Anda di halaman 1dari 9

Etiologi (Faktor risiko)

Penyebab plantar fasciitis sering tidak jelas dan mungkin multifaktorial.


Ada beberapa faktor penyebab pada kasus fasciitis plantaris. Beberapa faktor
tersebut antara lain yaitu faktor anatomi, faktor biomekanik, dan faktor
lingkungan. Contoh pada faktor anatomi termasuk arcus yang rendah atau pes
planus, arcus yang tinggi atau pes cavus, dan tekanan tubuh yang berlebih atau
obesitas. Pada faktor biomekanik termasuk tightness pada tendon achilles,
kelemahan flexor plantar fascia. Pada faktor lingkungan bisa disebabkan oleh
trauma, dan aktivitas yang berlebih. Karena tingginya plantar fasicilitis insiden di
pelari, yang terbaik adalah mendalilkan disebabkan oleh microtrauma berulang.1

Penatalaksanaan
Plantar fasciitis paling baik diobati secara konservatif, lalu pembedahan
pada kasus yang sulit sembuh. Perawatan membutuhkan penggunaan beberapa
modalitas, edukasi pasien, dan waktu. Perbaikan bertahap dan dapat memakan
waktu hingga satu tahun. 2

1. Konservatif
Pengobatan konservatif fasciitis plantaris ditujukan untuk
mengatasi komponen inflamasi yang menyebabkan ketidaknyamanan dan
faktor biomekanik yang menyebabkan gangguan. Edukasi pasien sangat
penting. Pasien harus mengerti penyebab dari rasa sakit termasuk faktor
biomekanik. Perawatan awal harus mengatasi inflamasi lokal, kelainan
mekanik yang mendasarinya, dan kesalahan dalam latihan. Karena plantar
fasciitis dilihat sebagai sindrom penggunaan berlebihan, istirahat relatif
harus menjadi pengobatan lini pertama baik atlet dan non-atlet2
Langkah angkah penanganan konservatif dapat dikategorikan
sebagai berikut: Teknik penggunaan taping, penggunaan sepatu athletic,
Stretching (Peregangan) dan Straigthening (Pelurusan) Penunjang Arch
(bentuk kaki) dan Orthotics, Night Splints, AntiInflammatory Agents,
Iontophoresis dan Corticosteroid Injections
a. Teknik penggunaan taping
Penggunaan teknik taping untuk mengurangi rasa sakit akibat fasciitis
plantaris. Rasa sakit secara signifikan dapat dikurangi dengan
perlindungan pembatasan pergerakan kaki.3

a) Penempatan tape strip ukuran 11/2 inch. Putari metatarsal, tutupi


areal medial dan pinggiran kaki lateral.
b) Gunakan tape ukuran 1 inch. Mulai dari metatarsal kepala ke lima,
diikuti dengan sekeliling lateral kemudian putari calcaneous dan
silangi ke posisi mulamula
c) Ulangi langkah diatas, mulai dan akhiri pada kepala metatarsal
pertama
d) Alternatif bentuk silang 3 kali setiap posisi.
e) Tutup permukaan plantar dengan 11/2 inch tape.
f) Akhiri dengan menutupi seluruh permukaan tape dengan 2 lapis
tape lagi. Penggunaan sepatu athletic

Gambar 3. Teknik Penggunaan Taping

b. Stretching (Peregangan) dan Straigthening (Pelurusan)


Peregangan tendon achilles berguna sebagai terapi tambahan pada
fasciitis plantaris. Cara pertama dengan meletakan papan diatas
sebuah batubata. Cara kedua dengan mendorong dinding, yaitu
meletakan kaki pertama 6 inchi dari dinding dan kaki yang lainnya
setinggi 2 feet dari dinding, dan kemudian gerakan kedepan dinding
sambil mempertahankan kedua tumit berada pada lantai. Ketiga
dengan Prostretch. Keempat dengan night splint.4

Gambar . Latihan mendorong dinding untuk stretching (peregangan)

otot Gastrocnemius kanan dan otot Soleus kiri.

