Anda di halaman 1dari 19

BIDANG-BIDANG PELAYANAN DALAM PAROKI

Dr. Ignatius L. Madya Utama, S.J., M.M.

Untuk memahami Bidang-Bidang Pelayanan dalam sebuah Paroki yang


dikembangkan dengan baik, penulis mengambil sebuah contoh dari Paroki Santo
Petrus dan Paulus, Babadan, Sleman, Keuskupan Agung Semarang dalam Periode
1 Agustus 2009 – 15 Agustus 2017. Pemaparan ini bersadarkan sebuah penelitian
untuk penulisan thesis penulis guna memperoleh gelar Magister Manajemen di
Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.1

Bidang-bidang Pelayanan yang dipaparkan di sini merupakan Capaian


Kinerja Kepemimpinan Pastor Kepala Paroki Santo Petrus dan Paulus, Babadan,
Sleman, Keuskupan Agung Semarang dalam Periode 1 Agustus 2009 – 15
Agustus 2017, dan dilaksanakan untuk menjawab kebutuhan umat Paroki maupun
masyarakat di sekitarnya. Pemaparan ini berdasarkan hasil refleksi Rama
Robertus Triwidodo, Pr. atas kepemimpinannya selama delapan tahun. 2 Dalam
melaksanakan kepemimpinannya, beliau tidak memiliki Pastor Rekan. Hasil
refleksi tersebut dikukuhkan oleh pengakuan dan kesaksian yang diberikan oleh
umat Paroki Babadan atas kepemimpinan yang dilaksanakan oleh Rama Robertus
Triwidodo, Pr. selama periode tersebut.3

Refleksi Pribadi atas Perjalanan Karya


1
Catatan ini penulis ambil dari thesis penulis, “ PERANAN KEPEMIMPINAN
STRATEGIK DALAM MENCIPTAKAN INOVASI ORGANISASIONAL SEBAGAI
UPAYA MEWUJUD-KAN KEDEWASAAN KRISTIANI JEMAAT: Studi Kasus
Kepemimpinan di Paroki Santo Petrus dan Paulus, Babadan, Sleman, Keuskupan Agung
Semarang Periode 1 Agustus 2009 – 15 Agustus 2017,” Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma,
2018, hlm. 117-140 dengan editing seperlunya.
2
Pemaparan ini didasarkan pada buku Refleksi Perjalanan Karya Pastor Kepala Paroki Santo
Petrus dan Paulus Babadan (2017), yang diambil hampir secara verbatim dari hlm. 20-44.
3
Peneguhan dari umat dijelaskan secara rinci dalam buku karya Pasaribu, P. R. dan Poesporini,
M. E. T. (2017), Jejak Penggembalaan: Kenangan Pelayanan Rm Robertus Triwidodo, Pr di
Paroki St. Petrus & Paulus Babadan 1 Agustus 2009–15 Agustus 2017 (Ngemplak, Sleman:
Tim Kerja Sistem Informasi Bidang Penelitian dan Pengembangan Paroki St. Petrus & Paulus
Babadan). Untuk keperluan kuliah, bagian ini tidak dicantumkan dalam catatan ini.

1
Kepemimpinan yang dilaksanan oleh Pastor Kepala Paroki Babadan
mengikuti Tugas Pokok Pastor Paroki Keuskupan Agung Semarang yang
digariskan dalam Job Description Pastor Paroki dan Vikaris Parokial dengan
manambahkan Bidang Penelitian dan Pengembangan, Tata Kelola Administrasi,
Tata Kelola Harta Benda, Karyawan Paroki, dan Dewan Paroki. Dengan
demikian, terdapat 10 Tugas Pokok, yang merupakan medan perwujudan
Kepemimpinan Pastor Paroki Babadan: (1) Bidang Liturgi dan Peribadatan, (2)
Bidang Pewartaan dan Evangelisasi, (3) Bidang Pelayanan Kemasyarakatan, (4)
Bidang Paguyuban dan Persaudaraan, (5) Bidang Rumah Tangga, (6) Bidang
Penelitian dan Pengembangan, (7) Tata Kelola Administrasi, (8) Tata Kelola
Harta Benda, (9) Karyawan Paroki, dan (10) Dewan Paroki. Sepuluh Bidang
Tugas Pokok tersebut dimasukkan dalam struktur Dewan Pastoral Paroki. Agar
kepemimpinan dalam masing-masing Bidang Tugas Pokok tersebut dapat
dijalankan secara efektif dan efisien, dibentuklah Tim Kerja untuk masing-masing
Bidang. Jumlah Tim Kerja untuk masing-masing Bidang tidaklah sama seperti
dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah. Hal ini disebabkan oleh cakupan pelayanan
maupun sasaran yang ingin dicapai oleh masing-masing Bidang Tugas Pokok.
Dalam sumber aslinya, Tabel 4.3 semula hanya memuat enam Bidang Pelayanan.
Penulis menambahkan empat Bidang Pelayanan berdasarkan temuan di lapangan.

Tabel 4.3: Bidang dan Tim Kerja dalam Dewan Pastoral Paroki Santo Petrus dan Paulus,
Babadan.

Bidang Tim Kerja


1. Liturgi dan Peribadatan 1) Prodiakon
2) Putra-Putri Altar
3) Paduan Suara dan Dirigen
4) Pemazmur
5) Lektor
6) Musik Liturgi
7) Paramenta dan Tata Altar
8) Panduan Misa

