1. FAKTA ADMINISTRATIF:
NIM : 160510008
Jika perjalanan dimulai dari kota Pematangsiantar, kita dapat naik angkutan umum
misalnya Bus Sejahtera, atau angkutan umum lainnya menuju kota Parapat. Penyeberangan
dari Parapat dapat dilakukan melalui beberapa pelabuhan, salah satunya adalah pelabuhan
Ajibata. Dari pelabuhan Ajibata, kita dapat menaiki kapal penumpang menuju Pelabuhan
Sumber Sari, Tomok. Dari pelabuhan tersebut, kita dapat berjalan kaki ke arah kanan
pelabuhan menuju Paroki Tomok yang berjarak sekitar 200 m. Kita juga dapat menggunakan
kendaraan umum seperti becak. Angkutan umum dari Pematangsiantar ke Parapat seperti bus
Sejahtera dikenakan biaya sekitar Rp. 15.000. Biaya kapal dari Pelabuhan Ajibata ke
pelabuhan Sumber Sari adalah sekitar Rp. 12.000. Bila menggunakan becak, dikenakan biaya
Rp. 10.000.
1
2. MENGENAI SITUASI:
2
4. Rayon Hutgurgur : 12) Stasi St. Thomas, Hutagurgur; 13) Stasi St. Pius,
Pangaloan; 14) Stasi St. Maria, Sipinggan Lontung
5. Rayon Parmonangan : 15) Stasi St. Damiano, Parmonangan; 16) Stasi St.
Yohanes, Tanjungan; 17) Stasi St. Petrus, Sibosur; 18)
Stasi St. Yohanes, Sosortolong.
Jumlah umat di setiap stasi juga cukup bervariasi. Jumlah kepala keluarga (KK
yang paling sedikit adalah berjumlah 11 KK (Kepala Keluarga) yaitu Stasi Lintong dan
yang paling banyak berjumlah 260 KK yaitu di stasi Tuktuk. Dari statistik, jumlah umat
di Paroki ini adalah ± 6.500 jiwa. Secara umum, jarak stasi-stasi ke paroki adalah 15
menit hingga 1 jam perjalanan dengan kondisi jalan yang baik. Hampir semua stasi
berada di pinggir jalan besar (aspal). Ada juga beberapa stasi yang berada di
perkampungan atau perbukitan yang berjarak tidak begitu jauh dari jalan utama. Kondisi
jalan ke dalam perkampungan tersebut tidak begitu sulit yaitu jalan yang berbatu-batu
dan tidak diaspal. Ada sekitar 4 stasi yang lokasinya masuk ke dalam perkampungan atau
perbukitan dari jalan utama, yaitu Stasi Siparapat, Stasi Peajolo, Lintong dan Sibosur.
Stasi yang jaraknya paling jauh ke arah Pangururuan adalah Stasi Siparapat dan ke arah
Onanrunggu adalah Stasi Tanjungan. Secara fisik, bangunan-bangunan gereja stasi juga
sudah cukup baik.
Sebagai salah satu paroki yang berada di pulau Samosir, secara umum umat di
paroki ini adalah suku Batak Toba. Oleh sebab itu, setiap stasi menggunakan bahasa
Batak Toba dalam perayaan-perayaan liturgi, mulai dari perayaan Ekaristi, Ibadat Sabda,
Pemberkatan Pernikahan, doa-doa, hingga perayaan-perayaan sakramentali lainnya.
Secara umum mata pencaharian umat di paroki ini adalah petani, peternak, nelayan, guru
sekolah dan pedagang. Umat yang petani umumnya menanam jagung, kopi, padi dan
bawang. Sebagian besar umat di paroki ini adalah penduduk asli. Artinya, umat paroki
Tomok adalah orang-orang yang asli kelahiran samosir dan bukan orang-orang perantau
yang tinggal di wilayah paroki Tomok. Lingkungan sekitar paroki dapat dikatakan cukup
ramai sebab berdekatan dengan pelabuhan Kapal Ferry maupun kapal-kapal kecil. Setiap
hari Sabtu pasar pembelanjaan dibuka di Tomok. Secara umum agama masyarakat di
paroki ini adalah Katolik dan Protestan, serta sebagian kecil beragama muslim. Situasi
masyarakat di wilayah paroki ini juga relatif aman dan damai. Umat di paroki ini juga
cukup ramah.
