Anda di halaman 1dari 1

A.

KABUPATEN SIMEULUE SEBELUM TAHUN 2001

Kabupaten Simeulue sebelum tahun 2001 merupakan daerah pemekaran baru dari
Kabupaten induknya yaitu Kabupaten Aceh Barat. Awalnya pada tahun 1996 Simeulue menjadi
Kabupaten Administratif berdasarkan PP Nomor 53 tahun 1996, kemudian pada tahun 1999
berubah menjadi Kabupaten Otonom berdasarkan UU 57 Tahun 1999 tentang pembentukan
Kabupaten Bireuen dan Simeulue. Secara administratif Simeulue terletak 105 Mil laut dari
Kabupaten Aceh Barat dan 75 Mil laut dari Labuhan Haji Kabupaten Aceh Barat Daya, karena
letaknya di tengah lautan samudera Hindia maka dari ke Simeulue sangat tergantung kondisi
cuaca apabila cuaca baik perjalanan kapal ferry yang menjadi transportasi masyarakat akan
lancar tapi sebaliknya apabila cuaca kurang baik maka ferry sulit bahkan tidak bisa berlayar
sama sekali. Kabupaten Simeulue juga merupakan kabupaten terluar bagian barat Indonesia
karenanya disalah satu pulaunya di pasang patok perbatasan Negara Indonesia.

Kabupaten Simeulue pada awal menjadi Kabupaten ( periode 1996 – 2001 ) kondisinya
masih sangat memprihatinkan infrastruktur prasarana jalan dan jembatan hampir 80 % belum
baik, akses menuju beberapa kecamatan seperti Simeulue Barat dan Alafan harus dilalui dengan
menggunakan boat kecil demikian juga dengan kecamatan Simeulue Tangah dan Salang
meskipun bisa melalui darat tapi harus dengan sepeda motor karena untuk mobil belum bisa
dilalui sebab masih banyak rakit dan jembatan yang tidak bisa dilaui kenderaan roda 4. Angka
pengangguran cukup tinggi karena tidak adanya lapangan kerja yang tersedia, selama ini
sebagaian masyarakat bekerja pada perusahaan-perusahaan yang mengambil hasil bumi yaitu
kayu yang memang kualitas kayu Simeulue cukup bagus. Namun seiring upaya pemerintah
untuk menertibkan ilegal logging dan perambahan hutan maka banyak pula masyarakat yang
kehilangan pekerjaan.

Sekolah-sekolah khususnya sekolah menengah dan kejuruan belum banyak dan kalaupun
ada hanya berada pada Ibukota Kacamatan, demikian juga dengan Puskesmas sementara itu
untuk Rumah Sakit Umum belum ada sehingga jika ada pasien yang kondisinya parah harus
dirujuk ke Banda Aceh. Harga-harga 9 bahan pokok tidak stabil dan cendrung mahal, apalagi
BBM jika kondisi cuaca tidak baik sering sekali hilang dari pasaran jikapun ada harganya selangit
terutama bensin dan minyak tanah.

B.

Anda mungkin juga menyukai