Anda di halaman 1dari 17

PROFESI KEPENDIDIKAN

“ KONSEP DASAR MANAJEMEN PENDIDIKAN”


Dosen Pengampu :
Dr. Nurmayani, M.Ag
Rahmilawati Ritonga, S.Pd,M.Pd

Disusun Oleh :
Divia Monica Pasaribu (1193171019)
Sri Ayu Anggraini BN (1192471004)
Tessalonika Lumbantobing (1192471005)

PENDIDIKAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang menjadi tugas mata
kuliah Kapita Selekta dengan judul “Satuan Pendidikan Nonformal”.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu yang telah
membimbing penulis dalam penyusunan makalah ini. Penulis juga ingin
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
terlibat. Baik langsung ataupun tidak langsung dalam rangka penyelesaian
makalah ini.
Dan penulis berharap semoga makalah ini mampu menambah pengalaman
serta ilmu bagi para pembaca. Sehingga untuk ke depannya sanggup memperbaiki
makalah ini sehingga menjadi lebih baik lagi.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari seutuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu, penulis terbuka untuk menerima segala masukan dan
kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga penulis bisa melakukan
perbaikan makalah ini sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.

Medan, Maret 2020

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI
                                                                                                               

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A.Latar belakang...............................................................................................1
B.Rumusan masalah.........................................................................................1
C.Tujuan...........................................................................................................2
D.Ruang Lingkup.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A.Pengertian Manajemen Pendidikan..............................................................3
B.Pengertian Manajemen Pendidikan menurut ahli.........................................4
C.Komponen-Komponen Dalam Manajemen Pendidikan...............................7
D.Prinsip – Prinsip Manajemen Pendidikan.....................................................7
E.Fungsi Manajemen Pendidikan.....................................................................9
F.Bidang Tugas manajemen pendidikan.........................................................12
BAB III PENUTUP..............................................................................................14
A.Simpulan......................................................................................................14
B.Saran............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pendidikan Nasional terdiri atas tiga sub sistemyaitu subsistem pendidikan formal, dan
subsistem pendidikan nonformal, dan subsistem pendidikan informal atau yang
berlangsung dalam lingkungan keluarga, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003. Sebagaimana unsur-unsur dalam sistem, kedua sistem
pendidikan tersebut mempunyai komponen proses dan tujuan. Subsistem pendidikan
formal memiliki komponen masukan sarana (instrumental input), masukan mentah (raw
input), proses, dan keluaran (output) sebagai tujuan institusional pendidikan. Adapun
subsistem pendidikan luar sekolah memiliki komponen yang terdiri atas masukan
lingkungan (environmental input), masukan sarana (instrumental input), masukan
mentah (raw input), dan masukan lain (other input), proses dan tujuan yang mencakup
keluaran (output) sebagai tujuan antara dan pengaruh atau dampak (outcome) sebagai
tujuan akhir intruksional pendidikan

B. Rumusan masalah
Adapun pokok-pokok permasalahan didalam makalah ini diantaranya
sebagai berikut ;
1. Apakah definisi dari manajemen pendidikan ?
2. Apa sajakah komponen-komponen dalam manajemen pendidikan?
3. Apa sajakah prinsip-prinsip dalam manajemen pendidikan ?
4. Bagaimanakah bidang tugas manajemen pendidikan itu ?
5. Apakah fungsi manajemen pendidikan itu ?

C. Tujuan
Tujuan dari materi makalah ini,diharapkan agar pembaca mampu
menguasai materi mengenai manajemen pendidikan beserta dari bagian-bagian
nya. Memahami konsep dasar manajemen,beserta definisinya dan tujuan serta
manfaat dari manajemen pendidikan.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari makalah ini diantaranya;

1
Konsep Dasar Manajemen mengenai definisi Manajemen, komponen-
komponen manajemen pendidikan, fungsi, prinsip dan administrasi manajemen
pendidikan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan Nonformal
Pendidikan Nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan formal
untuk melayani kebutuhan pendidikan masyarakat dalam rangka meningkatkan

