Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN TAHAP I

1. FAKTA ADMINISTRATIF:

Nama : Anselmus Chartino Ade Bangun

NIM : 160510008

Alamat TOPer : Paroki Santo Antonio Maria Claret, Tomok Simanindo


Jalan Horas, No. 33 – Tomok, Kecamatan Simanindo,
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatra Utara.
No. Kode Pos : 22395

Keuskupan : Keuskupan Agung Medan

Nama Pembimbing : RD Sabat Saulus Nababan

Alamat Pembimbing : Pastoran Paroki Tomok, Jalan Horas, No. 33 – Tomok,


Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Provinsi
Sumatra Utara.
Mulai TOP biasa : Rabu, 15 Juli 2020

Cara sampai ke tempat TOP :

Jika perjalanan dimulai dari kota Pematangsiantar, kita dapat naik angkutan umum
misalnya Bus Sejahtera, atau angkutan umum lainnya menuju kota Parapat. Penyeberangan
dari Parapat dapat dilakukan melalui beberapa pelabuhan, salah satunya adalah pelabuhan
Ajibata. Dari pelabuhan Ajibata, kita dapat menaiki kapal penumpang menuju Pelabuhan
Sumber Sari, Tomok. Dari pelabuhan tersebut, kita dapat berjalan kaki ke arah kanan
pelabuhan menuju Paroki Tomok yang berjarak sekitar 200 m. Kita juga dapat menggunakan
kendaraan umum seperti becak. Angkutan umum dari Pematangsiantar ke Parapat seperti bus
Sejahtera dikenakan biaya sekitar Rp. 15.000. Biaya kapal dari Pelabuhan Ajibata ke
pelabuhan Sumber Sari adalah sekitar Rp. 12.000. Bila menggunakan becak, dikenakan biaya
Rp. 10.000.

1
2. MENGENAI SITUASI:

a. Gambaran Situasi dan Kondisi Paroki


Paroki St. Antonio Maria Claret adalah salah satu dari paroki di Keuskupan Agung
Medan yang terletak di Pulau Samosir. Dengan demikian paroki ini termasuk dalam
vikariat Samosir. Paroki ini terletak di Jalan Horas, No. 33 – Tomok, Kecamatan
Simanindo, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatra Utara. Paroki ini diresmikan pada
tanggal 29 Oktober 2006. Paroki Tomok berbatasan dengan Paroki Pangururan (ke arah
Barat) dan Paroki Onanrunggu (ke arah Selatan). Sebelum menjadi paroki, stasi Tomok
merupakan salah satu stasi dari Paroki Parapat. Pada awalnya, paroki ini dilayani oleh
imam-imam biarawan CMF (Cordis Maria Filii), namun sejak Agustus 2019, paroki ini
dilayani oleh imam Diosesan Keuskupan Agung Medan. Saat ini, ada dua imam diosesan
Keuskupan Agung Medan yang berkarya di paroki ini, yaitu RD Sabat Nababan dan RD
Sautma Simanullang. RD Sabat Nababan adalah pastor paroki. Pastoran dan gereja
paroki terletak di tempat yang berbeda dengan jarak sekitar 50 meter. Pastoran terletak di
tepi Danau Toba dan kantor paroki terletak di samping pastoran. Di kantor paroki,
terdapat satu karyawan yang bekerja sebagai sekretaris dan satu karyawan sebagai
bendahara. Kantor paroki dibuka mulai pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB, dan pada
hari Rabu dan Minggu kantor paroki tidak dibuka. Di samping kantor paroki, terdapat
juga kantor CU paroki.
Paroki Tomok terdiri dari 18 stasi yang berjarak tidak begitu jauh dari paroki. Ke-
18 stasi tersebut terbagi dalam 5 rayon. Pada awalnya sebelum menjadi paroki, stasi-stasi
paroki ini berada dalam reksa pastoral Paroki Parapat (sebanyak 10 stasi) dan Paroki
Pangururan (sebanyak 8 stasi). Nama-nama stasi beserta rayon adalah sebagai berikut:
1. Rayon Simanindo : 1) Stasi St. Fransiskus, Simanindo; 2) Stasi St. Adrianus,
Peajolo; 3) Stasi St. Petrus, Sinuan Rautbosi; 4) Stasi St.
Dionisius, Siparapat.
2. Rayon Sibatubatu : 5) Stasi St. Petrus, Lintong; 6) Stasi St. Markus,
Sibatubatu; 7) Stasi Kristus Raja, Sangkal; 8) Stasi St.
Maria, Buntu Bosar.
3. Rayon Tuktuk : 9) Stasi St. Alfonsus, Tuktuk; 10) Stasi St. Antonio
Maria Claret, Tomok (stasi induk); 11) Stasi St. Thomas,
Ambarita

