Ada tiga kemungkinan kontributor untuk risiko CVD yang lebih tinggi
selama trimester ke-3 dan periode postpartum. Pertama, volume darah yang
bersirkulasi meningkat lebih cepat setelah 20 minggu kehamilan, dan mendatar
pada 32 minggu kehamilan hingga 40-45% di atas volume sebelum hamil.
Dengan demikian, trimester ke-3 adalah yang paling membebani jantung ibu.
Kedua, aliran balik vena, curah jantung, dan tekanan darah berfluktuasi pada
periode intrapartum karena kontraksi dan nyeri uterus. Ketiga, curah jantung
meningkat pada periode postpartum karena darah uterus mengalir kembali
langsung ke vena cava inferior. Pada dasarnya, trimester ke-3, intrapartum, dan
periode postpartum adalah saat fluktuasi dramatis dan memberikan stres pada
jantung. Oleh karena itu, wanita hamil harus dipantau secara ketat untuk tanda-
tanda awal CVD selama periode ini.1
Pada pasien ini, tidak banyak data yang dapat mendukung secara jelas
penyebab kematian. Berdasarkan dari keluhan pasien yaitu rasa capek yang berat
(extreme fatigue), dan kelemahan dapat mengarah ke kardiomiopati peripartum
(PPCM). PPCM adalah kondisi jantung yang mengalami dilatasi, yang berarti
ruang jantung membesar dan otot melemah. Hal ini menyebabkan penurunan
persentase darah yang dikeluarkan dari ventrikel kiri jantung dengan setiap
kontraksi. Hal itu menyebabkan aliran darah menjadi lebih sedikit dan jantung
tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan organ tubuh akan oksigen, yang
mempengaruhi paru-paru, hati, dan sistem tubuh lainnya. 4 PPCM relatif jarang
terjadi, tetapi dapat merusak, dengan tingkat kematian yang dilaporkan antara
18% dan 56%. Penyebab kematian yang biasa pada pasien PPCM adalah gagal
jantung progresif, aritmia atau tromboemboli. Angka kematian terkait dengan
kejadian emboli telah dilaporkan sebanyak 30%. Penyebab kematian pasti hanya
dapat ditentukan dengan pemeriksaan post mortem.5
Dari sudut pandang medis preventif, wanita dengan riwayat CVD harus
dinasihati dengan hati-hati mengenai risiko kehamilan yang mengancam jiwa,
baik untuk mereka dan bayi yang belum lahir. Selama kehamilan, semua wanita
harus dipantau secara ketat untuk tanda-tanda awal MD-CVD dengan
menggunakan alat skrining yang tersedia, seperti pemantauan Holter dan kadar
brain natriuretic peptides, terutama selama trimester terakhir. Sangat penting
untuk melakukan follow up rutin wanita yang berisiko CVD selama setidaknya 3
bulan setelah akhir kehamilan untuk menghindari kematian ibu akibat CVD yang
terlambat.1