Terdapat juga komunitas suster-suster FCJM, yang baru berkarya sekitar 2 tahun di
paroki Tomok. Para suster menumpang di bangunan paroki yang berada satu kompleks
3
dengan gereja paroki. Para suster berkarya di bidang pendidikan yaitu TK Asisi, SD
Asisi, dan SMP Asisi. Sekolah-sekolah tersebut berdiri masih dua tahun. Ada suster yang
membantu di paroki sebagai sakristan, pendamping misdinar dan kelompok koor serta
memperhatikan kebersihan gereja. Paroki juga memiliki aula yang berada di kompleks
gereja tepatnya di samping geraja. Aula digunakan untuk pertemuan-pertemuan.
Parokial. Para imam melaksanakan tugas parokial kepada umat. Selama pandemi
Covid-19, di gereja Paroki dan Stasi Tuktuk dirayakan Perayaan Ekaristi pada setiap
hari Sabtu pukul 18.00 WIB dan Minggu pagi pada pukul 08.00 WIB. Sementara
stasi yang lain, Perayaan Ekaristi bisa dilayankan sekali dalam sebulan atau dua
bulan, sesuai dengan jadwal perjalanan para imam. Jika tidak melaksanakan Perayaan
Ekaristi, umat di stasi melaksanakan Ibadat Sabda yang dipimpin oleh pengurus stasi.
Pelayanan lain seperti Pemberkatan Pernikahan, pelayanan sakramentali lainnya, juga
dilayankan para imam. Ada juga kegiatan parokial lainnya seperti sermon, Kursus
Persiapan Perkawinan (KPP), rapat-rapat Dewan Pastoral Paroki (DPP) maupun
Stasi. Kegiatan-kegiatan ini terjadwal dengan baik, misalnya KPP dilaksanakan
sekali sebulan pada awal bulan selama satu hari. Rapat DPP diadakan sekali sebulan
pada awal bulan juga. Sermon Bolon dilaksanakan sekali setahun pada bulan
Desember. Sementara sermon rayon diadakan setiap sekali dua bulan yaitu hari rabu
dalam minggu kedua pada bulan yang kedua.
Sosial-Karitatif. Selain itu, ada juga karya sosial karitatif. Karya sosial karitatif itu
tampak dengan adanya seksi PSE (Pengembangan Sosial Ekonomi) di paroki.
Melalui Seksi PSE, paroki membantu umat untuk mengembangkan perekonomian
umat dengan pelatihan dan penyediaan fasilitas di bidang pertanian dan peternakan
misalnya menyediakan pupuk oranik, bibit kopi, metode pakan fermentasi ternak, dll.
Seksi PSE juga memberikan dana bantuan untuk kesehatan umat, dana sosial sebagai
tanda turut berduka bagi setiap keluarga yang anggota keluarganya meninggal dunia,
dan juga dana apresiasi bagi umat yang berprestasi, misalnya anak sekolah paroki
yang juara kelas.
Credit Unio (CU). Paroki juga memiliki CU yang diberi nama CU Kasih. Tujuan CU
ini adalah membangun dan mengembangkan potensi ekonomi untuk meningkatkan
kesejahteraan umat Katolik di Paroki Tomok. Di dalamnya umat dapat meminjam
4
dan menyimpan uang. Ruang lingkup keanggotaan CU Kasih meliputi umat Katolik
Paroki Tomok. CU Kasih melaksanakan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip
koperasi.
Pendidikan. Terdapat sekolah di wilayah paroki yaitu TK, SD dan SMP Asisi yang
dikelolah oleh suster-suster FCJM.
c. Sumber Informasi
Informasi ini didapat dari pastor paroki (pembimbing karya), pastor vikaris,
karyawan kantor paroki, beberapa umat khususnya pengurus gereja, dan mengamati
langsung situasi dan kondisi paroki ini. Saya bertanya kepada para pastor dan umat
tersebut. Selain itu, saya juga mengamati dan melihat sendiri situasi dan kondisi di
paroki ini. Informasi-informasi ini menjadi bahan saya untuk mendeskripsikan situasi
dan kondisi Paroki Tomok.
