatan Dewan
Pastoral Paroki.
4. Menjadi moderator bidang Paguyuban, Pewartaan, Liturgi, Kesaksian dan
Pelayanan.
5. Menjadi Pendamping Rayon.
6. Membantu Ketua menyusun laporan dan pertanggungan jawab seluruh
kegiatan Paroki yang akan disampaikan kepada Uskup Agung Medan.

Pasal 29
Tugas Pelaksana I

1. Secara umum memiliki tugas melaksanakan sebagian tanggung jawab dan


tugas-tugas Ketua dalam kegiatan Paroki Non Sakramen.
2. Mewakili Ketua apabila berhalangan dalam tugas Non Sakramen.
3. Mengkoordinir, memotivasi anggota DPP untuk melaksanakan tugas sesuai
bidang masing-masing.
ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 16
4. Penyelia kegiatan pastoral di luar pusat Paroki.
5. Memberikan laporan kegiatan-kegiatan Paroki kepada DPP Pleno setahun
sekali.
6. Memberikan laporan dan pertanggungan jawab seluruh kegiatan Paroki
pada akhir masa baktinya kepada DPP Pleno.
7. Memimpin pertemuan/ rapat DPP, DPP Inti dan DPP Paripurna.

Pasal 30
Tugas Pelaksana II

1. Mewakili Pelaksana I jika yang bersangkutan berhalangan.


2. Mendampingi dan memberi masukan berbagai pertimbangan kepada Ketua
DPP.
3. Penyelia kegiatan pastoral di pusat Paroki.
Pasal 31
Tugas Sekretaris I

1. Mengelola kegiatan kesekretariatan DPP secara luas.


2. Mengurus administrasi, pengarsipan surat-surat dan dokumentasi lain yang
terkait dengan DPP.
3. Bersama Ketua dan atau Pelaksana dalam membuat rencana / program
kerja Paroki.
4. Bersama Ketua menanda tangani surat-surat yang berhubungan dengan
DPP.
5. Dalam hal tertentu mendampingi Ketua atau Pelaksana.
6. Melaksanakan tugas tertentu yang diberikan oleh Ketua dan atau
Pelaksana.
7. Bersama Pelaksana mewakili Paroki ke instansi di luar Paroki setelah
mendapat mandat dari Ketua.
8. Bersama Ketua dan atau Pelaksana membuat laporan kegiatan kepada
Rapat DPP, Rapat Presidium dan Rapat Paripurna.
Pasal 32
Tugas Sekretaris II
1. Membantu Sekretaris I dalam pengelolaan kegiatan kesekretariatan DPP.
2. Membantu administrasi dan pengarsipan surat-surat yang terkait dengan
DPP.
ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 17
3. Dalam hal-hal tertentu mendampingi Ketua atau Pelaksana DPP jika
Sekretaris I berhalangan.
4. Menyiapkan Presensi rapat-rapat.
5. Membuat notulen rapat-rapat dan mempersiapkan prasarana rapat.
6. Melaksanakan tugas-tugas tertentu yang diberikan oleh Ketua menyangkut
tugas DPP.

Pasal 33
Tugas Bendahara I

1. Menyusun rancangan Laporan Anggaran Tahunan Paroki untuk ditetapkan


dalam Rapat DPP dan kemudian disahkan dalam Rapat DPP Pleno, serta
selanjutnya menyerahkan kepada pihak KAM.
2. Menyusun rancangan sistem, prosedur dan kebijakan keuangan Paroki
bersama dengan Ketua DPP, dengan mengacu pada Pedoman Keuangan
Paroki di KAM dalam rangka pengelolaan Keuangan dan Harta Benda
Paroki.
3. Mengkoordinasikan pembukuan dan pengelolaan setiap penerimaan dan
pengeluaran uang Paroki melalui kas yang ada.
4. Bersama Bendahara II dan Ketua DPP memutuskan besarnya dana yang
dikeluarkan paroki untuk setiap proposal yang diajukan.
5. Bersama Ketua DPP menandatangani cek/ giro.
6. Menandatangani bon, kwitansi yang dibuat oleh Bendahara II untuk semua
pengeluaran maupun penerimaan uang ke dalam kas.
7. Melaporkan/ menginformasikan situasi keuangan Paroki kepada DPP dan
DKP, DPP Inti dan DPP Pleno dalam setiap rapat.
8. Memeriksa keuangan Stasi/ Lingkungan enam bulan sekali.
9. Membuat dan menandatangani laporan keuangan paroki kepada ekonomat
KAM setiap bulan.

Pasal 34
Bendahara II

1. Bekerjasama dengan Bendahara I melaksanakan tugas pengelolaan


administrasi keuangan, antara lain merencanakan dan mengatur
pelaksanaan pengeluaran dana secara efisien, tepat guna maupun tepat cara
untuk keperluan kegiatan Paroki sesuai dengan sistem dan prosedur yang
berlaku.

ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 18


2. Mengontrol dan mengawasi penerimaan dan pengeluaran uang oleh kasir
(khususnya dalam hal penerbitan bukti penerimaan dan bukti pengeluaran
dana).
3. Mengontrol dan mengawasi pembukuan dana yang masuk dan keluar
Paroki oleh karyawan.
4. Mengambil uang dari kas dan memberikan gaji kepada karyawan Paroki.
5. Memeriksa keuangan Stasi/ Lingkungan enam bulan sekali.

Pasal 35
Tugas Anggota Dewan

1. Menyumbang pikiran, usul-usul konstruktif dan tenaga bagi


pengembangan paroki dan kesejahteraan Umat paroki berdasarkan
pemahaman, pengalaman dan komitmen pastoral.
2. Sesuai luasnya pemahaman, kesadaran, pengalaman dan komitmen
pastoral, seorang anggota dapat dipercayai memimpin atau membina seksi
khusus atau rumpun pastoral khusus dalam paroki.
3. Bersedia menerima tugas khusus, misal seksi tertentu, demi
pengembangan umat dan kesejahteraannya.
4. Menjaga nama baik paroki.
5. Mewakili Ketua DPP bila berhalangan.
6. Membawahi dan mengkoordinasi bidang-bidang:
1) Bidang Pewartaan (kerygma).
2) Bidang Paguyuban (koinonia) .
3) Bidang Peribadatan (liturgia).
4) Bidang Kesaksian (martirya).
5) Bidang Pelayanan (diakonia).
6) Bidang Penelitian dan Pengembangan Paroki.

Pasal 36
Tugas Koodinator Bidang Pewartaan-Kerygma
(Membawahi seksi BIA-BIR, Katekese, Kitab Suci, Komsos)

1. Mengkoordinasi dan menyusun program kerja bidang pewartaan sesuai


dengan visi dan misi paroki serta kebutuhan umat paroki.
2. Memantau pelaksanaan program Bidang Pewartaan Paroki, yang meliputi:
bina iman anak, bina iman remaja, katekese persiapan sakramen (Baptis,
Terima Resmi, Komuni Pertama dan Krisma), dan kelompok kecil
pewartaan/ evangelisasi agar berjalan dengan baik.
ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 19
3. Mengusahakan kaderisasi petugas pewartaan yang meliputi: pembina bina
iman anak, pembina bina iman remaja, pembina katekese persiapan
penerimaan sakramen.
4. Memberi masukan kepada DPP sehubungan dengan tawaran dari Komisi
Kitab Suci, Komisi Kateketik dan Komisi Komunikasi Sosial KAM.
5. Menyelenggarakan pertemuan secara teratur seksi-seksi dan pembina-
pembina dalam Bidang Pewartaan.
6. Memberikan laporan tertulis kegiatan bidang pewartaan setiap tiga (3)
bulan kepada DPP.
7. Memberikan laporan pertanggungjawaban pada akhir masa jabatannya
kepada DPP.

Pasal 37
Tugas Koodinator Bidang Liturgi
(Membawahi seksi Liturgi, Lektor, Misdinar, Perangkai Bunga, Koor)

1. Menggkoordinasi dan memantau program kerja bidang liturgi sesuai


dengan visi dan misi paroki serta kebutuhan umat paroki.
2. Mendampingi pelaksanaan Liturgi dan mengusahakan agar umat dapat
berpartisipasi secara aktif, sadar dan penuh serta bertanggung jawab dalam
berliturgi.
3. Menginformasikan kepada DPP sehubungan dengan tawaran dari Komisi
Liturgi KAM.
4. Mengadakan evaluasi kegiatan liturgi setiap perayaan besar Natal, Paskah,
Hari Ulang Tahun Paroki, Pesta Pelindung Paroki dan perayaan lain yang
dianggap penting.
5. Mengusahakan kerja sama dengan bidang-bidang lain terutama pewartaan.
6. Mengadakan pertemuan pengurus liturgi secara rutin maupun khusus
dalam menghadapi acara khusus.
7. Memberikan laporan tertulis kegiatan bidang peribadatan setiap tiga (3)
bulan kepada DPP.
8. Memberikan laporan pertanggungjawaban pada akhir masa jabatannya
kepada DPP.