2
4. Rayon Hutgurgur : 12) Stasi St. Thomas, Hutagurgur; 13) Stasi St. Pius,
Pangaloan; 14) Stasi St. Maria, Sipinggan Lontung
5. Rayon Parmonangan : 15) Stasi St. Damiano, Parmonangan; 16) Stasi St.
Yohanes, Tanjungan; 17) Stasi St. Petrus, Sibosur; 18)
Stasi St. Yohanes, Sosortolong.
Jumlah umat di setiap stasi juga cukup bervariasi. Jumlah kepala keluarga (KK
yang paling sedikit adalah berjumlah 11 KK (Kepala Keluarga) yaitu Stasi Lintong dan
yang paling banyak berjumlah 260 KK yaitu di stasi Tuktuk. Dari statistik, jumlah umat
di Paroki ini adalah ± 6.500 jiwa. Secara umum, jarak stasi-stasi ke paroki adalah 15
menit hingga 1 jam perjalanan dengan kondisi jalan yang baik. Hampir semua stasi
berada di pinggir jalan besar (aspal). Ada juga beberapa stasi yang berada di
perkampungan atau perbukitan yang berjarak tidak begitu jauh dari jalan utama. Kondisi
jalan ke dalam perkampungan tersebut tidak begitu sulit yaitu jalan yang berbatu-batu
dan tidak diaspal. Ada sekitar 4 stasi yang lokasinya masuk ke dalam perkampungan atau
perbukitan dari jalan utama, yaitu Stasi Siparapat, Stasi Peajolo, Lintong dan Sibosur.
Stasi yang jaraknya paling jauh ke arah Pangururuan adalah Stasi Siparapat dan ke arah
Onanrunggu adalah Stasi Tanjungan. Secara fisik, bangunan-bangunan gereja stasi juga
sudah cukup baik.
Sebagai salah satu paroki yang berada di pulau Samosir, secara umum umat di
paroki ini adalah suku Batak Toba. Oleh sebab itu, setiap stasi menggunakan bahasa
Batak Toba dalam perayaan-perayaan liturgi, mulai dari perayaan Ekaristi, Ibadat Sabda,
Pemberkatan Pernikahan, doa-doa, hingga perayaan-perayaan sakramentali lainnya.
Secara umum mata pencaharian umat di paroki ini adalah petani, peternak, nelayan, guru
sekolah dan pedagang. Umat yang petani umumnya menanam jagung, kopi, padi dan
bawang. Sebagian besar umat di paroki ini adalah penduduk asli. Artinya, umat paroki
Tomok adalah orang-orang yang asli kelahiran samosir dan bukan orang-orang perantau
yang tinggal di wilayah paroki Tomok. Lingkungan sekitar paroki dapat dikatakan cukup
ramai sebab berdekatan dengan pelabuhan Kapal Ferry maupun kapal-kapal kecil. Setiap
hari Sabtu pasar pembelanjaan dibuka di Tomok. Secara umum agama masyarakat di
paroki ini adalah Katolik dan Protestan, serta sebagian kecil beragama muslim. Situasi
masyarakat di wilayah paroki ini juga relatif aman dan damai. Umat di paroki ini juga
cukup ramah.
Terdapat juga komunitas suster-suster FCJM, yang baru berkarya sekitar 2 tahun di
paroki Tomok. Para suster menumpang di bangunan paroki yang berada satu kompleks

3
dengan gereja paroki. Para suster berkarya di bidang pendidikan yaitu TK Asisi, SD
Asisi, dan SMP Asisi. Sekolah-sekolah tersebut berdiri masih dua tahun. Ada suster yang
membantu di paroki sebagai sakristan, pendamping misdinar dan kelompok koor serta
memperhatikan kebersihan gereja. Paroki juga memiliki aula yang berada di kompleks
gereja tepatnya di samping geraja. Aula digunakan untuk pertemuan-pertemuan.

