BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyebab tersering rasa sakit pada telapak kaki terutama pada tumit
adalah fasciitis plantaris atau nama lainnya calcaneus spur. Biasanya
disebabkan ketidakseimbangan biomekanik yang menyebabkan tekanan
sepanjang fascia plantaris. Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan
pemeriksaan fisik termasuk lokasi rasa sakit. Rasa sakit dapat berasal dari
neurologi, trauma, atau sistemik.1
Fasciitis plantaris merupakan penyebab utama sakit pada tumit,
mempunyai gejala klinis berbeda-beda. Walaupun rasa sakit berada sepanjang
fascia plantaris, biasanya terbatas pada medial inferior calcaneus pada
processus medial tubercel calcaneus. Tulang yang menonjol merupakan bagian
insersio fascia plantaris centralis dan abductor hallucis brevis, flexor
digitorum brevis.1 Fasciitis plantaris atau disebut juga Heel spur syndrome.
Tapi penamaan ini tidak tepat. Spur dalam hal ini bukan penonjolan tulang
pada calcaneus inferior yang merupakan penyebab sakit, bukan hanya
penonjolan yang radiografik. Tidak ada hubungan antara rasa sakit dan
ada/tidaknya penonjolan tulang, dan eksisi spur bukan merupakan bagian dari
operasi pada fasciitis plantaris. Fasciitis plantaris terjadi pada pria dan wanita,
tapi lebih sering pada usia tua. Angka kejadian dan keparahan berhubungan
dengan obesitas.1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Calcaneus spur adalah suatu eksostosis (pertumbuhan tulang yang tidak
semestinya) di daerah tuber calcaneus, yang bentuknya seperti jalu ayam.
Plantar fascitis adalah peradangan fasia plantaris atau aponeurosis di
perlekatannya pada calcaneus.
B. Etiologi
Beberapa faktor fasciitis plantaris dapat diakibatkan karena:
- Terlalu lama berdiri yang bila bergerak terjadi peningkatan tekanan yang
besar secara tiba-tiba pada telapak kaki sehingga dapat menyebabkan
-
(menahan berat badan). Fascia plantaris yang sangat tegang yang dapat
menyebabkan robekan dari bawah tumit.5
Gambar 1. Plantar Fasciitis
D. Gejala Klinik
Rasa sakit yang sangat berat di bawah tumit terutama ketika berdiri dari
bangun tidur pagi hari atau mencoba berdiri setelah istirahat. Rasa sakit
sesudah istirahat sangat tajam dan berkurang setelah 5-10 menit (85%). Rasa
sakit pada tuberkulum calcaneus medialis. Rasa sakit bisa perlahan-lahan,
tanpa riwayat trauma akut. Rasa sakit terjadi 24 jam sehari atau ketika
berjalan atau berdiri (82%). Rasa sakit saat ditekan oleh jari (lebih dari 70%).
1. Scanning tulang menunjukan peredaran darah yang tinggi pada fascia yang
ke tumit, terutama jika rasa sakit memburuk. Jika scanning tulang positif,
hal ini menandakan stress fraktur, infeksi, atau perlukaan operasi. Jika
scanning tulang negatif, hal ini bukan menandakan stress fraktur,
kemungkinan penyebab lain adalah terlukanya saraf atau fasciitis plantaris.
2. Pemeriksaan laboratorium dapat digunakan untuk mencari kemungkinan
arthritis, tapi tidak dapat dipakai sebagai pembuktian sebagai arthritis.
3. MRI bisa digunakan untuk membantu konfirmasi fasciitis plantaris tapi
bisa. Pada MRI ditemukan penebalan fascia. MRI merupakan standar
untuk mengetahui adanya fraktur, ruptur fascia plantaris atau infeksi.
4. Ultrasound dapat digunakan sebagai alat diagnosis untuk melihat
ketebalan fascia. Pada penelitian ditemukan fascia yang menebal 2 kali
lipat (5,2 mm) pada pasien dengan sakit tumit dibandingkan dengan
kontrol (2,6 mm).4,9
5. Foto roentgen proyeksi lateral dan anteroposterior menggambarkan kaki
bagian belakang dan depan, juga menggambarkan kelainan tulang seperti
fraktur, tumor, atau rheumatoid arthritis di calcaneus. Radiografi
ditunjukan untuk menunjang diagnosis klinik.1,8
G. Penatalaksanaan
1. Konservatif
Edukasi pasien sangat penting. Pasien harus mengerti penyebab dari rasa
sakit
termasuk
faktor
biomekanik.
Langkah-langkah
penanganan
10
Kontras bath (bak air hangat dan air dingin): rendam kaki yang sakit pada
air hangat dan air dingin secara bergantian untuk jangka waktu 3-5 menit
setiap hari.
Hindari berjalan kaki/ berlari yang berlebihan, Hindari berjalan tanpa alas
kaki
11
Pilih sepatu/ sandal yang nyaman dan enak dipakai, disarankan untuk
menggunakan sepatu / sandal dengan alas yang lunak.
Dapat juga menggunakan sepatu dengan hak tinggi (high heel) 3-5 cm
untuk mengurangi tekanan pada daerah tumit.
Modifikasi sepatu dengan Heel Cap untuk daerah tumit, atau bagi
mereka yang mempunyai kaki ceper perlu diberikan Medial Weidge.
Ortotik & Prostetik: membuat alat bantu untuk anggota badan yang lemah
(Ortotik) atau membuat alat ganti/ palsu untuk bagian tubuh yang hilang
(Prostetik); dan juga membuat alat bantu jalan seperti kursi roda, tongkat,
walker, dsb.
H. Prognosis
Pasien yang tidak membaik setelah pengobatan konservatif selama 9 sampai
12 bulan, disarankan operasi. Kegagalan operasi dalam menanggulangi
penyakit ini adalah 2% sampai 35%. Kegagalan ini ditandai dengan
memburuknya rasa sakit dalam satu tahun terakhir. Rasa sakit pada tumit
menetap. Sebagian pasien mengeluhkan rasa sakit yang tidak berkurang
setelah operasi mungkin disebabkan komplikasi seperti infeksi dan lain-lain.9
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Acevedo JI, Beskin JL. Complications of plantar fascia rupture associated
with corticosteroid injection. Foot Ankle Int 1998;19:91-7.
2. Barret SL, OMalley R. Plantar Fasciitis and Other Causes of Heel Pain.
American Family Physician (serial online) 1999 April 15 th (cited 2007
June 20th). Available from URL: HYPERLINK http://aafp.org
3. Batt ME, Tanji JL, Skattum N. Plantar fasciitis: a prospective randomized
clinical trail of the tension night splint. Clin J Sports Med 1996;6:158-62.
4. Benton-Weil W, Borrelli AH, Weil LS, Weil LS. Percutaneous plantar
fasciotomy: a minimally invasive procedure for recalcitrant plantar
fasciitis. J Foot Ankle Surgery 1998;37:269-72.Crenshaw AH. MD. 1992.
5.
13
9. Foye PM, Stitik TP. Plantar Fasciitis. Emedicine (serial online) 2006 Dec
21th (cited 2007 June 25th). Available From URL: HYPERLINK:
http://www.emedicine.com