Tennis elbow adalah kondisi umum yang muncul dengan rasa sakit dan nyeri di sekitar
asal ekstensor siku. Tennis elbow bisa disebut dengan nama lain seperti tendonosis,
epikondilitis lateral dan hiperplasia angiofibroblastik. Kondisi ini cenderung terjadi
pada pemain tenis biasa di mana ada hubungan yang jelas dengan late back hand dan
forced wrist extension.
Pasien mengeluh nyeri dan juga adanya nyeri tekan di atas tonjolan tulang
epikondilus lateral. Struktur ini secara umum juga asal dari long extensor tendons
untuk lengan bawah dan tangan, serta patologi yang mendasari tampaknya
merupakan area perubahan degeneratif di dalam tendon ini.
Tennis elbow diperkirakan mempengaruhi 1-3% dari populasi orang dewasa setiap
tahun dan lebih sering terjadi di lengan yang dominan. Hal ini umumnya dianggap
sebagai overuse cedera yang melibatkan ekstensi pergelangan tangan berulang
melawan resistensi, meskipun dapat terjadi sebagai cedera akut (trauma pada siku
lateral).
Hingga 50% dari semua pemain tenis berkembang gejalanya karena berbagai faktor
termasuk teknik mengayun yang buruk dengan penggunaan raket yang berat. Hal ini
juga dapat terlihat di pekerja yang menggunakan alat berat atau melakukan tugas
mencengkeram atau mengangkat yang berulang.
Pada tahun 1974, Alanger memperkirakan prevalensi di Swedia antara 1 dan 3%.
Interval usia puncak adalah 40-50 tahun, dan dalam kelompok ini prevalensinya
meningkat menjadi 19%. Kemudian di Amerika Serikat, Dimberg menggambarkan
kondisi pada 7,4% pekerja industri dan 40–50% dari pemain tennis biasa.
C. Gangguan Umum yang sering terjadi
D. Clinical Test
a. Mill’s test
Pasien duduk dengan ekstremitas atas rileks di samping dan elbow ekstensi.
Pemeriksa secara pasif meregangkan/menstretch wrist dalam fleksi dan pronasi.
Nyeri pada epikondilus lateral atau sambungan muskulotendinosa proksimal dari
ekstensor wrist merupakan tanda positif untuk LET.
b. Cozens test
Tes Cozen juga dikenal sebagai resisted tes ekstensi wrist. Elbow distabilkan
dalam fleksi 90 °. Terapis meraba epikondilus lateral dan tangan terapis yang lain
memposisikan tangan pasien menjadi deviasi radial dan pronasi forearm.
Kemudian pasien diminta untuk melawan ekstensi wrist. Tes ini positif jika pasien
mengalami rasa sakit yang tajam, tiba-tiba, dan parah di atas epikondilus lateral.
c. The coffee cup test
Tes dilakukan saat melakukan aktivitas tertentu seperti mengambil secangkir
penuh kopi atau botol susu. Pasien diminta untuk menilai rasa sakit mereka pada
skala nol sampai sepuluh.
d. Maudsley’s test
Pemeriksa menahan ekstensi jari ketiga tangan sambil meraba epikondilus lateral.
Sebuah tes positif apabila menunjukkan rasa sakit di atas epikondilus lateral.
e. Chair test
Pasien memegang bagian belakang kursi sambil berdiri di belakangnya dan
mencoba mengangkat kursi dengan menggunakan cubitan tiga jari (ibu jari, jari
telunjuk panjang) dan siku diluruskan sepenuhnya. Tes positif bila nyeri terjadi
pada epikondilus lateral,
E. Outcome Measurement
Cutts, S., Gangoo, S., Modi, N., & Pasapula, C. (2020). Tennis elbow: A clinical
review article. In Journal of Orthopaedics (Vol. 17, pp. 203–207). Reed Elsevier
India Pvt. Ltd. https://doi.org/10.1016/j.jor.2019.08.005
Vaquero-Picado, A., Barco, R., & Antuña, S. A. (2016). Lateral epicondylitis of the
elbow. EFORT Open Reviews, 1(11), 391–397. https://doi.org/10.1302/2058-
5241.1.000049
https://www.physio-pedia.com/Lateral_Epicondylitis
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tennis-elbow/symptoms-
causes/syc-20351987?p=1