Anda di halaman 1dari 11

Sejarah dan Teori-teori

Perubahan Sosial

Kelompok 7

Sri Ayu Anggraini

Suci Meiken Saragi

Syaluna

Terima Kristina

Tessalonika Lumbantobing
Sejarah Perubahan Sosial

Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam


suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap-sikap sosial, dan pola perilaku di
antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Dalam kehidupan masyarakat pasti akan terjadi sebuah perubahan sosial, karena masyarakat merupakan suatu proses
evolusi dan perkembangan. Perubahan ini sebenarnya berlangsung sejak puluhan atau bahkan ratusan tahunyang lalu.

Perkembangan sosial di Indonesia


Perkembangan sosial di Indonesia dimulai dengan reformasi yang membawa perubahan terhadap tantanan
kehidupan. Reformasi merupakan suatu proses perbaikan dengan melakukan koreksi terhadap unsure-unsur yang
rusak, dengan tetap mempertahankan elemen budaya dasar yang masih fungsional, tanpa merubah bentuk
masyarakat dan budaya secara total dan mendasar. Transformasi adalah perubahan yang sifatnya lebih cepat, total,
mendasar dan menyeluruh. Sedangkan deformasi merupakan kerusakan pada keteraturan sosial tersebut.
Perubahan yang cepat tersebut harus mampu mempertahankan “culturalcontinuity”, dan disini suatu unsur yang
amat perlu dipertahankan adalah kesepakatan-kesepakatan nilai (commonalityofvalues) yang pernah dicapai selama
lebih dari 60 tahun silam.
 
Akibat gejala sosiologis fundamental, maka terjadi pergeseran-pergeseran
yang diantaranya sebagai berikut:
 
1) Pergeseran Struktur Kekuasan: Otokrasi Menjadi Oligarki, Kekuasaan
terpusat pada sekelompok kecil elit, sementara sebagian besar rakyat
(demos) tetap jauh dari sumber-sumber kekuasaan (wewenang, uang,
hukum, informasi dsb.). Krisis dlmrepresentativedemocracy dan civilsociety.
 
2) Kebencian Sosial Yang Tersembunyi (Socio–CulturalAnimosity). Pola
konflik di Indonesia ternyata bukan hanya terjadi antara pendukung fanatik
Orba dengan pendukung Reformasi, tetapi justru meluas antar suku,
agama, kelas sosial, kampung dsb. Sifatnyapun bukan vertical antara kelas
atas dan bawah tetapi justru lebih sering horizontal, antara rakyat kecil,
sehingga konflik yang terjadi bukan konflik yang korektif tetapi destruktif
(tidak fungsional tetapi disfungsional). Kita menjadi “self destroyingnation”.
Teori Perubahan Sosial Tokoh yang berpengaruh dalam teori ini adalah
Fungsional 1. William Ogburn. Menurutnya, biarpun unsur – unsur
masyarakat saling berkaitan satu sama lain, namun
kecepatan perubahan setiap unsur tidaklah sama. Ada
Unsur yang berubah dengan cepat, adapula yang
perubahannya lambat.
2. Menurut Veblen (1993:206) melihat tatanan
Teori Fungsional (Functional Theory) menjelaskan masyarakat sangat di tentukan oleh  teknologi. Teknologi 
bahwa, Perubahan Sosial merupakan suatu yang konstan telah membuat tatanan yang ada dalam masyarakat
dan tidak memerlukan penjelasan. Oleh karena itu menjadi sama dan bahkan menghancurkan tatanan yang
perubahan sosial bisa saja mengacaukan suatu telah ada. Tatanan yang di maksud adalah hancurnya
keseimbangan dalam masyarakat. Jadi Teori Fungsional segala yang dihormati masyarakat berupa aturan dan
hanya menerima perubahan yang bermanfaat bagi kebudayaan yang telah di anut oleh masyarakat setempat.
masyarakat, sedangkan perubahan yang tidak bermanfaat Teknologi telah menguasai kehidupan masyarakatnya,
akan dibuang (tidak dipakai). yang akan berpengaruh tehadap kebudayaan dan perilaku
Teori Fungsionalis menyatakan bahwa ketidakpuasan masyarakatnya.
masyarakat terhadap keadaan sosial yang sedang berlaku
merupakan penyebab utama terjadinya perubahan sosial. Perubahan sosial menurut Veblen dan Ogburn (dalam 
Ketidakpuasan ini tidak dirasakan oleh semua anggota Lauer,  1993:211-212) memberikan sumbangan berharga
masyarakat, sebagian anggota masyarakat tidak dengan menunjukan bagaimana cara perubahan teknologi
menginginkan perubahan. menimbulkan masalah bagi manusia. Ada beberapa
pendapat tentang teknologi yang membawa kebuntuan
kepada kita, yaitu ada empat kebuntuan.
Teori Perubahan Sosial Siklus
Tokoh teori siklus :