Gambar . Naik tangga dan Berdiri di Papan miring


Gambar. Macam-Macam Cara Stretching

c. Penggunaan sepatu atletik


Penggunaan sepatu yang tepat juga dapat membantu mengurangi
rasa sakit. Pada penderita yang memiliki telapak kaki rata, sepatu
khusus untuk mengatur pergerakan atau sepatu yang lebih lebar
longitudinalnya bisa membantu. Beberapa pasien menggunakan
sepatu yang kekecilan, yang bisa mengakibatkan gejala gejala sakit
pada kaki. Pasien disarankan untuk merubah aktifitas seharihari,
seperti memakai sepatu athletik yang sesuai dengan lengkung
medial ketika berjalan. Pasien diberikan bantalan logitudinal
metatarsal pada kunjungan pertama, tebalnya 14 inchi, yang diukur
dari distal tuberkel calcaneus medial sampai 0,5 cm proksimal dari
ujung metatarsal. Bagian yang medial dibuat lebih tebal dibanding
lateral. Bantalan ini berguna untuk mengurangi pronasi.4
d. Night Splints
Penggunaan night splints pada gambar (orthosis) pada malam
hari dan mempertahankan kaki pada sudut 90 derajat atau lebih dari
pergelangan kaki telah digunakan sebagai terapi tambahan pada
fasciitis plantaris. Balut gips ini mencegah kontraksi fascia plantar
saat pasien tidur. Berdasarkan penelitian pada pasien yang diterapi
dengan balut gips, 83% pasien mengatakan rasa sakitnya menghilang.
Faktor biomekatik yang menyebabkan gerakan pronator abnormal
yang menekan bagian medial fascia plantar harus dihilangkan. Latihan
peregangan dilakukan pada kedua kaki selama 68 minggu, lalu
dievaluasi Kembali.4,5

Gambar. Night splints

e. AntiInflammatory Agents
Es adalah lini pertama anti-inflamasi pengobatan untuk plantar
fasciitis, terutama untuk atlet. Icing harus dilakukan setelah
menyelesaikan latihan, peregangan, dan penguatan, dan perawatan ini
dapat diterapkan melalui pijat es, penangas es, atau es, sebagai
berikut6:
• Untuk es pijat, pasien membeku air dalam cangkir kertas atau
polystyrene kecil dan kemudian menggosok es di atas tumit yang
menyakitkan, menggunakan gerakan melingkar dan tekanan moderat
selama 5-10 menit.

• Untuk penangas es, pad dangkal diisi dengan air dan es, dan pasien
membasahi tumit selama 10-15 menit, untuk mencegah cedera dingin,
neoprene penutup kaki harus digunakan, atau jari kaki harus dijauhkan
dari air es

• Untuk kompres es, es hancur ditempatkan dalam kantong plastik


dibungkus handuk, kemudian diterapkan selama 15-20 menit,
penggunaan es hancur memungkinkan paket yang akan dibentuk
untuk kaki, sehingga meningkatkan bidang kontak (sekantong biji
jagung beku dikemas dibungkus handuk adalah alternatif yang baik).

Bila pasien tidak mempunyai kontraindikasi nonsteroidal


antiinflamasi (NSAID) dapat digunakan. Agen ini dapat berguna
sebagai tambahan untuk mengendalikan rasa sakit sementara plantar
fasciitis individu sedang diobati dengan peregangan dan penguatan.

f. Injeksi Kortikosteorid
Injeksi kortikosteroid harus dihindari pada awal terapi fasciitis
plantaris. Kortikosteroid hanya digunakan sebagai terapi tambahan
pada fasciitis plantaris kronik. Setelah melakukan kontrol biomekanik.
Injeksi ini dapat menyebabkan hilangnya lapisan lemak jika
digunakan tidak benar. 3 ml NSAID yang dicampur dengan 1%
lidokain, 0,5% marcaine, dan 1 ml triamcinolone (40 mg per mL)
diinjeksikan sekitar processus medual tuberositas calcaneus.
Pengunaan radiografik digunakan sebagai alat bantu untuk
mengetahui tempat injeksi.8 Injeksi kortikosteroid diberikan kepada
pasien yang tidak berespon terhadap program peregangan dan/atau
memakai sepatu yang cocok atau orthosis. Berdasar penelitian, injeksi
intralesi kortikosteroid lebih efektif dan harganya lebih efektif
daripada terapi extracorporeal shockwave yang telah diberikan dalam
waktu lebih dari 5 minggu.6

Injeksi kortikosteroid disuntikan dengan jarum ukuran 22, panjang


1,5 inchi (3,8 cm) untuk menyuntikan 4 mL anestesi lokal (contohnya
lidokain) dan 1 ml (40 mg) kortikosteroid (contoh
methylprednisolone). Palpasi bagian anterior tuberkel calcaneus
plantar medial dan masukan jarum pada sisi ini. Masukan jarum
sampai mencapai bagian anterior distal dari tuberositas calcaneus
medial plantar, lalu injeksikan. Jangan menyuntikan pada bagian
superfisial pada bagian subkutan, karena injeksi kortikosteroid pada
lapisan lemak superfisial dapat menyebabkan nekrosis dan atrofi,
menyebabkan telapak kaki tidak dapat merasakan tekanan.6