Tabel 4.3, lanjutan

2
Bidang Tim Kerja
2. Pewartaan dan 1) Sakramen Inisiasi
Evangelisasi 2) Evangelisasi
3) Katekis
4) Kitab Suci
5) Pemandu Panggilan
6) PIUD (Pendampingan Iman Usia Dini)
7) PIA (Pendampingan Iman Anak)
8) PIR (Pendampingan Iman Remaja)
9) OMK (Orang Muda Katolik)
10) PIUL (Pendampingan Iman Usia Lanjut)
3. Pelayanan 1) PSE (Pengembangan Sosial Ekonomi)
Kemasyarakatan 2) Kesehatan
3) Pendidikan
4) TCK (Tabungan Cinta Kasih)
5) Pangruktilaya (Perawatan orang yang
meninggal)
6) Pemberdayaan Paroki
7) Koperasi
8)Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan
Ciptaan
9) SLB (Sekolah Luar Biasa) Marganingsih
10) Hubungan antarAgama dan Kepercayaan
4. Paguyuban dan 1) Ibu-Ibu Paroki
Persaudaraan 2) Pastoral Keluarga
3) Kesenian
4) Komunikasi Sosial (Komsos)
5) Dokumentasi
6) Purnakarya
7) Pamong Masyarakat
8) Paguyuban Worosemedi
9) Paguyuban Pengurus Lingkungan
10) Paguyuban Keluarga Terpanggil
5. Rumah Tangga 1) Rumah Tangga Pastoran
2) Rumah Tangga Paroki
3) Pemeliharaan Gedung
4) Sound System
5) Listrik
6) Keamanan
7) Inventaris
8) Perpustakaan
9) Toko Rohani

Tabel 4.3, lanjutan

3
Bidang Tim Kerja
6. Penelitian dan 1) Pendataan dan Statistik
Pengembangan 2) Pengembangan Teritori
3) Sumber Daya Manusia
4) Sistem Informasi (SI)
7. Tata Kelola Administrasi Sekretariat Paroki
8. Tata Kelola Harta Benda 1) Harta Benda Paroki
2) Keuangan Paroki
3) Keuangan Pastoran
9. Karyawan Paroki 1) Karyawan Sekretariat Paroki
2) Karyawan Rumah Tangga Pastoran
3) Karyawan Rumah Tangga Gereja
10. Dewan Paroki Dewan Pastoral Paroki

Sumber: Refleksi Perjalanan Karya Pastor Kepala Paroki Santo Petrus dan Paulus Babadan,
hlm. 21-22 dilengkapi oleh Ignatius L. Madya Utama, S.J.

1. Bidang Liturgi dan Peribadatan

Pastor Paroki Babadan meyakini bahwa Liturgi yang memuncak pada


Ekaristi merupakan bentuk nyata ungkapan iman umat. Liturgi bukan sekedar
perayaan keagamaan melainkan terlebih perayaan iman, sehingga melalui
perayaan liturgi yang dilaksanakan secara teratur dan benar iman umat menjadi
semakin mendalam dan umat dapat semakin merasakan kesatuannya dengan
Tuhan. Untuk itu, perayaan liturgi perlu melibatkan seluruh umat sehingga
mereka dapat aktif dan bersemangat dalam merayakannya.
Pastor Paroki Babadan juga memiliki keyakinan bahwa para petugas
liturgi perlu berlatih secara rutin dan intensif agar perayaan liturgi dapat berjalan
dengan lancar dan mengantar umat serta para petugas itu sendiri untuk semakin
menghayati iman mereka. Demi mencapai tujuan ini, semua anggota Tim Kerja
Liturgi mengadakan koordinasi secara teratur setiap hari Minggu IV pukul 17:00.
Liturgi terus-menerus berkembang. Karenanya, Pastor Paroki yang
bertanggungjawab atas seluruh dinamika kehidupan liturgi Paroki perlu
mendampingi dan mengajak seluruh anggota Tim Liturgi untuk terus-menerus
mempelajari ajaran dan informasi terbaru mengenai liturgi.

4
Selain Perayaan Ekaristi mingguan, yang dilaksanakan tiga kali—Sabtu
pukul 17:00 dan Minggu pukul 07:00 (keduanya di gereja Paroki), serta Minggu
pukul 09:00 di gereja Wilayah Cangkringan—dan Misa Hari Raya, juga diseleng-
garakan Misa Jum’at Pertama (pukul 18:00), Misa Harian (pukul 05:30), Misa
Lingkungan, Misa Kelompok Kategorial, dan Misa Ujub. Misa mingguan, Hari
Raya, Jum’at Pertama, dan harian dilayani oleh Pastor Paroki dan para Rama lain
sesuai dengan kebutuhan.
Misa Lingkungan diadakan setahun sekali untuk setiap Lingkungan. Hal
ini terjadi karena Paroki Babadan hanya dilayani oleh seorang Rama. Jadwal Misa
Lingkungan selama setahun sudah dibuat pada awal tahun sebagai bagian dari
agenda tahunan Paroki. Sampai dengan 2014, sesudah selesai Perayaan Ekaristi
dan makan malam, Rama masih menyediakan waktu guna mengadakan
“pendalaman iman” dengan berdiskusi mengenai berbagai hal yang menyangkut
kehidupan sehari-hari umat di Lingkungan. Pada 2015 dan 2016 Misa Lingkungan
dimulai dengan mengadakan rekoleksi dan diakhiri dengan Perayaan Ekaristi.
Tema rekoleksi pada 2015 adalah keluarga dan tema untuk 2016 adalah mencintai
Alkitab. Misa Lingkungan ini selalu disambut dengan sangat antusias oleh umat,
sampai ada Lingkungan yang menghias tempat untuk pelaksanaan Misa
Lingkungan layaknya ada pesta besar. Misa kategorial—Misa kelompok
warasemèdi, purnakarya, dan lain-lainnya—diselenggarakan oleh kelompok
kategorial bersangkutan. Misa untuk pelajar direncanakan oleh pengurus Wilayah
Cangkringan dan dilaksanakan di gereja Cangkringan. Misa ujud diselenggarakan
atas permohonan ujud, dan biasanya diadakan di rumah pemohon. Misa ujud yang
diminta oleh kelompok dan komunitas diadakan di gereja.
Di samping Perayaan Ekaristi terdapat berbagai macam kegiatan
peribadatan di Paroki Babadan. Ibadat adorasi dilaksanakan setelah Misa Jum’at
Pertama dan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Ibadat tobat sebelum
penerimaan Sakramen Rekonsiliasi dilaksanakan pada masa Prapaska dan Adven.
Ibadat atau doa rutin juga dilakukan setiap bulan atau seminggu sekali atau setiap
“hari pasaran” di Lingkungan-Lingkungan sesuai dengan kesepakatan umat
Lingkungan.

