Anda di halaman 1dari 4

Ruptur Tendon Achilles

Definisi

Ruptur tendon achiles adalah robek atau terputusnya tendon yang disebabkan leh suatu cidera
dari perubahan kaki secara tiba-tiba/mendadak dalam keadaan dorsofleksi pasif maksimal atau
akibat suatu trauma benda tajam/tumpul pada bawah betis.

Epidemiologi

Ruptur tendon achilles biasanya terjadi pada pria sehat berusia antara 30 dan 50 tahun
yang tidak memiliki cedera atau masalah pada kaki yang terkena sebelumnya. Kebanyakan
kerusakan Achilles terjadi di kaki kiri dalam substansi tendoachilles, kira-kira 2-6 cm di atas
insersi tendon calcanealis. Mekanisme yang paling umum dari cedera termasuk fleksi plantar
tiba-tiba, dorsiflexi tiba-tiba dari kaki, dan dorsofleksi yang terlalu keras dari kaki yang plantar
fleksi. Populasi lain yang berisiko untuk ruptur tendo Achilles adalah orang dengan kondisi
buruk, orang-orang lanjut usia, pengguna antibiotik fluorokuinolon dan kortikosteroid, dan orang
dengan latihan yang berlebih.

Manifestasi Klinik

Rasa sakit mendadak dan berat dirasakan pada bagian belakang pergelangan kaki atau betis.
Memiliki riwayat trauma langsung pada tendon Achilles atau ada suatu cedera olahraga pada
atlet atletik saat lari atau lompat.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan posisi pasien pronasi.

Look : Pada fase awal, kaki terlihat bengkak, timbul memar pada area belakang kaki.

Feel : Adanya nyeri tekan (tendernees)

Move : Tumit tidak dapat digerakkan naik atau turun dan nyeri hebat dalam melakukan plantar
flexi kaki. Pasien dapat juga melakukan plantar flexi yang lemah karena m. peroneal,
tendon tibialis anterior, dan tendon flexor hallucis masih intak.

Pemeriksaan Penunjang

Tes laboratorium atau tes imagig tidak terlalu diperlukan. Untuk mendeteksi adanya rupture
dapat digunakan USG/Rontgen.

Penatalaksanaan

1) Bedah Intervensi
Terdapat kontroversi mengenai apakah terlebih dahulu dilakukan tindakan
konservatif atau langsung dengan rekonstruksi pada tendon yang ruptur. Terdapat
manfaat dan risiko yang berbeda untuk setiap pendekatan. Pasien dengan terapi
nonoperatif memiliki resiko re-rupture sekitar 3 kali lebih tinggi dibandingkan
mereka yang diobati dengan operasi, namun pasien memiliki risiko minimal untuk
komplikasi lainnya. Tercatat komplikasi akibat perbaikan bedah terbuka termasuk
infeksi dalam (1%), fistula (3%), nekrosis kulit atau tendon (2%), rerupture (2%),
dan komplikasi kecil lainnya.
a. Bedah Percutaneous
Melalui luka tusuk, jahitan yang melewati ujung distal dan proksimal, sementara
pergelangan kaki diatur menjadi equinus maksimal. Jahitan itu kemudian
dipotong pendek, diikat menggunakan surgon’s knot. Jahitan dibersihkan dan
dibalut kering dengan perban steril. Setelah itu, pasien dipasang gips selama 4
minggu.
b. Bedah Terbuka
Rekonstruksi terbuka dilakukan dengan menggunakan pendekatan medial
longitudinal. Insisi medial memiliki keuntungan yaitu visualisasi yang lebih baik
dari tendon plantaris, serta menghindari cedera pada saraf Sural. Insisi midline
jarang digunakan karena tingkat komplikasi yang tinggi terjadinya luka dan
adhesi. Setelah pemasangan tourniquet dan palpasi tempat ruptur, insisi dibuat
melalui kulit dan lemak subkutan untuk menciptakan paratenon. Paratenon
tersebut kemudian dibagi secara longitudinal untuk mengekspos ujung ruptur
yang diirigasi dan didebridement. Ujung kemudian dijahit dengan jahitan heavy
nonabsorbable menggunakan modifikasi Kessler, Krackow, atau teknik Bunnell,
dan tidak boleh terlalu rapat.

2) Terapi Konservatif
Pengobatan nonoperative biasanya diindikasikan untuk pasien yang sudah berusia
lanjut dan / atau tidak aktif, serta bagi mereka yang memiliki penyakit sistemik atau
integritas kulit yang buruk. Pasien dengan diabetes, berhubungan masalah
penyembuhan luka, penyakit pembuluh darah, neuropati, atau komorbiditas sistemik
yang serius dianjurkan untuk memilih pengobatan nonoperative karena terdapatnya
risiko yang signifikan dari terapi operatif.
3) Medikamentosa
Tidak ada terapi medis diindikasikan untuk kondisi ini. Obat hanya diresepkan untuk
mengurangi rasa nyeri seperti acetaminophen, berbagai obat anti-inflammatory drugs
(NSAIDs), atau narkotika, tergantung pada pilihan dokter.

Anda mungkin juga menyukai