2
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang dilaksanakan secara berjenjang
dan berstruktur dengan sistem yang luwes, fungsional dan mengembangkan
kecakapan hidup untuk belajar sepanjang hayat. Pendidikan nonformal sebagai
subsistem pendidikan nasional memiliki beberapa keunggulan, sebagaimana
dikemukakan Sudjana (2004: 39), adalah: Program pendidikan nonformal lebih
berkaitan dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan adanya a)
tujuan program berhubungan erat dengan kebutuhan peserta didik, kebutuhan
masyarakat setempat dan/atau kebutuhan lembaga tempat peserta didik itu
bekerja, b) adanya hubungan erat antara isi program pendidikan dengan dunia
kerja atau kegiatan usaha yang ada di masyarakat, c) pengorganisasian program
pendidikan dilakukan dengan memanfaatkan pengalaman belajar baik dari peserta
didik, nara sumber teknis maupun sumber-sumber belajar lainnya yang ada di
lingkungan setempat, d) program pendidikan diarahkan untuk kepentingan peserta
didik bukan mengutamakan penyelenggara program, e) kegiatan belajar tidak
dipisahkan dari kegiatan bekerja atau kefungsian peserta didik di masyarakat, f)
adanya kecocokan antara pendidikan dengan dunia kerja, maka program
pendidikan nonformal dapat memberikan hasil balik yang relatif lebih
cepat,Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan
anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan,
pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan
kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendapat

Coombs dan Ahmed (1974: 8) yang mengatakan bahwa: Pendidikan nonformal


adalah setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir diselenggarakan di luar sistem
pendidikan formal, diselenggarakan secara tersendiri atau bagian penting dari
suatu kegiatan yang lebih luas dengan maksud memberikan layanan khusus
kepada warga belajar atau membantu mengidentifikasi kebutuhan belajar agar
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajarnya. Satuan pendidikan nonformal
terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan
belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis

B. Satuan Pendidikan
Dengan mengacu pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal 26
ayat (4), tercantum bahwa satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga
kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat,
majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.

Kursus

Istilah kursus merupakan terjemahan dari “Course” dalam bahasa inggris,


yang secara harfiah berarti “mata pelajaran atau rangkaian mata pelajaran”. Dalam

3
PP No. 73 tahun 1991 dijelaskan bahwa kursus adalah satuan pendidikan luar
sekolah yang terdiri atas sekumpulan warga masyarakat yang memberikan
pengetahuan keterampilan dan sikap mental tertentu bagi warga belajar.
Menurut Artasasmita (1985), kursus adalah sebagai mata kegiatan
pendidikan yang berlangsung di dalam masyarakat yang dilakukan secara sengaja,
terorganisir, dan sistematik untuk memberikan materi pelajaran tertentu kepada
orang dewasa atau remaja dalam waktu yang relative singkat agar mereka
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat dimanfaatkan untuk
mengembangkan diri dan masyarakat.
Contoh: kursus menjahit, kursus computer, kursus kecantikan, dan lain-lain.
2. Pelatihan
Pelatihan adalah kegiatan atau pekerjaan melatih untuk memperoleh
kemahiran atau kecakapan, pelatihan berkaitan dengan pekerjaan. Adanya
program pelatihan yang terencana dengan baik dan sistematis merupakan cara
utama untuk membiasakan atau memberikan kecakapan kepada individu agar dia
terampil mengerjakan pekerjaannya.
Menurut Artasasmita (1985), pelatihan adalah “kegiatan pendidikan yang
dilaksanakan dengan sengaja, terorganisir dan sistematis di luar sistem
persekolahan untuk memberikan dan meningkatkan suatu pengetahuan dan
keterampilan tertentu kepada kelompok tenaga kerja tertentu dalam waktu yang
relative singkat dengan mengutamakan praktek daripada teori, agar mereka
memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam memahami dan
melaksanakan suatu pekerjaan tertentu dengan cara yang efisien dan efektif.
Contoh: pelatiahn kepemimpinan, pelatiahan tutor, pelatihan metode
pembelajaran, dan lain-lain.
3. Kelompok Belajar
Kelompok belajar yaitu salah satu wadah dalam rangka membelajarkan
masyarakat. Menurut Zaenudin (1985), kelompok belajar adalah upaya yang
dilakukan secara sadar dan berencana melalui bekerja dan belajar dalam
kelompok belajar untuk mencapai suatu kondisi yang lebih baik dibandingkan
dengan kondisi sekarang.