5
Selain itu semua, Bidang Liturgi dan Peribadatan bersama dengan Bidang
Pewartaan juga memberikan pembekalan kepada para pemandu Lingkungan untuk
menyelenggaraan ibadat APP (Aksi Puasa Pembangunan), BKL (Bulan Katekese
Liturgi), bulan Maria, BKS (Bulan Kitab Suci), dan Adven. Pada dasarnya semua
Lingkungan aktif mengadakan ibadat-ibadat tematik tersebut. Bidang Liturgi dan
Peribadatan juga mengadakan kunjungan secara teratur ke Lingkungan-
Lingkungan untuk mensosialisasikan program-programnya atau tema-tema liturgi
aktual. Pada umumnya respon Lingkungan-Lingkungan sangat baik dan antusias.
Di Paroki Babadan juga terdapat dua kelompok devosi: Legio Mariae dan
Paguyuban Kerahiman Ilahi. Selain berdoa mereka juga melakukan kunjungan
kepada orang-orang sakit, dan melakukan kunjungan ke Paroki-Paroki lain. Pada
waktu-waktu tertentu mereka mendapatkan pendampingan dari Pastor Paroki.
Dalam Struktur Dewan Paroki mereka ini berada di bawah koordinasi Bidang
Paguyuban dan Persaudaraan.
Bentuk-bentuk ibadat lainnya yang juga menjadi sarana untuk memelihara
semangat guyup rukun sesuai dengan visi Paroki adalah doa Taize, renungan di
tengah malam, dan ziarah. Ziarah diadakan oleh berbagai kelompok: kelompok
kategorial, OMK (Orang Muda Katolik), PA (Putra-Putri Altar), PIR (Pendam-
pingan Iman Remaja), PIA (Pendampingan Iman Anak), Ibu-ibu Paroki, dan lain-
lainnya.
Secara umum jumlah petugas liturgi—Prodiakon, PA (Putra-Putri Altar),
lektor, pemazmur, kelompok koor, organis, penata bunga, petugas tata laksana—
mencukupi. Masih ada satu Lingkungan yang belum memiliki Prodiakon.
Khususnya PA (Putra-Putri Altar), lektor, pemazmur, kelompok koor, dan organis
mengadakan latihan setiap kali hendak bertugas. Selain itu, Bidang Liturgi dan
Peribadatan juga memprogramkan bebagai pelatihan khusus untuk meningkatkan
kemampuan para petugas liturgi.
Secara umum sarana dan prasarana liturgi sudah memadai, meskipun
masih perlu terus ditingkatkan. Sarana liturgi dikelola oleh Tim Kerja Paramenta,
sedangkan prasarana penunjang—listrik, pengeras suara, kebersihan gedung
gereja, dan lain-lainnya—dikelola oleh Bidang Rumah Tangga.

6
Ada lima hal yang sangat disenangi oleh umat dalam kehidupan Liturgi
Paroki Babadan: (1) khotbah Pastor Paroki yang “mengena” dan dalam, (2) liturgi
yang dilakukan dengan benar, (3) perhatian khusus terhadap anak-anak yang
diberikan oleh Pastor Paroki dengan memberikan berkat setelah penerimaan
komuni, (4) pengenalan terhadap jemaat yang hadir sehingga Pastor Paroki
mampu menyapa secara khusus bila ada pendatang baru dalam perayaan liturgi,
dan (5) pengenalan Pastor Paroki terhadap umat yang tidak hadir dalam perayaan
liturgi kemudian ia mencarinya.

2. Bidang Pewartaan dan Evangelisasi

Diyakini oleh Pastor Kepala Paroki Babadan bahwa pewartaan dan


evangelisasi merupakan perwujudan dan optimalisasi partisipasi dalam tri tugas
Yesus Kristus sendiri (Imam, Nabi, dan Raja). Agar pelayanan ini dapat berjalan
secara optimal para pelakunya dituntut untuk terus-menerus belajar. Selain itu
juga dibutuhkan proses yang kreatif dan inovatif sehingga pewartaan benar-benar
mengena dan menyapa seluruh umat, dan pada gilirannya pewartaan itu dapat
menjadi kesaksian iman bagi umat lainnya. Supaya hal-hal tersebut dapat terjadi
Pastor Kepala merasa perlu terus memantau dinamika pewartaan di Paroki melalui
sapaan personal terhadap masing-masing Tim Kerja dan personalnya, serta
mendampingi rapat-rapat Bidang Pewartaan dengan segenap Tim Kerjanya.
Pewartaan dan sekaligus pembinaan kehidupan rohani umat di Paroki
Babadan dilaksanakan melalui Perayaan Ekaristi, rekoleksi tahunan untuk anggota
Dewan Paroki, Putra-Putri Altar, Prodiakon, dan kelompok kategorial. Sesuai
dengan fokus program kerja dan tahun akhir Ardas Keuskupan Agung Semarang,
yaitu syukur, evaluasi, dan refleksi, Paroki mengadakan rekoleksi Lingkungan
bersamaan dengan jadwal Misa Lingkungan dengan mengambil tema keluarga.
Pada 2016 rekoleksi Lingkungan juga diadakan dengan tema mencintai Firman
Tuhan yang tertulis dalam Alkitab. Rekoleksi ditutup dengan Perayaan Ekaristi.
Bidang Pewartaan bekerjasama dengan Bidang Liturgi dan Peribadatan
mengadakan pembekalan bagi para pemandu Lingkungan. Hal ini dilakukan untuk
memastikan bahwa penyelenggaraan ibadat Aksi Puasa Pembangunan, Bulan

