A. LATAR BELAKANG
Lateral Epicondylitis (LE) paling sering terjadi pada pekerja industri, ibu rumah tangga,
pemain olahraga yang menggunakan raket, dan aktivitas lainnya yang melibatkan gerakan wrist
dan forearm secara berulang. Penyebab terjadinya Lateral Epicondylitis belum sepenuhnya
diketahui, namun beberapa penelitian menjelaskan bahwa beberapa penyebabnya terjadi karena
adanya ruptur extensor digitorum, perubahan degeneratif pada ligamentum radial, dan hipertrofi
pada membran sinovial. Pasien LE merasakan nyeri pada lateral epicondilus saat gerakan fleksi,
ekstensii wrist, dan gerakan menggenggam (grip) pada forearm.
B. METODE
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit kota Jeonju antara bulan January dan Februari 2019.
Subjek dalam penelitian ini telah didiagnosis mengalami LE dengan skor VAS 5 atau adanya
keterbatasan pada lateral epicondilus saat ekstensi wrist. Subjek berjumlah 20 orang, kelompok
eksperimental (n=10) akan diberikan intervensi CIT dan taping setelahnya, kelompok kontrol
(n=10) akan diberikan taping setelah stretching. Pengukuran nyeri menggunakan VAS dan
pengukuran kekuatan genggaman menggunakan dynamometer. Prosedur intervensi yakni :
1. Combined Isotonic Technique, dilakukan dengan posisi tangan rileks diatas meja, posisikan
shoulder fleksi 90o, lengan atas netral, elbow joint semifleksi, forearm pronasi dan wrist
posisi netral. Fisioterapis melakukan CIT (eksentrik, konsentrik, dan static kontraksi) pada
wrist pasien dengan sisi wrist yang disentuh bergerak ke posisi fleksi dan ulnar deviasi
sampai batas nyeri. CIT diaplikasikan selama 10 detikdengan 10 kali repetisi, waktu
maximum 5 menit, intervensi dilakukan selama 4 minggu (5 kali seminggu).
2. Stretching, dilakukan dengan posisi lengan rileks diatas meja, posisikan shoulder fleksi 90o,
lengan atas netral, elbow joint semifleksi, forearm pronasi dan wrist posisi netral. Fisioterapis
melakukan stretching pada wrist pasien dengan sisi wrist yang disentuh bergerak ke posisi
fleksi dan ulnar deviasi sampai batas nyeri. Stretching diaplikasikan selama 10 detikdengan
10 kali repetisi, waktu maximum 5 menit, intervensi dilakukan selama 4 minggu (5 kali
seminggu).
3. Taping, elbow joint semifleksi, posisi awal forearm pronasi, dan wrist dalam posisi netral,
taping dipasang pada grup otot ekstensor melewati lateral epicondilus dengan posisi wrist
fleksi dan ulnar deviasi sampai batas nyeri.
C. HASIL
Penelitian ini bertujuan mengetahui effektifitas CIT dan taping pada nyeri dan kekuatan
menggenggam pasien LE. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa intervensi dengan CIT dan
taping menunjukkan perubahahan yang signifikan setelah intervensi. Terdapat perbedaan yang
signifikan antara kelompok eksperimental (pemberian intervensi CIT dan taping) dengan
kelompok kontrol. Hasilnya menunjukkan bahwa intervensi dengan CIT dan taping dapat
meningkatkan kekuatan genggaman dan menurunkan nyeri. Jadi, diperoleh hasil bahwa CIT dan
pemberian taping setelahnya dinilai efektif untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan kekuatan
genggaman pada pasien LE. intervensi dengan CIT dan taping dapat menghemat biaya dan tanpa
efek samping walaupun beberapa kasus tetap memerlukan penanganan operasi, dukungan dari
CIT dengan kombinasi kontraksi eksentrik dan konsentrik dapat membantu pemanjangan dari
soft tissue sehingga mempercepat proses penyembuhan (healing process)