Pasal 38
Tugas Koordinator Bidang Paguyuban- Koinonia
(Membawahi seksi OMK/ Kepemudaan, PIK, St Monika)

ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 20


1. Mengkoordinasi dan memantau program kerja bidang paguyuban sesuai
dengan visi dan misi paroki serta kebutuhan umat paroki.
2. Menjalin hubungan dan kerja sama antar bidang dalam kegiatan paroki.
3. Mengusahakan agar lingkungan-lingkungan sungguh-sungguh menjadi
suatu persekutuan yang hidup dan dinamis.
4. Mengusahakan agar kelompok-kelompok kategorial yang ada di Paroki
sungguh-sungguh hidup.
5. Memberi masukan kepada DPP sehubungan dengan tawaran dari Komisi
Kepemudaan.
6. Memberikan laporan tertulis kegiatan bidang paguyuban setiap tiga (3)
bulan kepada DPP.
7. Memberikan laporan pertanggungjawaban pada akhir masa jabatannya
kepada DPP.

Pasal 39
Tugas Koordinator Bidang Kesaksian-Martyria
(Membawahi seksi HAK-FKUB, WKRI, PK, FMKI)

1. Mengkoordinasi dan memantau program kerja bidang kesaksian sesuai


dengan visi dan misi paroki serta kebutuhan umat Paroki.
2. Mendampingi pelaksanaan program kegiatan bidang kesaksian.
3. Mengusahakan agar kaum beriman kristiani berani untuk
mempertanggungjawabkan dan memberi kesaksian imannya.
4. Memberi masukan kepada Dewan Pastoral Paroki sehubungan dengan
tawaran dari Komisi HAK-FKUB dan Kerawam KAM.
5. Memberdayakan kelompok-kelompok kategorial (Pemuda Katolik, WKRI,
FMKI), sehingga mampu memberikan kesaksian imannya kepada
masyarakat.
6. Menjalin kerja sama antar umat beragama dengan jalan menjadi anggota
FKUB.
7. Mewakili Pastor Paroki berkenaan dengan undangan Pemerintah setempat,
Vikariat dan Keuskupan.
8. Memberikan laporan tertulis kegiatan bidang kesaksian setiap tiga (3)
bulan kepada DPP.
9. Memberikan laporan pertanggungjawaban pada akhir masa jabatannya
kepada DPP.

ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 21


Pasal 40
Tugas Koordinator Bidang Pelayanan – Diakonia
(Membawahi Seksi Keluarga, Amal & Sosial, Pendidikan)

1. Mengkoordinasi dan memantau program kerja bidang pelayanan sesuai


dengan visi dan misi paroki serta kebutuhan umat paroki.
2. Mendampingi pelaksanaan program kegiatan bidang pelayanan.
3. Mengusahakan agar umat beriman mau membantu dan memperhatikan
orang-orang miskin dan terlantar.
4. Memberi masukan kepada DPP sehubungan dengan tawaran dari komisi
PSE Keuskupan.
5. Membina dan mendukung Seksi Sosial Lingkungan supaya semakin
berdaya guna.
6. Mengadakan evaluasi kegiatan-kegiatan bidang pelayanan minimal
setahun sekali.
7. Memberikan laporan tertulis kegiatan bidang pelayanan setiap tiga (3)
bulan kepada DPP.
8. Memberikan laporan pertanggungjawaban pada akhir masa jabatannya
kepada DPP.
Pasal 41
Tugas Bidang Penelitian dan Pengembangan Paroki

1. Mempelajari secara serius tentang program KAM Pastoral Berbasis Data.


2. Pemutahiran data paroki.
3. Menganalisis data.
4. Membuat rekomendasi pastoral.
5. Melakukan pengembangan pastoral.
6. Memberikan laporan tertulis kegiatan bidang litbang setiap enam (6) bulan
kepada DPP.
Pasal 42
Seksi Katekese

1. Menyiapkan dan membuat modul untuk persiapan penerimaan sakramen.


2. Menyiapkan dan membekali para (calon) katekis.
3. Mengikuti pertemuan atau mengundang Komisi Katekese KAM.

ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 22


Pasal 43
Seksi Kitab Suci

1. Membuat program untuk dilaksanakan dalam Bulan Kitab Suci Nasional.


2. Menyiapkan dan membekali para pemandu Pendalaman Kitab Suci.
3. Mengikuti pertemuan atau mengundang Komisi Kitab Suci KAM.

Pasal 44
Seksi BIA-BIR

1. Menyiapkan dan membuat modul bagi para guru BIA (Asmika) dan BIR
(Areka).
2. Menyiapkan dan membekali tenaga pendamping BIA dan BIR.