4
Contoh: Kelompok Belajar Paket A, Kelompok Belajar Paket B, Kelompok
Belajar Paket C, Kelompok Belajar Usaha.
4. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
Dengan mengacu kepada pendapat Sihombing (2001), PKBM merupakan
tempat belajar yang dibentuk dari, oleh, dan untuk masyarakat dalam rangka
usaha untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, hobi, dan bakat
warga masyarakat.
PKBM bertitik tolak dari kebermaknaan dan kebermanfaatan program bagi
warga belajar dengan menggali dan memanfaatkan potensi sumber daya manusia
dan sumber daya alam yang ada di lingkungannya.
Melalui PKBM diharapkan terjadi kegiatan pembelajaran dalam masyarakat
dengan memanfaatkan sarana, prasarana, dan potensi yang ada di sekitar
lingkungan masyarakat, agar masyarakat memiliki kemampuan dan keterampilan
yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan tarap hidupnya.
Program pembelajaran yang dapat dilaksanakan di PKBM, diantaranya
Kejar Paket A, Kejar Paket B, Kejar Paket C, KBU, PAUD, Kelompok Pemuda
Produktif.
5. Majelis Taklim
Majelis taklim adalah suatu lembaga pendidikan yang dibentuk atas dasar
pendekatan dari kebutuhan masyarakat (bottom up approach), dengan
kegiatannya lebih berorientasi pada keagamaan, khususnya agama Islam. Melalui
majelis taklim dibahas berbagai aspek yang ditinjau dari sudut pandang agama
Islam.
6. Satuan Pendidikan yang Sejenis
Satuan pendidikan yang sejenis adalah satuan yang tidak termasuk pada luar
satuan yang sudah dijelaskan di atas. Satuan lainnya di antaranya pesantren,
sanggar seni, TKA/TPA.
Pesantren adalah lembaga pendidikan nonformal yang menyelenggarakan
program pendidikan keagamaan.pondok pesantren adalah suatu lembaga
keagamaan yang mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama Islam.
Sanggar seni lebih ditujukan pada tempat kegiatan khusus dalam beraneka
seni yang diikuti anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Sementara itu, TKA/TPA

5
yaitu lembaga pendidikan khusus diperuntukkan bagi anak usia dini dalam bidang
keagamaan, khususnya agama Islam.

C. Komponen-Komponen Dalam Manajemen Pendidikan

Secara umum manajemen pendidikan dijabarkan melalui beberapa


komponen berupa perencanaan pendidikan, pengorganisasian pendidikan,
kepemimpinan pendidikan, penggiatan atau pelaksanaan pendidikan,
pengendalian atau pengawasan pendidikan.
Redja Mudyahardjo dalam Filsafat Ilmu Pendidikan mengemukakan 
manajemen pendidikan mencakup sub-sub komponen: (1) perencanaan; (2) sistem
pendidikan menurut tahap-tahap perkembangan (jenjang pendidikan) dan aspek-
aspek pengembangan (jenis pendidikan); (3) organisasi; (4) administrasi; (5)
keuangan; (6) pemasokan tenaga pendidikan; (7) sistem evaluasi; dan (8)
penelitian.

D. Prinsip – Prinsip Manajemen Pendidikan

Untuk menjamin keberhasilan sebuah usaha maka manajemen haruslah


dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip manajemen. Prinsip-prinsip manajemen
adalah dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah
manajemen.
1. Mnurut Douglas (1963:13-17) merumuskan prinsip-prinsip manajemen
pendidikan sebagai berikut :
2. Memprioritaskan tujuan diatas kepentingan pribadi dan kepentingan
mekanisme kerja.
3. Mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab
4. Memberikan tanggung jawab pada personil sekolah hendaknya sesuai
dengan sifat-sifat dan kemampuannya

6
5. Mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia
6. Relativitas nilai-nilai

Prinsip-prinsip diatas memiliki esensi bahwa manajemen dalam ilmu dan


praktiknya harus memperhatikan tujuan, orang-orang, tugas-tugas, dan nilai-nilai.