7
Katekese Liturgi, bulan Maria, Bulan Kitab Suci, dan Adven di Lingkungan
sungguh berkualitas. Materi pembekalan diturunkan dari Materi Kevikepan.
Pengajaran iman bagi calon penerima Sakramen Baptis dan Penguatan
diselenggarakan secara teratur setiap Minggu pagi sehabis Perayaan Ekaristi
dengan jadwal yang relatif tetap setiap tahunnya. Yang bertanggungjawab untuk
melaksanakan program ini adalah Tim Kerja Inisiasi.
Kegiatan promosi panggilan untuk mendorong panggilan imamat dan
hidup membiara juga dilaksanakan di Paroki Babadan. Selama masa bakti 2014-
2016 Pastor Kepala Paroki membentuk Tim Kerja Panggilan di bawah koordinasi
Bidang Pewartaan dalam struktur Dewan Pastoral Paroki. Paguyuban
Orangtua/Wali Terpanggil, kunjungan ke seminari yang diselenggarakan oleh Tim
Kerja Panggilan bersama dengan Tim Kerja Pendampingan Iman Anak dan
Pendampingan Iman Remaja, serta penggalangan dana untuk menumbuhkan
tanggung jawab umat untuk mendukung paggilan adalah wujud nyata dari
promosi panggilan di Paroki Babadan.
Sejak kepemimpinan Rama Triwidodo Paroki Babadan memiliki wadah
pembinaan iman umat berupa Sekolah Iman4 yang dimulai pada 2010 dan
berakhir pada Juni 2016. Sekolah iman diselenggarakan untuk memberikan dasar
iman agar umat (1) membangun iman mereka tidak hanya berdasarkan keyakinan
dan rasa beriman melainkan juga dilandasai oleh pemahaman dan pengetahuan
iman yang cukup, (2) memiliki pengetahuan iman yang memadai sehingga
mampu menanggapi pertanyaan, atau bahkan ejekan yang tidak selalu mudah
untuk dijawab, dan (3) memiliki bekal yang cukup bila ditanyai, diajak berdiskusi
dan berdebat oleh orang yang beriman lain. Sekolah iman diperuntukkan bagi
seluruh umat tanpa batasan usia, dan juga terbuka bagi umat dari Paroki lain yang
ingin mengikutinya. Sekolah iman ini diselenggarakan setiap Rabu IV di gereja

4
Penekanan dari penulis. Penekanan ini diberikan karena, menurut hemat penulis, Sekolah Iman
benar-benar merupakan sebuah inovasi yang sangat cerdas. Untuk memahami baik latar
belakang maupun isi Sekolah Iman dapat dilihat “Lampiran 4: Silabus Sekolah Iman” dalam
Refleksi Perjalanan Karya Pastor Kepala Paroki Santo Petrus dan Paulus Babadan, hlm. 56-
59.

8
Paroki Babadan, Selasa III di gereja Wilayah Cangkringan, dan setiap Senin II
khusus untuk Orang Muda Katolik5 di gereja Paroki Babadan.
Bentuk-bentuk pewartaan lain yang diselenggarakan di Paroki Babadan
adalah pertemuan Pendampingan Iman Anak (PIA) setiap Minggu pagi setelah
Misa dan Kelompok Kitab Suci setiap Senin I dan III. Kegiatan Kelompok Kitab
Suci ini pernah berhenti selama dua tahun karena koordinatornya meninggal dunia
dan baru diselenggarakan lagi pada pertengahan 2016. Rekoleksi dan pembaruan
janji perkawinan juga dilaksanakan tiga bulan sekali. Selama tiga tahun terakhir
rekoleksi diubah formatnya menjadi rekoleksi Lingkungan sehingga setiap jenjang
usia dalam keluarga-keluarga dapat terlibat. Pembinaan iman untuk para murid
yang sekolah di Sekolah-Sekolah Katolik di lingkungan Paroki dilakukan melalui
Misa pelajar. Pendidikan iman juga dilakukan melalui ruang katekese, hasil survei
Bidang Litbang, dan informasi-informasi edukatif lainnya yang dicantumkan pada
bagian akhir dari Teks Misa mingguan.
Untuk mendukung semua kegiatan ini Bidang Pewartaan dan Evangelisasi
memiliki sebelas Tim Kerja: Sakramen Inisiasi, Evangelisasi, Katekis, Kitab Suci,
Pemandu, Panggilan, PIUD (Pendampingan Iman Usia Dini), PIA (Pendampingan
Iman Anak), PIR (Pendampingan Iman Remaja), OMK (Orang Muda Katolik),
dan PIUL (Pendampingan Iman Usia Lanjut).

3. Bidang Pelayanan Sosial dan Kemasyarakatan

Bidang Pelayanan Kemasyarakatan memiliki sepuluh Tim Kerja. Semua


bentuk pelayanan yang dilakukan oleh Bidang ini merupakan bentuk nyata wajah
sosial Gereja di tengah umat dan masyarakat. Melalui kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakannya Bidang ini menerjemahkan dan mewujudnyatakan Ajaran
Sosial Gereja (ASG). Melalui sekolah iman dan pertemuan-pertemuan dalam
Misa Lingkungan sosialisasi ASG dilakukan, meskipun tidak secara rutin.
Semua dana sosial yang berhasil dihimpun oleh Paroki—15% dana
persembahan dalam Misa dan amplop persembahan dari umat serta sumbangan
dari pada donatur—disalurkan dalam bentuk bantuan langsung kepada para duda
5
Sekolah iman untuk Orang Muda Katolik hanya berlangsung selama satu tahun karena jumlah
peserta semakin menipis dan akhirnya tidak ada 20 orang.

