Anda di halaman 1dari 3

NOTULENSI KEGIATAN

KULIAH/CASE/JURNAL/ PROCEDURE SKILLS


“Prolaps Organ Panggul (POP) ”
Pembimbing: dr.Hj. Amir Fauzi ,Sp.OG(K)
(Dokter Muda Stase Obgin Periode 05 Januari 2021 - 08 Februari 2021)

Pj: Audrey Gracillia Rachel


Kelompok A

SESI TANYA JAWAB

Sesi 1
1. Dela – Bagaimana pencegahan terjadinya POP pada pasien yang memiliki faktor-faktor
risiko tsb?
Jawab:
Terdapat 2 faktor risiko, yaitu
 Faktor risiko yang dapat diubah: jumlah anak, lama kepala di dasar panggul, cara
persalinan (jalan lahir di diafragma urogenital), berat badan, lifestyle
 Faktor risiko yang tidak dapat diubah : usia, menopause

Kiat-kiat pencegahan, yaitu


 Menguatkan otot dasar panggul/pelvic floor dengan cara latihan dasar panggul
sebelum hamil, saat dalam keadaan hamil, dan setelah melahirkan
 Mencegah faktor-faktor risiko yang dapat diubah yaitu berat badan dengan cara
mempertahankan BB ideal, lalu dapat juga berolahraga dan lifestyle yang baik
sehingga tidak terkena penyakit kronik (batuk kronis, dll)
 Mencegah faktor-faktor risiko yang tidak dapat diubah seperti menopause dengan
hormonal replacement therapy
2. Yulia – Apakah setelah tatalaksana pada POP ringan bisa sembuh sempurna dan tidak
relaps?
Jawab:
Bisa sembuh dan mendekati sempurna. Namun, untuk tidak terjadinya relaps, pasien
harus menjaga dan menghindari faktor-faktor risiko yang bisa dihindari seperti
kehamilan, anak yang besar, melahirkan, trauma pelvis.

3. Adelia – Bagaimana tatalaksana awal sebagai dokter umum untuk POP?


Jawab:
Tatalaksana sampai konservatif tanpa operatif (kegel exercise dan pessarium)
Kegel exercise prolaps ringan (grade 1-2)
Pessarium  Prolaps Berat (3-4) : yakinkan bahwa itu bukan elongation uteri karena apa
bila dipasang uteri masih akan keluar

4. Chandra – Apakah pada kehamilan dapat menyebabkan atau memperparah terjadinya


POP?
Jawab:
Pasti, karena kehamilan merupakan faktor risiko dari terjadinya prolaps organ panggul.
Walaupun sudah pernah prolaps dan sudah ditatalaksana, pasien masih boleh hamil
karena itu merupakan hak dari pasien. Tetapi tetap sebagai dokter umum, harus
memberikan edukasi bahwa kehamilan dan persalinan merupakan faktor risiko terjadinya
prolaps organ panggul.

5. Muthiara – Apakah setelah dilakukan pemasangan pessarium, pasien masih bisa memiliki
anak lagi?
Jawab:
Ya, pasien masih bisa hamil kembali walaupun sudah pernah mengalami POP. Pada usia
kehamilan 4 bulan, pesarium yang sudah terpasang, dapat dilepas terlebih dahulu.
Apabila pasien sudah aterm dan memasuki fase aktif, pesarium dapat dipasang kembali
untuk mencegah terjadinya prolaps
Perawatan 1 minggu, 1 bulan, dan 3 bulan
idealnya penggantian pesarium setiap bulan, namun terkadang apabila kelalaian pasien,
pesarium dapat tertanam di dinding vagina.
bisa untuk hamil, saat kehamilan 4 bulan, bisa dilepas. saat masuk aterm atau fase aktif
dapat dipasang kembali

6. Sartika – Apakah prolaps tidak akan terjadi lagi setelah dipasang pessarium, dan apakah
pessarium dipakai seumur hidup? bagaimana perawatannya?
Jawab:
Terdapat 4 prinsip penanganan:
1. Hilangkan keluhan
2. Memperbaiki fungsi
3. Mengembalikan anatomi
4. Estetika

Ya, pesarium dipakai seumur hidup sehingga memerlukan perawatan yang baik. Pada
awal pemasangan pesarium, pasien harus kontrol pada 1 minggu, 1 bulan dan 3 bulan
paska pemasangan. Idealnya penggantian pesarium setiap bulan, sehingga kebersihan dan
posisi pesarium benar, namun terkadang apabila kelalaian pasien seperti tidak pernah
kontrol, pesarium dapat tertanam di dinding vagina. Maka dari itu, sebagai dokter, kita
harus mengedukasi pasien atau perawat pasien untuk dapat rutin kontrol atau mengganti
dan memasangkan sendiri pesariumnya serta melakukan perawatan sendiri

Anda mungkin juga menyukai