Menurut Henry Fayol. Prinsip-prinsip dalam manajemen sebaiknya


bersifat lentur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan kondisi
khusus dan situasi yang berubah-rubah. Prinsip - prinsip umum manajemen
menurut Henry Fayol terdiri dari:
a) Pembagian kerja (Division of work)
b) Pemberian Wewenang dan Tanggung Jawab (Authority and responsibility)
c) Memiliki Disiplin (Discipline)
d) Adanya Kesatuan Komando atau perintah (Unity of command)
e) Adanya Kesatuan Arahan (Unity of direction)
f) Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
g) Adanya Pemberian Kesejahteraan atau gaji pegawai
h) Adanya Pemusatan Wewenang (Centralization)
i) Adanya Hirarki (tingkatan)
j) Adanya Keadilan dan kejujuran
k) Adanya Stabilitas kondisi karyawan
l) Adanya Prakarsa (Inisiative)
m) Semangat kesatuan dan semangat korps

Penerapan Prinsip Manajemen pada Pendidikan

Ada 3 faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan yaitu:


1. Kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan
pendekatan educational production function atau input – input analisis
yang tidak konsisten.
2. Penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara sentralistik.

7
3. Peran serta mayarakat khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan
pendidikan sangat minim.
Berdasarkan penyebab tersebut dan dengan adanya era otonomi daerah
yang sedang berjalan maka kebijakan strategis yang diambil Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah dalam meningkatkan mutu pendidikan untuk
mengembangkan SDM adalah :
a. Manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MBS) dimana sekolah
diberikan kewenangan untuk merencanakan sendiri upaya peningkatan
mutu secara keseluruhan.
b. Pendidikan yang berbasiskan pada partisipasi komunitas (community
based education)
c. Dengan menggunakan paradigma belajar yang akan menjadikan pelajar-
pelajar menjadi manusia yang diberdayakan.

E. Fungsi Manajemen Pendidikan

Fungsi manajemen yang sesuai dengan profil kinerja pendidikan secara


umum adalah melaksanakan fungsi planning, organizing, staffing, coordinating,
leading (facilitating, motivating, innovating), reporting, controlling. Pada dunia
pendidikan, istilah directing lebih tepat memakai istilah leading dengan perluasan
facilitating, motivating, innovating. Selanjutnya fungsi pengawasan dilaksanakan
sebagai bagian dari pelaksanaan manajerial. Pada level sekolah, pengawas lebih
berperan sebagai ”quality assurance” dengan tugas supervise debagai upaya
pembinaan terhadap staf untuk memeprbaiki dan meningkatkan kualitas
pendidikan.
Sedangkan fungsi pokok manajemen pendidikan dibagi 4 macam:
1. Perencanaan
Perencanaan program pendidikan sedikitnya memiliki dua fungsi
utama, yaitu :
1) Perencanaan merupakan upaya sistematis yang
menggambarkan penyusunan rangkaian tindakan yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi atau lembaga

8
dengan mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia
atau sumber-sumber yang dapat disediakan.
2) Perencanaan merupakan kegiatan untuk mengerahkan atau
menggunakan sumber-sumber yang terbatas secara efisien,
dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Pelaksanaan
Pelaksana merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana
menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan
efisien, dan akan memiliki nilai jika dilaksanakan dengan efektif dan
efisien.
3. Pengawasan
Pengawasan dapat diartikan sebagai upaya untuk mengamati secara
sistematis dan berkesinambungan; merekam; memberi penjelasan,
petunjuk, pembinaan dan meluruskan berbagai hal yang kurang tepat; serta
memperbaiki kesalahan, dan merupakan kunci keberhasilan dalam
keseluruhan proses manajemen.
4. Pembinaan
Pembinaan merupakan rangkaian upaya pengendalian secara
profesional semua unsur organisasi agar berfungsi sebagaimana mestinya
sehingga rencana untuk mencapai tujuan dapat terlaksana secara efektif
dan efisien.
Dari masing-masing fungsi manajemen yang dikemukakan di atas, akan
dipaparkan pada bagian berikut dengan mengacu pada pengklasifikasian dari
Luther Gulick (POSDCORB).
A. Perencanaan
Perencanaan memgacu pada pemikiran dan penentuan apa yang
akan dilakukan di masa depan, bagaimana melakukannya, dan apa yang
harus disediakan untuk melaksanakan aktivitas tersebut untuk mencapai
tujuan secara maksimal. Dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan,
perencanaan dianggap sebagai tindakan mempersiapkan sejumlah tindakan
untuk masa yang akan datang dengan jalan membuat keputusan-keputusan
sekarang.