9
dan janda, bantuan modal usaha menengah dan kecil, honorarium tambahan untuk
guru-guru TK Indriyasana dan SD Kanisius Babadan, subsidi pembuatan rumah,
dana bergulir, beasiswa, dan santunan kematian.
Potensi umat juga digali dan dikembangkan melalui penghimpunan dana
dengan Tabungan Cinta Kasih (TCK), pengelolaan Koperasi Guyub Rukun,
pelatihan pengurus koperasi, serta pelatihan-pelatihan berbasis pertanian,
peternakan, perikanan, dan ekonomi kreatif.
Bidang Pelayanan Kemasyarakatan memiliki Tim Kerja Pemberdayaan
yang secara khusus membantu pemberdayaan warga masyarakat—bukan hanya
Katolik tetapi juga non-Katolik—ekonomi lemah. Pelayanan ini merupakan
kelanjutan dari pelayanan penyintas erupsi gunung Merapi dan menjadi wujud
konkret wajah sosial Gereja di tengah masyarakat.
Bidang Pelayanan Kemasyarakatan juga melakukan kerja sama dengan
dokter dan tenaga paramedis untuk melakukan pemeriksaan kesehatan gratis
secara rutin setiap hari Minggu II, III, IV, dan V setelah Misa, serta mengadakan
ceramah-ceramah kesehatan. Bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI)
Bidang ini juga mengadakan acara donor darah pada waktu-waktu tertentu.
Semuanya ini dilakukan karena Pastor Kepala Paroki yakin bahwa
kebutuhan umat tidak hanya menyangkut urusan rohani tetapi juga urusan
jasmani. Umat akan sulit berdoa dengan khusuk dan melakukan pelayanan yang
murah hati bila mereka sakit, lapar, tidak mendapatkan pendidikan secukupnya,
tidak dapat tinggal di tempat yang manusiawi, dan lain-lainnya. Pastor Kepala
Paroki juga percaya bahwa pelayanan terhadap kaum KLMTD bersumber dan
mendapatkan inspirasinya dari sabda dan karya Tuhan Yesus sendiri (bdk. Mat.
25: 31-46). Sabda dan karya Yesus ini menjadi spiritualitas bagi para pelayan agar
mereka tidak mengalami kekeringan dan agar mereka dapat menjalankan
pelayanan dengan penuh semangat, sukacita, dan syukur. Mengingat kondisi
politik di tanah air saat ini, seluruh umat juga diajak untuk mau terlibat dalam
kancah kehidupan politik dan tidak alergi berpolitik. Hadirnya Tim Kerja
Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan diharapkan dapat memfasilitasi
proses ini.

10
4. Bidang Paguyuban dan Persaudaraan

Bagi Rama Triwidodo paguyuban dan persaudaraan merupakan buah dan


sekaligus aktualisasi ajaran Tuhan Yesus, yakni cinta kasih. Membangun persau-
daraan dan paguyuban tidak hanya dilakukan secara eksklusif antarsesama umat
Kristiani melainkan perlu diperluas dengan merangkul siapapun tanpa sekat
seperti diteladankan oleh Yesus sendiri yang berkenan bergaul dengan siapapun
(bdk. Yoh. 7: 42-52; Mrk. 7: 1-10; Luk. 15: 1-2; Luk. 19: 1-10; Luk. 7: 36-50).
Bidang Paguyuban dan Persaudaraan terdiri dari sepuluh Tim Kerja dan dua
Mitra, Mitra Pasukris (Pasangan Suami-Istri untuk Kristus; CFC – Couple for
Christ) dan Mitra WKRI (Wanita Katolik Republik Indonesia).
Ibu-ibu Paroki berpartisipasi dalam berbagai kegiatan seperti tugas liturgi:
koor, tata bunga, dan tata laksana. Tim Kerja Kesenian berkarya untuk memper-
siapkan berbagai kegiatan kesenian, baik dalam perayaan-perayaan internal di
Paroki maupun dalam rangka mengikuti berbagai lomba di luar Paroki. Tim Kerja
Komsos menerbitkan berbagai media yang ditujukan untuk komunikasi sosial
antarumat dan sosialisasi kegiatan-kegiatan Paroki. Media yang diterbitkan secara
rutin adalah Majalah Nafiri—terbit dua bulan sekali—dan Buletin Nafiri yang
terbit setiap bulan. Tim Kerja Dokumentasi mendokumentasikan setiap kegiatan
Paroki.
Tim Kerja Pastoral Keluarga membuat rencana kunjungan keluarga
bersama Pastor Paroki. Anggota Tim menemani Pastor Paroki ketika mengadakan
kunjungan keluarga. Kunjungan keluarga secara intensif dimulai sejak 2010. Pada
2014 hampir semua keluarga di Paroki sudah selesai dikunjungi. Ada banyak
keluarga yang mendapatkan kunjungan ulang karena mereka memang membutuh-
kannya. Setiap kali selesai putaran kunjungan keluarga diadakan evaluasi di
rumah anggota Tim. Selain itu, juga diadakan evaluasi secara umum pada akhir
setiap semester. Bila ada keluarga-keluarga yang perlu mendapatkan perhatian
khusus—sedang menghadapi kesulitan, tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok,
mengalami kesulitan menyekolahkan anaknya, dan lain-lainnya—akan ditindak-
lanjuti.

11
Selain melalui kunjungan keluarga Pastor Paroki juga hadir untuk
melakukan pendampingan umat melalui sarasehan atau rekoleksi yang diselengga-
rakan bersama dengan Misa Lingkungan. Pendampingan kepada kelompok-
kelompok umat juga dilakukan melalui kegiatan-kegiatan rekoleksi, pelatihan,
rapat Bidang, pertemuan pengurus Lingkungan, dan lain-lainnya, seperti yang
telah diprogramkan oleh Dewan Pastoral Paroki.
Tim Kerja HAK (Hubungan Antaragama dan Kepercayaan) juga melaku-
kan banyak kegiatan yang berkaitan dengan hubungan lintas iman. Silaturahmi
kepada para tokoh agama dan masyarakat pada bulan Syawal dalam rangka Hari
Raya Id’ul Fitri dan pemasangan spanduk pada Hari Besar Keagamaan dilakukan
secara rutin oleh Tim ini bersama Pastor Paroki, pengurus Dewan Pastoral Paroki,
dan tokoh-tokoh umat. Di bawah koordinasi Tim ini Paroki juga ikut dalam
kegiatan bersama Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), ikut aktif dalam
jaringan lintas iman, dan ikut aktif dalam Sekber (Sekretariat Bersama) Relawan.
Selain itu, Paroki juga ikut aktif dalam perayaan-perayaan lintas iman, seperti
Haul Gus Dur, Perayaan Imlek, Syawalan lintas iman, dan lain sebagainya.
Sayang bahwa Tim Kerja Pamong Masyarakat tidak mudah untuk diajak
berkumpul dan berkoordinasi.

