Anda di halaman 1dari 5

Berdasarkan geografis.

Desa merupakan land settlement yang bersifat rural. Sebenarnya tidaklah mudah untuk
mendefinisikan baik desa ataupun kota secara tepat, seperti yang dikemukakan oleh Lowry
Nelson:” .... while precice definitions of rural and urban are not possible, nor necessary for
our purposes, it is important that the two fields be roughly defined. Becauce every one have a
general idea of the meaning of these terms, the student may be surprised to learn that a
precise definition can not be given”.

Bila ditinjau pendapat Lowry Nelson tersebut, maka memang sulit memberikan definisi desa
secara tepat karena materinya sendiri tidak merupakan sesuatu yang statis, dan tidak mudah
diamati secara tepat. Hal senada dikemukakan oleh Bintarto, namun sebagai seorang geograf
Bintarto mendasarkan pada adanya faktor-faktor geografi yang mempengaruhi desa, sehingga
ia mendefinisikan desa adalah: Desa adalah suatu perujudan geografis yang merupakan hasil
perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya. Hasil perpaduan itu
ialah suatu ujud atau kenampakan di muka bumi yang ditimbulkan oleh unsur-unsur
fisiografi, sosial, ekonomi, politik dan kultural yang saling berinteraksi antara unsur tersebut
dan juga dalam hubungannya dengan daerah-daerah lain. ( Bintarto, 1983:11). Selanjutnya
Bintarto membedakan desa berdasarkan arti umum, yaitu desa sebagai unit pemusatan
penduduk yang bercorak agraris, dan terletak jauh dari kota. Sedang desa dari segi
administratif diartikan sebagai wilayah kesatuan administratif yang dikenal dengan istilah
kelurahan ( terdapat di kota ).

Potensi desa merupakan kemampuan yang mungkin dapat diaktifkan dalam pembangunan,
mencakup kondisi alam dan manusianya, serta hasil kerja manusia itu sendiri. Komponen-
komponen potensi desa pada dasarnya meliputi unsurunsur seperti: alam, lingkungan hidup
manusia, penduduk, usaha-usaha manusia, serta sarana prasarana yang dibuat.

Bintarto (1983:17-18), membedakan potensi desa atas potensi fisis dan potensi non fisis.
Potensi fisis, meliputi: 1. Tanah, dalam arti sebagai sumber bahan tambang dan meineral,
sumber tanaman, yang merupakan sumber mata pencaharian adn penghidupan 2. Air,dalam
arti sumber air, kualitas air dan tata airnya untuk kepentingan irigasi, dan keperluan sehari-
hari. 3. Iklim yang berperan penting dalam kegiatan pertanian. 4. Ternak, dalam arti terank
sebagai sumber tenaga kerja, sumber bahan pangan dan sumber pendapatan. 5. Manusia
dalam arti sebagai pengolah tanah dan juga sebagai produsen. Potensi non fisis, meliputi
antara lain: 1. Masyarakat desa yang hidup berdasarkan gotong royong yang dapat
merupakan kekuatan berproduksi dan kekuatan membangun atas dasar kerja sama dan saling
pengertian diantara sesama warga desa. 29 2. Lembaga-lembaga sosial, pendidikan, yang
dapat membantu dan membimbing waraga desa. 3. Aparatur dan pamong desa, yang
merupakan sumber kelancaran dan ketertiban pemerintahan desa. Potensi desa satu dengan
lainnya tidak sama, karena lingkungan geografis dan keadaan penduduknya berbeda, luas
tanah, macam tanah, kesuburan tanah yang tidak sama. Sumber air dan tasta air yang berbeda
menyebabkan cara penyesuaian atau cara kehidupan yang berbeda pula. Hal inilah yang
menyebabkan berbagai tingkat kemajuan desa, ada desa yang kurang berkembang, sedang
berkembang, dan desa yang maju. Sebagai kesimpulan tentang faktor yang dapat
mempengaruhi maju mundurnya desa, dapat disebutkan antara lain: a) potensi desa yang
mencakup potensi sumber daya alam, potensi penduduk warga desa serta aparatur desa; b)
interaksi antara desa dengan kota, antara desa dengan desa lainnya yang dipengaruhi
perkembangan transportasi dan komunikasi; c) lokasi desa terhadap daerah sekitarnya yang
lebih maju.