Pasal 45
Seksi Komsos

1. Mengaktifkan dan menerbitkan majalah atau Berita Paroki secara rutin.


2. Meliput kegiatan-kegiatan pastoral di tingkat stasi dan Paroki.
3. Mengikuti pertemuan atau mengundang Komsos KAM.

Pasal 46
Seksi Liturgi

1. Menyiapkan, merancang dan mengatur agar liturgi dapat berjalan dengan


baik.
2. Mengelola pelaksanaan program kegiatan Bidang Liturgi Paroki.
3. Mengkoordinasi dan mendampingi agar program Sub Seksi di bawahnya
berjalan dengan baik.
4. Mengusahakan kaderisasi lektor, pemazmur, dirigen, organis, penghias
altar penata ruang, dan misdinar dalam rangka perayaan liturgi paroki,
khususnya perayaan Ekaristi.
5. Mengadakan pelatihan dan pembinaan bagi para petugas peribadatan di
lingkungan-lingkungan dan stasi.
6. Menyusun jadwal petugas liturgi perayaan Ekaristi untuk misa harian,
Misa Hari Minggu dan Hari-Hari Raya.
7. Mengikuti pertemuan atau mengundang Komisi Liturgi KAM.

ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 23


Pasal 47
Seksi OMK/ Kepemudaan

1. Menjadi moderator OMK separoki.


2. Membina dan mendapingi OMK agar teguh dalam iman dan aktif dalam
kehidupan dan kegiatan menggereja dan masyarakat.
3. Menyelenggarakan program pelatihan kepemimpinan dan organisasi.
4. Mengikuti pertemuan yang diadakan oleh Komisi Kepemudaan KAM.

Pasal 48
Seksi Persekutuan Ibu Katolik

1. Membina dan membekali kaum ibu melalui kursus-kursus praktis.


2. Menjadi motivator kaum ibu di stasi-stasi.

Pasal 49
Seksi Keluarga

1. Mendampingi dan memberdayakan keluarga-keluarga.


2. Melibatkan keluarga untuk berperan secara khusus dalam Minggu
Keluarga.
3. Memperhatikan dan mendampingi secara khusus keluarga-keluarga yang
tengah mengalami kesulitan.
4. Mengikuti pertemuan yang diadakan oleh Komisi Keluarga KAM.

Pasal 50
Seksi Amal dan Sosial Ekonomi

1. Mengelola Dana APP Paroki.


2. Mengadakan aksi sosial dan pengembangan ekonomi bagi mereka yang
membutuhkan.
3. Mengikuti pertemuan yang diadakan oleh PSE KAM.

Pasal 51
Seksi Pendidikan

ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 24


1. Mengkoordinasi, membekali dan mendampingi guru-guru agama Katolik.
2. Mendata semua murid Katolik di wilayah teritorial Paroki Tebing Tinggi.
3. Memastikan bahwa semua murid Katolik belajar agama Katolik oleh guru
Katolik.
4. Memfasilitasi rekoleksi, retret dan kegiatan rohani lainnya bagi mereka
yang tidak bersekolah di sekolah Katolik.
5. Mengajukan proposal beasiswa bagi pelajar yang berprestasi namun tidak
mampu kepada DPP.

Pasal 52
Seksi HAK-FKUB

1. Mewakili Paroki dalam pertemuan yang diadakan oleh pihak di luar agama
katolik dan pihak FKUB .
2. Mengikuti dan menghadiri perayaan umat beragama dalam tingkat Kota/
Kabupaten.
3. Menjadi penghubung Paroki kepada pihak Pemerintah setempat.

Pasal 53
Seksi Pengurus Gereja

1. Menangani seluruh tingkatan Dewan dan Pengurus Dewan Subordinatif


DPP.
2. Ketua Seksi Pengurus Gereja secara ex-officio dijabat oleh Pelaksana I dan
wakil oleh Pelaksana II.

BAB VI
DOMISILI DAN KARTU KELUARGA

Pasal 54
Domisili

1. Domisili adalah tempat tinggal tetap; sementara Kuasi Domisili diperoleh


setelah tinggal selama tiga bulan di suatu Stasi atau Lingkungan tertentu.
2. Kepada umat yang akan pindah ke Paroki lain wajib meminta Surat
Keterangan Pindah dari Pastor Paroki untuk diserahkan kepada Pastor
Paroki atau Pengurus Gereja di tempatnya yang baru. Sementara kepada
umat yang akan pindah antar stasi/ lingkungan wajib meminta surat
keterangan pindah dari Ketua Stasi/ Ketua Lingkungannya.
ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 25
3. Kepada para pendatang wajib segera mendaftarkan diri kepada Ketua Stasi
atau Ketua Lingkungan.

Pasal 55
Kartu Keluarga Katolik

1. Mereka yang telah melangsungkan perkawinan memiliki Kartu Keluarga


Katolik (Kartu KK) tersendiri.
2. Kepala Keluarga wajib mendaftarkan dirinya atau keluarganya kepada
Ketua Stasi atau Ketua Lingkungan dan meminta Kartu KK.
3. Kartu KK wajib diperbaharui keakuratan isinya tiap enam bulan sekali.