5. Bidang Rumah Tangga

Pastor Paroki Babadan memegang prinsip bahwa aset, harta benda Gereja,
dan sarana prasarana lain sangat diperlukan untuk mendukung karya pelayanan
dan pewartaan Gereja. Karenanya, semuanya itu perlu diadakan, diinventari-
sasikan, dirawat, dan dijaga. Seluruh aset rumah tangga Paroki dan Pastoran
hanyalah sarana untuk diwujudkannya efektivitas dan efesiensi pelayanan agar
nama Allah semakin dimuliakan; maka, tidak semestinya Gereja mencari
keuntungan apalagi menggunakan aset-aset tersebut untuk berbisnis. Hal ini perlu
diingat, terlebih melihat kenyataan bahwa masih banyak umat yang masih hidup
dalam kondisi yang memprihatinkan.
Bidang Rumah Tangga, yang sekarang memiliki sembilan Tim Kerja,
mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa kebutuhan rumah tangga,

12
baik Paroki maupun Pastoran, terpenuhi secara manusiawi. Penyelenggaraan
Rumah Tangga Paroki dan Pastoran melibatkan banyak pihak. Selain memastikan
bahwa keperluan pastoran secara umum terpenuhi, Tim Kerja Rumah Tangga juga
membuat jadwal penyediaan dhahar Romo oleh umat Lingkungan untuk satu
tahun, sehingga seluruh umat dapat terlibat di dalamnya. Dalam kenyataannya
makanan yang disediakan oleh umat tidak hanya dinikmati oleh Rama, tetapi juga
oleh karyawan dan siapa pun yang kebetulan berada di pastoran dan perlu makan.
Tim Kerja Keamanan melibatkan masyarakat sekitar gereja melalui
pengelolaan parkir kendaraan setiap Misa mingguan dan Hari Raya. Hal ini
dilakukan selain demi alasan keamanan juga untuk memperkuat hubungan
persaudaraan lintas iman yang telah terbina sejak adanya komunitas dan gereja
Katolik di daerah Babadan. Parkir motor dikelola oleh warga dusun Dolo di
halaman gereja dan lantai dasar aula, sedangkan parkir mobil dikelola oleh warga
dusun Pokoh di tanah lungguh desa. Tanah ini dipinjamkan tanpa dipungut beban
sewa ataupun pajak. Hasil dana parkir dipergunakan untuk kepentingan mereka.
Khusus pada Minggu keempat parkir dikelola oleh kelompok kategorial gereja;
meskipun demikian, warga kedua dusun tersebut tetap siap membantu.
Kerja bakti rutin menjelang tata laksana liturgi oleh petugas tata laksana
dan kerja bakti massal menjelang Hari Raya juga dikoordinasikan oleh Tim Kerja
Rumah Tangga Paroki. Tim Kerja Inventarisasi belum dapat melaksanakan
tugasnya dengan tuntas karena pembangunan gedung Aula dan gedung Pelayanan
Pastoral belum selesai. Tim Kerja Perpustakaan dan Toko Rohani masih
mengalami kendala dalam pelaksanaannya karena ruangan yang dibutuhkan
belum dibuat seiring dengan proses penyelesaian pembangunan.

6. Bidang Penelitian dan Pengembangan

Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) dibentuk pada perte-


ngahan 2010 dengan tugas memfasilitasi tumbuh-kembangnya Gereja melalui
berbagai kegiatan penelitian, evaluasi, dan pengembangan. Bidang Litbang juga
diharapkan memberikan masukan kepada Pastor Paroki dan para anggota Dewan

13
Pastoral Paroki lainnya tentang kemungkinan-kemungkinan reksa pastoral yang
dapat dipilih berdasarkan analisis dan pengolahan data pastoral.
Pada 2010 itu juga Gereja Babadan telah mengembangkan sistem
perencanaan dan evaluasi kinerja Dewan Pleno dengan penyusunan suatu
mekanisme perencanaan program kerja dan evaluasinya, yang dituliskan dalam
buku Panduan Evaluasi Kinerja Dewan Pleno (PEKDP). Model sistem
perencanaan dan evaluasi kinerja ini di kemudian hari (2011) ternyata sejalan
dengan arahan metode programasi dari Keuskupan Agung Semarang. Evaluasi
atas pelaksanaan program yang sebelumnya lebih banyak dikaitkan dengan
belanja keuangan, dengan penggunaan sistem yang baru ini evaluasi tersebut
dilakukan dengan menggunakan beberapa indikator kunci nonkeuangan. Evaluasi
nonkeuangan yang sebelumnya disampaikan secara kualitatif, subjektif, dan
memakan banyak waktu, dengan sistem yang baru tersebut evaluasi lebih bersifat
kuantitatif, objektif, dan efisien. Berdasarkan evaluasi tersebut, pemetaan dan
analisis menyeluruh selanjutnya dapat dilakukan. Dengan cara itu gambaran
Paroki secara keseluruhan dapat dipotret dengan cukup jelas, tidak hanya dari
aspek keuangan.
Sensus umat secara menyeluruh telah dilakukan pada 2011 dan verifikasi
data telah selesai dikerjakan pada 2012. Mengingat pertambahan warga baru
relatif cepat, pada 2014 diadakan pendataan ulang. Sampai refleksi ini ditulis,
tahap pengolahan sudah dikerjakan—menyangkut pembenahan perangkat lunak
yang akan digunakan untuk memfasilitasi penyimpanan, pemanfaatan, serta
pembaruan data umat—namun belum selesai mengingat keterbatasan personalia.
Berbagai survei terkait tata penggembalaan juga telah dilakukan oleh
Bidang Litbang. Hal ini dilakukan dengan mengadakan survei pada umat yang
hadir dalam Misa mingguan, pada umat Lingkungan dengan menitipkan bahan
survei melalui Ketua Lingkungan, mapun pada pengurus Lingkungan. Bidang
Litbang juga bertanggungjawab memfasilitasi berbagai survei yang dilakukan
oleh Keuskupan.
Pengembangan teritori—seperti pemekaran Lingkungan dan restrukturi-
sasi Wilayah—juga merupakan tanggung jawab Bidang Litbang bekerjasama

