Anda di halaman 1dari 2

Apa itu pulau simeulue ?

Simeulue adalah salah satu kabupaten di Aceh, Indonesia. Berada kurang lebih
150 km dari lepas pantai barat Aceh,pulau ini memiliki luas total 2.051,48 km2 Kabupaten
Simeulue berdiri tegar di Samudera Indonesia. Kabupaten Simeulue merupakan pemekaran
dari Kabupaten Aceh Barat sejak peningkatan status pada tahun 1996 dan Kemudian pada
tanggal 12 Oktober 1999 Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Ad Interim Faisal
Tanjung meresmikan lahirnya Kabupaten Simeulue dan tanggal inilah yang dijadikan sebagai
hari jadi Kabupaten Simeulue yang setiap tahunnya diperingati
Ibu kota Kabupaten Simeulue adalah Sinabang, kalau diucapkan dengan logat daerah
adalah Si Navang yang berasal dari legenda Navang. Navang adalah seorang pembuat garam
masa dulu di daerah Babang (pintu masuk teluk Sinabang). Dulunya Navang membuat garam
dengan membendung air laut yang masuk ke pantai Babang, kemudian dikeringkan lalu
menjadi garam. Garam Navang lambat laun menjadi dikenal di sekitar Ujung Panarusan
sampai ke Lugu. Jika penduduk membutuhkan garam, maka mereka akan menuju Si Navang,
yang lambat laun konsonan "V" pada Navang berubah menjadi Nabang. Sementara Sibigo ibu
kota kecamatan Simeulue Barat berasal dari kata/kalimat CV dan Co karena masa-masa
penjajahan dulu, Sibigo adalah lokasi perusahaan pengolahan kayu rasak–sejenis kayu sangat
keras setara dengan jati–yang dikirim ke Belanda melalui laut.
Karena posisi geografisnya yang terisolasi dari Pulau Sumatra, hiruk-pikuk konflik di
Aceh daratan tidak pernah berimbas di kawasan ini, bahkan tidak ada pergerakan GAM di
kawasan kepulauan ini., dan simeulue juga termasuk pulau yang tergolong sering di guncang
oleh gempa bumi, meski begitu, pulau Simeulue memiliki keindahan yang sangat eksotis dan
menarik para traveler baik lokal maupun mancanegara untuk menikmati keindahan panorama
pulau Simeulue.
Pulau ini terkenal dengan hasil cengkihnya. Penduduk kawasan ini juga berprofil
seperti orang Nias, dengan kulit kuning dan sipit seperti layaknya orang Tionghoa dan
mempunyai bahasa yang berbeda dengan Aceh daratan. Hampir seluruh penduduk kepulauan
ini beragama Islam. Setelah masa keemasan cengkih mulai menurun, sebagian besar
masyarakat Simeulue mulai beralih ke perkebunan sawit dan tanaman horikultura sebagai
mata pencarian sehari-hari, namun pulau simeulue memiliki semboyan “ATE FULAWAN”
( berhati emas)
What is simeulue island ?

Simeulue is one of the districts in Aceh, Indonesia. Located


approximately 150 km off the west coast of Aceh, this island has a total area of
2,051.48 km2 Simeulue Regency stands firmly in the Indonesian Ocean.
Simeulue Regency is a division of West Aceh Regency since the increase in
status in 1996 and then on October 12, 1999 the Minister of Home Affairs of
the Republic of Indonesia Ad Interim Faisal Tanjung inaugurated the birth of
Simeulue Regency and this date is used as the anniversary of Simeulue
Regency which is annually commemorated
The capital of Simeulue Regency is Sinabang, if pronounced with a
regional accent, it is Si Navang which comes from the legend of Navang.
Navang was an ancient salt maker in the Babang area (entrance to Sinabang
bay). Navang used to make salt by damming seawater that entered the Babang
beach, then dried and then salted. Navang salt gradually became known
around the End of Panarusan all the way to Lugu. If the inhabitants need salt,
then they will go to Si Navang, which gradually the consonant "V" on Navang
turns into Nabang. While Sibigo, the capital of West Simeulue subdistrict,
comes from the words/sentences CV and Co due to the colonial period, Sibigo
is the location of a flavor wood processing company – a type of very hard wood
equivalent to teak – which is sent to the Netherlands by sea.
Due to its isolated geographical position from Sumatra Island, the frenzy
of conflict in mainland Aceh has never affected this region, there is not even a
GAM movement in this archipelago area, and Simeulue is also an island that is
relatively often shaken by earthquakes, even so, Simeulue island has a very
exotic beauty and attracts travelers both local and foreign to enjoy the
panoramic beauty of Simeulue island.
The island is famous for its clove products. The residents of this area also
have a profile like Nias people, with yellow and narrow skin like Chinese people
and have a different language from mainland Aceh. Almost all of the islanders
are Muslim. After the golden age of cloves began to decline, most Simeulue
people began to turn to oil palm plantations and horicultural crops as a daily
livelihood, but simeulue island has the motto "ATE FULAWAN" (golden-
hearted)

Anda mungkin juga menyukai