9
B. Pengorganisasian
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian peranan,
tugas dan tanggung jawab pada orang atau bagian yang terlibat dalam
kerja sama sekolah. Kegiatan pengorganisasian menentukan siapa yang
akan melaksanakan tugas sesuai prinsip pengorganisasian.
C. Penyusunan Pegawai
Fungsi staffing dalam konsep manajeme merupakan fungsi yang
tidak kalah pentingnya. Fungsi ini lebih difokuskan pada sumberdaya
manusia yang akan melakukan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan
dan diorganisasikan secara jelas pada fungsi perencanaan dan
pengorganisasian.
D. Pengarahan
Pengarahan diartikan sebagai suatu usaha untuk menjaga agar apa
yang telah direncanakan dapag berjalan seperti yang dikehendaki. Artinya
semua yang telah direncanakan sebelumnya hendaknya dapat
direalisasikan sebagaimana seharusnya.
E. Koordinasi
Pengkoordinasian merupakan suatu aktivitas manajer membawa
orang-orang yang terlibat dalam organisasi ke dalam suasana kerjasama
yang harmonis. Orang yang terlibat tersebut dijadikan satu kesatuan yang
utuh sehingga tidak satupun di antara mereka terpisah dengan yang lain.
F. Pencatatan dan Pelaporan
Fungsi ini memegang peranan penting dalam memberhasilkan
kegiatan manajemen pendidikan. Fungsi ini bertanggung jawab akan
segala proses dan kegiatan yang direncanakan maupun yang dilaksanakan
dalam suati lembaga pendidikan.
G. Pengawasan
Proses pengawasan mencatat perkembangan ke arah tujuan dan
memungkinkan manajer mendeteksi penyimpangan dari perencanaan tepat
pada waktunya untuk mengambil tindakan korektif sebelum terlambat.
Secara umum, pengawasan dikaitkan dengan upaya

10
mengendalikan,membina dan pelurusan sebagai upaya pengendalian mutu
dalam arti luas.

F. Bidang Tugas manajemen pendidikan


Bidang tugas manajemen pendidikan adalah bidang atau jenis tugas
pokok yang harus dikelola oleh administrator atau manajer pendidikan.
Secara operasional bidang tugas pendidikan ini disebut sebagai substansi
manajemen yabg harus diberdayakan sedemikian rupa oleh administrator
atau manajer (Kepala Sekolah ) agar tujuan pendidikan dan pembelajaran
dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Bidang Tugas Manajemen


a. Pengelolaan Bidang Kurikulum
Kurikulum dalam sistem pendidikan merupakan komponen yang
teramat penting mengingat kurikulum adalah pedoman dalam proses
belajar mengajar. Pengelolaan kurikulum dibicarakan dalam
manajemen pendidikan yang berkaitan dengan bagaimana
mengorganisasikan sumber-sumber sekolah yang dapat diberdayakan
dalam merealisasikan isi kurikulum oleh guru.
b. Pengelolaan Peserta Didik
Dalam pengembangan kegiatan di bidang peserta didik ini, manajer
pendidikan diharapkan memiliki kemampuan dalam meneliti
pertumbuhan dan perkembangan penduduk, penerimaaan peserta didik,
penetapan daya tampung, penetapan syarat-syarat peserta didik,
pembentukan panitia penerimaan peserta didik, pembinaan peserta
didik.
c. Pengelolaan Personalia
Personalia pendidikan yaitu mereka yang membidangi kegiatan
edukatif, yaitu pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan
kegiatan pengajaran dan pendidikan di lembaga pendidikan, di
antaranya adalah guru,petugas bimbingan konseling, dan non edukatif,
yaitu tenaga tatausaha dan penjaga atau pesuruh lembaga pendidikan.
d. Pengelolaan Sarana Prasarana