5
rencana kerja jangka panjang misalnya membuat OMK lebih hidup dan mandiri,
memperbaiki kekeliruan-kekeliruan dalam tata liturgi atau pemahaman-pemahaman
tentang Gereja Katolik. Dalam menjalankan tugas-tugas tersebut, saya diberi kebebasan
untuk membuat rencana atau program kerja sesuai dengan ketentuan yang ada. Saya juga
selalu mengkomunikasikan program-program kepada para pastor khususnya pastor
moderator pendamping OMK. Selain itu, saya juga mendapat kesempatan mengajar
agama di SMP N 1 Simanindo.
b. Kesulitan-Kesulitan
Kesulitan yang saya alami saat ini adalah situasi pandemi Covid-19. Situasi ini
membatasi banyak kegiatan dan perencanaan dalam pastoral. Misalnya untuk
pendampingan OMK, ada kesulitan untuk membuat kegiatan doa-doa bersama atau
ngobrol iman. Banyak juga kegiatan-kegiatan di lingkungan dan stasi yang masih sulit
untuk dilakukan. Selain kesulitan yang ditimbulkan oleh pandemi covid-19 saat ini, ada
juga beberapa kesulitan lain yang saya alami, misalnya mengajak OMK untuk aktif
dalam kegiatan-kegiatan doa atau melakukan pekerjaan di gereja. Kesulitannya terletak
pada kurangnya kemauan dan semangat OMK untuk melakukan kegiatan-kegiatan
tersebut. Hal ini menjadi salah satu kesulitan dalam proses pendampingan OMK. Namun
di sisi lain, kesulitan ini menjadi tantangan bagi saya untuk terus berusaha menyemangati
dan mendampingi mereka.
6
d. Apakah merasa bekerja dalam bidang pastoral?
Ya, saya merasa bekerja dalam bidang pastoral, sebab saya dilibatkan untuk
melakukan tugas-tugas pastoral. Misalnya, saya diberi kesempatan untuk memimpin
ibadat sabda, mendampingi OMK, ikut dalam rapat-rapat, berelasi dengan umat dan
tugas-tugas patoral lain.
g. Tambahan:
Refleksi Singkat. Masa TOP merupakan suatu perjalanan panggilan yang
menyenangkan bagi saya pribadi, karena mengalami langsung kehidupan umat dengan
berbagai situasi dan kondisi yang ada terlebih di daerah Batak Toba. Sudah lebih tiga
bulan saya menjalani masa TOP di Paroki Santo Antonio Maria Claret Tomok. Di awal
masa TOP ini, ada pengalaman-pengalaman baru, pengetahuan baru yang saya dapatkan.
Selain itu, semua hal yang saya pelajari dan saya latih selama di Seminari Tinggi juga
menjadi pegangan dan modal untuk menjalani masa TOP dengan baik. Ini semua
membantu saya dalam pengembangan keempat aspek pembinaan dalam perjalanan
panggilan saya yaitu kerohanian, pastoral, kepribadian dan intelektual. Keempat aspek
ini pula yang senantiasa saya olah dalam perjalanan panggilan selama masa TOP ini.
Tiga bulan awal ini, saya juga semakin memahami makna panggilan menjadi imam.
Memang belum banyak hal yang saya alami, tetapi dua bulan awal ini saya sudah mulai
belajar beberapa hal-hal penting. Untuk itu, saya berusaha berorientasi pastoral dengan
7
sebaik mungkin. Agar semuanya dapat berjalan dengan baik, saya senantiasa bertanya
kepada orang yang lebih berpengalaman terutama kepada para imam di paroki. Dengan
demikian, saya semakin terbantu dalam melakukan segala tugas serta menjadi pribadi
yang berkembang sebagaimana yang diharapkan.
h. Jadwal Harian.
Jadwal Harian Umum
06.00 – selesai : Perayaan Ekaristi dan Ibadat Pagi di Kapel Pastoran
07.00 – selesai : Sarapan
08.00 – 13.00 : Aktifitas sehari-hari; kerja, pelayanan
13.00 – 14.00 : Makan Siang
14.00 – 18.00 : Istirahat/Kerja tangan/ngopi sore
19.00 – 19.30 : Ibadat Sore
19.30 - selesai : Makan Malam/Rekreasi
23.00 : Istirahat
Minggu
06.30 – 07.00 : Ibadat Pagi
07.00 – Ss : Sarapan Pagi
07.30 : Jadwal Perjalanan Stasi
Jadwal Pribadi
8
13.00 : Makan siang
17.00 : Break
23.00 : Istirahat