BAB VII
PENERIMAAN SAKRAMEN-SAKRAMENTALI

Pasal 56
Kewajiban dan Hak

1. Berdasarkan domisili/ kwasi domisili yang dimilikinya, seseorang


memiliki kewajiban dan hak agar warta ilahi keselamatan semakin
menjangkau semua orang melalui penerimaan sakramen dan sakramentali.
2. Yang tidak memiliki domisili/ kwasi domisili Paroki Santo Joseph Tebing
Tinggi berhak mendapatkan pelayanan Sakramen-Sakramentali jika ada
Surat Pengantar dari Pastor Paroki asal.
3. Bagi umat Tebing Tinggi yang menghendaki pelayanan sakramen wajib
menunjukkan tanda lunas Dana Mandiri Paroki tahun berjalan.
4. Bagi umat yang ingin mendapatkan pelayanan dari Pastor Tebing Tinggi
wajib memberitahukan kepada Pengurus Stasi/ Lingkungan setempat.
5. Bagi umat yang ingin mendapatkan pelayanan Pastor dari luar Paroki,
wajib memberitahukan kepada Pengurus Stasi/ Lingkungan setempat dan
kemudian Pengurus Stasi/ Lingkungan menyampaikannya kepada Pastor
Paroki Tebing Tinggi.
6. Dalam kebutuhan mendesak Pastor Paroki dapat memberikan kemurahan
pelayanan pastoral kepada mereka yang membutuhkan.

Pasal 57
Baptis Bayi
ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 26
1. Baptis bayi diajukan oleh orang tua yang Katolik atau walinya.
2. Menyerahkan Surat Perkawinan Katolik.
3. Orang tua/ wali wajib mengikuti pembinaan sebanyak 6 (enam) kali
pertemuan.
4. Orang tua/ wali wajib menerima Sakramen Rekonsiliasi-Tobat dan
mengikuti wawancara dengan Pastor sebelum bayinya dibaptis.

Pasal 58
Baptis Dewasa

1. Baptis dewasa disiapkan selama satu tahun.


2. Calon menerima minyak katekumen dan mengikuti pembinaan sebanyak
35 (tigapuluh lima) kali pertemuan.
3. Katekumen wajib menjalani wawancara dengan Pastor.

Pasal 59
Terima Resmi

1. Calon Katolik yang sebelumnya telah dibaptis di gereja lain dan diakui
pembaptisannya oleh Gereja Katolik wajib mengikuti pembinaan selama
satu tahun.
2. Calon menyerahkan surat baptis dari gereja sebelumnya.
3. Calon akan menjadi katekumen setelah menerima Minyak Katekumen dan
mengikuti pembinaan sebanyak 35 kali pertemuan.
4. Ketekumen wajib menjalani wawancara dengan Pastor.

Pasal 60
Komuni Pertama

1. Calon penerima Komuni Pertama adalah mereka yang sudah berumur


minimal 10 tahun.
2. Calon mengikuti pembinaan selama 16 kali pertemuan.
3. Menyerahkan Surat Baptis.
4. Sebelum menerima Komuni, calon akan disiapkan untuk penerimaan
Sakramen Rekonsiliasi-Tobat.
5. Pastor akan mewancarai dan menerimakan Sakramen Rekonsisliasi kepada
calon sebelum Komuni Pertama.

ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 27


Pasal 61
Krisma

1. Calon Krisma minimal berumur 12 tahun.


2. Telah menerima Komuni Pertama.
3. Calon mengikuti pembinaan selama10 kali pertemuan.
4. Sebelum menerima Sakremen Krisma, calon menerima Sakramen
Rekonsiliasi-Tobat.
5. Pastor terlibat dalam pembinaan.

Pasal 62
Perkawinan

1. Mereka yang akan melangsungkan Perkawinan wajib memenuhi


kelengkapan adminisitrasi yang telah ditetapkan.
2. Hanya mereka yang tidak terhalang oleh Hukum yang berhak menerima
pelayanan.
3. Penting untuk disiapkan pendampingan bagi mereka yang hendak
menikah, sejak dalam keluarga, sekolah, masa persiapan menengah dan
persiapan jauh melalui katekese dan Kursus Persiapan Perkawinan.
4. Pasangan yang telah melangsungkan perkawinan wajib mencatatkan sipil
perkawinannya dan mengambil Kartu Keluarga Katolik yang baru.

Pasal 63
Konvalidasi

1. Pasangan yang menikah di luar Gereja Katolik wajib memohon


konvalidasi perkawinan sejauh perkawinan tersebut dapat dibereskan
seturut hukum Gereja Katolik.
2. Bagi pasangan yang belum atau tidak dapat dibereskan perkawinannya
tetap mendapat perhatian Gereja.
3. Dalam keadaan darurat atau bahaya mati, mereka yang belum/ tidak bisa
dikonvalidasi akan mendapatkan kemurahan bekal Komuni Suci dari
pelayan Gereja sejauh dimohonkan.

ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 28


Pasal 64
Perminyakan Suci dan Viaticum

1. Orang yang sudah lanjut usia atau orang sakit wajib mendapatkan
perhatian dari pengurus untuk mendapatkan pelayanan Sakramen
Perminyakan Suci.
2. Perlu disiapkan dengan baik mereka yang hendak menerima sakramen ini
melalui katekese.
3. Pengurus wajib mengusahakan agar mereka yang sakit atau lanjut usia
menerima komuni suci (viaticum) dari Pastor, Suster, Frater atau
Prodiakon.

Pasal 65
Ekaristi

1. Setiap umat katolik berhak untuk mengikuti perayaan Ekaristi.


2. Umat yang menyambut Komuni adalah mereka yang sudah menerima
Komuni Pertama atau sudah diterima secara resmi ke dalam Gereja
Katolik dan tidak sedang terkena sanksi hukum.
3. Ekaristi Keluarga dapat diadakan di rumah-rumah Keluarga Katolik yang
dihadiri oleh umat lingkungan atau stasinya.
4. Ekaristi Requiem sangat dianjurkan dimohonkan oleh keluarga yang
kemalangan.

Pasal 66
Sakramentali

1. Umat dapat memohonkan aneka upacara pemberkatan seperti:


pemberkatan peletakan batu pertama, rumah baru, tempat usaha, tugu,
kendaraan bermotor, dll.
2. Upacara pemberkatan baik juga diberitahukan kepada pengurus supaya
dihadiri umat lainnya.

BAB VIII
KOLEKTE, DANA MANDIRI DAN DANA-DANA LAIN

ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 29


Pasal 67
Kolekte

1. Penyerahan Kolekte adalah bentuk tanggungjawab umat atas kelangsungan


kehidupan dan pembinaan petugas gerejawi serta mengusahakan
kemandirian Paroki dan partisipasi kepada Gereja Universal.
2. Bagi Gereja Paroki:
1) Kolekte Pertama diserahkan ke paroki,
2) Kolekte Kedua untuk keperluan liturgi,
3) Kolekte Ketiga untuk alasan khusus setelah disetujui DPP
dengan jangka waktu tertentu.
3. Bagi Gereja Stasi:
1) Kolekte Pertama wajib diserahkan ke Paroki setiap 3 (tiga) bulan
sekali.
2) Bagi Stasi yang tidak menyerahkan Kolekte Pertama setiap (3)
tiga bulan sekali, akan mendapatkan sanksi dari DPP.
3) Kolekte Kedua tinggal di stasi untuk biaya operasional stasi.
4) Kolekte Ketiga bisa diadakan dengan alasan khusus setelah
permohonan disetujui oleh DPP dengan jangka waktu tertentu.
5) Kolekte Ibadat yang dipimpin oleh imam, 50% untuk paroki dan
50% untuk kas stasi.
6) Kolekte dengan tema tertentu seperti: Bulan Maria, Bulan
Rosario, Bulan Kitab Suci Nasional, APP, dll; 50% diserahkan
ke Paroki dan 50% untuk Kas Stasi.
4. Bagi Lingkungan:
1) Kolekte dalam Ibadat Lingkungan digunakan untuk keperluan
Lingkungan.
2) Kolekte dengan tema tertentu seperti: Bulan Maria, Bulan
Rosario, Bulan Kitab Suci Nasional, APP, dll; 50% diserahkan
ke Paroki dan 50% untuk Kas Lingkungan.

Pasal 68
Dana Mandiri

1. Penyerahan Dana Mandiri adalah bentuk tanggungjawab umat/ Keluarga


Katolik atas pelayanan Gereja.
2. Ada tiga macam Dana Mandiri yaitu: Dana Mandiri Paroki, Dana Mandiri
Stasi/ Lingkungan dan Dana Mandiri Rayon.

ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 30


3. Setiap Keluarga Katolik wajib menyerahkan Dana Mandiri Paroki yang
besarnya diatur dan ditetapkan oleh Paroki.
4. Alokasi Penggunaan Dana Mandiri Paroki yaitu: 50 % untuk pembiayaan
pastoral, 30 % untuk pembangunan dan 20% untuk pesta.
5. Dana Mandiri Stasi/ Lingkungan besarnya diatur dan ditetapkan oleh Stasi/
Lingkungan dan tidak boleh lebih besar dari Dana Mandiri yang
diserahkan ke Paroki. Dana Mandiri Stasi/ Lingkungan yang terkumpul,
(MAKSIMAL) 50% untuk Pengurus Stasi/ Lingkungan dan 50% untuk
Kas Stasi/ Lingkungan.
6. Dana Mandiri Rayon besarnya diatur dan ditetapkan oleh Rayon dan tidak
boleh lebih besar dari Dana Mandiri yang diserahkan ke Paroki. Dana
Mandiri Rayon yang terkumpul 25% untuk Pengurus Rayon dan 75%
untuk Kas Rayon.