11
Pengelolaan perlengkapan pendidikan merupakan keseluruhan
proses perencanaan,pengadaan , pendayagunaan yang digunakan untuk
menunjang penyelenggaraan sistem pendidikan agar tujuan pendidikan
dapat tercapai. Perlengkapan pendidikan adalah semua benda bergerak
maupun tidak bergerak yang digunakan untuk menunjang
penyelenggaraan sistem pendidikan.
e. Pengelolaan Keuangan
Pengelolaan keuangan pendidikan meliputi kegiatan perencanaan
dan penyusunan anggaran biaya, pencarian dan pengusahaan sumber
biaya, penggunaan anggaran, penyimpanan, pencatatan dan pelaporan,
dan pertanggungjawaban keuangan. Pengelolaan keuangan pendidikan
dimaksudkan untuk mewujudkan suatu tertib administrasi keuangan,
sehingga pengurusannya dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
f. Pengelolaan Layanan Khusus
Layanan khusus adalah suatu usaha yang tidak secara langsung
ber3hubungan dengan proses belajar-mengajar di kelas, tetapi secara
khusus diberikan kepada peserta didik oleh lembaga pendidikan agar
mereka lebih optimal dalam melaksanakan kegiatan belajarnya. Seperti
pepustakaan,uks,dan kantin sekolah.
g. Pengelolaan Tata Usaha
Ketatausahaan adalah salah satu bidang garapan manajemen
pendidikan yang menyangkut segenap rangkaian pengelolaan
pencatatan dan pelaporan seluruh kegiatan yang dilaksanakan dalam
suatu organisasi. Aktivitas ketatausahaan ini dapat dijadikan barometer
aktivitas suatu lembaga. Jika aktivitas ketatausahaan suatu sekolah
dapat berjalan dengan baik maka itu sebagai indikator bahwa sekolah
tersebut berhasil dalam melaksanakan aktivitas manajerialnya.
h. Pengelolaan Humas
Hubungan sekolah dengan masyarakat adalah merupakan suatu
proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat untuk
meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan dan kegiatan

12
pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama dalam meningkatkan
dan mengembangkan kuantitas dan kualitas lembaga pendidikan. Ini
berarti sekolah, manajer pendidikan menghadapi masyarakat yang
banyak kepentingam dan masalah yang harus diperhatikan dam
dihadapi selama pengajaran dan pendidikan berlangsung di sekolah.

BAB III

PENUTUP

A.   Simpulan
Konsep dasar manajemen yang merupakan ilmu sebagai suatu bidang
pengetahuan yang mengatur suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang
dilandasi dengan keahlian khusus. Manajemen pendidikan dapat didefinisikan
sebagai proses perencanaan, pengorganisaisan,pengerakkan,dan pengendalian
sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif. Sistem
Pendidikan Nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait
secara terpadu untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional.Sistem Pendidikan
Nasional merupakan pedoman Bagi manajer Pendidikan untuk berperilaku baik
secara individu maupun kelompok.

13
B.   Saran
Manajemen pendidikan adalah ilmu yang diterapkan ke semua aspek
sebagai tatanan didalam kehidpuan,ini perlu diterapakn bukan hanya pada
organisasi saja,melainkan individu juga harus mempunyai manajemen agar
kehidupanya terarah dan teratur serta mencapai tujuan yang diinginkan dengan
baik.

DAFTAR PUSTAKA

Wau, Yasaratodo. (2020). Profesi Kependidikan. Medan: Unimed Press.

Hanun. 2012. “Komponen-Komponen Sekolah. Makalah Ilmu Pendidikan”,


         (Online), (http://umihanum27.blogspot.com/2012/11/makalah-
          manajemen-komponen-komponen_1890.html., diakses 8 Mei 2013).

14

Anda mungkin juga menyukai