Anda di halaman 1dari 2

1. Gerry: Pessarium diindikasikan pada pasien yang menolak operasi.

Apakah pemakaian pessarium memiliki komplikasi / efek jangka panjang?


Risiko
- Nyeri  syok neurogenik

Komplikasi
Jangka pendek
- Nyeri
- Gangguan berkemih (urgensi dan inkontinensia)
Jangka panjang
- Gangguan defekasi
- Retensio urin

2. Rahmi: Bagiamana dokter menentukan pasien perlu diberikan tatalaksana


operatif atau konservatif?

Grade 1-2 (prolaps ringan) : bisa dilakukan konservatif

Grade 3-4 (prolaps berat) : operatif (histerektomi atau histeropeksi)

- Histerokpeksi pervaginam

- Histeropeksi perabdominam
o Laparotomi
o Laparoskopi sacro hiseteropeksi
o Laparoskopi sacro kolpopeksi

Konservatif dapat dilakukan jika pasien tidak layak anestesi atau pasien
tidak menyetujui tindakan operasi

3. Assyifa: Apakah kasus organ panggul ini dapat terjadi saat kehamilan, jika
terjadi bagaimana tatalaksana nya?

Prolaps dapat terjadi pada ibu hamil baik prolaps yang berat atau ringan.
Tatalaksana tergantung pada trimester berapa hamilnya. Pesarium
biasanya dipakai sampai kehamilan 36 minggu (uterus sudah keluar dari
cavum pelvis)
Jika tidak dipasang pesarium serviks akan bergerak bebas dan tidak terjadi
pendataran
Pessarium dilepas ketika masuk ke fase aktif karena cervix sudah
membuka maksimal

4. Miranti: Bagaimana pencegahan POP pada pasien yang memiliki faktor


risiko?
Faktor risiko yang bisa dihindari
- Janin besar  emngurangi konsumsi karbohidrat
- Ruptur perineum episiotomi
- Partus lama
- Kala II lama
- Partus macet
- Malposisi
- Penyakit kronik
Faktor risiko yang tidak bisa dihidari
- Menopouse
- Gangguan hormon
-

5. Wiena: apakah kasus POP yang sudah ditatalaksana itu dapat terjadi
kembali/kambuh?
Bisa. Karena pada dasarnya ada kelmahan dasar panggul.
Dasar panggul yang lemah dapat dilakukan penggatian dengan mesh
pervaginam/perabdominam

Anda mungkin juga menyukai