b. Karya-karya yang terdapat di paroki ini adalah sebagai berikut;

 Parokial. Para imam melaksanakan tugas parokial kepada umat. Selama pandemi
Covid-19, di gereja Paroki dan Stasi Tuktuk dirayakan Perayaan Ekaristi pada setiap
hari Sabtu pukul 18.00 WIB dan Minggu pagi pada pukul 08.00 WIB. Sementara
stasi yang lain, Perayaan Ekaristi bisa dilayankan sekali dalam sebulan atau dua
bulan, sesuai dengan jadwal perjalanan para imam. Jika tidak melaksanakan Perayaan
Ekaristi, umat di stasi melaksanakan Ibadat Sabda yang dipimpin oleh pengurus stasi.
Pelayanan lain seperti Pemberkatan Pernikahan, pelayanan sakramentali lainnya, juga
dilayankan para imam. Ada juga kegiatan parokial lainnya seperti sermon, Kursus
Persiapan Perkawinan (KPP), rapat-rapat Dewan Pastoral Paroki (DPP) maupun
Stasi. Kegiatan-kegiatan ini terjadwal dengan baik, misalnya KPP dilaksanakan
sekali sebulan pada awal bulan selama satu hari. Rapat DPP diadakan sekali sebulan
pada awal bulan juga. Sermon Bolon dilaksanakan sekali setahun pada bulan
Desember. Sementara sermon rayon diadakan setiap sekali dua bulan yaitu hari rabu
dalam minggu kedua pada bulan yang kedua.
 Sosial-Karitatif. Selain itu, ada juga karya sosial karitatif. Karya sosial karitatif itu
tampak dengan adanya seksi PSE (Pengembangan Sosial Ekonomi) di paroki.
Melalui Seksi PSE, paroki membantu umat untuk mengembangkan perekonomian
umat dengan pelatihan dan penyediaan fasilitas di bidang pertanian dan peternakan
misalnya menyediakan pupuk oranik, bibit kopi, metode pakan fermentasi ternak, dll.
Seksi PSE juga memberikan dana bantuan untuk kesehatan umat, dana sosial sebagai
tanda turut berduka bagi setiap keluarga yang anggota keluarganya meninggal dunia,
dan juga dana apresiasi bagi umat yang berprestasi, misalnya anak sekolah paroki
yang juara kelas.
 Credit Unio (CU). Paroki juga memiliki CU yang diberi nama CU Kasih. Tujuan CU
ini adalah membangun dan mengembangkan potensi ekonomi untuk meningkatkan
kesejahteraan umat Katolik di Paroki Tomok. Di dalamnya umat dapat meminjam

4
dan menyimpan uang. Ruang lingkup keanggotaan CU Kasih meliputi umat Katolik
Paroki Tomok. CU Kasih melaksanakan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip
koperasi.
 Pendidikan. Terdapat sekolah di wilayah paroki yaitu TK, SD dan SMP Asisi yang
dikelolah oleh suster-suster FCJM.

c. Sumber Informasi
Informasi ini didapat dari pastor paroki (pembimbing karya), pastor vikaris,
karyawan kantor paroki, beberapa umat khususnya pengurus gereja, dan mengamati
langsung situasi dan kondisi paroki ini. Saya bertanya kepada para pastor dan umat
tersebut. Selain itu, saya juga mengamati dan melihat sendiri situasi dan kondisi di
paroki ini. Informasi-informasi ini menjadi bahan saya untuk mendeskripsikan situasi
dan kondisi Paroki Tomok.