Pasal 69
Dana-Dana Lain

1. Pesta Syukur/ Gotilon, hasilnya 30% untuk Paroki dan 70% untuk
Pengurus Stasi/ Lingkungan.
2. Aksi Adven, hasil seluruhnya diserahkan ke Paroki dan selanjutnya akan
diperuntukkan untuk Pengurus Stasi/Lingkungan 40%, untuk Guru BIA
50%, dan untuk Kas Paroki 10%.
3. Dana bantuan Proposal untuk Stasi akan diberikan oleh Paroki setelah Stasi
melunasi Dana Mandiri Paroki.
4. Uang persembahan (intensi, doa permohonan, stips, ucapan syukur, dll.)
yang diberikan umat pada saat perayaan misa seluruhnya menjadi milik
imam yang merayakan untuk diserahkan ke paroki; sementara dalam
perayaan ibadat yang dipimpin oleh awam, seluruhnya menjadi milik kas
stasi.

Pasal 70
Administrasi

1. Biaya Administrasi:
1) Perkawinan di Gereja Stasi sebesar Rp. 100.000,00 ke Paroki dan Rp.
50.000,00 ke stasi.
2) Perkawinan di Gereja Paroki sebesar Rp. 150.000,00 dan Rp. 50.000,00 ke
stasi/ lingkungan.
3) Perkawinan asal luar Paroki sebesar Rp. 200.00,00 dan Rp. 50.000,00 ke
stasi/ lingkungan.
ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 31
4) Ijin Vikep Rp. 25.000,00 per surat.
5) Konvalidasi Perkawinan sebesar Rp. 200.000,00.
6) Baptis, Terima Resmi, Krisma, Komuni Pertama sebesar Rp. 30.000,00.
7) Surat-Surat sebesar Rp. 20.000,00.
8) Pemberkatan rumah baru, tempat usaha, tugu, dan kendaraan bermotor
sebesar Rp. 200.000,00.

BAB IX
RAPAT DAN KEPUTUSAN

Pasal 71
Rapat-Rapat

1. Rapat dilangsungkan sesuai jadwal undangan.


2. Dihadiri oleh anggota yang diundang.
3. Ada agenda rapat, notulensi dan daftar hadir peserta.
4. Dipimpin oleh Ketua/ Wakil atau yang ditunjuk.
5. Keputusan rapat diambil lewat musyawarah dan mufakat.
6. Kalau perlu keputusan rapat diambil lewat pemungutan suara dan menjadi
sah bila didukung oleh suara lebih dari setengah jumlah suara yang berhak
memilih atau ditentukan lain sesuai aturan yang berlaku.
7. Jika jumlah suara tidak memenuhi ketentuan maka akan diadakan rapat
pemungutan kedua. Dalam hal ini keputusan menjadi sah jika didukung
oleh lebih dari setengah jumlah peserta yang hadir.
8. Keputusan disahkan oleh Ketua atau Wakil yang ditunjuk.
9. Frekuensi rapat masing-masing dewan adalah sebagai berikut:

1) DPP satu bulan sekali.


2) DKP dua bulan sekali.
3) DPP Inti dua kali setahun.
4) DPP Pleno satu tahun sekali.
5) BPGARK satu tahun sekali.
6) Frekuensi Rapat dapat berubah sesuai kebutuhan.

BAB X
PEMELIHARAAN GEDUNG GEREJA DAN PASTORAN

Pasal 72
Bagian Pemeliharaan Kompleks - Gedung Gereja Paroki

ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 32


1. Memperhatikan bahwa pemeliharaan gedung dan fasilitas di dalamnya
serta keadaan kompleks gereja paroki berlangsung dengan baik.
2. Mengadakan atau mengganti barang-barang dan fasilitas gereja paroki
yang sudah rusak.

Pasal 73
Bagian Rumah Tangga Pastoran

1. Memperhatikan bahwa pemeliharaan gedung dan barang-barang pastoran


berlangsung dengan baik.
2. Mengadakan atau mengganti barang-barang pastoran yang sudah rusak.

Pasal 74
Pemeliharaan Gereja Stasi

1. Pengurus Stasi wajib memperhatikan bahwa pemeliharaan gedung dan


fasilitas serta kompleks gereja stasi berlangsung dengan baik.
2. Mengadakan atau mengganti barang-barang dan fasilitas gereja stasi yang
sudah rusak.