Penempatan yang tidak tepat suntikan kortikosteroid untuk plantar


fasciitis dapat menyebabkan nekrosis dan atrofi pad lemak plantar di
tumit. Komplikasi ini dapat mengakibatkan rasa sakit yang signifikan
dan tingkat aktivitas menurun untuk pasien. Pendarahan atau memar
pada umumnya diharapkan hanya pada pasien yang telah gangguan
perdarahan atau mengambil antikoagulan. Infeksi pada tempat
suntikan jarang terjadi, tapi mungkin. Selain teknik steril untuk
prosedur itu sendiri, pasien perlu menjaga kebersihan kaki baik
setelah injeksi. Reaksi alergi terhadap obat disuntikkan jarang
ditemukan.6

g. Extracorporeal Shock-Wave Therapy


ESWT telah diusulkan sebagai pilihan pengobatan untuk plantar
fasciitis. Terapi jaringan dengan tekanan tinggi gelombang suara
dengan mekanisme kerjanya yang untuk (1) merangsang aliran darah
untuk respon imun menguntungkan, (2) merangsang penyembuhan,
dan (3) menutup jalur nyeri saraf melalui gate-control theory.
Meskipun ESWT belum secara definitif terbukti efektif, telah
disetujui oleh US Food and Drug Administration (FDA) untuk
pengobatan plantar fasciitis dan tenis elbow.2

2. Pembedahan
. Untuk kasus yang sulit sembuh, rujuk untuk pelepasan fasia secara
pembedahan yang terbatas dengan dekompresi saraf lokal dengan atau
tanpa eksisi heel spur. Aplikasi bedah harus dipertimbangkan hanya
ketika semua yang lain perawatan gagal dalam kasus PF. Metode yang
digunakan adalah plantar fasciotomy parsial terbuka atau tertutup. Plantar
fasciotomy adalah pendekatan populer di mana hingga setengah dari fasia
dilepaskan dalam beberapa kasus. Metode terbuka membutuhkan 3 cm
hingga 6 cm sayatan pada medial plantar untuk melepaskan fasia. Reseksi
saraf dan diseksi kalkanealis juga dilakukan selama prosedur ini.
Endoskopi digunakan untuk melepaskan fasia di tempat metode tertutup.
Dalam metode ini, reseksi tonjolan kalkaneus tidak dilakukan. Menurut
hasil penelitian sebelumnya, keduanya jenis pengobatan dilaporkan
memiliki manfaat yang sama. Tingkat keberhasilan dalam metode bedah
adalah sekitar 70% hingga 90%. Durasi penyembuhan setelah operasi ini
dapat berkisar dari beberapa minggu hingga beberapa bulan.6,7

3. Pencegahan
Pendidikan adalah sarana yang paling penting untuk mencegah
plantar fasciitis. Instruksikan atlet dengan plantar fasciitis untuk
pemanasan cukup sebelum memulai aktivitas, terus peregangan program,
dan es turun setelah aktivitas. Pasien mungkin perlu untuk mengurangi
berjalan mereka sementara, kemudian, mereka dapat melanjutkan tingkat
sebelumnya aktivitas mereka pada kebijaksanaan dokter dan terapis fisik.

Istirahat sangat penting untuk pengobatan plantar fasciitis. Ini


termasuk kegiatan modifikasi atau tingkat relatif istirahat, istirahat total
mungkin tidak praktis, terutama bagi individu yang lebih aktif dan bagi
mereka yang pekerjaannya membutuhkan berdiri. Latihan alternatif atau
menghindari kegiatan akan meningkatkan tingkat keberhasilan
menghilangkan rasa sakit dan kepatuhan pasien.2,6

1. Arnold MJ, Moody AL. Common Running Injuries: Evaluation and


Management. Am Fam Physician. 2018 Apr 15;97(8):510-516
2. Pobre T. Oxford American Handbook of Physical Medicine and
Rehabilitation. Vol. 1, Oxford. 2010. 207–215 p.
3. Podolsky R, Kalichman L. Taping for plantar fasciitis. J Back
Musculoskelet Rehabil. 2015. ;28(1):1-6.
4. Mizel MS, Marymont JV, Trepman E. Treatment of plantar fasciitis with a
night splint and shoe modification consisting of a steel shank and anterior
rocker bottom. Foot Ankle Int. 1996;17(12):732-5.
5. McPoil TG, Martin RL, Cornwall MW, Wukich DK, Irrgang JJ, Godges
JJ. Heel pain--plantar fasciitis: clinical practice guildelines linked to the
international classification of function, disability, and health from the
orthopaedic section of the American Physical Therapy Association. J
Orthop Sports Phys Ther. Apr 2008;38(4):A1-A18.
6. Bek N, Plantar BN, Abit Kocaman A, Yildiz S. Plantar Fasciitis and
Current Treatment Approaches. Clin Surg [Internet]. 2017;2:1752.
Available from: http://clinicsinsurgery.com/
7. Cornwall MW, McPoil TG. Plantar fasciitis: etiology and treatment. J
Orthop Sports Phys Ther. 1999;29(12):756-60.

Anda mungkin juga menyukai