3. MENGENAI TUGAS ORIENTASI

a. Tugas dan Perencanan Kerja


Tugas pertama yang saya terima adalah belajar bahasa Batak Toba supaya lebih
lancar. Saya melatih diri untuk memahami dan berbicara bahasa Batak Toba demi tugas
pastoral sekarang dan selanjutnya. Tugas berikutnya adalah memimpin ibadat sabda di
stasi. Saya mendapat tugas untuk memimpin ibadat sabda di stasi pada setiap hari
minggu. Tugas ini menjadi sarana saya untuk melatih diri memimpin suatu perayaan.
Selain itu, saya juga melatih diri untuk menggunakan bahasa Batak Toba. Selain
memimpin ibadat sabda, saya juga membawakan katekese. Setiap hari minggu saya pergi
ke stasi-stasi yang berbeda sesuai dengan jadwal perjalanan bulanan.
Tugas berikutnya adalah menjadi pendamping OMK paroki. Saya menjadi
pendamping OMK bersama dengan dua bapak Dewan Pastoral Paroki bagian
kepemudaan. Kegiatan doa-doa lingkungan, latihan-latihan atau OMK belum bisa
terlaksana secara normal karena keadaan new normal Covid-19. Selain itu, saya juga
melatih diri dengan tugas-tugas atau pekerjaan-pekerjaan lain, misalnya bekerja di
rumah, membantu di kantor paroki, dll.
Saya diberi kebebasan untuk membuat rencana kerja dalam karya-karya tersebut,
tetapi dengan tetap konsultasi kepada para imam. Rencana-rencana yang telah
dikonsultasikan dapat saya laksanakan dengan baik. Saya sendiri mencoba memikirkan

5
rencana kerja jangka panjang misalnya membuat OMK lebih hidup dan mandiri,
memperbaiki kekeliruan-kekeliruan dalam tata liturgi atau pemahaman-pemahaman
tentang Gereja Katolik. Dalam menjalankan tugas-tugas tersebut, saya diberi kebebasan
untuk membuat rencana atau program kerja sesuai dengan ketentuan yang ada. Saya juga
selalu mengkomunikasikan program-program kepada para pastor khususnya pastor
moderator pendamping OMK. Selain itu, saya juga mendapat kesempatan mengajar
agama di SMP N 1 Simanindo.

b. Kesulitan-Kesulitan
Kesulitan yang saya alami saat ini adalah situasi pandemi Covid-19. Situasi ini
membatasi banyak kegiatan dan perencanaan dalam pastoral. Misalnya untuk
pendampingan OMK, ada kesulitan untuk membuat kegiatan doa-doa bersama atau
ngobrol iman. Banyak juga kegiatan-kegiatan di lingkungan dan stasi yang masih sulit
untuk dilakukan. Selain kesulitan yang ditimbulkan oleh pandemi covid-19 saat ini, ada
juga beberapa kesulitan lain yang saya alami, misalnya mengajak OMK untuk aktif
dalam kegiatan-kegiatan doa atau melakukan pekerjaan di gereja. Kesulitannya terletak
pada kurangnya kemauan dan semangat OMK untuk melakukan kegiatan-kegiatan
tersebut. Hal ini menjadi salah satu kesulitan dalam proses pendampingan OMK. Namun
di sisi lain, kesulitan ini menjadi tantangan bagi saya untuk terus berusaha menyemangati
dan mendampingi mereka.

c. Kesesuaian Tugas dan Bakat


Tugas pokok yang dipercayakan kepada saya sesuai dengan kemampuan yang saya
miliki. Saya bisa cukup dekat dengan kaum muda, sehingga saya dapat berelasi dan
berkomunikasi dengan baik terhadap kaum muda dalam pendampingan OMK. Selain itu
hal terpenting dalam pendampingan OMK ini adalah kemampuan berorganisasi,
sehingga organisasi OMK dapat berjalan dengan baik. Dalam proses pendampingan, saya
membangun kerja sama dan komunikasi dengan para pendamping lain ataupun kepada
OMK itu sendiri. Dalam hal ini, saya meresa cukup mampu untuk berkerja dalam
organisasi. Tugas-tugas lain seperti memimpin ibadat, atau mengajar juga dapat saya
lakukan dengan cukup baik. Bukan terutama karena sesuai dengan bakat, tetapi tugas-
tugas ini sudah biasa saya lakukan ketika di Seminari Tinggi.

