Anda di halaman 1dari 4

Pada 17 Februari 2022 pukul 15.20, Ny.

R mengatakan ingin ke kamar


mandi mau BAK dan meminta bantuan keluarganya yang kebetulan berada
disamping pasien saat itu, karena saat bangun dari tempat tidur pasien hampir
terjatuh kemudian keluarganya langsung menyuruh pasien untuk berbaring
kembali, pasien saat itu mengeluh haus dan ingin minum tetapi tidak bisa minum
dan mengatakan capek tidak kuat lagi, keluarga langsung menelepon bidan
setempat jam 15.34 wib, bidan pun langsung datang memeriksa pasien dan saat
itu juga pasien dinyatakan sudah meninggal. Saat meninggal pasien sudah
memasuki masa postpartum hari ke 12. Riwayat persalinan pada tanggal 5
februari 2022 dengan diagnosa G2P1A0 H 40-41 minggu Kala I fase aktif
memanjang. Pasien diindikasikan untuk persalinan secara SC. Pasien dirawat
sampai tanggal 6 Februari 2022. Tidak ada data tentang keluhan yang berarti
selama dirawat.

Kematian ibu adalah kematian seorang wanita selama kehamilan dan


dalam 42 hari setelah melahirkan. Pada kasus kematian mendadak postpartum
seperti yang dialami Ny. R, diagnosis langsung atau tidak langsung yang paling
sering terkait dengan kematian ibu adalah; hipertensi yang diinduksi kehamilan,
emboli paru, emboli cairan ketuban, perdarahan dan penyakit jantung dan otak
(cerebrovascular disease). Dari data CDC, hampir 31% kematian terjadi selama
kehamilan, dan 36% lainnya terjadi selama persalinan atau seminggu setelahnya.
Cerebrovascular disease (CVD) terutama kardiomiopati disebut menyebabkan
sebagian besar kematian pada periode hingga satu tahun setelah melahirkan.1

Ada tiga kemungkinan kontributor untuk risiko CVD yang lebih tinggi
selama trimester ke-3 dan periode postpartum. Pertama, volume darah yang
bersirkulasi meningkat lebih cepat setelah 20 minggu kehamilan, dan mendatar
pada 32 minggu kehamilan hingga 40-45% di atas volume sebelum hamil.
Dengan demikian, trimester ke-3 adalah yang paling membebani jantung ibu.
Kedua, aliran balik vena, curah jantung, dan tekanan darah berfluktuasi pada
periode intrapartum karena kontraksi dan nyeri uterus. Ketiga, curah jantung
meningkat pada periode postpartum karena darah uterus mengalir kembali
langsung ke vena cava inferior. Pada dasarnya, trimester ke-3, intrapartum, dan
periode postpartum adalah saat fluktuasi dramatis dan memberikan stres pada
jantung. Oleh karena itu, wanita hamil harus dipantau secara ketat untuk tanda-
tanda awal CVD selama periode ini.1

Kardiomiopati Peripartum (PPCM) adalah gagal jantung yang dapat


terjadi pada bulan terakhir kehamilan atau dalam waktu lima bulan setelah
melahirkan tanpa adanya penyakit jantung yang mendasarinya. Faktor risiko
terkait PPCM adalah usia ibu lanjut, obesitas, hipertensi kronis, multiparitas,
kehamilan ganda,dan preeklamsia.2

Sudden Adult/Arrhythmic Death Syndrome (SADS) adalah kematian orang


dewasa di mana tidak ada penyebab yang dapat diidentifikasi dan dilaporkan
sebagai penyebab paling umum kematian ibu karena jantung. SADS juga
dikaitkan dengan obesitas, hipertrofi jantung, aterosklerosis, dan konsentrasi asam
lemak non-esterifikasi yang bersirkulasi tinggi.1

Meskipun sangat jarang, beberapa wanita meninggal karena komplikasi


dengan persalinan sesar. Kematian hampir selalu disebabkan oleh satu atau lebih
komplikasi yang disebutkan di atas, seperti infeksi yang tidak terkontrol,
pembekuan darah di paru-paru, atau kehilangan banyak darah. Meskipun banyak
komplikasi di atas juga dapat terjadi setelah persalinan pervaginam, angka
kematian ibu setelah persalinan sesar adalah tiga hingga empat kali lebih tinggi.3

Pada pasien ini, tidak banyak data yang dapat mendukung secara jelas
penyebab kematian. Berdasarkan dari keluhan pasien yaitu rasa capek yang berat
(extreme fatigue), dan kelemahan dapat mengarah ke kardiomiopati peripartum
(PPCM). PPCM adalah kondisi jantung yang mengalami dilatasi, yang berarti
ruang jantung membesar dan otot melemah. Hal ini menyebabkan penurunan
persentase darah yang dikeluarkan dari ventrikel kiri jantung dengan setiap
kontraksi. Hal itu menyebabkan aliran darah menjadi lebih sedikit dan jantung
tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan organ tubuh akan oksigen, yang
mempengaruhi paru-paru, hati, dan sistem tubuh lainnya. 4 PPCM relatif jarang
terjadi, tetapi dapat merusak, dengan tingkat kematian yang dilaporkan antara
18% dan 56%. Penyebab kematian yang biasa pada pasien PPCM adalah gagal
jantung progresif, aritmia atau tromboemboli. Angka kematian terkait dengan
kejadian emboli telah dilaporkan sebanyak 30%. Penyebab kematian pasti hanya
dapat ditentukan dengan pemeriksaan post mortem.5

Dari sudut pandang medis preventif, wanita dengan riwayat CVD harus
dinasihati dengan hati-hati mengenai risiko kehamilan yang mengancam jiwa,
baik untuk mereka dan bayi yang belum lahir. Selama kehamilan, semua wanita
harus dipantau secara ketat untuk tanda-tanda awal MD-CVD dengan
menggunakan alat skrining yang tersedia, seperti pemantauan Holter dan kadar
brain natriuretic peptides, terutama selama trimester terakhir. Sangat penting
untuk melakukan follow up rutin wanita yang berisiko CVD selama setidaknya 3
bulan setelah akhir kehamilan untuk menghindari kematian ibu akibat CVD yang
terlambat.1

1. Tanaka H, Katsuragi S, Osato K, Hasegawa J, Nakata M, Murakoshi T, et


al. The increase in the rate of maternal deaths related to cardiovascular
disease in Japan from 1991–1992 to 2010–2012. J Cardiol. 2017 Jan
1;69(1):74–8.
2. Okeke T, Ezenyeaku C, Ikeako L. Peripartum Cardiomyopathy. Ann Med
Health Sci Res [Internet]. 2013 [cited 2022 Apr 18];3(3):313. Available
from: /pmc/articles/PMC3793431/
3. Deneux-Tharaux C, Carmona E, Bouvier-Colle MH, Bréart G. Postpartum
maternal mortality and cesarean delivery. Obstet Gynecol.
2006;108(3):541–8.
4. Krexi D, Sheppard MN. Cardiovascular causes of maternal sudden death.
Sudden Arrhythmic Death Syndrome is leading cause in UK. Eur J Obstet
Gynecol Reprod Biol [Internet]. 2017 Sep 1 [cited 2022 Apr 18];216:261.
Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28802710/
5. Kasap B. Sudden Death of a Woman at Postpartum Period - Myocarditis
Related with Peripartum Cardiomyopathy: Autopsy Diagnosis, Case
Report. Clin Stud Med Case Reports. 2015 Mar 27;2(1):1–2.

Anda mungkin juga menyukai