Pasal 75
Kebersihan Gereja

1. Dilarang merokok di dalam gedung gereja.


2. Dilarang makan dan minum selama ibadat atau misa berlangsung.
3. Hendaknya umat menjaga kebersihan dan keindahan gedung gereja agar
layak menjadi rumah Allah dan agar segala sesuatu yang tidak cocok
dengan kesucian tempat itu dijauhkan dari padanya.

BAB XI
PANITIA
Pasal 76
Pembentukan Panitia

1. DPP berwenang untuk mengangkat Panitia untuk tugas tertentu dengan


jangka waktu tertentu.
2. Panita membuat laporan dan mempertanggungjawabkannya kepada DPP.
3. DPP berwewenang memberhentikan tugas Panitia sebelum dan atau
sesudah menyelesaikan tugasnya.

ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 33


BAB XII
PERSYARATAN DAN MASA BAKTI PENGURUS

Pasal 77
Persyaratan

1. Calon adalah anggota penuh Gereja Katolik lewat pembaptisan atau


penerimaan resmi.
2. Calon memiliki moral yang baik dan tidak terhalang secara kanonis.
3. Calon menyandang rasa bakti iman dan gerejawi, saleh di hadapan Tuhan.
4. Terpercaya karena bakat, kemampuan, mau menjadi pelayan, ada waktu
dan berdomisili di wilayah pelayanan.
5. Calon tidak boleh merangkap jabatan.
6. Antar Calon tidak ada hubungan suami-istri, hubungan garis lurus sedarah
dan semenda; kecuali dinyatakan lain oleh DPP dengan alasan yang berat.
7. Calon mulai menjabat sebagai Pengurus setelah diangkat dan ditetapkan
oleh DPP.

Pasal 78
Masa Bakti

1. Bagi seluruh anggota Pengurus dalam lingkup Paroki Santo Joseph Tebing
Tinggi adalah 5 (lima) tahun.
2. Bagi Pastor Paroki dan Pastor Rekan, masa bakti sampai “ditinjau
kembali”.
3. Jabatan yang lowong selama masa bakti adalah dapat disisip oleh instansi
yang berhak mengangkatnya, hingga akhir masa bakti berjalan, sesuai
dengan aturan yang telah ditetapkan.
4. Dewan Pengurus yang demisioner tetap menjabat, sampai diangkat Dewan
Pengurus yang baru.
5. Masa Bakti seorang Anggota Pengurus berakhir karena:
1) Meninggal dunia.
2) Masa bakti berakhir.
3) Pindah domisili ke luar wilayah teritorial Paroki Santo Joseph
Tebing Tinggi.
4) Atas permintaan sendiri dan disahkan oleh Uskup Agung Medan.
5) Telah secara purna menyelesaikan dua periode.

ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 34


6) Diberhentikan oleh Uskup Agung Medan dengan surat tertulis.

BAB XIII
ARSIP DAN PENCATATAN

Pasal 79
Pentingnya Pencatatan

1. Pengurus wajib mencatat dan mendata umat katolik yang lahir, meninggal,
pindah dan datang di wilayahnya.
2. Setiap usai penerimaan sakramen, pengurus mencatat nama penerima dan
pelayan sakramen dalam buku stambuk.
3. Surat Tanah gereja stasi wajib disertifikasi.
4. Buku-buku arsip wajib disimpan dan dijaga dengan baik penyimpanannya.
5. Catatan dan Data yang ada akan menjadi arah dasar kebijakan pastoral.

BAB XIV
PERUBAHAN DAN PENGESAHAN ART

Pasal 80
Perubahan ART

Pasal-pasal dalam ART Paroki dapat diubah dan ditambah sesuai dengan
tuntutan dan dinamika perkembangan iman jemaat dan masyarakat sekitarnya.

Pasal 81
Pengesahan ART

Demi sahnya ART, termasuk perubahan maupun penambahan pasal-pasal di


dalamnya, maka perlu disetujui oleh dua per tiga anggota DPP Pleno dalam
rapat paripurna.

BAB XV
LAIN-LAIN

Pasal 82
Peraturan Khusus

ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 35


1. Hal lain yang tidak tertulis dalam ART ini akan dimuat dalam Peraturan
Khusus.
2. Seluruh isi dalam Peraturan Khusus dalam keadaan Biasa bersifat
mengikat dan berlaku di Paroki Santo Joseph Tebing Tinggi jika telah
disetujui oleh Peserta Rapat Paripurna.

Pasal 83
ART Berlaku

Anggaran Rumah Tangga ini berlaku bagi seluruh jemaat Paroki Santo Joseph
Tebing Tinggi setelah ditetapkan oleh Uskup Agung Medan.

ART Paroki St. Joseph Tebing Tinggi - 36

Anda mungkin juga menyukai