14
dengan Dewan Pastoral Paroki dan Paguyuban Pengurus Lingkungan. Pada 2015
Lingkungan St. Petrus dimekarkan menjadi dua Lingkungan. Anak pemekarannya
adalah Lingkungan St. Paulus tempat bangunan gereja Paroki terletak. Pada 2017
Lingkungan Emmanuel, Santa Katarina Labore, dan Santa Maria sedang dalam
proses pemekaran.
Seiring dengan perkembangan kebutuhan untuk mengkomunikasikan, baik
secara internal maupun eksternal, serta mempublikasikan perkembangan Paroki,
pada 2014 dibentuk Tim Kerja Sistem Informasi untuk mengelola berbagai milis
dalam lingkungan Dewan Pastoral Paroki dan website/blog Paroki. Perkembangan
pengakses terhadap website/blog Paroki (http://peterpaulbabadan.blogspot.co.id)
sejak dipublikasikannya pada Mei 2013 sampai akhir 2014 cukup menggem-
birakan. Total pengunjung sampai dengan 18 Januari 2015 adalah 36.033 hits. Hal
ini melebihi target yang ditetapkan oleh Bidang Litbang, yakni 10.000 hits.
Berhubung Bidang Litbang memiliki tanggung jawab untuk mengum-
pulkan, memetakan, dan mengolah data umat serta reksa pastoral, para penang-
gungjawab bidang ini perlu memiliki ketrampilan (skills), kemampuan berko-
munikasi dan berkoordinasi dengan semua anggota Dewan Pastoral Paroki dan
umat. Karena keterbatasan personalia dengan kualifikasi seperti inilah pengolahan
data umat yang diperoleh dari pendataan terakhir (2014) sampai refleksi ini dibuat
belum dapat diselesaikan.

7. Tata Kelola Administrasi

Bagi Rama Triwidodo Kantor Sekretariat Paroki merupakan otak bagi


pelayanan Paroki. Berbagai macam kegiatan pelayanan Paroki perlu dicatat atau
direkam dengan baik dan jelas serta disimpan dengan aman sehingga siap
“dipanggil kembali” sewaktu-waktu dibutuhkan. Banyak rahasia juga tersimpan di
tempat itu, karenanya semuanya harus dijaga agar tidak menjadi konsumsi publik.
Pelayanan kesekretariatan tidak semata-mata menyangkut soal adminis-
trasi surat-menyurat, kearsipan, dan sejenisnya. Dari pelayanan itu juga diha-
rapkan dapat dibangun persaudaraan yang semakin luas, baik dengan umat yang
dilayani maupun dengan paguyuban pada Sekretaris Kantor Paroki sekeuskupan.

15
Karena jenis pelayanan seperti ini dan volume pelayanan begitu banyak dan detil
serta terus-menerus berkembang, maka diperlukan personalia Sekretariat yang
sabar, teliti, dan memiliki kemauan untuk terus-menerus belajar.
Pengelolaan administrasi gerejani Paroki Babadan pada umumnya sudah
dilakukan dengan baik. Layanan kepada umat—informasi dan data mengenai
pelaksanaan pelayanan sakramen, formulir penerimaan sakramen, jadwal kegiatan
pelayanan Paroki, dan lain sebagainya—sudah disediakan di Sekretariat. Semua
buku untuk pengelolaan administrasi gerejani—penerimaan sakramen baptis,
komuni pertama, sakramen penguatan, sakramen perkawinan, sakramen pengu-
rapan orang sakit, dan kematian—telah tersedia. Selain itu juga tersedia buku
untuk mencatat intensi Misa. Karyawan Sekretariat bekerjasama dengan Pastor
Paroki mengisi data yang diperlukan dalam buku-buku tersebut dengan baik,
tertib, dan teratur, sehingga data tentang perkembangan umat dan pelaksanaan
sakramen setiap tahun dapat diketahui dengan mudah dan pasti. Dokumen-
dokumen penting juga disimpan dalam arsip dengan baik. Setiap tahun statistik
Paroki dan duplikasi Buku Baptis dan Buku Perkawinan selalu dikirim ke
Sekretariat Keuskupan Agung Semarang. Peristiwa-peristiwa penting yang terjadi
di Paroki telah dicatat dengan baik dalam buku Historia Paroki (Historia
Parochiae). Pastor Paroki juga membuat Historia Rumah (Historia Domus).
Sarana dan prasarana fisik Kantor Sekretariat sudah ada. Kantor
Sekretariat yang baru memiliki ruangan yang lebih luas sehingga semakin
mendukung pelayanan terhadap umat. Sarana penunjang—komputer dan perleng-
kapannya—sudah cukup memadai untuk tingkat layanan saat ini. Ruangan arsip
juga sudah tersedia, tinggal mencarikan almari dan filing cabinet yang memadai.
Hal yang masih perlu dibenahi adalah surat-menyurat. Sampai saat ini,
semua surat yang masuk harus disampaikan kepada Pastor Paroki dan baru
diarsipkan setiap enam bulan. Semua surat keluar belum dapat dikelola dengan
baik karena belum seluruhnya dikelola oleh Sekretariat Paroki.

8. Tata Kelola Harta Benda

16
Pastor Paroki Babadan mempercayai bahwa harta benda (Paroki) adalah
anugerah dari Allah yang harus digunakan sepenuhnya sebagai sarana pelayanan,
dan bukan tujuan. Harta benda (Paroki) harus digunakan sesuai dengan kehendak
Allah agar nama-Nya semakin dimuliakan dan semakin banyak orang dapat
diselamatkan. Karenanya, harta benda (Paroki) harus dikelola dan dipertanggung-
jawabkan secara transparan (terbuka), terkontrol (terkendali), akuntabel (dapat
dipertanggungjawabkan), dan kredibel (dapat dipercaya). Tata kelola harta benda
Paroki mencakup kepemilikan harta benda Paroki, keuangan Paroki, dan
keuangan Pastoran.