a) Oswald Spengler, seorang filsuf sosial Jerman, berpandangan


Teori perubahan sosial siklus bahwa setiap peradaban besar menjalani proses penahapan
kelahiran, pertumbuhan, dan keruntuhan. Selanjutnya,
merupakan perubahan sosial yang perubahan sosial akan kembali pada tahap kelahirannya kembali.
terjadi berulang-ulang, yang mana
apa yang terjadi sekarang akan b) Arnold Toynbee, seorang sejarawan sosial Inggris, berpendapat
memiliki kesamaan/kemiripan bahwa sejarah peradaban adalah rangkaian siklus kemunduran
dengan apa yang ada di zaman dan pertumbuhan.Akan tetapi, masing-masingperadaban
dahulu. memiliki kemampuan meminjam kebudayaan lain dan belajar dari
kesalahannya untuk mencapai tingkat peradaban yang tinggi.
Salah satu contoh adalah kemajuan teknologi di suatu
masyarakat umumnya terjadi karena proses belajar dari
kebudayaan lain. Selain itu, dalam perubahan mode pakaian,
seringkali kita melihat mode pakaian terbaru kadang-kadang
merupakan tiruan atau mengulang model pakaian zaman dulu.
Soekanto menjelaskan ciri-ciri perubahan sosial sebagai berikut :

a) Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembanganya karena setiap masyarakat

mengalami perubahan yang terjadi secara lambat laun maupun cepat.

b) Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu akan diikuti oleh C
I
perubahan pada lembaga-lembaga lain. R
I
c) Perubahan yang berlangsung sangat cepat, biasanya mengakibatkan disorganisasi -
C
karena dalam masyarakat ada proses penyesuaian diri/adaptasi. Disorganisasi yang I
R
diikuti oleh proses reorganisasi akan menghasilkan pemantapan kaidah-kaidah dan I

nilai yang baru.

d) Suatu perubahan tidak dapat dibatasi pada aspek kebendaan atau spiritual saja, karena

keduanya mempunyai kaitan timbal balik yang kuat. (Nanang Martono 2011)
Ciri-Ciri Perubahan Sosial lainnya:

• Berkelanjutan • Terjadi dimana-mana

• Imitatif
• Dilakukan secara
sengaja

• Hubungan Kausalitas

• Sering menimbulkan
kontroversi

• Disorganisasi Sementara
DAMPAK POSITIF

a. Integrasi Sosial

Dalam perubahan sosial di masyarakat, perlu diikuti adanya penyesuaian baik unsur masyarakat maupun
unsur baru. Hal ini sering disebut sebagai integrasi sosial. Unsur yang saling berbeda dapat saling
menyesuaikan diri. Indonesia yang terdiri dari beranekaragam suku bangsa dan budayanya, diharapkan
semua unsur/ komponen bangsa dapat menyesuaikan diri.

b. Berkembang nilai-nilai yang lebih bermakna dalam hidup.

Untuk kemudahan hidup bersama, pemahaman untuk saling menghormati, menghargai prestasi
dan karya orang lain, bahkan akan terjadi sharing hidup dan saling memberi dan menerima,
sehingga hubungan sosialnya interdependensi.
DAMPAK NEGATIF
3) Mestizo Culture.

Mestizo culture atau kebudayaan campuran


a. Disintegrasi Sosial merupakan proses percampuran unsur kebudayaan
yang satu dengan unsur kebudayaan lain yang
Disintegrasi sering diartikan sebagai memiliki warna dan sifat yang berbeda. Hal ini
proses terpecahnya suatu kesatuan bercirikan sifat formalisme, yaitu hanya dapat
menjadi bagian-bagian kecil yang meniru bentuknya, tetapi tidak mengerti akan arti
terpisah satu sama lain. sesungguhnya.

2) Cultural Lag

Menurut William F. Ogburn dikemukakan sebagai


perbedaan taraf kemajuan antara berbagai bagian
dalam kebudayaan, atau ketertinggalan antara
unsur kebudayaan material dengan non material.
Budaya yang masuk dalam masyarakat begitu
pesat tanpa diimbangi dengan ilmu pengetahuan
tentang budaya itu.
Gejala
Disintegrasi Sosial
Adapun gejala yang menyebabkan terjadinya disintegrasi sosial adalah:

1. Tidak ada persepsi atau persamaan pandangan di antara anggota masyarakat mengenai

norma yang semula dijadikan pegangan oleh anggota masyarakat.

2. Norma-norma masyarakat tidak berfungsi dengan baik sebagai alat untuk mencapai

tujuan masyarakat.

3. Timbul pertentangan norma-norma dalam masyarakat, sehingga menimbulkan

kebingungan bagi anggota masyarakat itu sendiri.

4. Tidak ada tindakan sanksi yang tepat bagi pelanggar norma.

5. Tindakan dalam masyarakat sudah tidak sesuai lagi dengan norma masyarakat.

6. Interaksi sosial yang terjadi ditandai dengan proses yang bersifat disosiatif.
THANK
YOU!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai