PENDAHULUAN
A. Latar BelakangMasalah
B. Fokus Penelitian
Dari latar belakang di atas ada tiga fokus penelitian.
1. BagaimanaperencanaanprogramPendidikanAnakUsiaDini ?
2. Bagaimana pelaksanaan program Pendidikan Anak Usia Dini ?
3. BagaimanasistemevaluasiprogramPendidikanAnakUsiaDin?
C. TujuanPenelitian
Hasil penelitian Ari Sofia dan Annisa Yulistia (2020), yang berjudul “Pengaruh
Kompetensi Kepribadian terhadap Motivasi Kerja Guru Pendidikan Anak Usia Dini",
menurut indikator- indikator kompetensi kepribadian guru menunjukkan bahwa
kompetensi kepribadian guru pendidikan anak usia dini pada program profesional
guru dalam jabatan berada pada kategori cukup baik. Motivasi kerja guru pendidikan
anak usia dini dalam program profesional guru dalam jabatan berada pada kategori
baik. Berdasarkan hasil analisis uji hipotesis menunjukkan bahwa kompetensi
kepribadian memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja guru
pendidikan anak usia dini pada program PPG dalam jabatan. Hal tersebut berarti
kompetensi kepribadian guru dapat memberikan pengaruh pada motivasi kerja guru,
sehingga apabila kompetensi kepribadian guru meningkat, maka akan memberi
peningkatan pula pada proses kerja guru.
Hasil penelitian Ifat Fatimah Zahra (2015), bejudul “ Penilaian dalam Pembelajaran
Anak Usia Dini”,Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan mencapai sumber
daya manusia yang bermutu sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan, maka
perlu dilakukan penilaian proses dan hasil belajar secara sistematis dan
berkelanjutan.Penilaian merupakan proses pengumpulan informasi oleh guru tentang
perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui
berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan
secara tepat bahwa kompetensi yang telah ditetapkan benar-benar dikuasai dan
dicapai anak didik. Proses penilaian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
proses pembelajaran dan bersifat menyeluruh (holistik) yang mencakup semua aspek
perkembangan anak didik baik aspek sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Oleh
karena itu, agar tujuan penilaian tersebut tercapai, guru hendaknya memiliki
pengetahuan berbagai metode dan teknik penilaian sehingga memiliki keterampilan
memilih dan menggunakan dengan tepat metode dan teknik yang dianggap paling
sesuai dengan tujuan dan proses pembelajaran, serta pengalaman belajar yang telah
ditetapkan.
B. Kerangka Konseptual
PAUD merupakan salah satu bentuk pendidikan jenjang PAUD yang pada hakekatnya
adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan
dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada perkembangan seluruh
aspek kepribadian anak. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas bahwa: “Pendidikan
Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak meiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.
Sedangkan menurut Anwar dan Ahmad (2003) PAUD adalah “pendidikan yang
berfungsi untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, serta perkembangan
kejiwaan peserta didik yang dilakukan di dalam maupun di luar lingkungan keluarganya”.
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses
perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Sujiono (2009)
menyatakan bahwa “PUD merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menitikberatkan pada peletakkan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik
(koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan/9daya oikir, daya cipta, kecerdasan
emosi, kecerdasan spiritual), sosio-emosional( sikap dan perilaku serta beragama), bahasa
dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembanganyang dilalui oleh
anak usia dini.”
Johann Heinrich Pestalozzi adalah seorang ahli pendidikan Swiss berpandangan bahwa
anak pada dasarnya memiliki pambawaan yang baik. Pertumbuhan dan perkembangan
yang terjadi pada anak berlangsung secara bertahap dan berkesinambungan. Lebih lanjut
ia mengemukakan bahwa masing-masing tahap pertumbuhan dan perkembangan seorang
individu haryslah tercapai dengan sukses sebelumberlanjut pada tahap berikutnya.