8.1 Kepemilikan Harta Benda Paroki

Seiring dengan pelaksanaan pembangunan gedung Panti Paroki dan


Pelayanan Pastoral juga dilakukan inventarisasi harta benda Paroki untuk
mempermudah pemantauan, pemeliharaan, dan perkembangan kepemilikan harta
benda Paroki. Hasil inventarisasi ini juga digunakan untuk menghitung nilai
masing-masing inventaris agar dapat digunakan sabagai dasar pembuatan posisi
keuangan (neraca) awal Paroki.
Paroki memiliki tanah seluas 927 meter persegi untuk makam Paroki di
dusun Wonolelo. Ijin Penggunaan Tanah (IPT) sudah terbit setelah menunggu 1,5
tahun. Pembangunan makam untuk anggota keluarga umat Paroki sudah dimulai,
namun tersendat karena kesulitan dana, sementara pembangunan gedung Panti
Paroki dan Gedung Pelayanan Pastoral belum tuntas.
Beberapa dokumen yang terkait dengan kepemilikan harta benda Paroki—
aneka sertifikat tanah, dan lain sebagainya—dikirimkan ke Keuskupan dan
salinannya disimpan di Sekretariat Paroki sebagai arsip. Paroki pernah memiliki
harta benda—alat pertukangan, perkakas rumah tangga dapur, dan aneka harta
benda kecil lainnya—yang raib bersamaaan dengan proses perobohan bangunan
gereja lama dan pembangunan gedung gereja baru.

8.2 Keuangan Paroki

17
Agar tata kelola keuangan Paroki dapat dilakukan dengan baik telah
disusun Pedoman Pelaksanaan Keuangan dan Akutansi Paroki pada 2010.
Pedoman tersebut sedang disempurnakan dan disesuaikan dengan pedoman dari
Keuskupan. Sayangnya, sampai sekarang belum ada tim dari Keuskupan yang
mengoreksi dan memberikan masukan terhadap buku pedoman ini.
Aktivitas operasional tata kelola keuangan Paroki dilakukan oleh Tim
Bendahara yang terdiri dari Bendahara I, Bendahara II, dan Bendahara III serta
dua orang Kasir. Secara bergantian anggota Tim Bendahara bertugas secara rutin
setelah perayaan Misa—Sabtu, Minggu, Jum’at Pertama, dan Hari Raya—untuk
melayani Tim Kerja, Panitia Kegiatan, atau petugas khusus yang akan mencairkan
dana kegiatan maupun menyerahkan Laporan Pertanggungjawaban sebuah kegiat-
an. Baik pencairan maupun laporan pertanggungjawaban dana kegiatan menggu-
nakan prosedur yang telah ditetapkan oleh Tim Bendahara. Selain melayani
pencairan dan Laporan Pertanggungjabawan dana kegiatan, anggota Tim
Bendahara yang bertugas juga melayani pelaporan dan penyerahan uang persem-
bahan, uang pembangunan, dan uang penjualan teks Misa dari petugas tata
laksana. Penyerahan uang persembahan umat dan pemasukan lainnya dari
Lingkungan-Lingkungan juga dilayani pada waktu tersebut.

8.3 Keuangan Pastoran

Pemasukan keuangan Pastoran diperoleh dari subdisi Paroki secara rutin


sebesar Rp 750.000,-/bulan, iura stolae, intensi Misa, dan stipendium. Tiga jenis
pemasukan yang terakhir jumlahnya sangat variatif. Pengeluaran rutin digunakan
untuk membayar BBM kendaraan beroda empat, langganan Harian Kompas dan
Harian Jogja, laundry, Dana Sosial, uang saku Pastor Paroki, perpustakaan
Pastoran, dan pulsa Hand Phone. Setiap bulan sebelum tanggal sepuluh Pastor
Paroki membuat laporan keuangan dan mengirimkannya kepada Ekonom
Keuskupan. Setiap bulan Pastoran juga wajib membayar Dana Solidaritas
Pastoran, yang juga dikirimkan kepada Ekonom Keuskupan.
Hal yang khas dari pengelolaan dana Pastoran Paroki Babadan adalah
bahwa seluruh biaya transportasi—BBM, servis kendaraan, suku cadang, dan lain-

18
lainnya—ditanggung oleh Pastoran karena pemasukan dana yang diterima lebih
dari cukup. Akibatnya, dana dari Dewan Pastoral Paroki yang dialokasikan untuk
transportasi dapat digunakan untuk membantu pelayanan parokial lainnya.

9. Karyawan Paroki

Pastor Paroki Babadan percaya bahwa karyawan adalah satu dari sekian
pendukung bagi terwujudnya karya pastoral Paroki secara optimal. Dalam konteks
pemahaman seperti ini karyawan bukanlah abdi atau hamba yang harus patuh setia
secara buta, melainkan pribadi bermartabat yang diharapkan dapat ikut terlibat
sebagai agen pembaruan. Karenanya, selain perlu mengembangkan pende-katan
personal dan kekeluargaan, juga dibutuhkan perhatian, dukungan, serta
pendampingan terhadap mereka. Perhatian terhadap karyawan diwujudkan secara
nyata melalui dukungan dalam setiap peristiwa penting dalam hidup mereka,
pemberian bantuan untuk biaya sekolah anak-anak mereka, pemberian Tunjangan
Hari Raya (THR), serta imbalan jasa yang adil, layak, dan menimbulkan semangat
atau dorongan untuk lebih giat bekerja. Paroki Babadan memiliki empat orang
karyawan untuk mengurus Sekretariat Paroki (dua orang), Rumah Tangga
Pastoran (satu orang), dan Rumah Tangga gereja (satu orang).

10. Dewan Paroki


Semua Bidang Pelayanan dan Tim Kerja di atas “diwadhahi” dalam
Dewan Pastoral Paroki karena Dewan Pastoral Paroki adalah “Persekutan para
pelayan umat yang terdiri dari umat beriman kristiani yang diketuai oleh Pastor
Paroki, secara bersama-sama mengambil bagian dalam reksa pastoral di paroki
dan memberikan bantuannya untuk mengembangkan kegiatan pastoral”
(Pujasumarta, 2013: 32; Triwidodo, 2016: 41).

19

Anda mungkin juga menyukai