No Potensi desa Indikator 1 Sumber daya alam 1) potensi umum yang meliputi batas dan luas
wilayah,iklim,jenis dan kesuburan tanah,orbitasi,bentangan wilayah dan letak; 2) pertanian 3)
perkebunan 4) kehutanan 5) peternakan 6) perikanan 7) bahan galian 8) sumberdaya air 9)
kualitas lingkungan 10) ruang publik/taman 11) wisata 2 Sumber daya manusia 1) jumlah 2)
usia 3) pendidikan 4) mata pencaharian pokok 5) agama dan aliran kepercayaan 6)
kewarganegaraan 7) etnis/suku bangsa 8) cacat fisik dan mental 9) tenaga kerja
Aspek Geografi

a. Perkembangan transportasi di perkotaan yang semakin meningkat. Fasilitas dan


perkembangan transportasi di daerah perkotaan semakin lama semakin maju, berbeda
dengan daerah perdesaan yang umumnya fasilitas dan perkembangan transportasi
belum di optimalkan, oleh karena itu masyarakat perdesaan pergi mencari fasilitas
yang lebih baik dan pergi ke daerah perkotaan.
b. Kesempatan kerja yang lebih banyak dan bervariasi di perkotaan. Mayoritas
penduduk perdesaan menjalankan roda perekonomiannya dari sektor agraris seperti
petani, sedangkan di daerah perkotaan banyak sekali menawarkan berbagai macam
jenis pekerjaan, oleh karena itu masyarakat perdesaan ingin mencoba hal baru dan
datang ke daerah perkotaan.

Untuk mengatasi dan mengelola berbagai masalah yang ditimbulkan oleh urbanisasi
diperlukan adanya suatu kebijaksanaan atau policy terhadap permasalahan urbanisasi
berdasarkan aspek geografi , yaitu :

a. Menertibkan dan mengoptimalkan program transmigrasi sehingga nantinya tercapai


suatu pemerataan SDM di berbagai wilayah Indonesia
b. Mengembangkan daerah perdesaan agar menjadi salah satu tempat wisata daerah,
sehingga nantinya dapat membuka lapangan pekerjaan yang baru bagi masyarakat
sekitar.
c. Mengatur arus penduduk dari daerah perdesaan ke perkotaan melalui kegiatan
administratif dan kebijaksanaan lainnya.
d. Menghidupkan daerah perdesaan dengan berbagai kegiatan pembangunan antara lain
pengembangan dan peningkatan jalur transportasi dan komunikasi.

(Daramista, 2005)
(Endah, 2020)
(Jamaludin, 2015b)
(Jamaludin, 2015a)
(Naping, 2016)
(Marnis & Priyono, 2008)
(Murni, 2014)
(Slamet Supriyadi, 2019)
(Soewartoyo and Soetopo, 2009)
(Soleh, 2017)
(Susilawati, 2012)

(Wibowo et al., 2017)Daramista, D. I. D. (2005) ‘Analisis potensi sumber daya manusia


dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat di desa daramista’, pp. 50–57.

Endah, K. (2020) ‘Pemberdayaan Masyarakat : Menggali Potensi Lokal Desa’, Moderat:


Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, 6(1), pp. 135–143.
Jamaludin, A. N. (2015a) Sosiologi Perdesaan, Journal of Chemical Information and
Modeling.

Jamaludin, A. N. (2015b) ‘Sosiologi Perkotaan Memahami Masyarakat Kota dan


Problematikanya’, Sosiologi Perkotaan, 2(2), pp. 59–80.

Marnis & Priyono (2008) Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Sumber Daya
Manusia. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.

Murni, R. (2014) ‘Sumber Daya Dan Permasalahan Sosial Di Daerah Tertinggal: Kasus Desa
Patoameme, Kabupaten Boalemo’, Sosio Konsepsia, 4(1), pp. 260–273.

Naping, H. (2016) ‘Identifikasi Dan Analisis Potensi Lokalitas Bagi Strategi Pemberdayaan
Masyarakat Nelayan Di Desa Pancana Sulawesi Selatan’, Walasuji : Jurnal Sejarah dan
Budaya, 7(2), pp. 401–416. doi: 10.36869/wjsb.v7i2.140.

Slamet Supriyadi (2019) ‘Karakteristik Geografis Dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam’.

Soewartoyo and Soetopo, T. (2009) ‘Potensi Sumber Daya Alam dan Peningkatan Kulaitas
Sumber Daya Manusia di Kawasan Masyarakat Pesisir, Kabupaten Bangka’, Jurnal
Kependudukan Indonesia, IV(2), pp. 61–78. Available at:
http://ejurnal.kependudukan.lipi.go.id/index.php/jki/article/download/185/217.

Soleh, A. (2017) ‘Strategi Pengembangan Potensi Desa’, Jurnal Sungkai, 5(1), pp. 35–52.

Susilawati, N. (2012) ‘Interaksi desa-kota dan permasalahannya’, Sosiologi Pedesaan, pp. 1–


148.

Wibowo, F. G. et al. (2017) ‘Identifikasi Potensi, Kebutuhan, Dan Permasalahan Berdasarkan


Hubungan Interaksi Masyarakat Dengan Lingkungannya Yang Rentan Terhadap Bencana
Longsor’, Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial, 18(2), pp. 95–112. doi:
10.7454/jurnalkessos.v18i2.104.

Anda mungkin juga menyukai