6
d. Apakah merasa bekerja dalam bidang pastoral?
Ya, saya merasa bekerja dalam bidang pastoral, sebab saya dilibatkan untuk
melakukan tugas-tugas pastoral. Misalnya, saya diberi kesempatan untuk memimpin
ibadat sabda, mendampingi OMK, ikut dalam rapat-rapat, berelasi dengan umat dan
tugas-tugas patoral lain.

e. Relasi dengan Pembimbing Karya


Relasi dengan pastor paroki berjalan dengan baik. Para pastor dengan senang hati
membimbing dan mengajari saya. Saya selalu diberi arahan dan tuntunan dalam tugas
dan karya. Saya juga mengkomunikasikan dan mengkolsultasikan hal-hal yang perlu
terkait karya pastoral maupun tugas-tugas lain kepada pastor pembimbing karya dan juga
pastor vikaris di paroki.

f. Waktu Membaca Buku


Selalu ada waktu untuk membaca, belajar atau mempersiapkan bahan pastoral.
Selain membaca buku-buku yang diwajibkan dalam masa TOP, saya juga membaca
buku-buku lain. Namun, saya tetap mengutamakan buku-buku yang diwajibkan dalam
masa TOP. Waktu untuk membaca buku biasanya saya lakukan pada pagi hari sesuda
sarapan atau pada malam hari.

g. Tambahan:
Refleksi Singkat. Masa TOP merupakan suatu perjalanan panggilan yang
menyenangkan bagi saya pribadi, karena mengalami langsung kehidupan umat dengan
berbagai situasi dan kondisi yang ada terlebih di daerah Batak Toba. Sudah lebih tiga
bulan saya menjalani masa TOP di Paroki Santo Antonio Maria Claret Tomok. Di awal
masa TOP ini, ada pengalaman-pengalaman baru, pengetahuan baru yang saya dapatkan.
Selain itu, semua hal yang saya pelajari dan saya latih selama di Seminari Tinggi juga
menjadi pegangan dan modal untuk menjalani masa TOP dengan baik. Ini semua
membantu saya dalam pengembangan keempat aspek pembinaan dalam perjalanan
panggilan saya yaitu kerohanian, pastoral, kepribadian dan intelektual. Keempat aspek
ini pula yang senantiasa saya olah dalam perjalanan panggilan selama masa TOP ini.
Tiga bulan awal ini, saya juga semakin memahami makna panggilan menjadi imam.
Memang belum banyak hal yang saya alami, tetapi dua bulan awal ini saya sudah mulai
belajar beberapa hal-hal penting. Untuk itu, saya berusaha berorientasi pastoral dengan

7
sebaik mungkin. Agar semuanya dapat berjalan dengan baik, saya senantiasa bertanya
kepada orang yang lebih berpengalaman terutama kepada para imam di paroki. Dengan
demikian, saya semakin terbantu dalam melakukan segala tugas serta menjadi pribadi
yang berkembang sebagaimana yang diharapkan.

h. Jadwal Harian.
 Jadwal Harian Umum
06.00 – selesai : Perayaan Ekaristi dan Ibadat Pagi di Kapel Pastoran
07.00 – selesai : Sarapan
08.00 – 13.00 : Aktifitas sehari-hari; kerja, pelayanan
13.00 – 14.00 : Makan Siang
14.00 – 18.00 : Istirahat/Kerja tangan/ngopi sore
19.00 – 19.30 : Ibadat Sore
19.30 - selesai : Makan Malam/Rekreasi
23.00 : Istirahat

Minggu
06.30 – 07.00 : Ibadat Pagi
07.00 – Ss : Sarapan Pagi
07.30 : Jadwal Perjalanan Stasi

 Jadwal Pribadi

05.15 : Bangun Tidur, & mandi

05.30 : Ke Kapel; persiapan

06.00-selesai : Misa dan Ibadat, dilanjutkan sarapan. (Minggu: ibadat pagi


06.30).

08.15-09.30 : Membaca Buku-Buku TOP dan meringkas

09.30-11.00 : Kerja tangan

11.00-13.00 : Break/Melanjutkan tugas2; refleksi/laporan, atau persiapan


memimpin ibadat hari minggu.

8
13.00 : Makan siang

14.30-15.30 : Istirahat (fakultatif, sesuai kebutuhan dan kondisi)

15.30-17.00 : Kerja tangan

17.00 : Break

19.00 : Ibadat Sore

19.30 : Makan Malam

20.30 : Rekreasi/melanjutkan mengerjakan tugas2

23.00 : Istirahat

Demikian laporan tahap pertama ini saya tuliskan. Terima kasih.

Tomok, 6 Oktober 2020

Hormat Saya Pastor Paroki Tomok

Fr. Anselmus Chartino Ade Bangun RD. Sabat Saulus Nababan


TOP-er Pembimbing TOP-er

Anda mungkin juga menyukai