Anda di halaman 1dari 2

MATEMATIKA WAJIB KELAS XII MIPA

PERTEMUAN : KEDELAPAN
MATERI : Peluang Kejadian Bersyarat

Untuk memahami tentang pengertian kejadian bersyarat maka kita perhatikan pada percobaan
berikut ini.

Misalkan pada percobaan pelemparan sebuah dadu bersisi enam sebanyak satu kali. Dari
percobaan tersebut akan ditentukan kejadian munculnya mata dadu angka prima jika disyaratkan
kejadian munculnya mata dadu angka ganjil sudah terlebih dahulu terjadi .

Ruang sampel dari percobaan pelemparan sebuah dadu bersisi enam adalah
S = { 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 }. Jika syaratnya adalah munculnya mata dadu angka ganjil sudah lebih
dahulu terjadi , maka ruang sampelnya menjadi { 1 , 3 , 5 }.

Dengan ruang sampel yang baru { 1 , 3 , 5 } , munculnya mata dadu angka prima adalah
{ 3 , 5 }. Kejadian yang seperti ini disebut kejadian bersyarat, yaitu kejadian munculnya mata
dadu angka prima yang ditentukan oleh persyaratan kejadian munculnya mata dadu angka ganjil
terjadi terlebih dulu .

Kejadian A dengan syarat kejadian B terjadi terlebih dahulu ditulis A B . Sebaliknya


kejadian B dengan syarat kejadian A terjadi terlebih dahulu ditulis B A .
 Peluang kejadian A dengan syarat kejadian B terjadi lebih dahulu , ditentukan dengan
aturan
P A B 
P  A B  , P( B)  0
P( B)
 Peluang kejadian B dengan syarat kejadian A terjadi lebih dahulu , ditentukan dengan
aturan
P A B 
P  B A  , P ( A)  0
P( A)
Contoh 1.
Dua buah dadu bersisi enam dilemparkan secara bersamaan sebanyak satu kali. Hitunglah
peluang kejadian munculnya mata dadu angka 4 pada dadu kedua dengan syarat kejadian
munculnya jumlah kedua mata dadu lebih dari 9 terjadi lebih dahulu .
Penyelesaian :
Tabel pelemparan dua buah dadu
DADU KEDUA
1 2 3 4 5 6
1 (1,1) ( 1, 2 ) (1,3) (1,4) (1.5) ( 1, 6 )
PERTAMA

2 (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6)


DADU

3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6)


4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6)
5 (5,1) (5,1) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6)
6 (6,1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6)

Ruang sampel pada percobaan adalah S dengan n(S) = 36


Misalkan :
A adalah kejadian munculnya mata dadu angka 4 pada dadu kedua maka
A = { ( 1 , 4 ),( 2 , 4 ),( 3 , 4 ),( 4 , 4 ),( 5 , 4 ),( 6 , 4) }
6 1
n( A)  6  P( A)  
36 6
B adalah kejadian munculnya jumlah kedua mata dadu lebih dari 9 , maka
B = { ( 4 , 6 ),( 5 , 5 ),( 6 , 4 ),( 5 , 6 ),( 6 , 5 ),( 6 , 6) }
6 1
n( B)  6  P( B)  
36 6
1
A B {( 6, 4)}  P( A B) 
36
Kejadian munculnya mata dadu angka 4 pada dadu kedua ( kejadian A) dengan syarat kejadian
munculnya jumlah kedua mata dadu lebih dari 9 ( kejadian B) terjadi lebih dahulu adalah
kejadian bersyarat A B .
Peluang kejadian bersyarat A B ditentukan dengan :
P A B  1
P  A B 
1
 36
1

P( B) 6 6
Jadi peluang kejadian munculnya mata dadu angka 4 pada dadu kedua dengan syarat kejadian

munculnya jumlah kedua mata dadu lebih dari 9 terjadi lebih dulu adalah P  A B   .
1
6

Kegiatan Siswa ( Latihan Soal )


1. Buatlah dua buah contoh dari kejadian bersyarat dan tentukan peluangnya.
2. Dua buah dadu dilemparkan secara bersamaan sebanyak satu kali. Diketahui bahwa
kejadian A adalah kejadian munculnya jumlah kedua mata dadu adalah 8, sedangkan
kejadian B adalah kejadian munculnya mata dadu angka 3 atau 5 pada dadu pertama.
Hitunglah :
a. Peluang kejadian B jika kejadian A sudah terlebih dahulu terjadi .
b. Peluang kejadian A jika kejadian B sudah terlebih dahulu terjadi .
1
3. Diketahui kejadian A mempunyai peluang P( A)  dan kejadian B mempunyai peluang
3
1 2
P( B)  . Jika P( A B )  , maka hitunglah :
2 3
a. P( A B ) b. P( A B )

***** SELAMAT MENGERJAKAN *****

Anda mungkin juga menyukai