B. Pandangan Maria Montessori (1870-1952)
Froebel yang merupakan kelahiran Jerman ini memandang anak sebagai individu yang pada
kodratnya bersifat baik. Sifat yang timbul karena kurangnya pendidikan atau
perkembangan yang didalami oleh anak harus dipandang sebagai suatu kesatuan yang
utuh. Anak memiliki potensi, dan potensi itu akan hilang jika tidak dibina dan
dikembangkan.
D. Pandangan J.J Rousseau
Rousseau menyarankan konsep “kembali ke alam” dan pendekatan yang bersifat alamiah
dalam pendidikan anak. Bagi Rousseau pendekatan alamiah berarti anak akan
berkembanag secara optimal, tanpa hambatan.
Menurutnya pula bahwa pendidikan yang bersifat alamiah menghasilkan dan memacu
berkembangnya kualitas semacam kebahagiaan, spontanitas dan rasa ingin tahu.
E. Pandangan Konstruktivis
Pada dasarnya paham konstruktivis ini mempunyai asumsi bahwa anak adalah
pembangun pengetahuan yang aktif. Anak mengkonstruksi, membangun pengetahuannya
berdasarkan pengalamannya. Pengetahuan tersebut diperoleh anak dengan cara
membangunnya sendiri secara aktif melalui interaksi yang dilakukannya dengan
lingkungan.
F. Pandangan Ki Hadjar Dewantara
Ki Hadjar memandang anak sebagai kodrat alam yang memiliki pembawaan masing-
masing serta kemerdekaan untuk berbuat serta mengatur dirinya sendiri. Akan tetapi
kemerdekaan itu juga sangan relatif karena dibatasi oleh hak-hak yang patut dimiliki oleh
orang lain.
Anak memiliki hak untuk menentukan apa yang baik pada dirinya, sehingga patut diberi
kesempatan untuk berjalan sendiri, dan tidak terus menerus dicampuri atau dipaksa.
Pamong hanya boleh memberikan bantuan apabila anak mengahadapi hambatan yang
cukupberat dan tidak dapat diselesikan. Hal tersebut merupakan cerminan dar semboyan
“tut wuri handayani”.
Berdasarkan Angka Partisipasi Kasar (APK) penyelenggaraan PAUD di Indonesia tahun
2015/2016 oleh Pusat Dta Statistik Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud, 2015),
didapatkan informasi bahwa rata-rata APK PAUD di Indonesia adalah 70,06 %. Walaupun
sudah menunjukkan presentase yang cukup memuaskan namun bila dilihat secara partial
masih terdapat sekitar 50 % APK < 65, dan 58,82 % dibawah 70 %. Angka ini
menunjukkan; 30% anak usia dini 0-6 tahun masih belum mendapatkan layanan
pendidikan, dan adanya ketidakmerataan jumlah siswa yang telayani oleh satuan PAUD
dan sejenisnya.
C. Kerangka Berpikir
Sumber data pada penelitian ini adalah data sekunder. Yang dimana sumber-sumber
penelitian kami diperoleh bukan dari hasil penelitian secara langsung, melainkan diperoleh
dari hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Sumber data sekunder
yang telah kami gunakan yaitu diperoleh dari jurnal-jurnal yang membahas mengenai
pemecahan masalah.
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode dokumentasi (Kualitatif).
Yang dimana metode dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan
mencari data-data literatur yang terkait dengan permasalahan penelitian, dimana penelitian
bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Metode penelitian kualitatif ini
bertolak dari data dimana memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas. Data-data
yang telah diperoleh dari berbagai data literatur dikumpulkan menjadi suatu dokumen yang
digunakan untuk menjawab permasalahan yang ada pada penelitian.
3.4 Metode Analisis Data
Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif, hal ini karena
penelitian tersebut dilakukan secara bertahap. Yang dimana kami mengumpulkan data yang
berupa jurnal-jurnal terlebih dahulu kemudian mereview serta menganalisis jurnal-jurnal
tersebut, sehingga memperoleh hasil dari permasalahan pada penelitian.
Penelitian ini dilakukan dengan cara mereview dan menganalisis terlebih dahulu jurnal-
jurnal yang akan dikaji untuk dapat memperoleh hasil dari permasalahan pada penelitian.